Yang benar - benar merusak kekristenan adalah ketika kekristenan disamakan dengan agama.
Agama memiliki ciri atau atribut :
- Seremonial / liturgi
- Hukum / peraturan
Di mana umat diatur hukum
- Dominasi tokoh yang kuat seperti Rohaniwan
Kalau kekristenan ditandai seperti itu benar - benar rusak.
Bukan berarti KeKristenan menjadi amoral atau bejat.
Tetapi Kekristenan tidak dapat menjadi kendaraan maksud tujuan keselamatan itu diadakan.
Kalau di Perjanjian Lama hubungan Sesembahan Elohim dengan umat pilihan Bangsa Israel maksudnya itu hubungan sebagai umat.
Tetapi orang percaya dengan Theo yang adalah Bapa π dengan Yesus adalah Kurios ini hubungan Bapa dan Anak.
Lalu hubungan dengan Yesus kita bisa
- Menjadi sahabat
- Menjadi saudara
Dia menjadi sulung di antara banyak saudara.
Dulu Israel mengenal Elohim.
Elohim ini generik name, sebutan.
Bangsa - bangsa kafir juga punya Elohim.
Elohimnya banyak sesuai fungsinya, ada dewa kemakmuran, dewa perang, dewa kesuburan, Molokh, Milkom, Asyera, Asyitoret, Dagon, Baal dll.
Tapi Elohim bagi Israel itu hanya satu namanya Yahwe.
Tetapi di Perjanjian Baru ternyata Yahwe ini di dalam Elohim ini ada Bapa, ada Anak, dan ada Roh Kudus / Roh Allah / Roh Theos, maka sudah berubah lagi.
Kekristenan harus memiliki hubungan yang eksklusif dengan Dia sebagai
Anak bagi Bapa π
Sebagai tuan bahkan sahabat.
Dan Roh Kudus menuntun umat untuk bisa mewujudkan hubungan antara Anak dan Bapa antara Tuhan Yesus dan kita adalah hamba, atau sebagai sahabat.
Jadi tidak dipersoalkan liturgi harus memakai piano atau keyboard saja.
Tidak dipersoalkan mengenai tata cara liturgi sama sekali.
Itu tidak menentukan.
Ketika di Perjanjian Lama mereka mengenal Elohim yang namanya Yahwe, tidak tahu siapa - siapa di dalamnya.
Tetapi di Perjanjian Baru mereka mulai kenal ini
Bapa π
Ini yang dimaksud
- Bapa : Ho Theos
- Anak : Ho Logos
- Roh Kudus
Tuhan Yesus berkata Theos adalah Roh adanya
Yohanes 4 : 24
Allah adalah Roh adanya.
Theos adalah : Roh Allah.
Kalau menyembah Dia harus menyembah dalam Roh dan Kebenaran.
Ketika kita mengenal Bapa Theos Roh adanya, maka ibadah kita ibadah kita tidak lagi dalam ceremonial seperti upacara agama, harus begini, harus begitu, tidak lagi.
Seperti Bangsa Israel memiliki undang - undang ibadah, sudah tidak lagi begitu.
Menyembah Allah dalam Roh dan kebenaran.
Kalau seseorang
menyembah Allah dalam Roh dan kebenaran, maka ibadah yang tidak dibatasi ruang, waktu, dan tatacara maka orang percaya harus mengenakan cara hidup Tuhan Yesus πini.
" Makananku melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaanNya."
Tapi Kalau tidak memahami bahwa Elohim Roh adanya, seperti bangsa Israel dan agama - agama pada umumnya.
Seakan - akan Allah dapat disenangkan dengan ritual dan seremonial.
Ini bukan berarti kita tidak boleh menyanyi dan menari.
Bukan itu maksudnya.
Kalaupun kita begitu, itu harus ekspresi dari hati kita.
Bukan performance lahiriahnya tapi sikap hati kira.
Ibadah kita adalah ketika kita menjalani hidup dari hari ke hari.
Apakah kita mengenakan hidup putraNya ?
Itulah baru kita dapat menyenangkan hati Bapa π di Surga.
Kita mau berubah mengenakan kebenaran ini atau berpikir dengan cara ini sulit
Karena kita sudah lama
terbelenggu.
Kalau umat Israel seperti agama Samawi pada umumnya hubungan umat dengan Sesembahan yang disembah itu :
1. Bagaimana bisa menikmati perlindungan, berkatnya, maka mereka harus mentaati hukum.
2. Mereka harus ada seremonial, lalu ada tokoh yang menjadi pengantara.
Kalau kita ibadah kita adalah Roh dan kebenaran.
Hukum kita itu Tuhan sendiri, melakukan kehendak Bapa.
3. Kita tidak membutuhkan seseorang yang menjadi perantara antara kita dengan Sesembahan kita Bapa di Surga Theos.
Karena Roh Kudis ada di dalam diri kita.
Dan juru syafaat kita hanya Tuhan Yesus.
Oleh sebab itu orang kristen yang mengerti hal ini dan memberikan respon yang benar itu akan berusaha mencari Tuhan π
Akan mengisi hari hidupnya benar - benar mengenakan hidup Kekristenan, maka dibutuhkan firman- firman yang benar seperti ini yang memandu hidup kita dari hari ke hari.
Kekristenan kita bukan di dalam gereja π, tetapi di luar gereja, di manapun kita sedang memutar roda kekristenan itu.
Banyak orang belum memahami KeKristenan dengan benar.
Dengan demikian
belum pantas disebut Kristen.
Orang Kristen harus seperti Kristus.
Jadi kalau tidak semakin Kristus, itu proses, dia bukan orang Kristen, tetapi dia hanya beragama Kristen.
Sebab Kristen yang sejati seperti Kristus π
Seperti Kristus itu disebut ibadah.
Muliakanlah Allah dengan tubuhmu artinya dengan segenap hidupmu.
Sebutan Kristen muncul pertama kali di Antiokia.
Kisah rasul 1 : 26
Dikenakan murid - murid Yesus yang perilakunya seperti kristus.
Pada masa aniaya pastu belum ada ibadah seperti ini.
Tidak memiliki gedung yang megah, bahkan mereka terseok - seok.
Mereka harus menyelamatkan diri dari kejaran penguasa yang menguasai dan membunuh mereka.
Mereka tidak punya organisasi, anggaran dasar, anggaran rumah tangga.
Mereka tidak memiliki fasilitas seperti kita
Tetapi mereka disebut Kristen yaitu seperti Kristus.
Tanda apa yang kita miliki di tengah - tengah masyarakat ?
Yang menandai yang memberi ciri hidup kita.
Pada zaman itu orang bisa menandai orang yang percaya pada Yesus, itu Kristen.
Apa yang menandai kita sehingga disebut Kristen ?
Apa karena soal nama yang menunjukkan orang Kristen ?
Apa karena nama kita
seperti Yohanes, Paulus ?
Apa karena menggunakan kalung salib ?
Tetapi kelakuan kita menandai kita pengikut Kristus, seluruh kepribadian kita, watak, karakter Anak Bapa.
Inilah maksud keselamatan itu diberikan.
Kegiatan gereja π harus benar - benar dan harus sungguh - sungguh fokus ke hal ini.
Kita menjadi orang Kristen guna menemukan kembali rancangan semula, menemukan kodrat Ilahi.
Ketika Tuhan Yesus π memperkenalkan Bapa, kamu harus seperti Bapa.
Maka kenalilah Bapa.
Karena tidak ada seorang pun mengenal Anak selain Bapa.
Supaya orang mengenal Anak, Bapa mengutusNya ke bumi π
Tidak seorangpun mengenal
Bapa selain Anak kepada siapa Dia menyatakan diri.
Dia turun ke bumi, mengajarkan Bapa.
Bagaimana Bapa itu ?
Dari apa yang diajarkan Tuhan Yesus kita itu sebenarnya mengenal karakter Bapa, yaitu yang diperagakan olehNya.
Yesus menyatakan diri sebagai Anak Bapa, Anak Theos, Anak Allah.
Secara tidak langsung Dia juga mau menyatakan inilah karakter Bapa.
Kalau Dia berkata kamu harus sempurna seperti Bapa itu sama dengan kamu harus serupa Aku.
Hanya di Matius 5, kamu harus serupa dengan Aku.
Karena waktu itu Yesus belum sukses, belum berhasil, belum menang.
Kitab Ibrani mengatakan setelah Dia mencapai kesempurnaan baru Ia menjadi pokok keselamatan.
Sebelum itu Dia mengatakan kamu harus sempurna seperti Bapa.
Setelah kita mengenal Bapa dan Tuhan Yesus, kerajaan kita bukan berasal dari dunia π ini, kita harus mulai bergerak dan menggeliat untuk kepentingan kerajaan itu, tidak boleh memiliki kerajaan sendiri.
Kalau Bangsa Israel ngotot ingin bangun kembali seperti murid - murid berkata kepada Tuhan Yesus setelah kebangkitanNya, " Bilakah Tuhan memulihkan Kerajaan Israel ? "
Waktunya hanya Bapa yang menentukan.
Tuhan Yesus sendiri tidak menjelaskan kepada Petrus waktu itu, karena Roh Kudus belum diturunkan.
Setelah Roh kudus dihadirkan diturunkan Petrus mewakili murid - muridNya.
Dalam 1Petrus 1 : 3 - 4
mengatakan, bahwa hidup kita penuh pengharapan.
Bukan pengharapan di bumi, tetapi pengharapan memperoleh kekayaan di Surga.
Dia sudah berubah, fia tidak nengharapkan pemulihan bagi Israel di dunia π, maka ia rela meninggalkan semua kenyamanan hidup, ia memberitaan Injil sampai mati dipancung, dipotong.
Kristen seperti ini hari ini sudah tidak kelihatan, sudah hilang, dan kita menemukan di sini.
Berat sekali, tetapi kita bersyukur kita bisa menemukan Kekristenan itu.
Jadi Kekristenan bukan soal kita ke gereja π saja.
Kita harus menghilangkan unsur - unsur keberagamaan itu.
Tetapi harus mengerti unsur - unsur Kekristenan yang sejati.
Sebab begitu orang menjadi Kristen, mengaku percaya Yesus, menerima Dia sebagai Sang Majikan Agung, mau tidak mau harus meninggalkan kenikmatan dunia, keindahan dunia, tidak
berharap dunia membahagiakan.
Lalu masuk proses penyempurnaan.
Jadi kalau ke gereja π kita hanya mendengar firman untuk sekolah.
Jadi Kekristenan itu jalan hidup.
Jalannya itu jalan hidupnya Tuhan Yesus π
Masalah yang kita harus kita mengerti Tuhan itu tidak kelihatan.
Bagaimana orang Kristen mula - mula dianiaya.
Ketika dianiaya dan menderita Tuhan seakan - akan tidak ada.
Tuhan seakan - akan tidak berdaya membela mereka.
Menghadapi kekaisaran Roma yang begitu bengis.
Seakan - akan dewa zeus dan hermes lebih kuat dari Yesus.
Mereka dimasukkan ke kandang singa, dan singa mencabik - cabik mereka sampai mati.
Pernahkah kita berpikir kuasa dan gairah bagaimana yang membuat mereka begitu kuat, teguh menghadapi keadaan itu.
Sekarang kita tidak menghadapi aniaya.
Tetapi pengaruh dunia π yang jahat, merusak moral, merusak suasana jiwa kita.
Keteguhan bagaimanakah yang memampukan kita tidak terbawa oleh pengaruh dunia ini.
Ketangguhan bagaimanakah yang kita jalani jalan Tuhan.
Jalan ini bukan hanya jadi Kristen.
Jalan ini jalan hidupNya Tuhan Yesus π kita jalani.
Hari Minggu hanya menjadi hari suasana kebaktian gereja.
Ketika hari Senin semua kembali seperti hari - hari yang lain.
Seperti anak - anak dunia, tidak beda.
Kita harus sangat sungguh - sungguh sehingga kekristenan kita tidak hanya dalam gereja π saja.
Justru kekristenan kita ada di kehidupan kita setiap hari.
Jadi Kalau seseorang tidak mengalami proses ini, hubungan Bapa dan anak, di mana anak semakin sempurna seperti Bapa.
Hubungan Kristus dengan kita di mana kita mengabdi dan melayani, ikut mengambil bagian penderitaan di dalam Tuhan seperti Paulus katakan, ini yang kukehendaki, aku nengambil bagian dalam penderitaan Tuhan Yesus, artinya Injil harus sampai.ke ujung bumi π
Injil harus mengubah manusia.
Dan kita ini adalah pratikkan atau pelaku dari orang - orang yang harua menganjurkan Injil selain kita mengenakan, harus sempurna seperti Bapa, sehingga bisa memiliki hubungan yang intim eksklusif dengan Bapa π
Hubungan yang eksklusif dengan Tuhan Yesus di mana kita mendampingin Tuhan dalam pelayanan.
Sehingga kita sekolah, kita kuliah, kita kerja, kita lakukan semua untuk kepentingan kerajaan itu.
Baru kita berhak masuk kerajaan itu.
JBU ⚘
Tidak ada komentar:
Posting Komentar