Senin, 26 November 2018

RH Truth Daily Enlightenment November 2018 27. MELEPASKAN HAK

Kalau kita ditebus oleh darah Tuhan Yesus kita menjadi milik-Nya. Kira-kira berapa persen? Ya tentu saja seratus persen. Tidak ada budak yang dibeli dalam status lima puluh persen atau delapan puluh persen menjadi milik majikan yang membeli budak. Kepemilikan itu seratus persen. Sebagai umat tebusan yang seharusnya kehilangan segala hak, kita harus menempatkan diri sebagai budak atau hamba, bagi Tuhan Yesus yang telah membeli kita. Seratus persen Dia miliki, dengan demikian kita harus benar-benar dalam kesadaran, kita telah kehilangan segala hak kita. Jadi sebagai orang yang telah ditebus oleh darah Tuhan Yesus kita tidak berhak atas hidup kita sendiri; sama sekali. Sama sekali, tidak berhak atas hidup kita. Seluruh ruangan hidup kita baik waktu, tenaga, pikiran dan lain sebagainya, adalah milik Tuhan. Sebab Tuhan yang menciptakan kita dan telah membeli kita, atau menebus kita dengan darah-Nya yang mahal, Dia berhak memiliki kita sepenuhnya.

Ini bukan hal yang mudah, karena irama hidup kita yang sudah salah selama bertahun-tahun, maka tidak mudah menyerahkan ruangan hidup bagi Tuhan. Banyak orang Kristen tidak berkeberatan menjadi orang yang rajin ke gereja, bersedia memberi persepuluhan atau sumbangan lain, untuk kegiatan sosial, penginjilan dan lain-lain. Banyak orang Kristen tidak berkeberatan menjadi aktivis gereja bahkan sekali pun menjadi pendeta. Tetapi untuk melepaskan semua hak, ini menjadi masalah.

Dalam kehidupan orang beragama, di mana hukum-hukum menjadi tuntunan yang harus dikenakan, itu masih tidak sulit. Melakukan hukum-hukum masih tidak sulit. Tetapi yang namanya menjadi anak tebusan itu, hidup di dalam kedaulatan Allah secara penuh, di mana segala sesuatu yang kita lakukan harus sesuai dengan keinganan-Nya, bahkan semua keinginan dan rencana-rencana kita harus sesuai dengan keinginan Tuhan. Banyak orang Kristen yang masih nyaman menguasai dirinya sendiri, seakan-akan itu miliknya sendiri dan seakan-akan tidak pernah menerima penebusan. Bahkan ketika berurusan dengan Tuhan pun karena mau memperoleh sesuatu dari Tuhan. Tuhan yang dieksploitasi. Ini kan terbalik. Di mana-mana banyak orang Kristen yang begitu. Dengan meyakini Allah baik, Allah berkuasa, maka mereka mau menikmati rame-rame berkat dan kuasa Tuhan itu. Saya tidak katakan salah menikmati berkat dan kuasa Tuhan, tapi itu bukan tujuan kita sebagai orang yang ditebus oleh Darah Yesus. Kita ditebus untuk dimiliki Dia, untuk mengabdi kepada Dia. Jadi percaya kepada Yesus bukan berarti dapat menggunakan Tuhan untuk kepentingan kita. Percaya kepada Yesus berarti hidup untuk kepentingan-Nya.

Nah, sudah salah kaprah. Banyak komunitas Kristen hanya mau menggunakan Tuhan, bukan digunakan Tuhan. Ini orang-orang yang sebenarnya mau menginjak-injak kedaulatan Allah. Sebab berurusan dengan Tuhan untuk bisa menikmati Tuhan dalam arti menikmati berkat jasmani-Nya, mengalami kuasa-Nya. Kelihatannya itu bagus. Ini kehidupan orang beragama. Kalau kita menjadi anak-anak tebusan itu hidup bagi Dia, bukan lagi hidup seperti orang beragama pada umumnya.

Melepaskan kedaulatan atas diri itu bukan hanya masalah uang atau harta yang kita berikan
ke gereja atau kita sumbangkan kepada kegiatan sosial, tetapi suatu kesadaran bahwa Tuhan adalah Pemilik segala sesuatu termasuk segenap hidup kita. Untuk itu kalau kita benar-benar mau menjadi anak tebusan Tuhan, kita harus melepaskan kedaulatan atas diri kita sendiri, kita harus bersungguh-sungguh untuk menemukan Tuhan secara pribadi dengan belajar Firman dan hidup di dalam doa. Kita harus menghadap Tuhan setiap hari dengan sikap hati seakan-akan kita tidak memiliki apa-apa dan tidak memiliki siapa-siapa. Dialah yang memiliki hidup kita dan kita hanya memiliki Dia. Memang pada waktunya akan demikian. Suatu hari kita tidak akan bawa apa-apa, tidak punya apa-apa, tidak punya siapa-siapa. Hari ini kita sudah harus mulai belajar berpikir begitu. Jadi kita menghadap Tuhan dengan sikap tidak punya siapa-siapa, tidak punya apa-apa, supaya kita tidak terikat dengan apa pun, sebab kita hidup hanya untuk melayani Dia. Jadi kalau kita menghadap Tuhan itu, bukan karena kita mau membawa masalah, kita mau disembuhkan dari sakit penyakit kita, karena kita mau mendapat berkat-berkat jasmani atau apa pun; tapi karena kita mau menemukan Dia, menemukan kehendak-Nya, melakukan kehendak Tuhan, haleluya. Karena kita mau memiliki hubungan pribadi yang benar dengan Majikan, di mana kita sebagai budak atau hamba. Dengan demikian berbagai masalah hidup kita menjadi tidak berarti sama sekali, jika dibanding dengan masalah, hubungan pribadi kita dengan Tuhan sebagai majikan.

Selama ini banyak dikesankan oleh para pembicara-pembicara di mimbar bahwa Tuhan sangat menaruh perhatian kepada masalah yang dihadapi anak-anak Allah; seperti masalah sakit penyakit, masalah ekonomi, masalah jodoh, rumah tangga dan lain-lain. Padahal kita tahu yang dipersoalkan oleh Tuhan adalah, hubungan pribadi kita dengan Bapa di surga. Hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Sebagai hamba kita harus melayani Tuhan, sebagai anak dari Bapa di surga kita harus taat. Jadi ketika seorang Kristen belum dewasa Tuhan membiarkan orang itu menjadikan dirinya sebagai Tuhan. Maklum, dia masih tidak dewasa, walaupun mulut mengaku Yesus itu Tuhan, tapi kenyataannya tindakan hidupnya setiap hari belum menunjukkan bahwa Yesus dijadikan Tuhan. Tetapi ketika sudah saatnya seorang Kristen dipandang menjadi dewasa maka Tuhan menghendaki orang Kristen itu untuk memiliki prinsip-prinsip hidup seperti prinsip hidup-Nya yaitu, Makanan-Ku melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Ini yang mestinya  kita pahami.

Orang-orang Kristen yang sudah dipandang dewasa harus bisa memikul salib. Orang-orang Kristen yang memikul salib berarti orang-orang Kristen yang bisa diajak menderita bersama-sama dengan Tuhan. Penderitaan bersama-sama dengan Tuhan itu harus dipandang sebagai berkat. Kalau berkat untuk umat Perjanjian Lama adalah kemakmuran; tapi berkat untuk umat Perjanjian Baru adalah penderitaan. Sebab tidak ada Mahkota tanpa salib, tidak ada Kemuliaan tanpa penderitaan.

Kiranya kebenaran hari ini memberkati saudara-saudara sekalian.

Solagracia.

https://overcast.fm/+IqOBvwwzI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar