kehidupan sebagai anak Allah atau anak Bapa di Surga atau anak Theos, adalah kehidupan yang luar biasa. Keagungan sebagai anak-anak Bapa tidak dapat digambarkan atau diilustrasikan dengan apa pun. Sebab tidak ada keindahan atau keagungan di bumi ini yang dapat melukiskan atau menggambarkan hal ini; yaitu keagungan atau keindahan sebagai anak-anak Allah.
Kelimpahan harta, kehormatan, pangkat, jabatan, penampilan, perhiasan, gelar akademis, popularitas dan lain sebagainya, apa pun tidak bisa menandingi keagungan sebagai anak-anak Allah.
Allah adalah Allah yang Mahaagung. Keagungan Allah Bapa kita tiada tara dalam segala aspek. Dia adalah kesempurnaan dari segala keindahan, kesempurnaan dari segala keagungan, kesempurnaan dari estetika dan etika. Kalau kita menjadi anak-anak Allah tentu betapa agungnya keadaan kita. Kalau sekarang keagungan kita belum nampak, tetapi suatu hari nanti keagungan kita akan merekah, yaitu waktu kedatangan Tuhan Yesus, atau pada waktu kita dimuliakan bersama-sama Dia. Tetapi idealnya tidak usah menunggu nanti ketika dinyatakan keagungan kita sebagai anak-anak Bapa; sekarang pun mestinya, sekarang pun seharusnya keagungan sebagai anak-anak Bapa sudah merekah.
Dalam 1Yohanes 3:2 FirmanTuhan mengatakan: Saudara-saudaraku yang kekasih sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak, akan tetapi kita tahu bahwa apabila Kristus menyatakan Diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
Kalimat ini yang harus kita perhatikan 'akan menjadi sama dengan Dia'. Ini suatu hal yang sangat sulit dibayangkan. Pengharapan inilah yang membuat orang percaya pada gereja mula-mula rela kehilangan apa pun demi pengiringannya kepada Tuhan Yesus. Jadi kita bisa mengerti mengapa mereka rela kehilangan segala sesuatu dalam hidup ini, bahkan mereka rela menderita demi pengiringannya kepada Tuhan Yesus. Karena mereka percaya keagungan sebagai anak-anak Bapa yang akan merekah suatu hari nanti, ketika Tuhan Yesus datang dan memuliakan orang percaya bersama-sama dengan Tuhan Yesus.
Mengapa pengharapan seperti ini musnah dan sirna hari ini? Nyaris tidak terdengar, tidak mewarnai kehidupan banyak orang Kristen. Mengapa hal ini menjadi asing bagi banyak orang Kristen bahkan asing bagi banyak pembicara-pembicara Kristen? Buktinya hampir tidak banyak kita dengar percakapan mengenai hal ini. Justru sebaliknya yang sering kita dengar, banyak pembicara Kristen berbicara sekitar pemulihan ekonomi, sekitar mukjizat kesembuhan, sekitar sukses dalam kehidupan secara umum; sukses dalam karir, sukses dalam jabatan. Itulah sebabnya mereka memungut ayat Alkitab yang terdapat dalam Perjanjian Lama bahwa orang percaya "kata mereka" akan menjadi kepala bukan ekor, padahal ayat itu tidak ditujukan kepada orang Kristen, itu ditujukan untuk orang Israel. Lalu juga diajarkan bahwa kekayaan bangsa-bangsa akan diberikan kepada orang percaya (orang Kristen); padahal ayat itu tidak ditujukan untuk orang Kristen; ayat itu untuk orang Israel.
Berbicara mengenai kuasa Tuhan dan kebaikan Tuhan dan bagaimana bisa meraih berkat jasmani dunia ini, bagaimana bisa memiliki kenyamanan dan keamanan hidup di bumi ini, yang semua itu justru merusak bangunan berpikir iman Kristen yang murni, sebab fokus orang Kristen diarahkan bukan pada Tuhan dan Kerajaan-Nya, tetapi pada dunia ini. Ini penyimpangan yang benar-benar fatal.
Oleh karena kesalahan tersebut banyak orang-orang Kristen terbelenggu oleh filosofi dunia. Sehingga mereka tidak mampu menghayati keagungan hidup sebagai anak-anak Allah. Allah yang agung dan mulia tidak menjadi berharga sebagaimana mestinya. Sebab menilai Allah, menilai Tuhan hanya dalam kaitannya dengan berkat-berkat dunia. Pasti orang-orang seperti ini tidak dapat menyembah Allah, tidak dapat menyembah Allah seperti yang dimaksud Tuhan Yesus dalam Lukas 4:8 : Kamu harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia saja kamu berbakti.
Menyembah artinya memberi nilai tinggi. Itulah sebabnya kalau orang Kristen (orang percaya) sudah memberi nilai tinggi materi, perkara-perkara dunia fana seperti yang tadi saya sebut, kedudukan, pangkat, gelar, pujian, sanjungan; maka ia tidak akan pernah mengerti dan tidak akan pernah dapat melakukan penyembahan yang benar kepada Allah.
Jadi sebenarnya percuma mulutnya menaikkan pujian, sanjungan, pujaan kepada Allah, percuma! Itu semua merupakan formalitas yang tidak berarti sama sekali. Bahkan membuat mereka menjadi berdosa karena munafik, sebab yang mereka ucapkan tentang keagungan Allah ticak sesuai dengan pengertian dan sikap hidup mereka setiap hari. Kalau pun sesuai dengan pengertian mereka, itu pengertian yang salah tentang keagungan Allah. Mereka tidak memahami keagungan Allah yang sesungguhnya.
Saudaraku sekalian, janganlah kita menjadi sesat, janganlah pikiran kita menyimpang, perhatikanlah kebenaran ini, dan marilah kita berubah.
Kiranya melalui Suara Kebenaran hari ini, saudara-saudara diberkati oleh Tuhan.
Solagracia.
https://overcast.fm/+IqOCNSugU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar