Selasa, 27 November 2018

RH Truth Daily Enlightenment Rabu, 28 November 2018 "PEMERINTAHAN ALLAH"

Menghadirkan Kerajaan Allah yang dikalimatkan dalam doa Bapa Kami, datanglah Kerajaan-Mu, itu berarti memberi diri untuk hidup dalam Pemerintahan Allah. Pemerintahan Allah yang instrumen atau alatnya adalah Roh Kudus. Di zaman Perjanjian Lama, Pemerintahan Allah atau Teokrasi, itu menggunakan instrumen hukum/peraturan. Jadi dalam pengaturan di masyarakat, hukum-hukum itu sejajar dengan hukum Allah. Jadi hukum-hukum agama, hukum-hukum dalam Pemerintahan Teokrasi sejajar dengan hukum Allah. Jadi pelanggaran terhadap hukum-hukum itu sama dengan dosa.
Tetapi dalam kehidupan umat Perjanjian Baru, Pemerintahan Allah itu dihadirkan dalam setiap individu secara pribadi, tidak menggunakan hukum-hukum yang tertulis tapi Roh Kudus. Roh Kudus ini Roh Allah, sama. Jadi instrumennya adalah Roh Allah. Di dalamnya ada pikiran, perasaan Allah.

Menghadirkan Kerajaan Allah berarti hidup dalam pengaturan Allah secara mutlak, juga dalam segala hal. Jadi berjuang untuk menghadirkan Pemerintahan Allah dalam kehidupan pribadi, itu sebenarnya satu-satunya perjuangan yang kita harus miliki. Itu satu-satunya perlombaan yang wajib. Tapi banyak orang tidak menghargai hal ini. Mereka menganggapnya bahwa ini abstrak, tidak realistis. Padahal inilah yang dimaksud oleh Tuhan Yesus mendahulukan Kerajaan Allah. Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Sebenarnya tidak cukup hanya ke gereja, membantu kegiatan pelayanan, tidak cukup. Mestinya setiap orang Kristen dididik, dilatih, dibina menjadi warga Kerajaan Surga yang baik, dengan kualitas seperti kualitas hidup Tuhan Yesus. Tentu hal ini tidak mungkin terwujud tanpa perjuangan dan perjuangannya berat.

Jika Pemerintahan Allah dihadirkan dalam hidup seseorang, maka orang tersebut akan mengerti apa artinya berinteraksi dengan Allah secara langsung. Kalau zaman bangsa Israel, umat tidak bisa berinteraksi secara langsung dengan Allah, yang berinteraksi secara langsung itu hanya Imam. Tetapi orang percaya, itu berinteraksi langsung dengan Allah karena tubuhnya menjadi bait Roh Kudus. Kesalahan banyak orang Kristen merasa secara otomatis akan bisa  mengalami Pemerintahan Allah. Padahal doa Bapa Kami yang kalimatnya; Datanglah Kerajaan-Mu itu artinya kita dipanggil untuk menghadirkan Kerajaan Allah. Jadi kita harus memahami, bahwa doa Bapa Kami bukan sekadar formula kalimat doa; tapi formula kehidupan yang di dalamnya memuat panggilan-panggilan. Jadi kalau kita mengatakan, berikanlah kami makanan kami hari ini yang secukupnya; jangan harap ada beras dua ton turun dari langit. Tetapi maksud kalimat doa itu adalah, kita keluar rumah untuk mencari nafkah. Jadi ketika kita berkata; datanglah Kerajaan-Mu, artinya kita ini dipanggil Tuhan untuk sungguh-sungguh, benar-benar menghadirkan Pemerintahan Allah dalam hidup kita.

Banyak orang tidak mengerti, sampai mati tidak pernah mengalami realisasi hidup dalam Pemerintahan Allah tersebut. Ini berarti hidup orang itu tidak pernah berkualitas, dan maaf, harus diberitahu orang begitu tidak akan masuk Kerajaan Surga. Ia hidup dalam pemerintahannya sendiri. Jadi Kalau orang ikut Iblis itu boleh memerintah dirinya sendiri. Kalau ikut Iblis itu bebas memiliki pemerintahan dirinya sendiri. Tapi kalau ikut Tuhan harus tunduk kepada Pemerintahan Allah. Di sini kita mengerti bahwa pemerintahan Allah harus dihadirkan dengan usaha keras, usaha yang sungguh-sungguh. Kalau tidak ada usaha yang sungguh-sungguh tidak ada realisasi. Kita harus mengerti bahwa realisasi itu kita sendiri yang ciptakan, kita yang bangun, bukan Tuhan. Tuhan sediakan sarananya dan kita harus yang mengusahakan.

Jadi kalau dikatakan bahwa di dalam Matius 6:33; cari dahulu Kerajaan Allah semua akan ditambahkan kepadamu, jangan kita berpikir bahwa yang ditambahkan itu berkat jasmani. Maksudnya, kalau kita mendahulukan Kerajaan Allah, kita menghadirkan Pemerintahan Allah. Maka apa yang dikehendaki Tuhan bahwa kita tidak bisa mengabdi kepada dua tuan, terealisir di mana kita hanya mengabdi kepada Tuhan saja.  Dulu kita sering mendengar khotbah kalau kita mendahulukan Kerajaan Allah kita akan diberkati, dapat pekerjaan yang nganggur, yang sakit sembuh, yang ekonomi lemah jadi kuat, gaji tambah banyak, ini salah. Perhatikan Matius 6, dimulai dengan apa? Kumpulkan harta di Surga bukan di Bumi, di mana hartamu berada di situ hatimu berada, kamu tidak bisa mengabdi kepada dua tuan, maka jangan kuatir dan seterusnya, baru ayat 33; Cari dahulu Kerajaan Allah. Jadi kalau kita menghadirkan Pemerintahan Allah berarti kita mengumpulkan harta di Surga, berarti kita mengabdi hanya kepada Tuhan saja. Orang yang tidak menghadirkan Pemerintahan Allah, berarti dia tidak menjadikan Tuhan sebagai Majikannya.

Ingat ini!, catat ini! Semakin seseorang memiliki kedaulatan atas dirinya sendiri, maka ia semakin terlepas dari Tuhan, tidak kaya di hadapan Tuhan, makin miskin. Sebaliknya semakin melepaskan kedaulatan diri sendiri, artinya Allah makin berdaulat, dia makin kaya. Jadi kalau makin berdaulat atas dirinya sendiri, semakin terlepas dari Tuhan, itu orang jadi miskin, kasihan. Tapi kalau seorang semakin melepaskan kedaulatan diri sendiri, tapi hidup dalam kedaulatan Allah, ia semakin kaya di dalam Tuhan. Ingat! Semakin berdaulat atas diri sendiri semakin miskin, ia makin tidak punya apa-apa, tapi semakin melepaskan kedaulatannya sendiri dia semakin kaya di dalam Tuhan. Artinya Allah makin berdaulat, dia mengumpulkan harta di surga. Ia menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya Majikan. Dan orang-orang seperti ini anda tahu? beruntung. Orang yang memberi dirinya dikuasai Allah adalah orang-orang yang memiliki segala berkat surga.

Solagracia 🙏🏻


https://www.youtube.com/watch?v=jKqZ1sNhduM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar