Rabu, 07 November 2018

RH Truth Daily Enlightenment Rabu, 07 November 2018 "MENYEMBAH ALLAH"

Banyak orang Kristen tidak mengerti Injil yang murni yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Mereka masih mengenakan secara harafiah ayat-ayat Perjanjian Lama sebagai standar hidupnya. Banyak orang Kristen berpikir bahwa cara-cara yang dilakukan bangsa Israel dalam menyembah Elohim Yahwe, itu juga bisa dikenakan oleh orang Kristen, atau bisa diadopsi secara harafiah. Di banyak gereja diajarkan pengajaran yang berlandaskan ayat-ayat Perjanjian Lama, seperti misalnya hal pujian dan penyembahan.
Banyak orang Kristen berpikir bahwa Tuhan itu menyukai nyanyian-nyanyian yang diiringi musik. Sebagus mungkin musik itu, harus ada tari-tariannya disertai gambus dan kecapi, dan sorak sorai, dan lain sebagainya.

Itulah sebabnya ada orang-orang Kristen atau komunitas-komunitas Kristen yang bangga dengan musik- musik konsernya yang bagus. Yang lain bangga dengan musiknya yang spontan dengan big-bandnya. Yang lain merasa lebih bisa menyukakan hati Tuhan dengan tari-tarian dan tamborin-tamborin. Allah kita itu bukan begitu. Tuhan itu bukan menyukai penampilan lahiriah, tapi Tuhan lebih ingin kita memiliki isi perjalanan hidup setiap hari yang benar di hadapan-Nya. Ini bukan berarti nyanyian dengan tarian, dengan musik lengkap, atau orkestra itu  salah. Bukan ini maksud saya.
Kalau kita bisa memberi yang terbaik dalam arti menggunakan alat musik, big-band, orkestra, apa salahnya. Bagi seorang seniman pengungkapan cinta kasihnya kepada Allah dapat dalam bentuk-bentuk itu.

Tetapi kita harus mengerti bahwa sikap dan penampilan lahiriah, berupa nyanyian, tarian, sorak-sorai, bertepuk tangan dan sejenisnya bukan hal yang utama. Jangan berpikir Tuhan kita itu mau diperlakukan seperti bangsa Israel memperlakukan Allahnya, Elohim Yahwe. Memang Allah yang sama, Allah yang disembah oleh bangsa Israel itu Allah kita. Tetapi sebagai orang percaya kita harus memiliki standar yang lebih tinggi.
Ibadah kebaktian kita, penyembahan kita itu tidak lagi menekankan segi-segi lahiriah.
Tetapi segala sesuatu yang kita lakukan setiap hari dengan pengertian terhadap kebenaran Tuhan, harus sesuai dengan pikiran dan perasaan Allah. itulah yang utama. Ada pun kalau kita memiliki liturgi, dan di dalam liturgi itu kita memiliki nyanyian, pengakuan, atau kredo-kredo, harus sesuai/harus sinkron dengan keadaan hidup kita setiap hari.

Kesalahan banyak orang Kristen, mereka itu menganggap agama Yahudi bisa diimport/diadopsi secara utuh dalam hidup orang Kristen. Seperti misalnya berpikir bahwa kalau tidak menari di hadapan Tuhan tidak berkualitas. Kalau tidak bersorak-sorai dan lompat-lompat itu tidak berkualitas. Bukan tidak boleh menari atau bersorak-sorai.
Tuhan melihat kualitas batin kita, bukan liturgi kita.

Jadi kalau yang namanya menyembah Allah itu, artinya memberi nilai tinggi. Dari kata proskuneo (menyembah) artinya memberi nilai tinggi. Memberi nilai tinggi Tuhan bukan hanya pernyataan mulut; "Tuhan Kau lebih segalanya",  "Oh, Tuhan Kau Mahabesar", tetapi dari setiap tindakan/keputusan kita, itulah kita menunjukkan apakah kita sungguh-sungguh menganggap Dia itu berharga. Format ibadah Kristen yang  dikemukakan oleh Tuhan Yesus, itu berbeda dengan format agama Yahudi. Jadi saya harus menegaskan bahwa yang penting dalam Kekristenan itu mengisi hari hidupnya sesuai dengan gaya hidup Tuhan Yesus, itu saja, itu namanya menyembah Allah dalam roh dan kebenaran.

Allah yang Mahahadir, Allah yang menjadi Majikan dan Tuan Rumah jagad raya ini, harus kita sikapi secara patut setiap saat. Menyembah, dalam bahasa Ibrani kita menemukan kata zakah, yang berarti (ditekan, berlutut dan berbaring, sujud, tunduk). Kata yang kedua zagad ini biasanya menunjuk kepada sikap hormat sedalam-dalamnya kepada Tuhan. Ironis sekali ada orang yang merasa sudah memiliki sikap hormat sedalam-dalamnya kepada Allah, dan itu dinyatakan dalam perkataan di dalam gereja. Itu naif, padahal sikap hormat kita harus dinyatakan dalam tindakan nyata setiap hari.

Kalau Tuhan Yesus berkata : kamu harus menyembah Tuhan Allahmu, itu artinya kamu harus memberi nilai tinggi. Sebab arti kata ini (proskuneo), arti sempitnya adalah tunduk, atau mencium. Ini biasanya digunakan untuk menunjukkan sikap seorang yang tunduk, mencium tangan orang yang lebih terhormat.

Kata proskuneo dalam arti luas memberi nilai tinggi Allah. Ini yang saya katakan berulang-ulang. Jadi kalau seseorang benar-benar mau menyembah Allah, itu berarti memberi nilai tinggi dalam hidup setiap hari. Menganggap Allah itu Pribadi yang patut dihormati setinggi-tingginya dan dipuja.
Dan sikap ini harus tercermin dalam segala tindakan dan perbuatan kita. Sehingga sikap menyembah kepada Allah yang kita miliki, itu nyata tercermin dalam seluruh tindakan dan perbuatan kita. Sehingga orang bisa melihat kualitas hidup seorang yang benar-benar menyembah Allah, bukan dalam nyanyian pujian setiap hari Minggu dalam liturgi. Bukan pada gerak fisik yang menari-nari, atau melompat-lompat di hadapan Tuhan. Tetapi dari setiap kata yang dia ucapkan, dari setiap tindakan, perbuatan yang dia lakukan, semuanya menunjukkan hormatnya kepada Allah. Sehingga musik kita itu seluruh perbuatan kita setiap hari. Penyembahan kita itu sikap dan perilaku kita setiap saat kepada Allah.
Dengan demikian sekarang kita memiliki pemahaman yang lebih tepat, akurat mengenai menyembah Allah.

Solagracia 🙏🏻

https://overcast.fm/+IqOCEwV4E

Tidak ada komentar:

Posting Komentar