Sabtu, 17 November 2018

RH Truth Daily Enlightenment 17 November 2018 Renungan Harian " MERAIH KESEMPURNAAN" Pdt.DR.Erastus Sabdono

Bicara mengenai kesempurnaan banyak orang sudah apatis, karena mereka merasa tidak mungkin akan dapat mencapainya. Kalau Tuhan berkata : "Kamu harus sempurna seperti Bapa di Surga", hendaknya kita tidak memandang itu sebagai beban, tetapi kita memandangnya sebagai kehormatan, sebagai kesempatan yang tiada ternilai.
 Sebab kalau Tuhan 💓 memberikan perintah, tidak mungkinlah perintah itu tidak bisa kita lakukan.

Sebab kalau orangtua memberi perintah kepada anak, dia sudah mempertimbangkan, bahwa anak itu mampu melakukan. Hanya orangtua yang tidak waras yang memerintahkan anaknya melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh anak tersebut.
 Tidak mungkinlah Allah 💓 memerintahkan seseorang melakukan sesuatu yang tidak sanggup dia lakukan.

Jadi kalau Tuhan mengatakan, haruslah kamu sempurna seperti Bapa; artinya kita bisa mencapai hal itu.
Tentu kita harus memahami pengertian kata sempurna. Sempurna itu bisa berarti lengkap, utuh, lulus, tidak bercela, mencapai tujuan, dan lain sebagainya. Yang serumpun dengan itu. Tentu kita harus tahu masing-masing kita itu memiliki target, level kesempurnaan yang berbeda.
 Mengapa? Sebab yang diberi banyak dituntut banyak.
Sedangkan yang diberi sedikit, dituntut sedikit.

Jadi kalau bicara mengenai kesempurnaan yang dalam bahasa aslinya teleoi, dari kata teleos, itu pengertiannya seperti yang tadi saya kemukakan; telah mencapai akhir, mencapai tujuan, lengkap, utuh, sempurna, lulus.

Kalau Tuhan 💓 berkata, kamu harus sempurna; itu artinya kita harus mencapai apa yang menjadi bagian kita. Mencapai tujuan, lengkap, sempurna, bagian masing-masing. Setiap orang percaya mendapat panggilan untuk mencapai kesempurnaan ini. Paulus mengatakan, bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal itu, atau telah sempurna; melainkan aku mengejarnya. Mengejar apa? Sesuatu itu. Sesuatu itu sampai mencapai kesempurnaan. Pertanyaannya sesuatu itu apa? Ternyata kalau kita memperhatikan ayat sebelumnya, Paulus rindu untuk menjadi satu dengan Tuhan dalam penderitaan, serupa dengan Dia dalam penderitaan, disalibkan bersama Tuhan Yesus, menderita bersama dengan Tuhan Yesus, berkeadaan setia kepada Bapa, seperti Tuhan Yesus.

 Paulus mengatakan, aku mengejarnya kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.
Ia ditangkap oleh Tuhan, untuk menangkap. Apa yang ditangkap? Kesempurnaan itu.

Jadi untuk terselenggaranya hidup seperti yang Allah 💓 kehendaki, tentu saja harus ada usaha yang sungguh-sungguh serius, inilah sebenarnya previledge atau hak istimewa yang dimiliki oleh orang percaya. Orang percaya bukan saja dipanggil untuk bisa melakukan hukum atau melakukan perbuatan baik berdasarkan hukum; tetapi bisa mencapai tingkat maksimal, tingkat puncak dari apa yang dapat dia capai, dan hal itu menyenangkan hati Bapa.

Dan memang pada dasarnya, kita ini diciptakan hanya untuk menyenangkan hati Pencipta kita. Allah menghendaki satu makhluk yang disebut manusia atau Adam, yang di dalam seluruh perilaku dan perbuatannya selalu sesuai dengan kehendak-Nya.
Dan jika seseorang bisa melakukan hal itu, itu berarti sempurna seperti Bapa 💓 Oleh sebab itu sempurnanya seseorang dengan yang lain bisa beda, karena masalah-masalah yang dihadapi oleh masing-masing orang itu beda.

Kapasitas yang diberikan kepada masing-masing  juga beda; target yang harus dicapai oleh masing-masing orang juga beda.
 Dan tentu ini sifatnya sangat rahasia. Sebab hanya Tuhan, dari perspektif Tuhan. Kita tidak bisa menghakimi sesama kita, jadi sebenarnya kita tidak bisa berkata, "tidak mungkin bisa sempurna".

Tuhan bicara kita bisa sempurna, cuman kita tidak bisa menilai orang lain. Jangan saudara berkata, "tidak mungkin bisa sempurna", loh, Tuhan yang bicara. Jangan berkata nanti di surga baru sempurna. Ini orang tidak mengerti seluk-beluk kata sempurna itu dan bagaimana pengertian sempurna yang benar.

Jadi Tuhan menghendaki agar kita berusaha mencapai kebaikan yang ideal, kebaikan menurut Tuhan 💓 yang mutlak, yang obyektif dan sempurna.
Dan masing-masing orang memiliki target yang berbeda. Tetapi bagaimana pun orang Kristen, orang percaya yang benar, yang memenuhi atau berusaha memenuhi maksud Tuhan Yesus untuk sempurna seperti Bapa, pasti memiliki kehidupan moral yang luar biasa.
 Pasti memiliki karakter yang luar biasa melampaui manusia lain.

Itulah sebabnya Tuhan Yesus 💓 berkata di Matius 5:20, bahwa hidup keagamaan kita atau kebenaran kita harus melebihi ahli Taurat dan orang Farisi.
Ahli Taurat dan orang Farisi itu ulama-ulama. Orang-orang yang dianggap memiliki standard kesalehan lebih dari manusia pada umumnya. Lebih dari umat, tetapi standard hidup orang percaya harus melebihi para ulama itu.

Jadi kita memang dipanggil untuk hidup secara luar biasa.
Luar biasa dalam kelakuan, sebagai anak-anak Allah kita dituntut dapat mencapai target melampaui para ulama-ulama tersebut. Ini konsekuensi sebagai orang percaya yang tidak  boleh dihindari.
Oleh sebab itu hendaknya kita tidak hanya menerima berkat keselamatan yang Dia berikan; tetapi kita juga menerima kehendak-Nya yang sempurna.

Sayang, banyak orang Kristen sibuk untuk memperkarakan berkat, pertolongan Tuhan, berkat jasmani tetapi tidak mengerti bahwa Dia menuntut, Dia menghendaki agar kita sempurna seperti Bapa 💓
Dengan demikian kita mengerti bahwa sempurna seperti Bapa artinya mampu berpikir dan berperasaan seiring, atau seperasaan, sesuai dengan perasaan Bapa.

Pikiran, perasaan Bapa diwakili oleh Roh Kudus yang dimeteraikan dalam diri kita. Haleluya.
Mestinya ini yang menjadi obsesi kita, bagaimana kita memiliki kehidupan yang dalam segala hal selalu sesuai dengan pikiran, perasaan Allah.

Puji Tuhan saudara, satu pelajaran mahal yang  harus kita dengar, sebelum Tuhan Yesus menang taat sampai mati, menderita, disalib, dan bangkit; ini belum mencapai itu, Dia sudah berkata : "kamu harus sempurna seperti Bapa".
Sebab waktu itu Diri-Nya belum menang, tetapi setelah Dia menang, maka patut kita mencontoh kehidupan-Nya yang menang itu, mencontoh kehidupan-Nya yang sempurna seperti Bapa. Di mana segala sesuatu yang dilakukan oleh Tuhan Yesus selalu menyenangkan hati Bapa, selalu berkenan kepada Bapa di sorga.
Betapa senang hati Tuhan Yesus 💓 kalau kita benar-benar mau sungguh-sungguh berusaha untuk mencapai kesempurnaan ini.

Selamat berjuang saudaraku, Tuhan Yesus memberkati.

Solagracia.

https://overcast.fm/+IqODDrrBc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar