Selasa, 20 November 2018

RH Truth Daily Enlightenment Selasa, 20 November 2018 "HIDUP BAGI TUHAN"

Mungkin ini dianggap sebagai mengada-ada atau sesuatu yang tidak luar biasa, tetapi saya akan kemukakan, untuk apa Tuhan menciptakan manusia? Ini bukan mengada-ada dan jangan dianggap ini bukan hal yang biasa. Untuk apa Tuhan menciptakan manusia?
Sebenarnya jawabnya singkat, hidup bagi Tuhan. Hidup bagi kesenangan dan kepuasan Tuhan.

Jadi kalau kita bertanya kepada Tuhan, Tuhan kenapa Engkau ciptakan aku? Maka Ia akan menjawab untuk kesenangan dan kepuasan-Ku. Ini benar dan tidak ada jawaban yang lebih benar dari ini, kita diciptakan untuk kesenangan dan kepuasan hati Dia yang menciptakan kita. Oleh sebab itu jangan memiliki agenda selain ini, bagaimana kita bisa menyukakan dan memuaskan hatinya. Jangan salah juga menyenangkan hati Tuhan dengan cara menjadi pendeta atau aktivis gereja, belum tentu kita dipanggil sebagai pendeta atau menjadi aktivis. Yang penting adalah bagaimana dalam segala hal yang kita lakukan itu sesuai dengan kehendak-Nya. Jadi kita harus mengerti kehendak Allah apa yang harus kita lakukan dan menemukan pekerjaan Allah yang dipercayakan kepada kita masing-masing dan tentu ini beda, masing-masing kita memiliki panggilan yang khusus. Di sini manusia harus hidup dalam pemerintahan Allah, ini sudah lebih dari sekadar menjadi orang baik yang dituntun, diatur oleh hukum tetapi hidup dalam pemerintahan Allah.

Kebaikan manusia bukan diukur dari tindakan melakukan hukum dan menjadi orang saleh di mata manusia, bukan itu. Tetapi bahwa kebaikan yang dikehendaki Allah adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh seseorang, oleh orang percaya, itu harus sesuai dengan selera Tuhan. Bicara soal selera ini luar biasa, artinya kita harus menerima Allah itu sebagai satu Pribadi yang memiliki pikiran, perasaan dan kehendak, di dalamnya ada selera. Hidup di dalam pemerintahan Allah artinya hidup di dalam selera Tuhan. Jadi apa pun yang kita lakukan sesuai dengan selera-Nya. Jadi jangan berpikir kalau sudah mengerti hukum-hukum Tuhan kita sudah mengerti selera-Nya. Selera Tuhan tidak cukup diwakili oleh hukum-hukum-Nya, tetapi selera Tuhan itu diwakili oleh Roh-Nya di dalam diri kita, di mana segala sesuatu yang kita pikirkan, kita ucapkan, kita lakukan selalu sesuai dengan kehendak-Nya.

Jadi betapa hebatnya Kekristenan itu, karena Kekristenan tidak mengenal hukum-hukum yang oleh karenanya manusia bisa menyenangkan hati Allah. Tetapi orang percaya memiliki Roh Kudus yang menuntunnya kepada seluruh kebenaran sehingga segala sesuatu yang ia lakukan itu benar-benar satu selera dengan Bapa di surga. Di sini baru kita mengerti apa artinya kita harus sempurna seperti Bapa di surga.

Tuhan memberikan Roh Kudus kepada manusia, Roh Kudus kepada orang percaya agar Roh Kudus itu terus mengerjakan kehendak-Nya. Roh kudus menuntun setiap individu untuk memiliki kecerdasan seperti kecerdasan Tuhan Yesus. Dengan memiliki kecerdasan yang dimiliki Tuhan Yesus atau cara berpikir Tuhan Yesus, maka seseorang dalam segala hal yang dilakukannya, itu baru menyenangkan hati Bapa. Maka prinsip hidupnya sama seperti Tuhan Yesus, melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Oleh sebab itu kita harus mengerti bahwa menjadi orang Kristen itu kita dibawa kepada proyek yang luar biasa. Proyek di mana kita menjadi makhluk yang hebat bukan hanya dalam kecerdasan secara logika tetapi kita menjadi makhluk yang hebat karena kita bisa mengerti kehendak Sang Khalik atau Pencipta kita dan melakukan kehendak serta rencana-Nya. Binatang sehebat apa pun tidak akan bisa mencapai kehidupan seperti ini, seindah apa pun atau secerdas apa pun hewan; tidak akan bisa seperti manusia.

Sekarang kita sudah mendapat gambaran yang jelas, bahwa manusia diciptakan hanya bagi Allah untuk menyenangkan dan memuaskan hati Dia. Dan kalau ini benar-benar kita terima dan kita membawanya di hadirat Bapa dalam doa kita memperkarakan, maka Tuhan akan menuntun kita. Apa yang saya sampaikan ini sebenarnya belumlah mewakili dari kenyataan pergumulan hidup orang yang benar-benar mau menyenangkan hati Tuhan. Banyak hal-hal yang bersifat pribadi yang dialami oleh orang percaya dalam pertumbuhan hidup bagi Allah ini. Kalau Paulus berkata, bahwa dia dulu hidup untuk hukum Taurat; maka wajah hukum Taurat ada di dalam hidupnya. Moralnya itu, moral hukum Taurat. Tetapi setelah dia dibenarkan oleh iman, maka wajah hidupnya, itu bukan lagi wajah Taurat tapi wajah Tuhan. Maka ia berkata, hidupku bukan aku lagi tapi Kristus yang hidup di dalam aku, dan hidup yang kuhidupi dalam daging ini, hidup oleh iman kepada Anak Allah yang mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.

Kehidupan seperti inilah kehidupan standard yang harus dimiliki setiap orang percaya. Hidupku bukan aku lagi, hidupku bukan Eras lagi, tapi Kristus yang hidup di dalam aku, dan hidup yang kuhidupi dalam daging ini, hidup oleh iman kepada Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan Diri-Nya untuk aku. Ini standard. Kehidupan seperti yang dikemukakan oleh Paulus ini, barulah kehidupan yang benar-benar memuaskan, menyenangkan hati Allah Bapa.

Mari kita fokus ke hal ini, bagaimana kita hidup bagi Allah. Kita harus bergaul seperti Henokh bergaul bahkan lebih dari itu, karena Roh Kudus dimeteraikan di dalam diri kita. Kalau Roh Kudus dimeteraikan; kita memiliki persekutuan yang juga tanpa batas. Di mana dalam persekutuan tersebut kita akan diajar bagaimana menjadi seperti Yesus. Digenapilah Firman-Nya, jadikan semua bangsa murid-Ku, murid Tuhan Yesus, bukan murid gereja, bukan murid pendeta, tetapi murid Tuhan Yesus. Hanya kalau orang benar-benar menjadi murid Tuhan Yesus memasuki proses terus menerus menjadi makin seperti Dia, itu barulah kehidupan yang memuaskan, menyenangkan hati Allah, itulah kehidupan bagi Allah.

Saudaraku, kiranya kebenaran ini memberkati kita sekalian.

Solagracia 🙏🏻

https://overcast.fm/+IqOCZcnrg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar