Jumat, 30 November 2018

Mutiara Suara Kebenaran November 2018

Arsip Mutiara Suara Kebenaran
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5611241857278288068#editor/target=post;postID=5011297796498873200;onPublishedMenu=allposts;onClosedMenu=allposts;postNum=3;src=postname

Mutiara Suara Kebenaran :

Jangan berpikir korban Tuhan Yesus itu meniadakan pengadilan.
Dengan adanya salib maka tidak ada pengadilan, salah!
Justru salib mengadakan pengadilan.

Dr. Erastus Sabdono

Mutiara Suara Kebenaran :

Jangan berpikir korban Tuhan Yesus itu meniadakan pengadilan,
Dengan adanya salib maka tidak ada pengadilan, salah!
Justru salib mengadakan pengadilan.
 
Dr. Erastus Sabdono

Mutiara Suara Kebenaran :

Jangan ada hal yang membuat kita gusar/galau/merasa tidak lengkap, kecuali hal memiliki pengakuan dari Bapa : Inilah anak-Ku yang Kukasihi kepadanya Aku berkenan, seperti pengakuan Bapa kepada Putra tunggal-Nya.

Dr. Erastus Sabdono

Mutiara Suara Kebenaran :

Pengenalan akan Tuhan memerdekakan kita dari ikatan mamon. Kemerdekaan dari ikatan mamon ini menyangkut kemerdekaan dari pola pikir duniawi.

Dr. Erastus Sabdono

Mutiara Suara Kebenaran :

Jangan melihat keadaan lemah tidak berdaya itu menunjukkan kekalahan.
Kelemahan, ketidakberdayaan, ditindas, tetapi tidak membalas, itu keagungan.

Dr. Erastus Sabdono

Mutiara Suara Kebenaran :

Injil yang sejati membuat orang sengsara dan menderita, tetapi Tuhan memberi damai sejahtera.

Dr. Erastus Sabdono

Mutiara Suara Kebenaran :

Kenapa kamu takut direndahkan, takut dihina? Karena kamu belum menyalibkan harga dirimu.

Dr. Erastus Sabdono

Mutiara Suara Kebenaran :

Banyak air mata yang tertumpah bukan karena Tuhan dan untuk Tuhan, tetapi untuk dunia. Sekarang saatnya kita menumpahkan air mata bagi Tuhan. Sengsara seperti inilah yang dicatat oleh Tuhan. Air mata seperti inilah yang disimpan di kirbat Tuhan. Inilah air mata yang berharga di hadapan Tuhan.

Dr. Erastus Sabdono

Mutiara Suara Kebenaran :

Hendaknya kita bersama-sama dengan Tuhan- bukan hanya untuk menikmati kuasa dan mukjizat-Nya semata-mata- tetapi juga turut menikmati penderitaan bagi kepentingan Kerajaan Bapa.

Dr. Erastus Sabdono

Mutiara Suara Kebenaran :

Orang yang masih memiliki keinginan yang tidak terarah pada kemuliaan Bapa di Surga, yang keinginannya terarah untuk kesenangan, kepentingan, kemuliaan diri sendiri, itu orang yang belum selesai dengan dirinya.

Dr. Erastus Sabdono

Mutiara Suara Kebenaran :

Orang yang hidup dalam kesucian Allah itu, bukan saja tidak berbuat dosa, tetapi tidak bisa berbuat dosa. Bukan hanya tidak melanggar hukum, tetapi melakukan segala sesuatu sesuai dengan pikiran dan perasaan Allah.

Dr. Erastus Sabdono

Mutiara Suara Kebenaran :

Kita harus mengerti kehendak Allah apa yang harus kita lakukan dan menemukan pekerjaan Allah yang dipercayakan kepada kita masing-masing.

Dr. Erastus Sabdono

Mutiara Suara Kebenaran :

Kalau kamu sudah menghayati dirimu sebagai anak Allah, kamu sudah meninggalkan dunia ini.

Dr. Erastus Sabdono

Mutiara Suara Kebenaran :

Semakin kita sungguh-sungguh hidup tidak bercacat tidak bercela, sungguh-sungguh meneladani hidup Tuhan Yesus, seperti ada sebuah sirkuit yang terbentuk/terbangun, di mana kita memiliki akses untuk bisa berinteraksi secara interaktif dengan Bapa melalui Roh-Nya yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Dr. Erastus Sabdono

Mutiara Suara Kebenaran:

Kalau kita hendak mengalami pertolongan Tuhan, kita harus mau berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan.

Dr. Erastus Sabdono


Kata Bermakna Desember 2018 #1








Quote Desember 2018 #1

Today's Quote:
Pada akhirnya Tuhan pasti memberi pertolongan, walaupun keadaan kita anggap sudah tidak tertolong.

Dr. Erastus Sabdono,
25 November 2018

Today's Quote:
Setiap hari adalah perjalanan pilihan dan kebebasan untuk menentukan atau mengambil keputusan.

Dr. Erastus Sabdono,
26 November 2018

Today's Quote:
Meyakini diri pasti masuk surga merupakan penyesatan yang membuat seseorang diparkir di bumi dan tergiring ke api kekal.

Dr. Erastus Sabdono,
27 November 2018

Today's Quote:
Seorang tidak dapat mewarisi Kerajaan Allah tanpa mewarisi karakter Bapa.

Dr. Erastus Sabdono,
28 November 2018

Today's Quote:
Tidak mungkin seseorang bisa menjadi kuat dalam Tuhan kalau tidak memahami kebenaran Firman Tuhan yang murni.

Dr. Erastus Sabdono,
29 November 2018

Today's Quote:
Cinta kasih seseorang harus terlebih dahulu dilepaskan kepada Tuhan atau diarahkan kepada Tuhan, sebelum tenggelam terhadap manusia.

Dr. Erastus Sabdono,
30 November 2018

Today's Quote:
Orang yang tidak mematuhi tuntutan dan tuntunan Injil pasti tidak memiliki kehidupan Yesus.

Dr. Erastus Sabdono,
01 Desember 2018

RH Truth Daily Enlightenment Desember 2018 1. KEAGUNGAN SEBAGAI ANAK ALLAH

kehidupan sebagai anak Allah atau anak Bapa di Surga atau anak Theos, adalah kehidupan yang luar biasa. Keagungan sebagai anak-anak Bapa tidak dapat digambarkan atau diilustrasikan dengan apa pun. Sebab tidak ada keindahan atau keagungan di bumi ini yang dapat melukiskan atau menggambarkan hal ini; yaitu keagungan atau keindahan sebagai anak-anak Allah.

Kelimpahan harta, kehormatan, pangkat, jabatan, penampilan, perhiasan, gelar akademis, popularitas dan lain sebagainya, apa pun tidak bisa menandingi keagungan sebagai anak-anak Allah.

Allah adalah Allah yang Mahaagung. Keagungan Allah Bapa kita tiada tara dalam segala aspek. Dia adalah kesempurnaan dari segala keindahan, kesempurnaan dari segala keagungan, kesempurnaan dari estetika dan etika. Kalau kita menjadi anak-anak Allah tentu betapa agungnya keadaan kita. Kalau sekarang keagungan kita belum nampak, tetapi suatu hari nanti keagungan kita akan merekah, yaitu waktu kedatangan Tuhan Yesus, atau pada waktu kita dimuliakan bersama-sama Dia. Tetapi idealnya tidak usah menunggu nanti ketika dinyatakan keagungan kita sebagai anak-anak Bapa; sekarang pun mestinya, sekarang pun seharusnya keagungan sebagai anak-anak Bapa sudah merekah.

Dalam 1Yohanes 3:2 FirmanTuhan mengatakan: Saudara-saudaraku yang kekasih sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak, akan tetapi kita tahu bahwa apabila Kristus menyatakan Diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
Kalimat ini yang harus kita perhatikan 'akan menjadi sama dengan Dia'. Ini suatu hal yang sangat sulit dibayangkan. Pengharapan inilah yang membuat orang percaya pada gereja mula-mula rela kehilangan apa pun demi pengiringannya kepada Tuhan Yesus. Jadi kita bisa mengerti mengapa mereka rela kehilangan segala sesuatu dalam hidup ini, bahkan mereka rela menderita demi pengiringannya kepada Tuhan Yesus. Karena mereka percaya keagungan sebagai anak-anak Bapa yang akan merekah suatu hari nanti, ketika Tuhan Yesus datang dan memuliakan orang percaya bersama-sama dengan Tuhan Yesus.

Mengapa pengharapan seperti ini musnah dan sirna hari ini? Nyaris tidak  terdengar, tidak mewarnai kehidupan banyak orang Kristen. Mengapa hal ini menjadi asing bagi banyak orang Kristen bahkan asing bagi banyak pembicara-pembicara Kristen? Buktinya hampir tidak banyak kita dengar percakapan mengenai hal ini. Justru sebaliknya yang sering kita dengar, banyak pembicara Kristen berbicara sekitar pemulihan ekonomi, sekitar mukjizat kesembuhan, sekitar sukses dalam kehidupan secara umum; sukses dalam karir, sukses dalam jabatan. Itulah sebabnya mereka memungut ayat Alkitab yang terdapat dalam Perjanjian Lama bahwa orang percaya "kata mereka" akan menjadi kepala bukan ekor, padahal ayat itu tidak ditujukan kepada orang Kristen, itu ditujukan untuk orang Israel. Lalu juga diajarkan bahwa kekayaan bangsa-bangsa akan diberikan kepada orang percaya (orang Kristen); padahal ayat itu tidak ditujukan untuk orang Kristen; ayat itu untuk orang Israel.

Berbicara mengenai kuasa Tuhan dan kebaikan Tuhan dan bagaimana bisa meraih berkat jasmani dunia ini, bagaimana bisa memiliki kenyamanan dan keamanan hidup di bumi ini, yang semua itu justru merusak bangunan berpikir iman Kristen yang murni, sebab fokus orang Kristen diarahkan bukan pada Tuhan dan Kerajaan-Nya, tetapi pada dunia ini. Ini penyimpangan yang benar-benar fatal.

Oleh karena kesalahan tersebut banyak orang-orang Kristen terbelenggu oleh filosofi dunia. Sehingga mereka tidak mampu menghayati keagungan hidup sebagai anak-anak Allah. Allah yang agung dan mulia tidak menjadi berharga sebagaimana mestinya. Sebab menilai Allah, menilai Tuhan hanya dalam kaitannya dengan berkat-berkat dunia. Pasti orang-orang seperti ini tidak dapat menyembah Allah, tidak dapat menyembah Allah seperti yang dimaksud Tuhan Yesus dalam Lukas 4:8 : Kamu harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia saja kamu berbakti.
Menyembah artinya memberi nilai tinggi. Itulah sebabnya kalau orang Kristen (orang percaya) sudah memberi nilai tinggi materi, perkara-perkara dunia fana seperti yang tadi saya sebut, kedudukan, pangkat, gelar, pujian, sanjungan; maka ia tidak akan pernah mengerti dan tidak akan pernah dapat melakukan penyembahan yang benar kepada Allah.
Jadi sebenarnya percuma mulutnya menaikkan pujian, sanjungan, pujaan kepada Allah, percuma! Itu semua merupakan formalitas yang tidak berarti sama sekali. Bahkan membuat  mereka menjadi berdosa karena munafik, sebab yang mereka ucapkan tentang keagungan Allah ticak sesuai dengan pengertian dan sikap hidup mereka setiap hari. Kalau pun sesuai dengan pengertian mereka, itu pengertian yang salah tentang keagungan Allah. Mereka tidak memahami keagungan Allah yang sesungguhnya.

Saudaraku sekalian, janganlah kita menjadi sesat, janganlah pikiran kita menyimpang, perhatikanlah kebenaran ini, dan marilah kita berubah.

Kiranya melalui Suara Kebenaran hari ini, saudara-saudara diberkati oleh Tuhan.

Solagracia.

https://overcast.fm/+IqOCNSugU

Kamis, 29 November 2018

RH Truth Daily Enlightenment 30 November 2018 "DIDIKAN BAPA"

Karena Tuhan Yesus telah membeli kita, dan kita menjadi milik Tuhan; kita bisa berstatus sebagai anak Allah. Tetapi kita harus tahu bahwa ada dua jenis anak Allah; yang pertama, anak yang sah (huios), yang kedua anak yang tidak sah (nothos). Anak yang tidak sah ini dalam bahasa Indonesia diterjemahkan; anak gampang (bastard atau kasarnya itu anak haram), tapi begitulah bahasa Inggris menterjemahkan. Kapan kita menjadi anak Allah yang sah? Ini kita harus tahu. Harus kita perjuangkan. Banyak orang merasa bahwa setelah ia mengaku Yesus sebagai Tuhan itu otomatis jadi anak Allah. Ia tidak berjuang, ini salah, keliru sekali.
Setelah kita ditebus oleh darah Tuhan Yesus kita menjadi anak Allah, Bapa akan mendidik kita. Didikan itu maksudnya agar kita mengambil bagian dalam Kekudusan Allah. Di dalam Ibrani 12:10 mengatakan demikian, itu sama dengan agar kita mengenakan kodrat Ilahi. Ini tidak bisa terjadi secara otomatis di dalam hidup kita.

Malangnya banyak orang Kristen merasa bahwa ketika menjadi Kristen, percaya Yesus itu otomatis dia menjadi anak Allah, titik, sudah. Dia tidak tahu anak Allah yang sah, yang tidak sah, dia tidak tahu. Dan mungkin juga tidak diberi tahu. Ya jelas tidak diberi tahu. Bahkan kemudian gereja, ini parahnya; gereja mengesankan bahwa mereka sudah jadi orang-orang Kristen yang pasti diterima Tuhan. Dianggap sudah menjadi orang-orang Kristen yang sah sebagai anak-anak Allah. Ini yang terjadi dalam kehidupan banyak orang Kristen, sehingga tidak ada perjuangan; padahal mereka harus dididik oleh Bapa di Surga guna memiliki kualitas hidup yang seperti Tuhan Yesus. Mengambil bagian dalam Kekudusan Allah, itu kalimat yang digunakan dalam Ibrani 12:10 atau yang ditulis dalam 2 Petrus1:3-4, mengenakan kodrat Ilahi.

Didikan Bapa itu supaya orang percaya mengenakan kodrat Ilahi. Tentu didikan ini dilakukan melalui berbagai pergumulan, melalui berbagai persoalan yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita. Melalui segala kejadian yang terjadi dalam hidup kita. Banyak orang Kristen yang tidak tahu, bahkan kemudian yang kita lihat sekarang banyak orang-orang Kristen yang kalau punya masalah sedikit, sudah ngomel, sudah marah. Dan pendeta menjanjikan memberi jalan keluar. Padahal masalah itu sebenarnya merupakan cara Allah mendewasakan. Malah datang kepada Tuhan untuk dihindarkan dari masalah. Padahal masalah itu nutrisi jiwa, vitamin rohani untuk mendewasakan dia. Sayang, banyak orang Kristen tidak mengerti hal ini. Dan yang menyedihkan ketika gereja malah menyesatkan, seakan-akan masalah itu datang dari Iblis. Persoalan itu bencana, kesulitan itu malapetaka. Padahal Tuhan memberkati orang percaya melalui segala keadaan itu. Karena Allah bekerja dalam segala hal mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia.

Karena tidak mengerti hal ini, banyak orang Kristen yang ke gereja hanya karena mau mencari kenyamanan dan kemudahan hidup. Tentu mereka tidak pernah mengalami proses pendewasaan. Sebab mengalami atau menghadapi sedikit masalah saja sudah berteriak-teriak minta tolong supaya Tuhan tolong, ini masalahnya. Mestinya tidak perlu, tidak boleh begitu. Kenapa tidak boleh? Mestinya kalau kita ini punya masalah kita harus melihat, melalui masalah itu bagian mana dalam hidup kita yang mau diproses, bagian mana dalam hidup kita yang sedang mau diubah oleh Tuhan. Tapi kenyataannya banyak orang Kristen yang tidak sadar itu. Dan sayangnya banyak pendeta tidak mengarahkan itu kepada maksud masalah-masalah itu diadakan Tuhan. Akhirnya yang terjadi banyak orang Kristen berurusan dengan Tuhan hanya mau mendapat kemudahan hidup saja. Mengalami mukjizat-Nya, mengalami kuasa-Nya, mengalami keajaiban-keajaiban Tuhan. Kasihan. Keajaiban-keajaiban itu tidak merubah hidupnya. Mestinya keajaiban-keajaiban itu merubah hidup. Sebab melalui masalah-masalah tersebut, mengubah hidupnya. Apalagi kalau masalah itu berat, itu menggores. Menggores jiwa seseorang, sehingga goresan-goresan itu akan membangun karakter Kristus. Kalau sebelum mengenal Tuhan Yesus dunia menggores jiwa kita sehingga menciptakan karakter dunia, karakter yang salah. Tetapi dengan kejadian-kejadian yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita, ada goresan-goresan baru yang membentuk karakter Ilahi dalam hidup kita.

Sayangnya banyak orang tidak tahu, seperti yang tadi saya kemukakan. Padahal itu semua merupakan cara Tuhan mau menjadikan kita ini anak-anak Allah. Mau menjadikan kita ini anak-anak yang sah, yang suatu hari nanti akan layak dipermuliakan bersama-sama dengan Tuhan Yesus. Kalau gereja hanya sibuk dengan berkat jasmani, orang akan menjadi ngawur, pasti ngawur. Orang-orang yang pasti menyimpang sehingga tidak menemukan maksud keselamatan itu diadakan. Yang paling bertanggung jawab mestinya gereja dan para pendeta yang berbicara. Oleh sebab itu melalui kebenaran ini mari kita kembali kepada kebenaran Allah. Jangan kita menyimpang ke kanan atau ke kiri. Jangan sampai kita berbuat salah kepada Tuhan.

Solagracia πŸ™πŸ»


https://overcast.fm/+IqODfWuBg

Rabu, 28 November 2018

RH Truth Daily Enlightenment November 2018 29. IKATAN PERJANJIAN DENGAN TUHAN 

Kalau kita membaca Alkitab, kita menemukan kata Perjanjian. Perjanjian artinya sebuah persetujuan bersama dari dua Pribadi. Tentu maksud dua Pribadi di sini adalah Pribadi Allah, Elohim Yahwe dan manusia. Di Perjanjian Lama kita menemukan Ikatan Perjanjian antara Elohim Yahwe, Allah Israel dengan bangsa Israel. Satu pihak, Elohim Yahwe, pihak yang lain itu bangsa Israel. Di Perjanjian Baru, Ikatan Perjanjian itu antara Tuhan dengan kita. Ikatan Perjanjian antara Elohim Yahwe dengan Israel ditandai dengan sunat yang dilakukan oleh bangsa Israel dan kesediaan mereka untuk hidup menurut jalan Tuhan atau hukum Tuhan yang diberikan kepada mereka.

Kata Perjanjian ini semacam agreement atau di dalam bahasa Alkitab Covenant (Ibr. Berith).

Itu sebuah ikatan yang tidak boleh diputus. Ini menjadi gambaran hidup orang percaya di zaman Perjanjian Baru di mana ikatan kita dengan Tuhan itu, ikatan antara mempelai pria dan mempelai wanita. Kalau di dalam Perjanjian Lama, ikatan antara Yahwe dan bangsa Israel itu menggunakan instrument/alat; The Ten Commandments (Sepuluh Perintah Allah; Ibr. Aseret HadevΓ’rΓ―m) yang kita juga kenal sebagai Dekalog. Tapi di Perjanjian Baru ikatan itu ditandai dengan meterai Roh Kudus di dalam diri orang percaya.

Meterai Roh Kudus yang diberikan itu merupakan sarana orang percaya memenuhi Ikatan Perjanjiannya. Di mana sebagai mempelai wanita, hati dan jiwa kita tidak boleh terbagi, hati dan jiwa orang percaya tidak boleh terbagi. Hati jiwanya harus diarahkan sepenuhnya kepada Tuhan, Tuhan semesta alam. Tidak boleh ada keinginan dari diri sendiri yang dapat memuaskan dirinya. Tidak boleh ada keterikatan dengan sesuatu yaitu dunia ini dengan segala keindahannya. Sebagai perawan suci, itu maksudnya, bahwa orang percaya tidak terikat dengan apa pun selain dengan Tuhan. Itulah sebabnya menjadi panggilan kita, panggilan setiap orang percaya untuk menanggalkan segala keinginan. Sehingga pada waktu meninggal dunia, waktu pulang ke Surga hanya Yesus yang dimiliki. Pemazmur membahasakan dengan kalimat yang kuingini Engkau saja.

Ini satu hal yang luar biasa. Sebab sebagaimana Tuhan Yesus sangat fanatik mencintai, mengasihi kita, sampai memberikan diri-Nya sebagai korban untuk keselamatan kita; Maka kita seharusnya juga melepaskan apa yang terbaik yang kita miliki, melepaskan semua yang kita miliki dan kita mempersembahkannya bagi Tuhan tanpa batas. Kalau hubungan pria wanita, di mana mereka saling mencintai, itu bisa sampai tingkat tanpa batas. Cintanya, kerelaannya berkorban, dan yang jelas tidak boleh ada the other man, the other woman, tidak boleh ada pria lain di samping wanita itu dan  tidak boleh juga ada wanita lain di samping pria itu. Ikatan dengan Tuhan juga demikian. Orang Kristen itu berat, karena terikat dengan Tuhan, dengan Ikatan Perjanjian di mana dia harus melepaskan segala sesuatu untuk melekat dengan Tuhan dan Tuhan pun berkata : Kamu harus melepaskan segala sesuatu, baru layak menjadi murid-Ku.

Paulus dalam Filipi 3:7, ia berkata: aku melepaskan semuanya dan menganggapnya sampah supaya aku memperoleh Kristus. Ini yang kita sekalian harus pahami. Menjadi Kristen itu tidak mudah, sangat tidak mudah, menjadi orang Kristen itu berat. Kalau menjadi anak dunia itu mudah, ia bebas mau buat apa saja, ia bebas menikmati dunia ini, ia bebas memiliki dirinya sendiri, ia bebas melangkah kemana dia mau melangkah, membeli apa yang dia mau beli, memiliki apa yang dia mau miliki. Tapi begitu menjadi anak tebusan Tuhan, memiliki Ikatan Perjanjian dengan Tuhan; maka Roh Kudus yang dimeteraikan dalam diri orang percaya itu, kehendak-Nya harus dituruti, kemauan-Nya harus dituruti, ini berat. Terjadi di sini proses penyangkalan diri, di mana orang percaya harus berjuang untuk mematikan keinginan diri sendiri dan menerima Tuhan sebagai Tuhan yang berdaulat penuh di dalam hidupnya.

Banyak orang Kristen merasa sudah menjadi anak-anak Tuhan, mengaku mempelai Tuhan juga, lalu merasa bahwa suatu hari dia akan layak dijemput dan masuk Kerajaan Surga. Ia tidak beragama lain, ia tidak ke dukun, dia memiliki kesantunan hidup, bukan koruptor, dia tidak pergi ke tempat pelacuran, dia tidak berjudi, ia tidak mengkonsumsi alkohol, apalagi narkoba; ia merasa bahwa dirinya orang baik yang sudah memenuhi standard sebagai mempelai Tuhan. Padahal mempelai Tuhan itu standardnya melepaskan segala sesuatu, standard mempelai Tuhan itu adalah tidak terikat dengan segala kesenangan apa pun. Orang yang telah melepaskan diri dari segala ikatan, orang yang kehilangan nyawa dan sepenuhnya hatinya tertuju kepada Tuhan Yesus. Dan ciri orang Kristen seperti ini adalah orang-orang yang tidak takut meninggal dunia, bahkan menjadikan hari kematiannya itu hari kebahagiaan, ia menantikan. Ia menantikan bagaimana ia bisa pulang diterima oleh Bapa di Surga sebagai anak-anak-Nya, anak-anak yang sah maksudnya, sebab ada orang-orang Kristen yang merasa dirinya sudah anak Allah, padahal dia bukan anak Allah yang sah. Bagaimana tahu? Ia belum berkodrat Ilahi. Orang yang belum berkodrat Ilahi belum sah sebagai anak Allah.

Kiranya kebenaran ini memberkati kita sekalian.

Solagracia.


https://overcast.fm/+IqOCFOP-k

Selasa, 27 November 2018

RH Truth Daily Enlightenment Rabu, 28 November 2018 "PEMERINTAHAN ALLAH"

Menghadirkan Kerajaan Allah yang dikalimatkan dalam doa Bapa Kami, datanglah Kerajaan-Mu, itu berarti memberi diri untuk hidup dalam Pemerintahan Allah. Pemerintahan Allah yang instrumen atau alatnya adalah Roh Kudus. Di zaman Perjanjian Lama, Pemerintahan Allah atau Teokrasi, itu menggunakan instrumen hukum/peraturan. Jadi dalam pengaturan di masyarakat, hukum-hukum itu sejajar dengan hukum Allah. Jadi hukum-hukum agama, hukum-hukum dalam Pemerintahan Teokrasi sejajar dengan hukum Allah. Jadi pelanggaran terhadap hukum-hukum itu sama dengan dosa.
Tetapi dalam kehidupan umat Perjanjian Baru, Pemerintahan Allah itu dihadirkan dalam setiap individu secara pribadi, tidak menggunakan hukum-hukum yang tertulis tapi Roh Kudus. Roh Kudus ini Roh Allah, sama. Jadi instrumennya adalah Roh Allah. Di dalamnya ada pikiran, perasaan Allah.

Menghadirkan Kerajaan Allah berarti hidup dalam pengaturan Allah secara mutlak, juga dalam segala hal. Jadi berjuang untuk menghadirkan Pemerintahan Allah dalam kehidupan pribadi, itu sebenarnya satu-satunya perjuangan yang kita harus miliki. Itu satu-satunya perlombaan yang wajib. Tapi banyak orang tidak menghargai hal ini. Mereka menganggapnya bahwa ini abstrak, tidak realistis. Padahal inilah yang dimaksud oleh Tuhan Yesus mendahulukan Kerajaan Allah. Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Sebenarnya tidak cukup hanya ke gereja, membantu kegiatan pelayanan, tidak cukup. Mestinya setiap orang Kristen dididik, dilatih, dibina menjadi warga Kerajaan Surga yang baik, dengan kualitas seperti kualitas hidup Tuhan Yesus. Tentu hal ini tidak mungkin terwujud tanpa perjuangan dan perjuangannya berat.

Jika Pemerintahan Allah dihadirkan dalam hidup seseorang, maka orang tersebut akan mengerti apa artinya berinteraksi dengan Allah secara langsung. Kalau zaman bangsa Israel, umat tidak bisa berinteraksi secara langsung dengan Allah, yang berinteraksi secara langsung itu hanya Imam. Tetapi orang percaya, itu berinteraksi langsung dengan Allah karena tubuhnya menjadi bait Roh Kudus. Kesalahan banyak orang Kristen merasa secara otomatis akan bisa  mengalami Pemerintahan Allah. Padahal doa Bapa Kami yang kalimatnya; Datanglah Kerajaan-Mu itu artinya kita dipanggil untuk menghadirkan Kerajaan Allah. Jadi kita harus memahami, bahwa doa Bapa Kami bukan sekadar formula kalimat doa; tapi formula kehidupan yang di dalamnya memuat panggilan-panggilan. Jadi kalau kita mengatakan, berikanlah kami makanan kami hari ini yang secukupnya; jangan harap ada beras dua ton turun dari langit. Tetapi maksud kalimat doa itu adalah, kita keluar rumah untuk mencari nafkah. Jadi ketika kita berkata; datanglah Kerajaan-Mu, artinya kita ini dipanggil Tuhan untuk sungguh-sungguh, benar-benar menghadirkan Pemerintahan Allah dalam hidup kita.

Banyak orang tidak mengerti, sampai mati tidak pernah mengalami realisasi hidup dalam Pemerintahan Allah tersebut. Ini berarti hidup orang itu tidak pernah berkualitas, dan maaf, harus diberitahu orang begitu tidak akan masuk Kerajaan Surga. Ia hidup dalam pemerintahannya sendiri. Jadi Kalau orang ikut Iblis itu boleh memerintah dirinya sendiri. Kalau ikut Iblis itu bebas memiliki pemerintahan dirinya sendiri. Tapi kalau ikut Tuhan harus tunduk kepada Pemerintahan Allah. Di sini kita mengerti bahwa pemerintahan Allah harus dihadirkan dengan usaha keras, usaha yang sungguh-sungguh. Kalau tidak ada usaha yang sungguh-sungguh tidak ada realisasi. Kita harus mengerti bahwa realisasi itu kita sendiri yang ciptakan, kita yang bangun, bukan Tuhan. Tuhan sediakan sarananya dan kita harus yang mengusahakan.

Jadi kalau dikatakan bahwa di dalam Matius 6:33; cari dahulu Kerajaan Allah semua akan ditambahkan kepadamu, jangan kita berpikir bahwa yang ditambahkan itu berkat jasmani. Maksudnya, kalau kita mendahulukan Kerajaan Allah, kita menghadirkan Pemerintahan Allah. Maka apa yang dikehendaki Tuhan bahwa kita tidak bisa mengabdi kepada dua tuan, terealisir di mana kita hanya mengabdi kepada Tuhan saja.  Dulu kita sering mendengar khotbah kalau kita mendahulukan Kerajaan Allah kita akan diberkati, dapat pekerjaan yang nganggur, yang sakit sembuh, yang ekonomi lemah jadi kuat, gaji tambah banyak, ini salah. Perhatikan Matius 6, dimulai dengan apa? Kumpulkan harta di Surga bukan di Bumi, di mana hartamu berada di situ hatimu berada, kamu tidak bisa mengabdi kepada dua tuan, maka jangan kuatir dan seterusnya, baru ayat 33; Cari dahulu Kerajaan Allah. Jadi kalau kita menghadirkan Pemerintahan Allah berarti kita mengumpulkan harta di Surga, berarti kita mengabdi hanya kepada Tuhan saja. Orang yang tidak menghadirkan Pemerintahan Allah, berarti dia tidak menjadikan Tuhan sebagai Majikannya.

Ingat ini!, catat ini! Semakin seseorang memiliki kedaulatan atas dirinya sendiri, maka ia semakin terlepas dari Tuhan, tidak kaya di hadapan Tuhan, makin miskin. Sebaliknya semakin melepaskan kedaulatan diri sendiri, artinya Allah makin berdaulat, dia makin kaya. Jadi kalau makin berdaulat atas dirinya sendiri, semakin terlepas dari Tuhan, itu orang jadi miskin, kasihan. Tapi kalau seorang semakin melepaskan kedaulatan diri sendiri, tapi hidup dalam kedaulatan Allah, ia semakin kaya di dalam Tuhan. Ingat! Semakin berdaulat atas diri sendiri semakin miskin, ia makin tidak punya apa-apa, tapi semakin melepaskan kedaulatannya sendiri dia semakin kaya di dalam Tuhan. Artinya Allah makin berdaulat, dia mengumpulkan harta di surga. Ia menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya Majikan. Dan orang-orang seperti ini anda tahu? beruntung. Orang yang memberi dirinya dikuasai Allah adalah orang-orang yang memiliki segala berkat surga.

Solagracia πŸ™πŸ»


https://www.youtube.com/watch?v=jKqZ1sNhduM

Senin, 26 November 2018

RH Truth Daily Enlightenment November 2018 27. MELEPASKAN HAK

Kalau kita ditebus oleh darah Tuhan Yesus kita menjadi milik-Nya. Kira-kira berapa persen? Ya tentu saja seratus persen. Tidak ada budak yang dibeli dalam status lima puluh persen atau delapan puluh persen menjadi milik majikan yang membeli budak. Kepemilikan itu seratus persen. Sebagai umat tebusan yang seharusnya kehilangan segala hak, kita harus menempatkan diri sebagai budak atau hamba, bagi Tuhan Yesus yang telah membeli kita. Seratus persen Dia miliki, dengan demikian kita harus benar-benar dalam kesadaran, kita telah kehilangan segala hak kita. Jadi sebagai orang yang telah ditebus oleh darah Tuhan Yesus kita tidak berhak atas hidup kita sendiri; sama sekali. Sama sekali, tidak berhak atas hidup kita. Seluruh ruangan hidup kita baik waktu, tenaga, pikiran dan lain sebagainya, adalah milik Tuhan. Sebab Tuhan yang menciptakan kita dan telah membeli kita, atau menebus kita dengan darah-Nya yang mahal, Dia berhak memiliki kita sepenuhnya.

Ini bukan hal yang mudah, karena irama hidup kita yang sudah salah selama bertahun-tahun, maka tidak mudah menyerahkan ruangan hidup bagi Tuhan. Banyak orang Kristen tidak berkeberatan menjadi orang yang rajin ke gereja, bersedia memberi persepuluhan atau sumbangan lain, untuk kegiatan sosial, penginjilan dan lain-lain. Banyak orang Kristen tidak berkeberatan menjadi aktivis gereja bahkan sekali pun menjadi pendeta. Tetapi untuk melepaskan semua hak, ini menjadi masalah.

Dalam kehidupan orang beragama, di mana hukum-hukum menjadi tuntunan yang harus dikenakan, itu masih tidak sulit. Melakukan hukum-hukum masih tidak sulit. Tetapi yang namanya menjadi anak tebusan itu, hidup di dalam kedaulatan Allah secara penuh, di mana segala sesuatu yang kita lakukan harus sesuai dengan keinganan-Nya, bahkan semua keinginan dan rencana-rencana kita harus sesuai dengan keinginan Tuhan. Banyak orang Kristen yang masih nyaman menguasai dirinya sendiri, seakan-akan itu miliknya sendiri dan seakan-akan tidak pernah menerima penebusan. Bahkan ketika berurusan dengan Tuhan pun karena mau memperoleh sesuatu dari Tuhan. Tuhan yang dieksploitasi. Ini kan terbalik. Di mana-mana banyak orang Kristen yang begitu. Dengan meyakini Allah baik, Allah berkuasa, maka mereka mau menikmati rame-rame berkat dan kuasa Tuhan itu. Saya tidak katakan salah menikmati berkat dan kuasa Tuhan, tapi itu bukan tujuan kita sebagai orang yang ditebus oleh Darah Yesus. Kita ditebus untuk dimiliki Dia, untuk mengabdi kepada Dia. Jadi percaya kepada Yesus bukan berarti dapat menggunakan Tuhan untuk kepentingan kita. Percaya kepada Yesus berarti hidup untuk kepentingan-Nya.

Nah, sudah salah kaprah. Banyak komunitas Kristen hanya mau menggunakan Tuhan, bukan digunakan Tuhan. Ini orang-orang yang sebenarnya mau menginjak-injak kedaulatan Allah. Sebab berurusan dengan Tuhan untuk bisa menikmati Tuhan dalam arti menikmati berkat jasmani-Nya, mengalami kuasa-Nya. Kelihatannya itu bagus. Ini kehidupan orang beragama. Kalau kita menjadi anak-anak tebusan itu hidup bagi Dia, bukan lagi hidup seperti orang beragama pada umumnya.

Melepaskan kedaulatan atas diri itu bukan hanya masalah uang atau harta yang kita berikan
ke gereja atau kita sumbangkan kepada kegiatan sosial, tetapi suatu kesadaran bahwa Tuhan adalah Pemilik segala sesuatu termasuk segenap hidup kita. Untuk itu kalau kita benar-benar mau menjadi anak tebusan Tuhan, kita harus melepaskan kedaulatan atas diri kita sendiri, kita harus bersungguh-sungguh untuk menemukan Tuhan secara pribadi dengan belajar Firman dan hidup di dalam doa. Kita harus menghadap Tuhan setiap hari dengan sikap hati seakan-akan kita tidak memiliki apa-apa dan tidak memiliki siapa-siapa. Dialah yang memiliki hidup kita dan kita hanya memiliki Dia. Memang pada waktunya akan demikian. Suatu hari kita tidak akan bawa apa-apa, tidak punya apa-apa, tidak punya siapa-siapa. Hari ini kita sudah harus mulai belajar berpikir begitu. Jadi kita menghadap Tuhan dengan sikap tidak punya siapa-siapa, tidak punya apa-apa, supaya kita tidak terikat dengan apa pun, sebab kita hidup hanya untuk melayani Dia. Jadi kalau kita menghadap Tuhan itu, bukan karena kita mau membawa masalah, kita mau disembuhkan dari sakit penyakit kita, karena kita mau mendapat berkat-berkat jasmani atau apa pun; tapi karena kita mau menemukan Dia, menemukan kehendak-Nya, melakukan kehendak Tuhan, haleluya. Karena kita mau memiliki hubungan pribadi yang benar dengan Majikan, di mana kita sebagai budak atau hamba. Dengan demikian berbagai masalah hidup kita menjadi tidak berarti sama sekali, jika dibanding dengan masalah, hubungan pribadi kita dengan Tuhan sebagai majikan.

Selama ini banyak dikesankan oleh para pembicara-pembicara di mimbar bahwa Tuhan sangat menaruh perhatian kepada masalah yang dihadapi anak-anak Allah; seperti masalah sakit penyakit, masalah ekonomi, masalah jodoh, rumah tangga dan lain-lain. Padahal kita tahu yang dipersoalkan oleh Tuhan adalah, hubungan pribadi kita dengan Bapa di surga. Hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Sebagai hamba kita harus melayani Tuhan, sebagai anak dari Bapa di surga kita harus taat. Jadi ketika seorang Kristen belum dewasa Tuhan membiarkan orang itu menjadikan dirinya sebagai Tuhan. Maklum, dia masih tidak dewasa, walaupun mulut mengaku Yesus itu Tuhan, tapi kenyataannya tindakan hidupnya setiap hari belum menunjukkan bahwa Yesus dijadikan Tuhan. Tetapi ketika sudah saatnya seorang Kristen dipandang menjadi dewasa maka Tuhan menghendaki orang Kristen itu untuk memiliki prinsip-prinsip hidup seperti prinsip hidup-Nya yaitu, Makanan-Ku melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Ini yang mestinya  kita pahami.

Orang-orang Kristen yang sudah dipandang dewasa harus bisa memikul salib. Orang-orang Kristen yang memikul salib berarti orang-orang Kristen yang bisa diajak menderita bersama-sama dengan Tuhan. Penderitaan bersama-sama dengan Tuhan itu harus dipandang sebagai berkat. Kalau berkat untuk umat Perjanjian Lama adalah kemakmuran; tapi berkat untuk umat Perjanjian Baru adalah penderitaan. Sebab tidak ada Mahkota tanpa salib, tidak ada Kemuliaan tanpa penderitaan.

Kiranya kebenaran hari ini memberkati saudara-saudara sekalian.

Solagracia.

https://overcast.fm/+IqOBvwwzI

Minggu, 25 November 2018

RH Truth Daily Enlightenment November 2018 26. MEMBUNUH KEINGINAN DIRI SENDIR

Kalau ada kalimat membunuh keinginan diri sendiri bukan berarti lalu kita tidak punya keinginan. Tetapi jiwa kita ini harus menjadi bejana atau wadah dari kehendak Allah untuk dicurahkan atau dituangkan. Kita harus berani untuk menyerahkan jiwa kita sepenuhnya. Jadi kalau kita mengatakan tubuh, nyawaku, roh dan jiwaku, kuserahkan kepada Tuhan, itu artinya kita bersedia untuk tidak membangun keinginan dari diri kita sendiri. Kita berusaha untuk menggelar hidup hanya melakukan kehendak Tuhan. Ini memang kelihatannya muluk-muluk, seperti lebay atau berlebihan. Namun inilah sebenarnya standar hidup orang Kristen yang benar itu. Jika tidak demikian berarti kita belum menerima dan menjadikan Yesus sebagai Tuhan kita. Belum menjadikan Yesus sebagai Tuhan artinya kita belum bersedia menundukkan diri sebagai pelayan yang hidup hanya untuk melakukan kehendak Sang Majikan. 

Sebuah keindahan kalau kita mau menjadi pelayan Tuhan. Pelayan Tuhan itu bukan berarti menjadi pendeta. Nah, ini banyak orang salah. Kalau yang namanya melayani Tuhan itu jadi aktivis gereja, apalagi menjadi pendeta, ini salah, keliru sekali. Selama ini telah terbangun pemikiran yang naif seperti itu. Tidak semua orang harus jadi pendeta. Melayani Tuhan itu berarti melakukan apa yang diingini-Nya di dalam hidup ini. Orang-orang seperti ini, orang-orang yang pasti rela membunuh keinginannya sendiri, sehingga hidup hanya untuk melakukan kehendak Allah. Tapi kalau tidak mau membunuh keinginan diri sendiri, berarti tidak mengakui bahwa Yesus Pemilik kehidupan dan yang menciptakan segala sesuatu, yang segala sesuatu dari Dia, oleh Dia dan bagi Dia. Kalau kita menerima dan mengakui Dia, Yesus sebagai Tuhan, itu berarti kita kehilangan hidup kita, sama dengan kehilangan nyawa. Tapi Tuhan berjanji orang yang kehilangan nyawa, memperoleh nyawa.

Mungkin orang berkata, "Hari gini khotbah seperti itu pak, siapa yang mau dengar?" O iya, memang tidak banyak orang yang mau mendengar. Tetapi saya yakin Tuhan masih menyisakan orang-orang nekad yang rela membunuh keinginannya sendiri, demi mengerti kehendak Tuhan dan melakukan kehendak Tuhan. Selama ini orang merasa sudah menerima Yesus sebagai Tuhan, sebab telah memanggil Dia, Tuhan. Dan melakukan kegiatan agama Kristen, seperti ke gereja misalnya. Tetapi sebenarnya dirinya sendiri itulah Tuhannya. Dia belum menjadikan Yesus sebagai Tuhan. Ia masih hidup hanya selalu menyenangkan diri sendiri. Dia tidak pernah mempertimbangkan, apakah tindakan-tindakannya itu menyenangkan hati Tuhan atau tidak.

Kehidupan kita setiap hari akan menunjukkan apakah kita berusaha membangun takhta kita sendiri atau hanya memandang dan menghormati takhta Tuhan. Ayo, kita membangun takhta kita sendiri, atau kita menghormati takhta Tuhan. Mudah berkata, masuklah dalam hatiku ya Tuhan. Bertakhtalah di dalam hatiku. Oh, itu gampang omong begitu. Faktanya kita yang masih menguasai takhta hati kita sendiri dan banyak orang begitu. Setiap tahun pada bulan Desember selalu berkata, lahirlah di hatiku ya Tuhan. Yesus yang bayi, yang lahir di hati-Nya, bukan Yesus yang menjadi Tuhan, Yesus yang menjadi Tuan atas kehidupannya.

Seharusnya kita ini orang percaya memandang Tuhan Yesus dan berprinsip bahwa hanya Dia yang layak menerima kehormatan sebagai Tuhan, sebagai Kurios atau Majikan, dengan hidup hanya melakukan kehendak Bapa. Kehidupan orang percaya itu kehidupan yang menghadirkan pemerintahan Allah di bumi ini secara konkrit. Dan doa Bapa Kami memang mengajarkan begini; datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di Surga. Datanglah Kerajaan-Mu itu artinya menghadirkan Pemerintahan Allah dalam hidup kita. Itu berarti tidak boleh ada keinginan-keinginan dalam diri kita yang bertentangan dengan kehendak Allah. Dari kecil saya Kristen, saya sudah mendengar doa Bapa Kami, dan nyaris hafal di luar kepala, sebab diucapkan pada waktu Kebaktian Hari Minggu, Kebaktian Rumah Tangga, bahkan Kebaktian Pemakaman. Sehingga banyak orang Kristen bisa mengucapkan doa Bapa Kami tanpa berpikir, tentu juga tanpa berperasaan. Padahal begitu mengucapkan doa Bapa Kami datanglah Kerajaan-Mu, ia langsung ditawan oleh Kerajaan itu, di mana Tuhan sebagai Rajanya yang harus  berdaulat memerintah.

Banyak orang yang sudah terbiasa nyaman dengan takhtanya sendiri, sehingga sulit untuk menundukkan diri di bawah subordinasi, di bawah kekuasaan atau dibawahi Allah, sudah sulit. Sulit bukan berarti tidak bisa. Kalau saudara nekad menembus ketidakberdayaan, saudara jadi berdaya, artinya rasanya tidak bisa, hidup dalam Pemerintahan Allah, tapi yakin Tuhan akan menolong. Harus berani untuk menembus ketidakberdayaan dengan menyatakan dan mengatakan; aku mau. Sebab tidak bisa dihindari. Orang percaya tidak bisa menghindari hidup dalam Pemerintahan Allah. Ia harus hidup dalam Pemerintahan Allah dan ini sebenarnya maksud tujuan keselamatan itu. Yaitu mengembalikan manusia kepada rancangan Allah yang agung sejak semula. Rancangan tersebut adalah menciptakan manusia yang segambar dan serupa dengan Allah sendiri dan manusia yang hidup segambar dan serupa dengan Allah pasti hidup dalam Pemerintahan-Nya. Kalau kita mengatakan datanglah Kerajaan-Mu, kita menghadirkan Pemerintahan Allah. Dan orang yang hidup dalam Pemerintahan Allah sejak di bumi ini, dia akan hidup dalam Pemerintahan Allah di kekekalan. Orang yang menolak hidup dalam Pemerintahan Allah di bumi, orang-orang yang hidup hanya untuk kesenangannya sendiri, jangan harap hidup dalam Pemerintahan Allah nanti.

Tuhan memberkati.

Solagracia.

https://overcast.fm/+IqOCEwV4E

RH Truth Daily Enlightenment November 2018 25. MENYAMAI TUHAN

Ketika Iblis mau menyamai Tuhan yang ditulis dalam Yesaya pasal 14:13-14. Menyamai, artinya mau sejajar, dalam bahasa Ibraninya damah, itu bukan berarti Iblis bisa Satu level dengan Tuhan. Tidak mungkin dia bisa satu level. Kata menyamai dalam Yesaya 14 tersebut, adalah damah yang artinya sejajar. Dia hendak mensejajarkan diri dengan Tuhan. Dalam arti dia juga ingin memiliki takhta. Tetapi tentu tidak akan bisa menyamai. Sama seperti seorang pegawai, dia bekerja di satu perusahaan, dia mau membuka perusahaan sendiri, sejajar sebagai bos, tetapi tidak mungkin, tetapi tidak menyamai. Kalau itu perusahaan multi nasional dengan asset trilyun, dia mau membuka perusahaan sendiri dengan asset beberapa juta misalnya, tidak trilyun tapi sejajar dalam hal sama-sama sebagai bos, tapi tidak menyamai.
Sebenarnya Lusifer itu hendak mendirikan takhtanya sendiri karena ia ingin merdeka. Ia tidak mau disubordinasi atau dibawahi. Ia memang tidak pernah menjadi satu level dengan Tuhan, tetapi Iblis bisa memiliki kedaulatan wilayahnya sendiri.

Cara berpikir seperti ini, ini cara berpikir yang dimiliki oleh banyak orang. Orang hendak berdaulat atas wilayah hidupnya tanpa dibawahi oleh siapa pun, bahkan tanpa dibawahi oleh Tuhan sendiri. Pada dasarnya ketika Adam dan Hawa makan buah yang dilarang untuk dikonsumsi, ia mau keluar dari subordinasi Tuhan atau dia mau lepas dari subordinasi Allah. Dia tidak mau dibawahi oleh Allah. Kalau dia taat, berarti dia dibawahi, kalau dia tidak taat berarti dia keluar atau lepas dari subordinasi tersebut. Ini yang terjadi dalam hidup banyak orang Kristen hari ini, dia tidak mau dibawahi oleh siapa pun bahkan oleh Tuhan sendiri. Inilah godaan setiap manusia termasuk orang Kristen yang mau membangun takhtanya sendiri, mau memiliki kedaulatannya sendiri sama dengan Lusifer yang mau menyamai Tuhan; tetapi tidak akan mungkin sama. Dia mau sejajar, sama-sama bos, tetapi tindakan Lusifer itu pemberontakan. Hati-hati spirit seperti ini, menghinggapi kehidupan banyak manusia. Dan faktanya banyak orang yang telah terjerat oleh cara berpikir itu, banyak orang memiliki sikap hati seperti Lusifer, ia ingin memiliki takhtanya sendiri; ia ingin memiliki kebebasan atau kemerdekaan.

Bagaimana bentuknya atau apa buktinya orang yang mau mendirikan takhtanya sendiri? Ketika ia mau berkuasa atas keinginan-keinginannya sendiri, ia merasa berhak memerintah dirinya dengan mengumbar keinginan. Dia tidak mempersoalkan, tidak memperkarakan, apakah keinginan-keinginannya itu sesuai dengan keinginan Tuhan; sesuai dengan kehendak Allah atau tidak. Ia tidak mempersoalkan, yang penting ia senang, yang penting ia puas. Dengan cara demikian ia menjadi Tuhan bagi dirinya sendiri dan kalau dia kuat; artinya menjadi orang kaya atau berkedudukan  tinggi, memiliki kekuasaan; ia juga menjadi Tuhan bagi orang lain. Dan setiap orang memiliki godaan seperti ini. Ada yang kuat, ada yang kurang kuat, atau ada yang lemah, tetapi pasti ada. Ada yang berkesempatan, ada yang tidak berkesempatan. Yang berbahaya itu justru yang memiliki kesempatan. Orang yang bisa menjadi kaya, orang yang bisa menjadi pejabat tinggi, memiliki kekuasaan. Ini bahaya. Mengapa bahaya? Sebab dengan kekayaan, dengan uang berlimpah, dengan kedudukan atau jabatan, ia bisa berbuat lebih banyak. Ibarat burung ia punya sayap lebih besar, ia bisa terbang kemana saja. Beda dengan orang yang secara ekonomi lemah, rakyat jelata, tidak memiliki kekuasaan, ia tidak memiliki kapital atau modal untuk mengingini banyak; tetapi tetap punya keinginan. Jangan saudara berpikir bahwa kalau orang kaya sukar masuk Kerajaan Surga, orang miskin mudah. Orang miskin yang mau kaya, orang miskin yang haus kekayaan, sama susahnya untuk masuk surga.

Kalau kita mau menjadikan Yesus Tuhan, tidak bisa tidak kita harus mematikan segala keinginan kita. Kita harus bersedia tidak membangun keinginan sendiri. Semua keinginan yang muncul dalam diri kita, kita perkarakan dengan Tuhan, ini sesuai tidak, dengan keinginan atau kehendak-Nya. Jangan pikir, karena itu berkaitan dengan pelayanan pasti Tuhan kehendaki. Mau bangun gereja, mau beli tanah untuk membangun sekolah, misalnya. Mau membuat sekolah misi, mau membangun desa misi atau apa pun namanya, kelihatannya semua untuk Tuhan, dan lalu kita buru-buru mengerjakannya. Belum tentu itu kehendak dan rencana Allah. Kita harus memperkarakan.

Dewasa ini orang mudah mengatakan ia mendapatkan visi dari Tuhan. Padahal belum tentu itu visi dari Tuhan. Jadi keakuan, ego yang masih dia miliki itu bisa melahirkan visi-visi yang diakui dari Tuhan, padahal bukan. Kita harus berani turun dari takhta kita, atau melepaskan pemerintahan atas diri kita sendiri, walaupun ini bukan hal yang mudah. Tetapi tidak bisa tidak kalau kita mengatakan Yesus sebagai Tuhan, kita menerima Dia sebagai Tuhan, kita harus berani menyangkal diri. Makanya Tuhan berkata, kalau seorang tidak menyangkal diri, dia tidak layak bagi Tuhan. Coba perhatikan bagaimana hidup kita selama ini. Apakah kita benar-benar menundukkan diri kepada Tuhan, sebagai Tuhan yang kita akui berdaulat atas hidup kita. Atau tanpa sadar kita masih suka-suka sendiri, kita berdaulat atas diri kita dan kita merasa itu sebagai kewajaran. Namanya juga manusia, memiliki keinginan lalu kita merasa berhak memiliki keinginan, akhirnya kita bersalah kepada Tuhan karena hal tersebut. Ini dia saudara, yang menjadi masalah.

Kiranya kebenaran ini memberkati kita sekalian.

Solagracia.

https://overcast.fm/+IqOAt6eI4

( Sunday Bible Teaching ) SBT, 18 November 2018 Pdt. DR. Erastus Sabdono

Alkitab πŸ“š mengatakan
Injil itu kekuatan Allah.
Injil itu kabar baik yang mengandung dan memuat kekuatan Allah.
Pasti kabar baik yang tersedia di Injil yang di dalamnya termuat kuasa Allah.
Tidak bisa ditemukan dalam tempat manapun.

Pasti sangat istimewa.
Sekarang ini Injil digunakan untuk menjawab kebutuhan jasmani.
Menawarkan kuasa Tuhan, mujizat Tuhan.
Apa yang terjadi ?
Tentu orang sakit membutuhkan dokter.

Perhatikan Injil diberitakan dewasa ini.
- Menjanjikan pemenuhan kebutuhan jasmani.
Orang kaya tidak membutuhkan, kecuali orang kaya ingin lebih kaya, atau tetap kaya.
- Supaya tidak jatuh miskin, supaya lebih berlimpah kekayaannya.

Tidak heran hari ini negara - negara Kristen yang dulu disebut ibu penginjilan seperti Eropa tidak lagi menghargai Injil sebagai
buktinya gereja - gereja πŸ’’ jadi sepi.

Sekarang Kekuatan apakah yang terdapat dalam Injil ?
Yohanes 8 : 31 - 32
Yesus berkata kepada orang Yahudi yang percaya.
Percaya disitu berarti : mengakui Yesus berasal dari Allah dan mengajarkan kebenaran dari Allah πŸ’“
Tentu percayanya ini percaya yang belum dewasa.
Kebenaran itulah Injil.
Kalau kamu tetap dalam firmanKu kamu akan mengerti akan kebenaran.

Hari ini kita melihat Injil yang diberitakan tidak berdampak seperti yang  Allah kehendaki.
Sebab Injil telah dimodifikasi sedemikian rupa untuk mengikuti semangat jaman dan selera jaman, mengikuti market atau pasar.
Sehingga Injil yang diajarkan Tuhan Yesus tidak diajarkan.

Injil yang dibawa Tuhan πŸ’“ Yesus luar biasa tajamnya.
Tajam sekali, tetapi juga kejam sekali.
Tajam menebus batin kita
Kejam merenggut kita dari dunia.
Kejam bukan dalam arti negatif.
Injil itu sangat tajam dan merenggut manusia untuk keluar dari cara berpikir dunia 🌍, dari cara hidup dunia, dari gaya hidup dunia dengan segala kenikmatan.

Oleh sebab hari ini banyak orang Kristen berurusan dengan Tuhan hanya karena
pemenuhan kebutuhan jasmani, mata hatinya akan
tertutup untuk kebenaran Injil.
Dalam hal ini Tuhan hanya menjadi alat, Tuhan hanya menjadi sarana, Tuhan tidak menjadi tujuan.

Dalam kehidupan jemaat pertama juga telah terjadi penyimpangan ini, jadi bukan hanya sekarang terjadi penyimpangan.
Filipi 3 : 19
Dan penyimpangan ini jangan terjadi di tengah - tengah kita.

Masalah terbesar yang kita hadapi adalah : Keterikatan kita dengan sesuatu..
Mestinya kita terikat dengan Tuhan tetapi Kalau terikat sesuatu itu kebinasaan.
Dan Injil itu kuasa Allah yang dapat memerdekaan.
Jadi kalau pemberitaan Injil tidak sesuai inti kebenaran orisinil yang Tuhan Yesus πŸ’“ ajarkan tidak ada kemerdekaan.

Bertahun - tahun menjadi orang Kristen, bahkan menjadi majelis, bahkan menjadi pendeta masih terikat dengan dunia 🌍 ini.
Apakah terikat materi, gelar, pangkat, keinginan - keinginan daging, sex dsbnya, belum merdeka.
Sampai sudah uzur usia masih terikat kebanggaan - kebanggaan tertentu.
Dan pasti orang - orang seperti ini tidak menginginkan bertemu Tuhan, belum merdeka.

Seseorang bisa bertumbuh dalam Tuhan kalau melepaskan diri dari ikatan dunia.
Kalau masih matrealistis,
masih terikat dunia, yang Alkitab πŸ“š katakan beban dan dosa mesin rohani untuk menumbuhkan kodrat ilahi tidak bisa.

Maka Tuhan Yesus berkata kalau kamu tidak melepaskan diri dari segala milikmu, kamu tidak bisa menjadi muridKu, kamu tidak bisa kudidik.
Kalau kita masih duniawi, tiap minggu ke gereja πŸ’’ juga percuma.
Kita tidak bertumbuh secara benar.

Mungkin kita tertahan secara moral umum, tetapi
mengalami pertumbuhan kedewasaan rohani yang benar, tidak mengalami kodrat ilahi.
Karena kita masih membagi hati.
Ikut Tuhan Yesus πŸ’“ tidak boleh membagi hati lagi.
Kita mau ikut Tuhan Yesus karena :
1.  Meneladani Dia, mencontoh Dia.
2. Meneruskan pekerjaanNya.
Seperti Bapa utus Aku, kata Yesus, Aku utus kamu.

Demi kecintaan kita kepada Tuhan Yesus, siapapun kita kalahkan.a
Kita harus ekstrim kepada Tuhan.
Asal ada makanan dan pakaian.
Injil yang benar begitu.
Di dunia 🌍 hari ini Injil begini bisa tidak laku.
Kita tidak terikat dunia, punya rumah, mobil, dll, kita tidak boleh terikat.

Justru ketika kita punya segala sesuatu, kita tidak terikat, kita bisa menikmati segala sesuatu.
Biarpun rumah kontrak kita bisa nikmati, punya mobil apapun kita bisa nikmati.

Injil yang benar merebut kita
dari dunia, sehingga kita tidak mungkin sama dengan orang sekitar kita.
Kita pasti akan memiliki ciri tanda anak - anak Bapa di surga.
Akan ditandai orang kita berbeda, di manapun.
Bisa waktu singkat ditandai.
Ini tujuannya bukan kita ingin dipuji, tetapi menjadi saksi, bahwa benar 2000 th yang lalu ada juruselamat bernama Yesus yang menyelamatkan, dan
Keselamatan ditandai perubahan karakter orang itu.

Filipi 3 : 17 - 20
Paulus itu standar kita.
Kalau Yesus jelas Anak Allah.
Kalau Paulus itu pengikut Tuhan Yesus dia lebih manusiawi.
Kalau kita lihat prinsip - prinsip Paulus itu prinsip - prinsipnya Tuhan Yesus.

Melihat surat - suratnya Paulus, dia orang hebat yang sangat mengasihi Tuhan.
Paulus teladan kita.
Ikutlah teladanku, itu obyeknya jemaat Filipi.

Kewargaan kita di Surga.
Fokus kita Tuhan Yesus πŸ’“dan serupa dengan Dia.
Kita akan bertemu dengan Dia.
Kalau kita serupa dengan Dia jangan harap kita bertemu Dia.
Karena Tuhan Yesus berkata Aku tidak kenal kamu, kamu yang tidak melakukan kehendak Bapa.
Aku tidak kenal kamu, karena tidak seperti Aku, Aku yang melakukan kehendak Bapa.

Kalau kita pernah all out untuk bisnis atau usaha apapun, kenapa kita tidak all out untuk Tuhan ?

Jangan fokus yang lain.
Kalau fokus hidup kita ke Tuhan πŸ’“ dan kerajaanNya,
nanti dosa - dosa kita akan gugur sendirinya.
Iblis itu mengupayakan kesejahteraan manusia di bumi, agar manusia dapat melupakan Allah.
Dan kenyamanan itu berbahaya.
Dan kuasa dunia akan membuat hidup kita jadi nyaman, sampai mereka melupakan Tuhan dan rencanaNya.
Itu filsafat hedonisme.

Iblis menawarkan dunia kepada Yesus, tetapi Yesus menolak tegas.
Lukas 4 : 5 - 8
Jadi kalau ingin menikmati dunia dengan hal itu merasa nyaman, itu filsafat hedonisme.
Itu membuat kita tidak mungkin bisa ikut Tuhan Yesus.
Kalau kita inginkan kenyamanan dengan
fasilitas dunia 🌍 ini, pasti akan berkhianat kepada Tuhan.

Kenyamanan hidup akan membuat orang tidak membutuhkan TuhanπŸ’“
Kenyamanan yang menciptakan suasana jiwa orang merasa tidak membutuhkan Tuhan, ini keadaan gawat.

Jangan kita memburu kenyamanan, yang kita anggap dapat menciptakan suasana jiwa yang girang.
Jangan kita memburu kenyamanan, yang di dalamnya kita berharap memiliki kebahagiaan dalam jiwa ini.
Keadaan tidak bermasalah dalam hidup itu signal memikul penderitaan dan  beban orang lain.

Manusia akan terbelenggu dengan semua keinginan - keinginan.
Seharusnya kita berkata "Yesus cukup bagiku" dan Tuhan tersanjung.
Jadi jangan berpikir dengan  keadaan tertentu kita nyaman.
Paulus berkata :
"Asal ada makanan dan pakaian cukup "

Jangan mencari kenyamanan dari apapun juga.
Tuhan πŸ’“ tahu siapa yang menyanjung Dia.
Maka sanjunglah Tuhan sepanjang hidup kita.

Dalam hal ini Tuhan memperingatkan kita jangan mencari kenyamanan tersebut.
Lukas 21 : 34
Kepentingan - kepentingan duniawi percintaan dunia 🌍
Kalau kita hanya memiliki kenyamanan di dalam Tuhan, fasilitas dunia tidak bisa menjerat kita.
Karena kita sudah memindahkan kenyamanan kepada Tuhan.
Jadi kapanpun Tuhan datang kita sudah siap.
Kedatangan Tuhan sama dengan hari kematianmu.

Kalau kita menginginkan kenyamanaan, itu kebahagiaan, kita terikat.
Pesta pora :  kesukaan dari dunia ini.
Kemabukan : apapun yang membuat kita limbung, yang membuat kita hilang kesadaran.
Ini percintaan dunia 🌍
Tidak mudah untuk berubah.

Maka setiap kali kita ke gereja dengar firman kita dicuci otaknya.
Kalau orang melihat kita ekstrim dan fanatik, ini standar.
Percintaan dunia 🌍 ini artinya : tipu daya kekayaan yang menjerat orang.
Dan ini sama dengan menyembah iblis.
Kita keterlaluan kalau masih tertarik dunia, kemuliaan kerajaan Tuhan luar biasa.
Masak kita tidak memuliakan kerajaan Bapa di Surga.
Kita percaya ada kerajaan di balik langit biru.

Jangan berharap kebahagiaan dunia 🌍 ini.
Kenyamanan hidup membuat orang tidak melayani Tuhan tetapi melayani diri sendiri.
Jadi kalau orang mengingini kenyamanan hidup dan
kebahagiaan, dia tidak mungkin melayani orang lain.

Markus 10 : 21 - 22
Ini orang yang terjerat kekayaan sehingga dia tidak bisa ikut Tuhan, ia pergi dengan sedih karena banyak hartanya.
Tuhan πŸ’“ berkata : kamu tidak dapat mengabdi kepada dua tuan.
Tuhan Yesus absolut berkata, Semuanya atau
tidak usah sama sekali.
Jadi kita harus memilih Tuhan atau dunia.

JBU ⚘

Jumat, 23 November 2018

Quote November 2018 #4

Today's Quote:
Peluang dosa adalah sarana bagi kita untuk menunjukkan bahwa kita adalah orang yang sudah mati dari dosa.

Dr. Erastus Sabdono,
18 November 2018

Today's Quote:
Dosa memisahkan seseorang dari Tuhan dan menutup pintu berkat Tuhan.

Dr. Erastus Sabdono,
19 November 2018

Today's Quote:
Tuhan pasti melindungi kehidupan jasmaniah kita, tetapi Ia lebih tertarik melindungi kehidupan rohani dan berlangsungnya proses kedewasaan kita; itulah sebabnya Tuhan bisa mengizinkan kesulitan kita alami, demi kebaikan kita.

Dr. Erastus Sabdono,
20 November 2018

Today's Quote:
Kalau kita memiliki waktu khusus untuk berdoa dengan Tuhan, nanti kita dapat membuktikan bahwa dalam hidup ini tidak ada waktu yang lebih berharga selain duduk diam di kaki Tuhan dalam doa, sebab orang yang mengasihi Tuhan pasti menyediakan waktu untuk Tuhan.

Dr. Erastus Sabdono,
21 November 2018

Today's Quote:
Melakukan kehendak sendiri adalah hal yang otomatis bisa berlangsung, tetapi melakukan kehendak Allah adalah perjuangan, yang harus dilakukan oleh setiap individu.

Dr. Erastus Sabdono,
22 November 2018

Today's Quote:
Sejatinya, kesaksian harus ditampilkan bukan dengan perkataan atau mukjizat, tetapi melalui perbuatan hidup kita setiap hari.

Dr. Erastus Sabdono,
23 November 2018

Today's Quote:
Roh Kudus yang lemah lembut selalu menuntun orang percaya dengan kesabaran, tetapi kesempatan yang diberikan kepada setiap individu pasti terbatas.

Dr. Erastus Sabdono,
24 November 2018

Kata Bermakna November 2018 #4








RH Truth Daily Enlightenment November 2018 24. MELEPASKAN DIRI DARI IKATAN

Menarik sekali apa yang ditulis oleh Lukas, dalam Injil Lukas 19:1-10, yaitu mengenai Zakheus orang kaya, yang memiliki jabatan sebagai kepala pemungut cukai. Tentu hartanya banyak. Ia menyambut Tuhan Yesus masuk ke dalam rumahnya. Dimulai dari keinginannya untuk melihat wajah Yesus. Tentu sebelumnya ia belum pernah bertemu dengan Yesus. Karenanya ia ingin melihat wajah-Nya. Rupanya Yesus sudah populer di masyarakat Yahudi pada waktu itu. Tapi belum semuanya pernah melihat wajah-Nya, termasuk Zakheus. Dan ini sangat mungkin karena Zakheus juga pasti sibuk bekerja, sibuk mencari harta, sibuk mengumpulkan kekayaan, sebagai kepala pemungut cukai banyak tugas yang harus ditunaikan. Dan perlu saudara ketahui bahwa, orang-orang Yahudi di bawah jajahan Roma; itu harus membayar pajak. Setiap kepala 1 Dinar. Dan juga pajak-pajak lain.

Zakheus ini kepala pemungut cukai. Ini satu hal yang menarik, karena Zakheus ini namanya saja sebenarnya berarti sejati/asli dari bahasa Ibrani. Pasti orangtuanya memberikan dia nama ini supaya menjadi Ibrani atau Yahudi sejati. Tetapi kenyataannya dia malah menjadi antek penjajah. Jadi kebalikan/bertentangan dengan harapan dan mimpi orangtuanya. Mengapa bisa demikian? Karena Zakheus ingin kaya. Ia tidak peduli harapan, mimpi orangtuanya. Tetapi masih ada nurani di dalam diri Zakheus, ia ingin melihat wajah Yesus yang dikenal sebagai Guru bagi masyarakat kecil; pemerhati bagi mereka yang sakit, dan benar ia rela naik pohon demi bisa melihat wajah Yesus.
Lebih mengejutkan ketika Yesus meminta ia turun dari pohon itu, dan Dia singgah di rumahnya. Luar biasa!

Ketika Zakheus menyambut Yesus di rumahnya; tanpa perintah, tanpa komando, tanpa nasihat Yesus yang keras, Zakheus sudah membagikan separo hartanya kepada orang miskin. Kalau ada orang yang pernah dia peras, ia kembalikan empat kali lipat. Ini sebuah respon! Wujud dari respon! Dan jika seseorang benar-benar mau mengikut Tuhan Yesus, mau menerima keselamatan dari pada-Nya, ia harus memberi respon, respon yang memadai. Respon ini tentu bukan jasa. Jadi respon Zakheus ini merupakan bentuk penghargaannya kepada Yesus, atas kesediaan Yesus menumpang di rumahnya.

Di sini Zakheus menjadi orang yang memiliki standard yang luar biasa, standard hidup yang berkualitas. Ia membagikan separo hartanya, jika ada orang yang pernah dia peras, dia kembalikan empat kali lipat. Bisa-bisa ia menjadi orang yang sederhana. Ini berbeda dengan orang kaya di Matius 19:16-26, ketika Tuhan memerintahkan/menasihati dia menjual hartanya. Ia sedih, kenapa? Karena hatinya telah terpasung oleh kekayaan. Tuhan mengatakan : "Lebih mudah seekor unta masuk ke dalam lubang jarum".
Memang unta tidak akan bisa masuk ke dalam lubang jarum, jika tidak ditolong. Jadi lubang jarum itu hanya cukup untuk unta yang jongkok. Unta yang jongkok ini unta yang stress. Sebab sudah biasa jalan puluhan kilometer atau ratusan kilometer, harus jongkok. Jongkok yang pas untuk pintu masuk sebuah kota, jika pintu utamanya ditutup. Sebuah lobang yang cukup untuk unta jongkok dan didorong oleh majikannya. Pokoknya bersedia saja nanti ada yang dorong.
Demikian pula kita. Harus bersedia dulu, melepaskan segala sesuatu. Saudara tahu unta itu binatang yang dihiasi. Diberi mahkota, diberi rumbai-rumbai dan lain sebagainya. Harus diprotoli, dilepaskan dulu semua aksesoris tersebut, baru dia bisa jongkok dan didorong.

Demikian pula kita orang percaya, kalau kita mau merespon keselamatan dalam Yesus Kristus, sehingga kita memiliki keselamatan yang Dia sediakan, kita harus melepaskan semuanya. Seperti Paulus mengatakan, "Kulepaskan semuanya dan kuanggap sampah, supaya aku memperoleh Kristus. Di sini seperti ada barter. Orang percaya harus berani seperti transaksi. Mustahil Allah jadi manusia, tetapi itu bisa dilakukan dengan kesungguhan Allah Anak memberi diri untuk itu.

Mustahil orang kaya masuk surga, tapi ternyata Zakheus bisa. Dia melepaskan semua belenggu ikatan di dalam hatinya. Melepaskan diri dari segala milik, itu kondisi atau itu syarat, di mana orang percaya dapat menjadi pengikut Kristus. Lukas 14:33, Tuhan mengatakan : "Barangsiapa tidak melepaskan diri dari segala milik-Nya, dia tidak dapat menjadi murid-Ku."
Kita hampir tidak mendengar lagi khotbah-khotbah seperti ini. Kita seakan-akan boleh menjadi manusia wajar seperti yang lain.

Melepaskan segala sesuatu bukan berarti kita memberikan uang kita semua untuk yayasan sosial, atau ke gereja, belum tentu demikian. Tetapi hati kita tidak boleh terbelenggu oleh keindahan dunia. Artinya kita tidak boleh memiliki keadaan masih bisa dibahagiakan oleh dunia ini. Kita tidak boleh memiliki keadaan diri, di mana kita masih bisa dibahagiakan oleh dunia. Dunia tidak boleh bisa membahagiakan hati kita. Sebab yang hanya dapat membahagiakan hati kita, hanya Tuhan Yesus. Dengan demikian kita akan melekat dengan Tuhan, kita bisa menjadi kekasih-Nya. Dan orang-orang yang melekat dengan Tuhan menjadi kekasih-Nya, orang-orang yang bisa mengasihi Dia dengan segenap hati, segenap jiwa, dan segenap akal budi. Orang-orang seperti inilah yang layak
ada di dalam Kerajaan Bapa di surga, menjadi anggota Kerajaan (Royal Family).

Kiranya kebenaran hari ini memberkati kita sekalian.

Solagracia.

https://overcast.fm/+IqOBdLt4s

RH Truth Daily Enlightenment Jumat, 23 November 2018 "KEMUSTAHILAN"

Ada pernyataan Firman Tuhan di dalam Alkitab; yang mustahil bagi manusia tidak mustahil bagi Allah. Kapan ayat ini muncul? Ayat ini muncul, yang pertama ketika Maria yang belum menikah harus hamil. Ini proses bagaimana Allah Anak Yesus menjadi Manusia. Hal yang sangat mustahil. Tapi Tuhan menembus kemustahilan itu. Allah Anak Yesus Kristus menjadi Manusia, itu kemustahilan, itu sudah tidak mungkin secara alkali, tetapi Ia menembus kemustahilan itu. Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Lalu hal yang kedua mengenai kemustahilan menjadi ketidakmustahilan itu konteksnya mengenai orang kaya yang mengingini hidup yang kekal. Ia seorang yang sudah bermoral, beretika, sudah melakukan hukum-hukum, tetapi dia merasa belum memiliki hidup yang berkualitas. Itulah sebabnya dia bertanya kepada Tuhan Yesus; Tuhan apa yang harus kulakukan supaya hidupku berkualitas? Tuhan Yesus memberikan kepadanya tuntunan bagaimana mencapai hidup yang berkualitas itu; yaitu dengan menjual seluruh hartanya, membagikannya kepada orang miskin dan datang kepada Tuhan Yesus untuk ikut Tuhan Yesus, seperti murid-murid-Nya. Di mata orang kaya tersebut ini tindakan konyol. Ia sudah membangun kekayaan selama bertahun-tahun. Bagaimana dia bisa membagikannya dengan mudah kepada orang? Yang kedua dia sudah membangun kesalehan selama bertahun-tahun sehingga dia menjadi pemuka agama. Sekarang harus ikut Yesus yang dianggap oleh para pemuka agama sebagai orang yang tidak mengajarkan ajaran yang benar, dengan kalimat atau kata lain semacam sesat. Itulah sebabnya Yesus dianggap atau dipandang sebagai orang yang membahayakan bagi pengajaran para ulama-ulama Yahudi waktu itu. Mereka sering berusaha untuk menjerat Yesus dengan pertanyaan dan perkataan, karena mereka tidak menyukai Yesus. Yesus itu adalah; persona non grata, orang yang tidak disukai. Ikut Yesus berarti orang yang tidak disukai pula, siapa yang mau? Maka orang kaya ini, yang juga seorang pemuka agama pergi dengan sedih sebab hartanya banyak. Yesus merespon keadaan itu dengan mengatakan atau merespon kejadian itu dengan mengatakan, sesungguhnya sukar sekali bagi orang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga, lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Untuk masuk Kerajaan Allah, orang memang harus meninggalkan segala sesuatu, kehilangan segala sesuatu ini mustahil bagi manusia yang sudah terbiasa hidup dalam kenyamanan. Tetapi Tuhan berkata yang mustahil bagi manusia tidak mustahil bagi Allah. Jadi dimungkinkan ada keniscayaan untuk memiliki hidup yang berkualitas. Ini sama dengan berarti ini proyek kemustahilan. Tetapi menjadi tidak mustahil jika Allah turut bekerja di dalamnya. Allah Anak menjadi manusia itu mustahil, tetapi Allah menembus kemustahilan itu, ini luar biasa. Kedasyatan-Nya bukan terletak pada kemampuan-Nya, kemampuan Yesus menjadi manusia, tetapi kesediaan-Nya itu yang luar biasa. Soal kemungkinan itu urusan Allah yang bisa merubah Yesus, Allah Anak menjadi manusia, atau menjadikan Dia manusia, tetapi kesediaan-Nya ini.

Demikian pula kita, apakah bisa memiliki hidup yang berkualitas seperti yang Allah kehendaki? Yang sama dengan apakah mungkin kita bisa menjadi sempurna? Tidak ada yang mustahil. Tetapi masalahnya seberapa kita memiliki kesediaan. Di sini dibutuhkan kenekadan seseorang untuk benar-benar mau berjuang memiliki hidup yang berkualitas atau yang sama dengan memiliki hidup yang sempurna seperti Bapa atau yang sama dengan menjadi serupa dengan Yesus. Jadi kita itu mungkin untuk menjadi seperti  Yesus bukan dalam arti mirip-mirip (not just like Jesus), tetapi benar-benar memiliki pikiran, perasaan Dia.

Kita bisa mengerti sekarang mengapa Tuhan Yesus berkata bahwa; jika hidup keagamaan kita tidak lebih benar dari ahli Taurat dan orang Farisi, yaitu ulama-ulama agama Yahudi, kita tidak masuk Surga. Memang kita ini standardnya itu kemustahilan. Kita masuk proyek kemustahilan. Dari yang mustahil menjadi tidak mustahil, itu ditentukan kesediaan, ini penting. Mengapa orang muda kaya, juga pemuka agama di Matius 19 menolak mengikuti tuntunan Tuhan? Karena hatinya terpasung oleh kekayaan dan dia merasa dirinya sudah memenuhi standard sebagai orang baik. Ia tidak sanggup, ia tidak mampu, sebab banyak hartanya. Jadi masalahnya bukan berapa banyak hartanya, masalahnya seberapa banyak, seberapa besar kesediaannya.

Jadi jangan kita tidak berani melangkah, kita harus berani melangkah. Jika kita berani melangkah, maka Tuhan akan menolong kita. Tuhan pasti menolong kita. Kita harus melangkah, maka yang mustahil bagi kita tidak mustahil bagi Allah. Kita memiliki kesediaan dulu, kita nekad dulu, maka Allah akan memberikan pertolongan-Nya kepada kita untuk bisa mencapai yaitu kehidupan yang berkualitas, yang s
ama dengan sempurna seperti Bapa, yang sama dengan serupa dengan Yesus.

Kiranya kebenaran hari ini memberkati kita sekalian.

SolagraciaπŸ™πŸ»



https://overcast.fm/+IqOBLw9Lg

Rabu, 21 November 2018

RH Truth Daily Enlightenment Kamis, 22 November 2018 "KEHILANGAN NYAWA"

Tuhan Yesus memberikan syarat kepada para pengikut-Nya, syarat mengikut Dia, yaitu harus rela kehilangan nyawa atau tidak menyayangkan nyawa. Hal itu ditulis dalam Matius 10:39, Matius 16:25 dan lain sebagainya. Kata nyawa dalam bahasa atau teks aslinya adalah sukhe yang artinya jiwa. Dalam jiwa terdapat pikiran, perasaan dan kehendak. Dalam jiwa ada keinginan-keinginan dan segala hasrat. Di dalam jiwa ada berbagai pengertian dan filosofi. Oleh sebab itu seseorang yang rela kehilangan nyawa harus rela mengubah filosofi hidupnya. Kesediaan berubah ini dengan sungguh-sungguh ditunjukkan dengan mendengar belajar kebenaran. Dan ketika seseorang meneguk kebenaran, mengasup kebenaran ke dalam dirinya, maka otomatis dia akan mengalami pembaharuan pikiran. Jadi pembaharuan pikiran itu tidak bisa terjadi dengan mudah, apalagi secara otomatis, tidak bisa. Pembaharuan pikiran inilah gaya hidup seseorang di mana orang itu belajar Firman dengan sungguh-sungguh dan cara berpikirnya berubah.

Perubahan yang signifikan dalam cara berpikir akan ditandai dengan kerelaan seseorang berkorban, berkorban apa pun demi melakukan kehendak Allah dan demi menyelesaikan pekerjaan-Nya. Seorang yang menjadi corpus delicti, artinya orang yang menjadi seperti Yesus, itu orang-orang yang harus melepaskan semua kepentingan pribadi atau egoismenya. Dia harus rela menjadi seperti anggur yang tercurah dan roti yang terpecah. Inilah orang-orang yang tidak menyayangkan nyawa seperti Tuhan Yesus sendiri. Perhatikan bagaimana Tuhan Yesus mengosongkan diri-Nya, menjadi manusia dalam kemiskinan, Ia tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya. Orang-orang percaya yang benar-benar ikut Tuhan Yesus harus mengenakan cara berpikir ini sehingga gaya hidupnya seperti Tuhan Yesus. Setiap orang percaya harus memiliki pikiran dan perasaan Kristus artinya cara berpikirnya sehingga memiliki gaya hidup Tuhan Yesus. Kalau pun kita studi, kita kuliah, kita karir, bekerja dan melakukan segala sesuatu, kita lakukan semua itu untuk Tuhan. Kita harus rela kehilangan diri kita sendiri, itu namanya menyangkal diri, kita kehilangan nyawa.
Jadi kita hidup di bumi ini bukan untuk wisata, bukan untuk kesenangan-kesenangan tapi untuk mengerti kehendak Bapa dan melakukannya. Mengerti pekerjaan yang Bapa percayakan kepada kita. Inilah yang Tuhan kehendaki.

Kalau kita membaca tulisan Petrus, bahwa orang-orang percaya bisa mempercepat kedatangan Tuhan Yesus. Ini kesannya bahwa orang percaya bisa mengatur Bapa. Seakan-akan kedatangan Yesus yang ditentukan oleh Bapa bersifat fleksibel atau relatif. Padahal di dalam Kisah Para Rasul 1:6-8 tertulis bahwa Kerajaan Israel itu nanti akan dipulihkan menurut ketetapan Bapa, menurut kuasa-Nya. Kata kuasa di situ eksosia, yang lebih tepat dipahami sebagai hak, bahwa Bapa yang berhak menentukan kapan Tuhan Yesus datang dan mengakhiri sejarah dunia. Tapi di sisi lain kita membaca bahwa kedatangan Tuhan bisa dipercepat oleh orang-orang percaya yang memiliki kesalehan seperti Yesus atau yang menjadi corpus delicti.

Sebenarnya ini tidak bertentangan, sebab satu sisi Bapa yang menetapkan, menetapkan jumlah corpus delicti. Di pihak lain orang percaya yang berjuang untuk menjadi corpus delicti. Jadi di sini ada pertemuan antara Bapa di Surga yang menentukan jumlah corpus delicti, yang memiliki hak menentukan corpus delicti dan orang percaya yang harus berjuang menjadi corpus delicti-Nya. Orang-orang yang menjadi corpus delicti adalah orang-orang yang tidak menyayangkan nyawa atau tidak mengasihi nyawa. Kalau di zaman gereja mula-mula mereka berani menghadapi aniaya fisik seperti siksaan sampai dibunuh, mereka pasti tidak menikmati dunia seperti yang lain. Bagi kita sekarang di mana tidak ada aniaya, tidak menyayangkan nyawa ini berarti kita rela tidak menikmati dunia, berbeda dengan orang-orang yang tidak mau menjadi corpus delicti. Ini hal yang sulit sebab dunia kita sangat materialistis, egois, orang hidup hanya untuk kesenangan hari ini dan memuaskan semua hasrat-hasratnya. Sementara orang percaya harus memiliki cara berpikir-Nya Tuhan Yesus dan mengenakan gaya hidup-Nya. Jadi kalau kita jujur ternyata sangat sedikit orang yang benar-benar menjadi Kristen, banyak orang beragama Kristen tapi tidak menjadi Kristen, Sedikit sekali orang yang melakukan kehendak Bapa, jadi sedikit sekali orang yang dipermuliakan bersama dengan Tuhan Yesus. Jadi sesuai dengan yang dikatakan oleh Firman Tuhan, banyak yang dipanggil sedikit yang dipilih. Betapa sulitnya memiliki sikap hidup tidak menyayangkan nyawa ini, sebab pada umumnya orang berlomba untuk menyelamatkan nyawa, bukan kehilangan nyawa. Tetapi kalau kita benar-benar nekad, kita berhasrat menyenangkan hati Bapa, memuaskan hati Bapa, kita pasti mau melakukan dan Roh Kudus akan menuntun kita, bagaimana kita meneladani kehidupan Tuhan Yesus yang tidak menyayangkan nyawa. Yang filosofi atau filsafatnya adalah makanan-Ku melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Kiranya kebenaran hari ini memberkati kita sekalian.

Solagracia πŸ™πŸ»

https://overcast.fm/+IqOCI150g

Selasa, 20 November 2018

RH Truth Daily Enlightenment November 2018 21. MEMPERCEPAT KEDATANGAN TUHAN  

Selama bertahun-tahun, saya tidak mengerti apa yang dimaksud dalam tulisan Petrus di 2 Petrus 3:11-14.
Bertahun-tahun sebagai seorang pelajar Alkitab, bahkan sebagai seorang Dosen Sekolah Tinggi Teologi, saya tidak tahu maksud pernyataan Firman Tuhan dalam 2 Petrus 3:11-14.
Ini benar-benar sulit dipahami.

Ditulis dalam ayat-ayat itu bahwa orang percaya dapat mempercepat kedatangan hari Allah hari Tuhan maksudnya.
Hari di mana Allah πŸ’“ mengakhiri sejarah dunia. Itu juga berarti berakhirnya petualangan Iblis atau Lusifer beserta pengikutnya. Mereka dibuang kedalam kegelapan abadi bersama dengan orang-orang yang tidak taat, orang-orang yang memberontak kepada Allah.

Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia 🌍 akan hangus dalam nyala api, dan bumi, dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.
Langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya.
Inilah yang dikatakan oleh Wahyu bahwa, bumi akan menjadi lautan api.
Jadi sebenarnya neraka itu adalah bumi ini, yaitu ketika unsur-unsur dunia akan hancur dalam nyala api.

Hari Allah atau hari Tuhan adalah hari yang paling mengerikan bagi Iblis dan para malaikat yang memberontak.
Itulah sebabnya mereka pasti berusaha untuk menghindarkan atau paling tidak berusaha memperlambat pelaksanaannya.
Sebab itu berarti pelaksanaan eksekusi hukuman atas mereka.

 Dengan cara bagaimanakah kuasa kegelapan ini menghambat hari Tuhan? Dengan cara mencegah orang percaya memiliki kehidupan yang saleh, mencegah orang percaya memiliki kehidupan yang tidak bercacat dan tidak bercela.
Itulah sebabnya dalam 2 Petrus 3:11-14, Firman Tuhan mengatakan : Betapa suci dan salehnya kamu harus hidup, yaitu kamu yang mempercepat kedatangan hari Tuhan.

Jadi orang percaya bisa mempercepat kedatangan hari Tuhan πŸ’“ kalau mereka memiliki kesucian dan kesalehan seperti yang dikehendaki oleh Allah; yaitu kesucian, kesalehan seperti Yesus, yang berarti juga menjadi corpus delicti. Menjadi corpus delicti ikut menjadi saksi atau bukti bahwa Lusifer melakukan kesalahan.

Mempercepat kedatangan Tuhan dalam bahasa aslinya speudo, kata ini juga bisa berarti to hast atau to make hast, sulit dimengerti tapi kita sekarang tahu, bahwa ternyata orang percaya memiliki tanggung jawab itu.
Tanggung jawab untuk bisa mempercepat kedatangan Tuhan πŸ’“
 Kalau masih mau mempersoalkan, ah masa begitu pak? ya, Firman Tuhan mengatakan: Jika jumlah bilangan orang yang tidak menyayangkan nyawa itu cukup, maka baru akan diakhiri dunia ini.

 Jumlah bilangan orang yang tidak menyayangkan nyawa artinya orang yang menjadi seperti Yesus yang rela kehilangan nyawa demi keselamatan jiwa orang lain. Jadi kalau jumlah bilangan orang yang tidak menyayangkan nyawa, yaitu mereka yang dibunuh karena imannya kepada Tuhan Yesus, atau orang-orang yang mau memadamkan atau menghapuskan keinginan-keinginan dunia 🌍 seperti Tuhan Yesus mengosongkan diri; mereka memiliki ketaatan kepada Allah Bapa dan kepatuhan kepada Allah Bapa seperti Tuhan Yesus, jumlah bilangan orang-orang seperti itu cukup; maka Tuhan Yesus akan datang dan mengakhiri sejarah dunia.

Pembahasan mengenai corpus delicti ini sebenarnya sangat luas, tidak cukup dengan penjelasan beberapa menit. Dalam salah satu buku yang saya tulis mengenai corpus delicti, saya menjelaskan panjang lebar hal ini dengan landasan yang benar-benar Alkitabiah supaya saudara-saudara dapat mengerti rahasia kebenaran Firman Tuhan.

Implikasi dari penjelasan atau ajaran mengenai corpus delicti adalah tidak bisa tidak kita harus bertumbuh menjadi sempurna seperti Yesus. Kita tidak bisa menghindarkan diri dari panggilan untuk kehilangan nyawa seperti Tuhan Yesus. Kita tidak bisa menghindarkan diri kita dari panggilan untuk mengosongkan diri seperti Yesus.

 Hal ini, apa yang saya jelaskan ini dapat ditegaskan atau ditegaskan dalam Wahyu 11:12 bahwa; kekalahan Lusifer dan para malaikat-malaikatnya itu hanya oleh darah Yesus dan perkataan kesaksian mereka yang tidak mengasihi nyawa mereka. Jelas darah Yesus itu penderitaan Yesus.

Kesaksian mereka yang tidak mengasihi nyawa, artinya orang-orang yang hidupnya benar-benar rela kehilangan nyawa, kesenangan, kebahagiaan hidup di bumi ini, orang yang mengosongkan diri, orang-orang yang benar-benar telah mengalami perjuangan, menderita bersama Tuhan Yesus πŸ’“ dan mencapai kesempurnaan seperti Tuhan Yesus.
 Inilah yang dapat mengakhiri sejarah dunia. Orang-orang yang mempercepat kedatangan Tuhan Yesus atau mempercepat hari Tuhan.

Saudaraku, jangan takut kehilangan nyawa, karena siapa yang kehilangan nyawa akan beroleh nyawa. Kiranya kebenaran ini memberkati kita sekalian.

Solagracia.

https://overcast.fm/+IqOCUuSj4

RH Truth Daily Enlightenment Selasa, 20 November 2018 "HIDUP BAGI TUHAN"

Mungkin ini dianggap sebagai mengada-ada atau sesuatu yang tidak luar biasa, tetapi saya akan kemukakan, untuk apa Tuhan menciptakan manusia? Ini bukan mengada-ada dan jangan dianggap ini bukan hal yang biasa. Untuk apa Tuhan menciptakan manusia?
Sebenarnya jawabnya singkat, hidup bagi Tuhan. Hidup bagi kesenangan dan kepuasan Tuhan.

Jadi kalau kita bertanya kepada Tuhan, Tuhan kenapa Engkau ciptakan aku? Maka Ia akan menjawab untuk kesenangan dan kepuasan-Ku. Ini benar dan tidak ada jawaban yang lebih benar dari ini, kita diciptakan untuk kesenangan dan kepuasan hati Dia yang menciptakan kita. Oleh sebab itu jangan memiliki agenda selain ini, bagaimana kita bisa menyukakan dan memuaskan hatinya. Jangan salah juga menyenangkan hati Tuhan dengan cara menjadi pendeta atau aktivis gereja, belum tentu kita dipanggil sebagai pendeta atau menjadi aktivis. Yang penting adalah bagaimana dalam segala hal yang kita lakukan itu sesuai dengan kehendak-Nya. Jadi kita harus mengerti kehendak Allah apa yang harus kita lakukan dan menemukan pekerjaan Allah yang dipercayakan kepada kita masing-masing dan tentu ini beda, masing-masing kita memiliki panggilan yang khusus. Di sini manusia harus hidup dalam pemerintahan Allah, ini sudah lebih dari sekadar menjadi orang baik yang dituntun, diatur oleh hukum tetapi hidup dalam pemerintahan Allah.

Kebaikan manusia bukan diukur dari tindakan melakukan hukum dan menjadi orang saleh di mata manusia, bukan itu. Tetapi bahwa kebaikan yang dikehendaki Allah adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh seseorang, oleh orang percaya, itu harus sesuai dengan selera Tuhan. Bicara soal selera ini luar biasa, artinya kita harus menerima Allah itu sebagai satu Pribadi yang memiliki pikiran, perasaan dan kehendak, di dalamnya ada selera. Hidup di dalam pemerintahan Allah artinya hidup di dalam selera Tuhan. Jadi apa pun yang kita lakukan sesuai dengan selera-Nya. Jadi jangan berpikir kalau sudah mengerti hukum-hukum Tuhan kita sudah mengerti selera-Nya. Selera Tuhan tidak cukup diwakili oleh hukum-hukum-Nya, tetapi selera Tuhan itu diwakili oleh Roh-Nya di dalam diri kita, di mana segala sesuatu yang kita pikirkan, kita ucapkan, kita lakukan selalu sesuai dengan kehendak-Nya.

Jadi betapa hebatnya Kekristenan itu, karena Kekristenan tidak mengenal hukum-hukum yang oleh karenanya manusia bisa menyenangkan hati Allah. Tetapi orang percaya memiliki Roh Kudus yang menuntunnya kepada seluruh kebenaran sehingga segala sesuatu yang ia lakukan itu benar-benar satu selera dengan Bapa di surga. Di sini baru kita mengerti apa artinya kita harus sempurna seperti Bapa di surga.

Tuhan memberikan Roh Kudus kepada manusia, Roh Kudus kepada orang percaya agar Roh Kudus itu terus mengerjakan kehendak-Nya. Roh kudus menuntun setiap individu untuk memiliki kecerdasan seperti kecerdasan Tuhan Yesus. Dengan memiliki kecerdasan yang dimiliki Tuhan Yesus atau cara berpikir Tuhan Yesus, maka seseorang dalam segala hal yang dilakukannya, itu baru menyenangkan hati Bapa. Maka prinsip hidupnya sama seperti Tuhan Yesus, melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Oleh sebab itu kita harus mengerti bahwa menjadi orang Kristen itu kita dibawa kepada proyek yang luar biasa. Proyek di mana kita menjadi makhluk yang hebat bukan hanya dalam kecerdasan secara logika tetapi kita menjadi makhluk yang hebat karena kita bisa mengerti kehendak Sang Khalik atau Pencipta kita dan melakukan kehendak serta rencana-Nya. Binatang sehebat apa pun tidak akan bisa mencapai kehidupan seperti ini, seindah apa pun atau secerdas apa pun hewan; tidak akan bisa seperti manusia.

Sekarang kita sudah mendapat gambaran yang jelas, bahwa manusia diciptakan hanya bagi Allah untuk menyenangkan dan memuaskan hati Dia. Dan kalau ini benar-benar kita terima dan kita membawanya di hadirat Bapa dalam doa kita memperkarakan, maka Tuhan akan menuntun kita. Apa yang saya sampaikan ini sebenarnya belumlah mewakili dari kenyataan pergumulan hidup orang yang benar-benar mau menyenangkan hati Tuhan. Banyak hal-hal yang bersifat pribadi yang dialami oleh orang percaya dalam pertumbuhan hidup bagi Allah ini. Kalau Paulus berkata, bahwa dia dulu hidup untuk hukum Taurat; maka wajah hukum Taurat ada di dalam hidupnya. Moralnya itu, moral hukum Taurat. Tetapi setelah dia dibenarkan oleh iman, maka wajah hidupnya, itu bukan lagi wajah Taurat tapi wajah Tuhan. Maka ia berkata, hidupku bukan aku lagi tapi Kristus yang hidup di dalam aku, dan hidup yang kuhidupi dalam daging ini, hidup oleh iman kepada Anak Allah yang mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.

Kehidupan seperti inilah kehidupan standard yang harus dimiliki setiap orang percaya. Hidupku bukan aku lagi, hidupku bukan Eras lagi, tapi Kristus yang hidup di dalam aku, dan hidup yang kuhidupi dalam daging ini, hidup oleh iman kepada Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan Diri-Nya untuk aku. Ini standard. Kehidupan seperti yang dikemukakan oleh Paulus ini, barulah kehidupan yang benar-benar memuaskan, menyenangkan hati Allah Bapa.

Mari kita fokus ke hal ini, bagaimana kita hidup bagi Allah. Kita harus bergaul seperti Henokh bergaul bahkan lebih dari itu, karena Roh Kudus dimeteraikan di dalam diri kita. Kalau Roh Kudus dimeteraikan; kita memiliki persekutuan yang juga tanpa batas. Di mana dalam persekutuan tersebut kita akan diajar bagaimana menjadi seperti Yesus. Digenapilah Firman-Nya, jadikan semua bangsa murid-Ku, murid Tuhan Yesus, bukan murid gereja, bukan murid pendeta, tetapi murid Tuhan Yesus. Hanya kalau orang benar-benar menjadi murid Tuhan Yesus memasuki proses terus menerus menjadi makin seperti Dia, itu barulah kehidupan yang memuaskan, menyenangkan hati Allah, itulah kehidupan bagi Allah.

Saudaraku, kiranya kebenaran ini memberkati kita sekalian.

Solagracia πŸ™πŸ»

https://overcast.fm/+IqOCZcnrg

Senin, 19 November 2018

RH Truth Daily Enlightenment Senin, 19 November 2018 "PERJUANGAN DALAM KESELAMATAN"

Menerima keselamatan pada dasarnya menerima bagaimana Tuhan memproses untuk dikembalikan ke rancangan Allah semula. Ini juga berarti perjuangan melawan dosa. Perjuangan melawan dosa artinya perjuangan melawan kodrat dosa di dalam diri masing-masing individu. Ini bukan perjuangan yang gampangan, bukan perjuangan murahan; ini bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh. Perjuangan ini adalah perjuangan yang harus mengerahkan segenap hidup. Kalau dalam Ibrani 12, Tuhan mengingatkan kepada kita lewat penulis Surat Ibrani : "bahwa dalam pergumulan melawan dosa, kita belum sampai mencucurkan darah."

Mencucurkan darah apa artinya? Darah itu representasi atau mewakili nyawa, representasi mewakili hidup. Kalau dikatakan perjuangan kita harus sampai mencucurkan darah artinya harus sampai mengerahkan segenap kekuatan tanpa batas. Tuhan Yesus mencurahkan darah di kayu salib, itu berarti Dia telah mempertaruhkan segenap hidupnya tanpa batas, segenap Diri-Nya tanpa batas. Dan itu barulah bisa membuat Ia sukses, Ia berhasil, Ia menang, menyelesaikan tugas penyelamatan bagi umat manusia. Tugas penyelamatan bagi umat manusia yang dilakukan-Nya tidak mudah, tidak sederhana, luar biasa. Dia harus mengerahkan seluruh kekuatan-Nya, seluruh hidup-Nya tanpa batas, baru Ia bisa menang.

Demikian pula di dalam menanggulangi dosa di dalam diri kita, kodrat dosa, karakter dosa, watak dosa dalam diri kita. Ini tidak main-main. Kita harus mengerjakannya dengan takut dan gentar. Itu dikatakan dalam Filipi 2:12. Dengan takut dan gentar, kerjakan keselamatanmu, yang juga berarti selesaikan! Katargezeste (selesaikan), maka Allah akan memberikan kekuatan, akan memberikan energi (energeo, energon).

Jadi kata keselamatan yang pertama itu, 'finished' (selesaikan!). Kata mengerjakan dalam kamu, kata mengerjakan artinya Tuhan memberikan potensi. Kalau tidak ada perjuangan dalam proses keselamatan, tentu Firman Tuhan tidak mengajarkan kepada kita, agar kita mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar. Jika tidak ada perjuangan dalam proses keselamatan, maka Tuhan Yesus lewat penulis Surat Ibrani, tidak akan mengatakan bahwa, "ada perlombaan yang wajib".
Ini perlombaan yang harus dialami oleh setiap orang percaya.

Ada banyak perlombaan dalam hidup ini. Perlombaan mencari jodoh, perlombaan mengumpulkan uang, perlombaan meraih gelar, perlombaan memiliki pangkat/kekuasaan; banyak perlombaan. Tetapi itu bukanlah wajib. Yang wajib itu, bagaimana kita menjadi seperti Yesus. Bagaimana kita menjadi anak Allah yang sah (huios). Firman Tuhan mengatakan di dalam Ibrani 12 : "Kalau kamu tidak menerima didikan, kamu anak gampang". Anak gampang di situ maksudnya anak yang tidak sah (nothos). Tetapi kalau kamu memberi dirimu dididik, kamu adalah anak yang sah. Dan memang Tuhan mendidik kita agar kita mengambil bagian di dalam kekudusan Allah.

Dan ini bukan sesuatu yang mudah, tadi sudah saya kemukakan, tidak mudah. Digambarkan oleh Kitab Ibrani 12 : 3-4, "Sampai mencucurkan darah". Itulah sebabnya tidak berlebihan, di Lukas 14: 25-33, Tuhan mengatakan : "bahwa untuk mengikut Dia harus menghitung dulu anggarannya."
Kalau sampai menghitung anggaran ini bukan murahan. Kalau hanya mau membuat warung kecil, tidak perlu fondasi dalam-dalam, mungkin hanya setengah meter. Tapi kalau mau membangun hotel berbintang, yang lima puluh lantai/empat puluh lantai, itu harus membuat fondasi yang dalam. Hitung dulu anggarannya. Kalau hanya membuat warung kecil tidak usah menghitung anggaran, itu bisa. Tapi kalau membangun menara, harus hitung anggarannya.

Sama dengan yang dikatakan tadi, mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar, kok sampai dengan takut dan gentar, kenapa? Karena bukan suatu yang mudah. Kalau Tuhan Yesus mengatakan di Lukas 14:25-33, "hitung dulu anggarannya, kamu membangun menara, bukan membangun rumah". Tentu ini biaya besar dan hasil daripada pembangunan itu, untuk kepentingan banyak orang. Menara bukan rumah, bukan villa. Untuk kepentingan orang lain, untuk keselamatan. Kalau itu menara jaga berarti untuk mengetahui kalau ada binatang buas, atau musuh hendak masuk kota. Tuhan mengatakan: "kalau kamu ikut Aku, hitung dulu anggarannya", atau seperti seorang yang maju berperang, seperti raja yang maju berperang, musuhmu dua puluh ribu, engkau hanya punya sepuluh ribu, bagaimana itu? hitung dulu.

Tuhan menyatakan ini atau menyampaikan hal ini, dengan satu maksud, bahwa mengiring Dia itu sulit. Jadi tidak heran kalau Tuhan mengatakan: "Berjuanglah masuk jalan sempit, karena banyak orang berusaha tetapi tidak bisa, tidak masuk". Betapa menyedihkan hari ini. Banyak orang mengesankan menjadi Kristen itu mudah. Masuk surga itu mudah. Inilah yang membuat banyak orang Kristen tidak memiliki perjuangan. Kalau memiliki perjuangan, lalu dianggap dia melanggar prinsip Alkitab solagracia, kalau dia berjuang untuk menjadi berkenan kepada Tuhan, dianggap sombong karena mau menunjukkan jasa guna mencapai keselamatan atau menemukan keselamatan. Keselamatan kita karena anugerah, salib Tuhan. Dosa-dosa kita dipikul oleh-Nya di kayu salib, tetapi keberadaan kita sebagai pendosa yang harus diubah, dari pendosa menjadi orang yang hidup suci. Hidup suci itu bukan berarti tidak berbuat salah. Kesucian dalam Kristen itu bukan tidak berbuat salah, tapi tidak bisa berbuat salah lagi. Kita harus mengerti bahwa Kekristenan itu menyita seluruh hidup kita. Menyita seluruh hidup kita tanpa batas. Seperti Tuhan Yesus mengosongkan diri melepaskan semuanya demi menyelesaikan tugas penyelamatan. Demikian pula kita harus melepaskan semuanya demi mengalahkan kodrat dosa dalam diri kita, sehingga kita memiliki kesucian seperti kesucian Allah sendiri. Ini perjuangan yang harus kita lakukan. Tetapi perjuangan ini perjuangan yang indah karena dibalik perjuangan ini kita akan menuai keindahan yang tiada tara di kekekalan nanti.

Kiranya kebenaran ini memberkati kita sekalian, selamat berjuang.

SolagraciaπŸ™πŸ»



https://overcast.fm/+IqODIoHLw

Minggu, 18 November 2018

( Sunday Bible Teaching ) SBT, 11 Nov 2018 Pdt. DR. Erastus Sabdono

Mengapa orang Kristen gereja mula - mula begitu setia kepada Tuhan ?
Begitu kokoh dalam mempertahankan imannya sekalipun mereka teraniaya sangat hebat.
Dan Tuhan seakan - akan tidak hadir di dalam penderitaan mereka.
Tuhan tidak membela.
Tentu saja mereka menjerit, berseru, mereka berdoa, tetapi Tuhan πŸ’“ tidak membela.
Itu karena :
- Mereka mempercayai Tuhan Yesus.
- Mereka mempercayai semua yang diajarkan yang dikatakan Tuhan.

Mengapa banyak komunitas Kristen tidak berjalan dalam kebenaran sesuai Injil, tidak sesuai dengan apa yang Tuhan Yesus ajarkan ?
Jawabannya adalah :
Memang dari dulu sedikit yang terpilih.

Dari sekian ratus ribu Bangsa Israel hanya segelintir orang yang mengikut Yesus.
Bahkan kalau kita melihat sejarah gereja πŸ’’
Dari tujuh jemaat yang menerima surat dari kitab Wahyu, sekarang gereja - gereja itu sudah menjadi reruntuhan.
Sedikit sekali.

Jadi kalau hari ini terkesan banyak orang Kristen,
sebenarnya orang Kristen yang sejati itu sedikit sekali.
Orang Kristen yang menaruh percaya kepada Tuhan Yesus πŸ’“ dan demi percayanya mereka bisa mengorbankan apapun.

Penderitaan dan aniaya yang dialami orang - orang Kristen pada gereja mula - mula sebenarnya bentuk pembelaan Tuhan atas mereka.

Kalau selama ini ada lagu - lagu :
- Tuhan memberi kemenangan
- Tuhan mendengar doaku
dan memberi aku pertolongan.
- Tuhan memperdulikan aku dan tidak membuat aku kecewa.
Itu bukan Tuhan Yesus.

Tuhan Yesus yang sejati tidak demikian.
Pembelaan Tuhan tidak membuat kita nyaman di bumi 🌍
Pembelaan Tuhan justru tidak membuat kita nyaman di bumi.

Sebenarnya kalau dibahasakan dengan bahasa Vulgar Kekristenan itu menyusahkan, membawa kita kepada salib.
Tidak ada salib yang enak, tidak ada salib yang nyaman.
Salib itu bicara penderitaan.

Betapa berbahayanya orang yang hidup dalam kenyamanan itu.
Betapa berbahayanya orang yang menginginkan kenyamanan di bumi 🌍
Jadi kita tidak memiliki masalah - masalah berat di kehidupan ekonomi, kesehatan kita running well, baik - baik.
Itu berarti kita harus memikul tanggung jawab, sebab tidak boleh ada orang Kristen yang tidak memiliki salib.
Semua kita harus menemukan salib kita.
Dan itu harus dipandang berkat.

Coba bayangkan orang Kristen mula - mula tidak mengalami aniaya.
- Mereka membangun gereja πŸ’’ besar.
- Pendetanya punya apartemen mewah.
- Memiliki harta banyak.
- Terjadi perebutan kekuasaan di sinode.
- Terjadi pelanggaran moral.
Tetapi dengan Kondisi yang menyesakkan orang - orang Kristen di gereja mula - mula tersebut tidak ada hal tersebut, tetapi sedikit sekali dari sekian juta manusia, sedikit sekali.

Sekarang orang Kristen banyak sekali.
Berapa banyak yang berani  pikul salib ?
Memang tidak mengalami aniaya, tetapi dia harus menemukan salibnya.
- Perjuangan pertama
dia harus mengikuti jejak Tuhan Yesus, itu pasti.
- Perjuangan ke dua
bagaimana dia harus
menolong orang lain untuk memiliki karakter Kristus.
Di dalam kehidupan orang percaya Tuhan πŸ’“ menjanjikan sesuatu yang luar biasa yaitu : berjalan di dalam terang.

Yohanes 1 : 4
Selama ini banyak orang Kristen yang memahami salah atau dangkal memahami kata berjalan dalam terang.
Pasti ini dialami orang Kristen yang hidupnya benar.

Pasti gereja mula - mula yang menghadapi aniaya yang begitu berat.
Mereka juga pasti mengalami hidup berjalan dalam terang itu.
 Penderitaan fisik, kemiskinan, aniaya atau keadaan sulit bagaimanapun tidak menutup kemungkinan seseorang berjalan di dalam terang.

Banyak orang Kristen merasa sudah berjalan dalam terang, Karena :
- Tidak melakukan pelanggaran moral.
- Rajin ke gereja
Atau mungkin mengambil bagian dalam pelayanan.
Dan biasanya orang seperti ini merasa dilayakkan masuk Surga.

Karena pengertian yang salah tersebut banyak orang Kristen tidak bertumbuh untuk mencapai keadaan yang benar - benar hidup dalam terang.

Di dalam Dia ada hidup, dan
hidup itu terang manusia.
Hidup macam apa itu ?
Dia datang memberi hidup zoe, bukan bios.

Yesus mati di kayu salib menebus dosa kita, bukan berarti sudah selesai.
Dia memberi hidup bukan hanya mati di kayu salib.
Tapi Dia memberi hidup supaya hidupNya kita kenakan.
Orang yang tidak mengenakan hidupNya sebenarnya orang yang belum menerima dan mengalami keselamatan.

Orang Kristen memiliki  standar Anak - anak Allah.
Orang yang benar - benar menjadi pengikut Yesus yang sejati, orang - orang yang memiliki zoe ini.
Zoe itu hidup yang berkualitas.

Orang yang memiliki keselamatan utuh sehingga memiliki perlengkapan terang standar Anak - anak Allah tidak banyak.
Jadi yang dikatakan Yesus
Lukas 13
Banyak orang berusaha tetapi sedikit orang, itu benar - benar sedikit.

Hanya orang yang sungguh - sungguh dan benar - benar berminat, sehingga berani nempertaruhkan tanpa batas, orang mengerti hidup di dalam terang itu.

Karena tidak mengerti apa artinya hidup dalam terang merasa sudah berkelakuan baik, sudah jadi aktivis, bahkan sudah jadi pendeta.
Lalu tidak memiliki geliat usaha untuk mencapai benar - benar hidup dalam terang.

Jadi kalau bicara terang yang dikaitkan kehidupan Rohani, maka biasanya tidak bertalian dengan cahaya secara fisik.
Bukan terang dalam arti fisik.

Terang menjadi gambaran figuratif atau kiasan sebuah
kualitas hidup yang tinggi.

1. Terang menunjuk kebenaran kesempurnaan kelakuan hidup.
Walaupun juga tidak bisa dihayati dengan mudah, tetap harus disampaikan
Kita harus menghayati, bahwa ada tuan rumah jagat raya ini.

Ada Roh yang Maha kudus Roh yang Maha Mulia, ada Roh yang Maha Agung,  yang kita boleh panggil Bapa.
Dari Bapa ini lahir keluar Roh.
- Roh Anak tunggal Bapa bersama Bapa menciptakan.
Yesus Anak Allah tidak termasuk ciptaan.
- Lalu malaikat - malaikat
- Lalu kerub, di dalamnya lusifer sebelum jatuh.
- Iblis sebelum memberontak memang anak Allah.
- Lalu manusia.

Pribadi Bapa misteri, Dia Maha kudus, Maha Agung.
Kalau Bapa πŸ’“ menaruh Roh Nya di dalam diri manusia, betapa hebatnya makhluk ini sebenarnya.
Yang dirancang untuk keagungan  kemuliaan, kesucian, kekudusan seperti Bapa.
Kejadian 2 : 7

Kejadian 1 - Elohim
Kejadian 2 dan 3 - Elohim Yahwe
Kejadian 4 - Yahwe saja
Elohim ini pasti menunjuk Bapa.
Elohim Yahwe pasti
Ketika Adam dibentuk ( yatser ) dengan tangan diukir.
Ketika manusia salah satu di antara kita pasti Anak.
Adam ini luar biasa, karena RohNya dari Bapa.

Yohanes 1 : 4
Yohanes menyaksikan kemuliaan dari Anak Allah.
Orang percaya urusannya bisa mencapai keadaan hidup berjalan dalam terang.
Tidak ada hal yang boleh lebih menarik dari hal itu.

Jadi Kalau dikembalikan ke rancangan semula, modelnya adalah Tuhan Yesus, itu luar biasa, sedikit sekali.
Yakobus 4 : 4 - 5

Bukan tanpa alasan, Allah πŸ’“ mengingini Roh di dalam diri kita, karena Roh ini berasal dari Dia.
Ini bukan Roh Kudus, tapi roh manusia yang dikehendaki kembali kepadaNya.
Tapi waktu kembali Nesyamah ini dalam keadaan pantas, dalam keadaan patut, dalam keadaan mulia.
Sebagian kita ini musuh Allah.
Dan Allah seakan - akan diam.
Roh manusia pelita Tuhan.

Kalau orang terpanggil menjadi Anak - anak Tuhan jadi bisa mengerti :
- Lepaskanlah segala sesuatu, barulah layak kamu menjadi muridKu.
- Pikirkan perkara yang di atas bukan yang di bumi.
- Kumpulkanlah harta di surga buka di bumi.
Karena tidak bisa hidup wajar lagi, karena fokusnya bagaimana memiliki nurani Ilahi.

Jadi kita tidak ragu lagi menerima pernyataan Yesus, kamu harus sempurna seperti Bapa.
Karena memang Bapa yang memberikan Roh itu, nesyamah itu.
Dan Bapa πŸ’“ pasti memperlengkapi manusia dengan konten dengan isi supaya agung dan mulia.

Kejadian 1 : 26 - 27
Tuhan merancang manusia untuk memiliki gambar dan rupa.
Tetapi kejadian 1 : 27 yang diciptakan gambarnya, rupanya tidak.
Ini yang harus diproses.
Dan pasti Bapa punya konten untuk mengisi nesyamah manusia.

Adam mendapat dua sumber.
Dari pohon kehidupan, dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Ketika menyerap sesuatu yang bukan dari pohon kehidupan.
Pohon - pohon itu figuratif.
Namanya pengetahuan, konsumsi jiwa.

Tuhan πŸ’“ menghendaki manusia tahu tentang yanh baik dan jahat, tetapi tidak menurut versi yang lain, tetapi versinya Tuhan.
Sebenarnya Adam dan Hawa sudah mendapatkan kesempatan untuk mendapat isian dari yang benar, tetapi ternyata dia juga mendapat isian yang salah.

Rupa ini tidak terbentuk manusia kehilangan kemuliaan Allah, artinya kurang kemuliaan.
Mestinya manusia bisa memiliki keagungan seperti penciptanya sesuai rancangan semula.

Di dalam Tuhan Yesus πŸ’“ proses ini dikembalikan.
2 Korintus 11: 2 - 3
Diulang lagi proses ini.
Yang dikatakan Ibrani 12 Perlombaan yang diwajibkan.

Isi perlombaan menanggalkan beban dan dosa yang merintangi, lalu memandang Yesus yang menbawa kita pada
Iman yang sempurna, penurutan yang sempurna.
Lihat Dia yang begitu tabah menghadapi pencobaan yang begitu berat.
Berjuang, Kamu belum sampai mencucurkan darah.

Kalau kamu tidak dididik kamu nothos, anak tidak sah.
Kalau kamu dididik kamu jadi huios, anak sah, kamu
kamu yang mengambil bagian dalam kekudusan Allah.
Kamu menjadi kudus seperti Dia kudus.

Itulah sebabnya Petrus menulis kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
Kekristenan itu bukan agama.
Agama Yahudi standarnya hukum.
Tuhan berkata", kamu tidak bisa mengabdi kepada dua tuan.

Kita harus dengan rela mematikan daging.
Itu berat, tapi kalau kita mengasihi Tuhan pasti bisa.
Lahir baru itu berkeadaan baru.
Roma 8 : 17
Kelahiran baru juga perjuangan.
Allah itu terang.
Hanya orang yang hidup dalam Dia berjalan dalam terang.

Dua ciri orang yang hidup dalam terang :
- Hidup dalam sukacita Tuhan.
- Pasti hidupnya makin saleh seperti Tuhan.
Kalau dunia 🌍 masih menarik kita, kita tidak bisa jadi murid.

Jbu ⚘