Sering kita mendengar pernyataan-pernyataan bahwa Tuhan kebahagiaanku, Tuhan kesenanganku- tetapi kita jarang mendengar orang berkata: aku kesukaan Tuhan, aku kebahagiaan Tuhan. Sekarang kita mulai belajar bagaimana kita menjadi dewasa. Kalau selama ini kita masih kanak-kanak rohani; kita hanya berjuang bagaimana kita dapat menikmati Tuhan, bagaimana kita diberkati dengan berkat jasmani, berkat rohani; atau apa pun yang bisa menggirangkan hati kita. Sekarang kita harus mulai berbalik, belajar bagaimana kita dapat menyenangkan hati Tuhan.
Luar biasa kalau sampai kita bisa menjadi kesenangan Tuhan. Bukan hanya kita yang berkata: Tuhan Engkau kesenanganku- Tuhan juga bisa berkata engkau kesenangan-Ku. Bukan hanya kita yang bisa berkata: Tuhan aku bangga menjadi anak-Mu, tetapi Tuhan bisa berkata: Aku bangga kamu jadi anak-Ku.
Untuk itu kita harus berjuang, berjuang merubah diri, sebab Tuhan itu bukan Tuhan yang tidak punya tatanan- Tuhan memiliki tatanan. Tuhan bisa saja membuat makhluk yang secara otomatis diremote oleh Tuhan, seperti dikontrol/ diremote kontrol oleh Tuhan; selalu melakukan apa yang menyenangkan hati Dia, dan didesign/disetting tidak bisa berbuat salah. Bisa, bisa saja begitu, bukan tidak bisa, bisa- tetapi itu bukanlah hakekat Tuhan. Sekarang bayangkan kalau seseorang membuat robot, lalu robot itu didesign untuk bisa mencintai pembuat robotnya, lalu si robot itu secara otomatis, karena diremote/dikontrol/didesign- bisa berkata: i love you, i love you. Jadi seperti orang sakit, jadi seperti sakit jiwa orang itu. Dia bercinta dengan robot ciptaannya sendiri yang dikontrol untuk mencintai dirinya. Ini sama juga seperti orang sakit, orang sakit jiwa begitu. Lalu ia berkata kepada robotnya: i love you too, i love you too.
Tuhan kita bukan seperti itu. Dia menciptakan makhluk manusia dengan freewill atau kehendak bebas. Dengan kehendak bebas itulah manusia dapat memilih apakah ia mau taat kepada Tuhan/kepada Bapa, atau tidak.
Contoh dari Sosok agung yang taat kepada Bapa, dalam kebebasan-Nya Ia memilih selalu taat dan patuh- itu Tuhan Yesus. Dari kekekalan Dia sudah bersama dengan Bapa, Dia melayani Bapa dalam banyak kesempatan. Alkitab menunjuk kepada adanya Malakh Yahwe/utusan Yahwe- ini Tuhan Yesus pasti, melakukan kehendak Bapa, melakukan apa yang direncanakan Bapa dan dikehendaki Bapa. Tetapi ada sosok lain yang tidak patut kita contoh, yaitu si Lusifer, yang tadinya bernama Helel Ben Sakhar (latin:Lousifur), Kerup yang memberontak. Inilah yang tidak patut kita contoh. Dia mau membangun takhtanya sendiri, karena dia mau menikmati takhta itu. Sehingga dia tidak bisa dinikmati oleh Tuhan. Jangan membangun takhta kita sendiri. Kita tidak boleh punya takhta. Kita hanya memiliki satu takhta, yaitu takhta-Nya Tuhan Yesus, yang kepada-Nya kita menyembah. Dan itulah kesukaan kita kalau kita bisa menyembah, artinya memberi nilai tinggi Tuhan, dan melakukan segala sesuatu sesuai pikiran dan perasaan-Nya.
Kita bersyukur menjadi makhluk yang memiliki kehendak bebas- ini keagungan makhluk itu, sehingga kita bisa menggerakkan diri kita sendiri ke kanan atau ke kiri, kitalah yang menentukan destinasi kita, kita yang menentukan takdir kita, bukan orang lain. Dan kita harus memilih destinasi yang benar, kita harus memilih pilihan yang benar, dan pilihan kita adalah bagaimana kita dapat dinikmati oleh Tuhan, dinikmati oleh Bapa di Sorga, sehingga kita bisa berkata: Tuhan, lakukan apa yang Tuhan mau aku harus lakukan. Artinya Tuhan lakukan apa yang Tuhan mau lakukan dan aku lakukan hal itu. Tuhan lakukan apa pun yang Engkau ingini aku harus lakukan, Tuhan perbuat apa pun yang Tuhan mau perbuat atasku, Tuhan perintahkan aku melakukan apa pun yang Tuhan ingini. Ini prinsip penting- sebab kita memang tercipta hanya untuk Dia.
Banyak orang tidak mengerti itu dan tidak mau mengerti. Yang dia tahu adalah bagaimana boleh minta/menuntut kepada Tuhan- berkat ini, berkat itu. Apa yang dia pandang sebagai kesukaan kelengkapan standard dalam hidupnya. Orang Kristen yang dewasa akan berkata: aku tidak punya kebutuhan apa pun kecuali melakukan apa yang Bapa ingini, aku harus lakukan. Aku tidak mempunyai keinginan apa pun, kecuali aku menyerah atas apa pun yang Bapa mau lakukan dalam hidupku.
Dengan demikian kita menjadi anak-anak kesukaan Bapa. Memang hal ini tidak bisa dikenakan kepada orang Kristen baru. Kalau orang Kristen baru tahunya- Tuhan melindungi, Tuhan menjaga, Tuhan memberi kemenangan, Tuhan memulihkan. Orang-orang yang masih oportunis, yang berurusan dengan Tuhan karena mau menikmati berkat kuasanya, orang-orang oportunis, orang yang masih egosentris, akusentris; tetapi orang Kristen yang dewasa itu Kristussentris/Teosenstris (berpusat kepada Tuhan)- bagaimana ia hidup untuk sepenuhnya untuk kesenangan Tuhan.
Memang orang Kristen baru itu boleh merasa kesayangan- Tuhan sayang-sayang. Kita semua juga melewati tahap-tahap menjadi anak kesayangan. Tetapi jangan puas menjadi anak kesayangan saja- jadilah juga anak kesukaan-Nya juga. Artinya bagaimana dalam hidup ini kita menjadi kesukaan Tuhan, kita menyukakan hati Tuhan di dalam segala hal yang kita lakukan. Dan orang-orang yang menjadi kesukaan Tuhan ini pasti akan bersama-sama dengan Dia di dalam Kerajaan-Nya nanti.
Jadi mari kita berjuang, kita bekerja keras untuk menjadi seorang yang dapat dinikmati oleh Tuhan sejak sekarang, sejak hari ini, sejak saat ini, sejak saudara mendengar kebenaran ini, saudara mau berubah.
Tuhan memberkati saudara sekalian.
Solagracia.
Shalom saudaraku,
Atas nama seluruh crew program Suara Kebenaran, saya Pdt. Erastus Sabdono mengucapkan: Selamat Hari Natal, kiranya Natal tahun ini 2018, menjadi Natal yang menginspirasi kita untuk hidup lebih berkenan di hadapan Tuhan. Juga kami menyampaikan Selamat menyambut Tahun Baru, doa harapan kami, di tahun mendatang kita lebih bersungguh-sungguh menginvestasikan waktu kita untuk mencari Tuhan dan bertumbuh dalam kedewasaan rohani.
Terima kasih untuk semua dukungan yang saudara berikan dalam pelayanan kami.
Kiranya Tuhan memberkati.
Solagracia.
https://overcast.fm/+IqODQzhIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar