Minggu, 23 Desember 2018

RH Truth Daily Enlightenment Desember 23. KENIKMATAN DALAM PENDERITAAN

Satu hal yang sulit dimengerti mengapa Alkitab mengajarkan bahwa penderitaan itu adalah berkat. Sebab penderitaan itu mendatangkan kemuliaan. Jika seseorang menyadari hal ini, bahwa penderitaan itu mendatangkan kemuliaan, maka ketika ia mengalami penderitaan, ia bisa menikmati penderitaan tersebut. Dan hal inilah yang membuat seseorang tahan uji. Hal inilah yang akan membuat seseorang setia kepada Tuhan.

Seperti orang-orang Kristen abad mula-mula, mereka begitu teraniaya, begitu menderita. Tetapi mereka bisa begitu tahan, mereka bisa begitu kuat, mereka bisa begitu kokoh setia kepada Tuhan Yesus, sebab mereka tahu penderitaan yang mereka alami itu akan mendatangkan kemuliaan. Jerih lelah mereka di dalam Tuhan tidak akan sia-sia. Mereka mengerti bahwa apa yang mereka alami itu tidak sia-sia. Ada buah yang mereka akan petik nanti di kehidupan yang akan datang.

Demikian pula yang kita alami hari ini. Ketika kita diperlakukan tidak adil, Tuhan mengajar kita mengasihi musuh, kita belajar untuk menikmati penderitaan itu. Penderitaan sebagai seorang yang difitnah, penderitaan sebagai seorang yang dianiaya, ditekan, diperlakukan tidak adil. Memang jiwa memberontak. Jiwa kita pasti memberontak. Kita tidak rela mendapat perlakuan seperti itu, dan nafsu membalas, gairah membalas kejahatan orang, itu memang sudah melekat di dalam diri setiap kita dan seringkali gairah seperti itu bangkit pada waktu kita mengalami perlakuan tidak adil.

Kalau kita membiarkan diri kita terbuai oleh kemarahan, oleh nafsu membalas, maka kita melepaskan berkat atau kita membiarkan berkat itu lepas dari tangan kita. Tetapi kalau kita menguasai diri, kita belajar menyangkal diri, kita menerima perlakuan tidak adil orang terhadap kita dengan hati lapang, dengan satu kesadaran bahwa Tuhan sedang menyempurnakan kita, maka kita bisa menikmati penderitaan itu. Tuhan bukan senang saudara dan saya menderita, Tuhan bukan Tuhan yang mau menyakiti kita. Tetapi Tuhan sebagai Sahabat mengajar kita. Sebagai Guru mendidik kita agar kita menjadi seperti Diri-Nya. Tuhan Yesus sudah mengalami penderitaan semacam itu. Tuhan Yesus mau berbagi betapa nikmatnya penderitaan bukan karena kita berbuat jahat. Penderitaan karena kita melakukan kebenaran atau hidup di dalam kesucian. Bapa di sorga pasti mengizinkan segala sesuatu itu terjadi. Dan ketika kita mendapat perlakuan tidak adil, kita dijahati, kita tidak membalas kejahatan tersebut, kita berdiam diri dan mengembalikan semua kepada Tuhan yang berhak membalas. Bapa di sorga disukakan.
Kita bisa menyenangkan hati Bapa melalui atau di dalam keadaan tersebut.
Itu kesempatan menyenangkan hati Bapa.

Jadi ketika kita harus menderita perlakuan tidak adil orang lain dan kita mentrapkan perbuatan kasih seperti yang dilakukan Tuhan Yesus, itu kesempatan untuk menyenangkan hati Bapa di sorga. Kalau tidak ada keadaan itu, bagaimana kita bisa membuktikan kecintaan kita kepada Tuhan? Bagaimana kita bisa membuktikan kecintaan kita kepada Bapa di sorga? Bukankah Tuhan Yesus mengalami penderitaan-penderitaan demi keselamatan umat manusia? Dan ketika Tuhan Yesus mengalami penderitaan-penderitaan, reaksi Tuhan terhadap penderitaan itu begitu sempurna, begitu indah. Ia mengampuni orang yang bersalah kepada-Nya. Ia mengampuni orang-orang yang memusuhi-Nya, yang menyakiti-Nya yang menyiksa Diri-Nya. Dan pasti sikap seperti ini menyukakan/menyenangkan hati Bapa di sorga.

Jadi ketika saudara menghadapi perlakuan tidak adil orang lain, saudara berkata: Nah, ini dia kesempatan untuk menyenangkan Bapa di sorga. Bukan berkata: Celaka aku dengan keadaan ini. Jadi tergantung dari sudut pandang mana saudara memandang persoalan itu. Bisa memandang dari aspek/sudut negatif. Itu berarti saudara memandang bahwa perlakuan tidak adil orang lain sebagai bencana/kecelakaan/kemalangan. Tetapi kalau saudara memandang dari perspektif dari sudut pandang Tuhan, saudara menerima ini sebagai berkat.

Itulah sebabnya firman Tuhan mengatakan: Bersukacilah kamu, walaupun untuk sementara waktu kamu harus menderita dengan berbagai-bagai penderitaan- karena ujian terhadap imanmu itu mengerjakan ketekunan. Biarlah ketekunan itu terus bertumbuh sehingga kamu akan memetik/menuai hasil pada akhirnya/pada waktunya nanti. Orang-orang yang tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, adalah orang-orang yang sedang menabur keindahan di kekekalan. Dan keindahan tersebut adalah keindahan yang bernilai sempurna di mata Bapa di sorga.

Solagracia,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar