Ikatan-ikatan itulah yang membuat hati seseorang berdiam atau tinggal. Jadi kalau seseorang terikat dengan segala sesuatu yang kita sebut itu artinya di bumi. Kalau Tuhan berkata di mana ada hartamu di situ hatimu berada; itu maksudnya kamu terikat dengan siapa? Siapa yang mengikat kamu, dialah yang menguasai kamu dan menempatkan hatimu.
Seperti yang tadi saya kemukakan, bahwa sejak kecil sudah terbiasa, hidup di dalam ikatan-ikatan tersebut, tetapi sekarang setelah Tuhan menebus dosa-dosa kita, kita menjadi milik Tuhan, kita tidak boleh terikat oleh apa pun bahkan siapa pun. Konsekuensi ditebus oleh Tuhan Yesus Kristus itu, kita terikat dengan Tuhan. Supaya kita bisa menghamba kepada-Nya, melayani Dia, dan terbebas dari cara dan gaya hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Allah.
Ikatan dunia membuat seseorang tidak bisa tidak, akan terbawa oleh cara dan gaya hidup yang bertentangan dengan kehendak Allah. Sebab dunia yang menguasai, mau tidak mau ia harus hidup dengan cara dan gaya dunia ini. Dan kalau ini berlangsung terus-menerus seseorang akan terbentuk karakternya, terbentuk wajah jiwanya, terbentuk warna batinnya secara permanen. Terbentuk secara permanen artinya ia akan menjadi duniawi sampai tidak bisa rohani. Ia akan melekat dengan materi atau menjadi materialistisme menjadi hidonistis (hidup hanya mencari kesenangan), sampai tidak bisa lepas dari hal itu.
Oleh sebab itu jangan main-main. Jangan menunda pertobatan. Ada orang-orang Kristen yang mengakui dirinya belum rohani, mengakui dirinya masih duniawi. Berkata: aku ini masih duniawi lho, aku ini belum rohani. Mengaku tetapi tidak memiliki langkah untuk keluar dari jerat ikatan dunia. Pernyataan itu tidak ada artinya. Jangan merasa dengan pernyataan itu berharap suatu hari ia bisa bebas. Pernyataan itu tidak membuat dirinya terbebas dari ikatan belenggu dunia. Kecuali pernyataan itu disertai langkah konkret untuk meninggalkan belenggu ikatan dunia ini.
Masalahnya bagaimana kita bisa melepaskan belenggu ikatan dunia? Kita tidak mudah melepaskan diri dari ikatan belenggu dunia ini. Langkah pertama yang harus kita lakukan itu, merubah cara berpikir. Cara berpikir itu membangun selera jiwa. Jadi pola pikir kita itu membangun pola rasa. Kalau cara berpikir kita diubah, maka pola rasa kita juga diubah. Itulah sebabnya menjadi satu kemutlakan. Menjadi satu kemutlakan bahwa kita harus sungguh-sungguh belajar untuk memberi waktu mengisi pikiran dengan kebenaran.
Memang dibutuhkan langkah-langkah konkret sementara masih duniawi, masih punya ikatan-ikatan dunia, melangkahlah ke gereja, melangkahlah ke Pendalaman Alkitab, bukalah you-tube dan dengarkanlah khotbah Suara Kebenaran. Tanpa saudara sadari kebenaran-kebenaran itu akan mencuci pikiran saudara. Semacam brain wash (mencuci pikiran). Mindset kita harus diubah. Cara berpikir kita harus diubah, supaya pola rasa kita juga diubah. Melalui brain wash (pencucian otak). Kalau istilah yang lebih tepat pengudusan oleh firman dalam pikiran, atau pembaharuan pikiran oleh firman; akan membuat ikatan kita dengan dunia semakin renggang, semakin melemah dan tali-temali, belenggu-belenggu, rantai-rantai yang mengikat sedeorang dengan dunia ini akan bisa dipatahkan ketika orang itu mengerti firman secara lengkap dan utuh.
Jadi firman Tuhan yang pertama harus diperhatikan karena itu yang dapat melepaskan kita dari belenggu ikatan dunia.
Solagracia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar