Di sini betapa pentingnya kebenaran itu. Asal itu kebenaran yang murni. Sebab banyak khotbah yang sebenarnya tidak menyampaikan kebenaran yang murni. Memang Alkitab dibuka, ada penafsiran terhadap ayat-ayat Alkitab, tetapi pembicara salah menafsirkan. Premis dan asumsi-asumsinya tidak Alkitabiah, memang ayatiah, tapi tidak Alkitabiah. Berarti bukan kebenaran. Dan kalau yang disampaikan bukan kebenaran itu tidak memerdekakan. Jadi tidak heran kalau ada orang-orang Kristen yang sudah menjadi Kristen lama tetapi tidak kunjung berubah. Watak, karakternya tidak kunjung berubah. Tidak kunjung menjadi sempurna. Bisa saja bukan karena pemberitaan firman tetapi karena orang itu sendiri tidak mau berubah.
Sekarang yang saya soroti dari aspek pemberita firman. Dia harus memberitakan firman yang murni yang benar. Dengan pemberitaan firman yang benar murni ini, maka seseorang mengalami pengudusan di dalam pikiran, semacam brain wash (cuci otak) atau pembaharuan pikiran. Dan pembaharuan pikiran inilah yang akan membuat seseorang mengalami kemerdekaan. Ikatan belenggu dengan percintaan dunia itu bisa dipatahkan ketika cara berpikir orang berubah dan pola rasanya juga berubah.
Tapi ingat harus kebenaran yang disampaikan.
Itulah sebabnya saya menganjurkan untuk mencari pembicara-pembicara yang sungguh-sungguh mengajarkan kebenaran. Jangan mudah percaya kalau seseorang menyandang gelar hamba Tuhan dan memegang Alkitab. Bahkan bukan jaminan seorang yang bergelar Sarjana Theologi atau Master Theologi bahkan Doktor Theologi, pasti ajarannya sudah benar, belum tentu.
Saudara harus bertanya kepada Tuhan siapa yang patut saudara dengar. Hamba Tuhan mana yang benar-benar menjadi jurubicara Tuhan. Gereja mana yang benar-benar menjadi dealer resmi Tuhan untuk menyampaikan firman. Karena kalau firman dipalsukan tidak ada kemerdekaan.
Selanjutnya tentu kita harus memilih siapa orang yang dekat dengan kita. Artinya memilih sahabat-sahabat. Kalau orang Kristen dekat bersahabat dengan orang yang tidak takut akan Allah, maka orang itu bisa menggarami saudara. Sebagai akibatnya saudara menjadi tidak rohani. Sebab cara berpikir orang-orang seperti itu bisa diimpartasikan dalam pikiran saudara. Bergaullah dengan orang-orang yang takut akan Tuhan. Bergaullah dengan orang-orang yang mengenal kebenaran, sehingga isi percakapan saudara dengan orang-orang itu adalah kebenaran-kebenaran rohani, kebenaran-kebenaran iman. Disadari atau tidak itu pasti akan menguduskan pikiran saudara. Bergaul dengan orang-orang yang takut akan Allah yang mengenal kebenaran sehingga isi percakapan dengan orang-orang tersebut adalah kebenaran. Kalau seorang Kristen bergaul dengan orang duniawi atau materialistis, tidak bisa tidak dia akan terbawa menjadi materialistis. Dia akan terbawa menjadi tidak rohani. Tetapi kalau dia bergaul dengan orang yang rohani, yang isi percakapannya selalu kebenaran firman, dia akan tergarami dengan penggaraman yang baik, penggaraman yang indah.
Inilah cara kita melepaskan belenggu ikatan dunia: Belajar firman, bersahabat dengan orang-orang yang takut akan Allah, dan yang ketiga bergaul dengan Tuhan secara pribadi.
Ini indah sekali. Mengalami perjumpaan dengan Tuhan setiap hari. Itu akan memiliki dampak yang luar biasa. Karena percakapan dengan Tuhan itu akan membuat seseorang bisa terimpartasi spirit/gairah dari Tuhan. Dan dunia menjadi tidak indah lagi ketika orang menikmati keindahan di dalam Tuhan atau kehadiran Tuhan di dalam hidupnya.
Akhirnya orang yang mau melepaskan diri dari ikatan dunia ini harus berani berkata: 'Tidak Enak'. Artinya ketika dia masih menikmati dunia dan berkata 'Enak', dia masih terbelenggu, dia harus berani berkata 'Tidak Enak'. Yang lebih enak adalah Tuhan dan keadilan-Nya, yang lebih indah adalah Tuhan dan Kerajaan-Nya. Kita yang harus memutuskan itu dan bertindak dengan tegas.
Tuhan memberkati saudara sekalian.
Solagracia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar