Tuhan Yesus berkata jelas sekali di Injil Matius 28:18-20: pernyataan yang sering disebut sebagai amanat agung: Jadikan semua bangsa murid-Ku. Murid itu belajar. Kalau dalam bahasa Yunaninya matheteusate (muridkanlah). Seorang murid seorang yang belajar artinya ada di dalam kancah pendidikan. Orang percaya yang benar itu dalam proses pendidikan yang tidak pernah berhenti. Setiap menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun-tahun panjangnya adalah masa pendidikan. Hidup kita di dunia ini, ini hidup hanya untuk mengalami proses perubahan. Proses perubahan untuk mencapai target sempurna seperti Bapa, serupa seperti Yesus. Dengan keadaan ini, tidak bisa tidak orang percaya menjadi berbeda dengan orang lain. Kehidupan yang dijalani adalah kehidupan untuk mengalami perubahan. Perubahan bukan hanya dari tidak baik menjadi baik, tetapi dari tidak sempurna menjadi sempurna. Perubahan dari kodrat manusia ke kodrat Ilahi.
Itulah sebabnya kita harus memiliki fokus yang benar. Dan untuk itu Tuhan Yesus berkata di Injil Lukas 14:33: Orang percaya harus melepaskan diri dari segala sesuatu. Melepaskan diri dari segala sesuatu artinya: tidak boleh ada yang membebani kita dalam proses penyempurnaan ini. Itulah sebabnya dalam Ibrani 12:1 dikatakan: Kita harus melepaskan beban dan dosa untuk mengikuti perlombaan dan mengikuti perlombaan yang diwajibkan. Perlombaan yang diwajibkan di sini apa?Ibranai 12:2 menulis: Pandanglah kepada Yesus yang membawa iman kita kepada kesempurnaan. Iman itu artinya ketaatan; ketaatan yang sempurna seperti ketaatan Tuhan Yesus yang taat sampai mati bahkan sampai mati di kayu salib. Proses pemuridan kita, proses perubahan kita harus sampai pada tingkat ketaatan yang sempurna seperti Tuhan Yesus. Itulah sebabnya proses ini tidak boleh terhalang oleh kesenangan-kesenangan apa pun, oleh ambisi, obsesi-obsesi apa pun dalam hidup ini. Inilah konsekunsi menjadi orang Kristen; mengalami pendidikan.
Orang-orang di luar gereja sana artinya di luar Kristus tidak mengalami pendidikan seperti ini. Banyak orang Kristen tidak menyadari hal ini, maka hidupnya wajar-wajar saja. Dari kecil sekolah, lalu kuliah, lalu kerja, lalu memiliki teman hidup, lalu memiliki keturunan, lalu membesarkan anak, memperbanyak fasilitas, lalu memilih menantu, membesarkan cucu; ya begitulah kira-kira, hidup wajar seperti yang lain. Inilah kekeliruannya. Bahkan tidak sedikit gereja, pendeta yang melayani hanya supaya kehidupan semacam ini menjadi lancar. Bukannya mengarahkan jemaat untuk melepaskan segala ikatan, belenggu, melepaskan segala sesuatu dari miliknya untuk masuk proses pemuridan; malah membuat kokoh keinginan menjalani hidup seperti manusia lain. Diridhoi, bahkan diberkati dengan doa. Ini salah!
Kita hidup ini; baik makan atau minum atau melakukan segala sesuatu; kita harus lakukan untuk kemuliaan Allah. Tuhan yang berfirman: Baik kau makan atau minum, atau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semua untuk kemuliaan Allah. Kemuliaan Allah itu artinya menjadi sempurna seperti Bapa, serupa seperti Tuhan Yesus dalam kodrat Ilahi. Tuhan Yesus telah memberikan kepada kita satu model/sosok Anak Manusia yang mengenakan kodrat Ilahi. Prinsipnya adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Ini harus kita capai. Tentu untuk mencapai hal ini fokus kita tidak boleh terbelah, hati kita tidak boleh mendua. Kita tidak mungkin bisa hidup wajar, jika kita serius masuk proses pemuridan. Jadi kalau saudara masih mau hidup wajar seperti manusia lain, tetapi berharap mencapai target yang dikehendaki oleh Bapa di Surga; itu tidak mungkin! Kita harus memilih dunia ini atau surga, kita harus memilih kemuliaan dunia ini atau kemuliaan surgawi, kita harus memilih Tuhan atau bukan.
Itulah sebabnya Alkitab berkata: Kamu tidak bisa mengabdi kepada dua tuan. Jadi kita tidak bisa mengabdi kepada Tuhan 40%, tidak cukup, 80% tidak cukup, bahkan 95% pun tidak cukup, bahkan 99% pun tidak cukup, harus 100% atau tidak usah sama sekali.
Jadi kalau dunia mendidik manusia-manusianya untuk mengikuti gairah dan cara hidupnya, gairah dan cara hidup anak-anak dunia; kita dididik untuk mengenakan gairah dari Tuhan Yesus Kristus. Beda sekali. Dan ini tidak bisa dicampuradukkan/dimix. Kalau dunia memberikan pendidikan kepada manusia-manusianya untuk mengikuti cara berpikir, gaya hidup dunia yang tarikkannya saat ini begitu kuat; orang percaya harus hidup di dalam pendidikan untuk mengenakan gairah Tuhan Yesus Kristus. Cara berpikirnya Tuhan Yesus Kristus, gaya hidupnya Tuhan Yesus Kristus sehingga menjadi serupa dengan Yesus.
Tetapi pendidikan dunia seperti yang dijalani semua orang hari ini, mereka menjadi sama dengan dunia. Bagi orang percaya berlaku firman Roma12:2: Janganlah kamu serupa dengan dunia ini, berubahlah oleh pembaharuan budimu (budi di sini pikiran), agar kamu mengerti kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan, dan yang sempurna. Janganlah serupa! Siapa yang membuat kita menjadi tidak serupa dengan dunia ini? Kita sendiri. Tentu oleh pertolongan Roh Kudus dan tuntunan firman. Bukan oleh kekuatan kita sendiri. Tetapi kita sendiri harus berjuang untuk itu. Alkitab mengatakan: Janganlah serupa dengan dunia ini, berubahlah oleh pembaharuan budimu; itu panggilan, itu perintah.
Kiranya kita memenuhi panggilan untuk tidak serupa dengan dunia ini.
Solagracia.
https://overcast.fm/+IqODvjivE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar