Jumat, 07 Desember 2018

RH Truth Daily Enlightenment Jumat, 07 Desember 2018 "BELUM DISELAMATKAN"

Tuhan Yesus berbicara kepada Nikodemus: janganlah engkau heran karena Aku berkata kepada-Mu, kamu harus dilahirkan kembali. Artinya kamu harus diselamatkan. Dilahirkan Baru itu sama dengan diselamatkan, jadi artinya Nikodemus harus diselamatkan.

Kelahiran Baru itu keadaan yang baru, bukan seperti sebelumnya. Kalau bicara soal Kelahiran Baru, ini sebuah perubahan  yang benar-benar signifikan, perubahan yang benar-benar mutlak, jadi bukan hanya sekadar orang yang tadinya kurang baik/tidak baik jadi baik, yang tadinya penjudi sekarang tidak berjudi, yang tadinya suka pergi ke tempat pelacuran sekarang tidak.
Bukan hanya begitu. Tetapi orang yang benar-benar mengalami sebuah perubahan kodrat, kalau sudah kodrat yang berubah, ini berarti luar biasa, dari berdosa, bukan hanya tidak berdosa, menjadi orang yang tidak bisa berbuat dosa. Dari berzinah tidak bisa berzinah, jadi tidak ada lagi keinginan, tidak bisa lagi berbuat itu, dari gampang tersinggung, atau mudah tersinggung, atau masih tersinggung, sampai tidak bisa tersinggung lagi. Dari perasaan iri sampai tidak bisa iri lagi, itu baru perubahan secara signifikan, namanya saja kodrat yang diubah. Jadi kesucian itu bukan tidak berbuat dosa, kesucian itu tidak bisa berbuat dosa. Ini perubahan kodrat namanya. Kamu harus Dilahirkan Baru, kamu harus diselamatkan. Inilah isi keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus, yang mengubah orang menjadi serupa dengan Yesus. Kalau saudara serupa dengan Yesus, tidak bisa berbuat dosa lagi. Yesus itu bukan hanya tidak berbuat dosa, tidak bisa.

Itulah sebabnya dalam surat Yohanes tertulis bahwa: orang yang dilahirkan oleh Allah itu tidak bisa berbuat dosa lagi. Untuk mencapai ini tidak mudah, harus ada perjuangan
Kalau orang Kristen sudah berpikir dirinya sudah percaya Tuhan Yesus; padahal hanya mengakui statusnya, merasa sudah selamat, merasa punya hak masuk surga, tidak ada perjuangan sama sekali untuk mengalami perubahan; ia tidak akan pernah mencapai keselamatan itu. Karena keselamatan itu dikembalikan ke rancangan semula, di mana manusia bisa berkodrat Ilahi seperti kodratnya Tuhan Yesus. Itulah sebabnya Alkitab tidak segan-segan mengatakan bahwa kita ini adalah manusia Allah (man of God). Dan jelas-jelas sekali Alkitab menulis 2Petrus 1:3-4: bahwa kuasa Ilahi-Nya menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga untuk hidup saleh, terlepas dari hawa nafsu dunia yang menyesatkan, nafsu dunia yang membinasakan, sehingga kita dapat mengenakan kodrat Ilahi.
Mengenakan kodrat Ilahi sama dengan mengambil bagian dalam kekududusan Allah.

Kalau seseorang belum sampai mengalami perubahan yang mutlak ini, yang signifikan ini; maka ia belum bisa dikatakan diselamatkan. Keselamatan itu harus dimengerti dengan benar. Banyak orang berpikir keselamatan terjadi secara otomatis. Memang salib membawa kita untuk bisa dipersekutukan dengan Bapa di surga, kita diterima sebagai anak. Bapa tidak melihat keadaan kita yang masih carut-marut, compang- camping, dengan segala keadaannya yang belum berkenan. Itulah sebabnya harus dimuridkan untuk mengalami perubahan, namanya juga menjadi murid, belajar, dari tidak cakap untuk menjadi cakap, dari bodoh menjadi pintar, kan begitu kalau dimuridkan, proses perubahan. Itulah sebabnya Bapa mendidik dengan proses pendidikan yang benar, dengan proses pendidikan yang standar, standar Tuhan. Dari pendidikan tersebut, proses yang berlangsung tersebut, seseorang bisa mengalami perubahan yang signifikan sampai menembus batas. Kalau sudah sampai menembus batas orang mengalami Kelahiran Baru, barulah dia mengalami keselamatan itu.

Banyak orang Kristen sebenarnya masih berkeadaan belum Dilahirkan Baru, belum sampai tingkat keselamatan yang benar. Dan ini menyedihkan. Sebab sementara mereka berkeadaan demikian mereka tidak sadar, sebab mereka masih dalam keadaan belum diselamatkan. Kalau sampai keadaan ini dialami seorang pendeta atau rohaniwan, bagaimana dengan jemaat yang dia layani? Memang dia tidak mengajar jemaat untuk hidup dalam dosa, tidak mengajar jemaat menjadi penipu, pembohong, pembunuh, pezinah, pencuri. Dia mengajar jemaat menjadi orang baik, orang santun, membangun rumah tangga yang bahagia, kerja keras, jujur, berkarir. Mengajarkan ajaran-ajaran etika pada umumnya atau mengacu kepada Dekalog (Sepuluh Perintah Allah), tetapi tidak benar-benar mengajarkan untuk masuk ke dalam kesempurnaan seperti Bapa atau keserupaan dengan Yesus. Sebab ia sendiri tidak mengalami itu, tidak memiliki perjuangan seperti itu. Lulus SMA masuk sekolah pendeta karena melihat hidupnya pendeta begitu tertib, begitu agung, begitu mulia, dan itu yang mau dicapai. Ya, tidak bedalah dengan karir yang lain, hanya sekarang ini di wilayah keagamaan, yang lain di wilayah IT, teknokrat, medis, pendidikan, pengacara, hukum, atau di bidang pemerintahan, politik. Sekarang di bidang kerohanian, sama, mencari hidup, bukan memberi hidup. Tidak heran kalau mereka tidak mengajarkan ajaran yang diajarkan Tuhan Yesus, karena dia sendiri masih hidup dalam kewajaran. Ia tidak pernah menembus batas, ia tidak pernah mengalami Kelahiran Baru. Tapi tentu ia merasa sudah Lahir Baru sebab ia bisa membuat definisi khotbah, Pendalaman Alkitab, bahkan buku mengenai Kelahiran Baru. Tapi ia belum mengalami Kelahiran Baru.

Jika ini terjadi, seperti yang ada di gereja-gereja di Eropa; banyak doktor-doktor; doktor teologi, hebat-hebat dengan buku tebal-tebal; tetapi mereka tidak menyelamatkan masyarakatnya, mereka gagal
menyelamatkan masyarakatnya. Ini menjadi pembelajaran yang luar biasa mahalnya untuk kita. Jangan sampai kita juga mengalami hal serupa itu. Itulah sebabnya ada panggilan untuk mengalami Kelahiran Baru. Itulah sebabnya kita harus berjuang untuk itu. Tuhan akan menolong saudara untuk mencapai Kelahiran Baru yang benar.

Tuhan Yesus memberkati.

Solagracia 🙏🏻

https://overcast.fm/+IqODPDgKM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar