Bagi kita yang bisa mengingat waktu kita masih kecil betapa sayang orangtua kepada kita. Kita belum bangun, mama sudah menyiapkan nasi goreng. Tas kita belum rusak, papa sudah membelikan tas baru. Kita tidak minta sepeda, kadang-kadang papa sudah bawa sepeda, membelikan kita sepeda. Belum lagi, kita belum tahu apa-apa tentang pendidikan, dari SD orangtua sudah asuransikan pendidikan untuk kita. Dan kita melakukan hal-hal yang sama ini untuk anak kita hari ini. Kita mengerti bagaimana menjadi anak kesayangan- bagaimamana kita diperlakukan sebagai anak kesayangan. Dan sekarang bagi yang sudah berkeluarga dan memiliki anak-anak, mengerti bagaimana memiliki anak kesayangan.
Demikianlah hubungan kita dengan Tuhan mirip seperti ini. Kita menjadi anak-anak kesayangan Tuhan. Kita belum lahir, kita belum ada, Tuhan Yesus sudah mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita. Dosa-dosa yang nanti bisa kita lakukan; sudah ditebus-Nya di kayu salib dan sudah selesai. Dia memberikan kepada kita Roh Kudus yang menuntun kita kepada seluruh kebenaran. Dia memberikan Injil Kerajaan Sorga, Injil yang berkuasa menyelamatkan kita, artinya mengubah karakter kita. Bahkan Ia menyediakan bagi kita Rumah Bapa, tempat yang indah di Langit Baru Bumi Baru. Luar biasa bukan? Sangat luar biasa!
Kita adalah anak-anak kesayangan Tuhan. Bapa tahu apa yang kamu perlukan; begitulah Tuhan Yesus mengatakan. Tetapi apakah kita cukup puas menjadi anak kesayangan? Apakah saudara cukup puas kalau punya anak yang bisa menikmati semua fasilitas yang kita berikan? Bukankah kita sebagai orangtua menginginkan anak kita menjadi dewasa, dewasa dalam segala aspek yang positif. Anak-anak kita menjadi dewasa secara mental dan dewasa secara spiritual dan cakap dalam berbagai bidang, atau bidang yang digelutinya. Bukankah pada akhirnya kita ingin anak kita menjadi seperti kita? Bisa mandiri dalam menjalani hidup. Dan tentu kita yang mengenal kebenaran, kita menginginkan anak kita bisa melayani pekerjaan Tuhan seperti yang kita lakukan. Ketika anak kita bertumbuh dewasa, berprestasi melakukan hal-hal yang baik seperti yang kita lakukan atau sesuai dengan filosofi hidup kita. Anak kita bukan hanya menjadi anak kesayangan tetapi menjadi anak kesukaan.
Kita bukan hanya sayang kepada anak, tetapi kita dibahagiakan oleh anak. Anak yang bertumbuh dewasa, anak yang mengerti keinginan orangtua, anak yang submit/yang tunduk kepada orangtua.
Demikian pula Tuhan; Tuhan ingin agar kita tidak hanya menjadi anak kesayangan yang disayang-sayang. Tuhan menyediakan semua yang baik bagi kita, kita punya hak untuk itu. Tetapi tidak ada hak tanpa kewajiban! Kita punya kewajiban untuk bertumbuh dewasa, dan kedewasaan yang menjadi standard kita adalah sempurna seperti Bapa, atau serupa dengan Tuhan Yesus. Akhirnya kita menjadi orang-orang yang menjalani hidup seperti yang dijalani oleh Tuhan Yesus.
Dengan demikian pernyataan: Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan-bukan hanya disandang oleh Tuhan Yesus, tetapi juga disandang oleh orang percaya. Luar biasa bukan? Dan kesempatan ini terbuka untuk kita. Tuhan memberikan fasilitas-Nya untuk itu. Tuhan tidak men-design/men-setting kita secara terpaksa atau secara otomatis untuk bisa menjadi anak kesukaan-Nya. Kalau menjadi anak kesayangan itu otomatis, itu dari pihak Bapa- tapi menjadi anak kesukaan itu dari pihak kita. Kitalah yang harus berjuang mengubah diri agar kita bisa menjadi seseorang yang dapat dinikmati Bapa. Tidak bisa tidak untuk itu hidup kita harus mengikuti jejak Tuhan Yesus, karena Dialah Sosok Pribadi Agung yang menerima sertifikat: Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan.
Kita harus serius memperkarakan hal ini. Apakah hidupku sungguh-sungguh benar-benar telah menyukakan hati Bapa di Sorga. Kita bukan hanya bisa berkata: Tuhan aku mau menyenangkan-Mu- bukan hanya mau, bukan hanya ingin- tetapi do it (lakukan) itu!
Mari kita melakukannya. Tanpa perjuangan tidak akan mungkin tercapai. Kita harus mengalami perubahan. Dari hanya menjadi anak kesayangan lalu juga menjadi anak kesukaan.
Kalau kita tidak berjuang suatu hari kita tidak akan menjadi anak kesayangan lagi. Karena ketika kita seharusnya berubah bertumbuh akil balig/dewasa; tetapi tidak. Itu akan mendukakan hati Bapa di Sorga. Sama seperti anak yang disayang-sayang oleh orangtua; tetapi ketika berusia 15 tahun kemudian mengkonsumsi narkoba- umur 20 tahun ikut menjadi bandar narkoba, kawin-cerai dan segala kejahatan dia lakukan. Dari anak kesayangan menjadi bukan anak kesayangan. Bukan tidak mungkin kemudian sampai terjadi pemutusan hubungan antara orangtua dengan anak. Orangtua menulis suatu berita di koran- bahwa mulai tanggal ini, segala sesuatu yang dilakukan si anu tidak lagi bersangkut-paut atau tidak lagi menjadi tanggungjawab dari pihak keluarga. Ini putus hubungan. Jangan sampai kemudian Tuhan berkata: Aku tidak kenal kamu artinya Aku tidak menikmati kamu, enyahlah kamu!
Banyak orang Kristen yang merasa sudah menjadi anak kesayangan, selalu menjadi anak kesayangan. Inilah yang membuat orang Kristen tidak pernah berjuang sungguh-sungguh untuk mengubah diri. Lagu-lagu yang dinyanyikan di gereja selalu orientasinya pada level atau pada state menjadi anak kesayangan. "Dia baik, Dia mengasihi, Dia memberkati, Dia menolong waktu aku susah, Dia memulihkan ketika aku dalam keadaan jatuh"; semua nuansanya hanya nuansa anak kesayangan- tetapi belum berubah masuk pada suasana menjadi anak kesukaan. Lagu-lagu menjadi anak kesukaan beda; "Tuhan ambil hidupku, Tuhan aku mau mati bersama-Mu, Tuhan aku tidak ingini dunia ini, Tuhan aku mau mengosongkan bejana hatiku dan segala keinginan supaya aku hanya mengingini Engkau, Tuhan bawa aku ke sorga aku tidak betah lagi di bumi dan seterusnya.
Ini orang-orang yang sudah lepas dari belenggu ikatan dosa dan belenggu ikatan dunia ini.
Berubahlah saudara, jangan hanya menjadi anak kesayangan, tetapi juga menjadi anak kesukaan.
Solagracia.
Shalom saudaraku,
Atas nama seluruh crew program Suara Kebenaran, saya Pdt. Erastus Sabdono mengucapkan: Selamat Hari Natal, kiranya Natal tahun ini 2018, menjadi Natal yang menginspirasi kita untuk hidup lebih berkenan di hadapan Tuhan. Juga kami menyampaikan Selamat menyambut Tahun Baru, doa harapan kami, di tahun mendatang kita lebih bersungguh-sungguh menginvestasikan waktu kita untuk mencari Tuhan dan bertumbuh dalam kedewasaan rohani.
Terima kasih untuk semua dukungan yang saudara berikan dalam pelayanan kami.
Kiranya Tuhan memberkati.
Solagracia.
https://overcast.fm/+IqOCWNnNY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar