Rabu, 31 Januari 2018

RH Truth Daily Enlightenment “MELAKUKAN INTI HUKUM TAURAT”  1 Februari 2018

Dari pembahasan sebelumnya, kita temukan dua versi pembenaran, versi pertama dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat yang tertulis di hati.
 Ini hanya ditujukan bagi orang-orang ๐Ÿ‘ฅ yang tidak memiliki Taurat dan yang tidak mendengar Injil, yang juga disebut sebagai bangsa-bangsa lain (Rm. 2:13-14).

Kata “bangsa-bangsa lain” dalam teks aslinya adalah ethne (แผ”ฮธฮฝฮท) dari akar kata ethnos (แผ”ฮธฮฝฮฟฯ‚); yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai gentile.
 Sinonim gentile adalah heathen.
Sebenarnya kata ini kurang enak didengar sebab artinya selain bangsa di luar bangsa Yahudi, juga berarti bangsa kafir.

Pembenaran versi kedua, dibenarkan karena iman, yaitu bagi mereka yang menerima Yesus Kristus ๐Ÿ’— sebagai Tuhan pada zaman anugerah.
Tentu dibenarkan versi kedua ini hanya bagi mereka yang berkesempatan menjadi umat pilihan, baik orang-orang Yahudi maupun non Yahudi.

Pembenaran versi kedua ini adalah pembenaran yang dihasilkan dari respon yang benar terhadap korban Kristus di kayu salib.
Pembenaran versi kedua ini tidak dibatasi oleh suku dan bangsa.
Pembenaran versi pertama terjadi karena melakukan inti hukum Taurat, walaupun mereka ๐Ÿ‘ฅ tidak memiliki hukum Taurat (bagi non-Yahudi) dan tidak pernah mendengar Injil.

Mereka inilah yang dimaksud dengan “bangsa-bangsa lain”.
Pembenaran bagi mereka dapat terjadi kalau mereka melakukan perintah kasih, yaitu mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri; inilah inti hukum Taurat (Mat. 22:39). Tindakan kasih mereka kepada orang lain diperhitungkan Tuhan ๐Ÿ’— sebagai perbuatan untuk Tuhan sendiri (Mat. 25:31-46).

Seluruh isi hukum Taurat dan kitab para nabi tergantung pada hukum kasih ini. Tentu saja “bangsa-bangsa” lain ini tidak bisa dituntut seperti bangsa Israel yang mengenal Elohim Yahwe dan memiliki Taurat yang tertulis.
Mereka yang di luar umat pilihan tersebut juga tidak bisa disamakan atau disejajarkan dengan orang percaya ๐Ÿ‘ฅ yang mengenal Injil. (Rm. 2:13-16).

Terkait dengan hal di atas, perlu dipahami, bahwa orang yang mengasihi sesama manusia seperti dirinya sendiri belum tentu mengasihi Tuhan Allah ๐Ÿ’— dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan, karena mereka tidak mengenal Allah yang benar seperti bangsa Israel dan orang percaya.

Tetapi mereka yang mengenal Allah dan mengasihi Dia dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan, pasti mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri.
Jadi kalau umat pilihan, baik orang Yahudi maupun orang Kristen ๐Ÿ‘ฅ tidak mengasihi sesama seperti diri sendiri, berarti tidak mengasihi Allah dengan benar.

Orang yang tidak mengenal Elohim Yahweh dan tidak mengenal Injil tidak bisa disejajarkan dengan umat pilihan tersebut.
Mereka tidak dituntut mengasihi Allah ๐Ÿ’—, karena tidak mengenal Allah yang benar.
Tetapi kasih mereka kepada sesama sudah merupakan ukuran pembenaran mereka untuk diperkenankan masuk dunia yang akan datang sebagai anggota masyarakat.

Harus digarisbawahi bahwa pembenaran atas “bangsa-bangsa lain” tersebut bisa terjadi atau bisa dilakukan hanya oleh karena Tuhan Yesus ๐Ÿ’— telah memikul dosa mereka di kayu salib.

Dalam hal ini Tuhan Yesus mati untuk semua manusia di bumi ini; baik bagi mereka yang mendengar Injil atau tidak mendengar Injil.
Kalau Tuhan Yesus ๐Ÿ’— tidak mati di kayu salib untuk semua manusia atau seluruh dosa dunia, maka sebaik apa pun seseorang tidak akan bisa dibenarkan dan diperkenankan masuk surga.

Jadi, pembenaran bagi mereka ini pun bisa terjadi karena korban Tuhan Yesus di kayu salib. Dengan demikian pernyataan bahwa keselamatan tidak ada di luar Kristus ๐Ÿ’— adalah ketetapan, hukum, dan tatanan yang tidak bisa diganti oleh apa pun.
Paralel dengan dua versi pembenaran, juga ada dua versi keselamatan.

Pertama, keselamatan orang di luar Injil.
Yaitu mereka yang melakukan perbuatan kasih sehingga dibenarkan dan diperkenankan untuk masuk dunia ๐ŸŒ yang akan datang sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan versi kedua hanya bagi umat pilihan.

Yaitu keselamatan yang memuat anugerah dikembalikannya manusia ke rancangan semula menjadi sempurna seperti Bapa atau serupa dengan Tuhan Yesus ๐Ÿ’—
Keselamatan versi kedua ini memuat potensi atau kuasa yang diberikan kepada mereka yang menerima Yesus, sehingga mereka dimampukan untuk menjadi sempurna seperti Bapa atau serupa dengan Tuhan Yesus dan diperkenankan masuk anggota keluarga Kerajaan serta dimuliakan bersama-sama dengan Tuhan Yesus.

JBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar