Dalam Roma 1:17 tertulis: Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah 💗, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.Ayat ini sangat penting untuk dibedah secara khusus.
Dikatakan “sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah”, artinya berdasarkan Injil yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, maka kebenaran Allah dapat dinyatakan atau diungkapkan.
Jadi, kalau tidak ada Injil, maka kebenaran Allah 💗 tidak dapat dinyatakan atau diungkapkan secara lengkap atau utuh bagi manusia.
Dalam hal ini kita meyakini bahwa tidak ada kebenaran yang lengkap atau utuh di luar Injil yang diajarkan oleh Tuhan Yesus.
Kalimat “yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman”, maksudnya adalah dimulai dari menerima Yesus bahwa Dia adalah Logos yang menciptakan langit dan bumi bersama Theos (Bapa), kemudian menaruh percaya kepada segala sesuatu yang diajarkan, maka seseorang 👤memiliki penurutan terhadap kehendak Allah.
Dalam hal ini kata iman yang pertama adalah pengaminan akali atau persetujuan pikiran. Adapun kata iman yang kedua adalah penurutan terhadap kehendak Allah. Penurutan terhadap kehendak Allah ini adalah penurutan yang standarnya adalah diri Yesus sendiri.
Pada akhirnya, iman yang dikehendaki oleh Allah 💗 adalah iman yang sempurna seperti yang dijalani oleh Tuhan Yesus (Ibr. 12:1-2).
Iman yang sempurna adalah ketaatan kepada Bapa seperti Tuhan Yesus, yang taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib. Ini adalah ketaatan standar yang menjadi model atau prototipe ketaatan bagi semua orang percaya.
Jadi maksud “memimpin kepada iman” adalah membawa iman itu kepada kesempurnaan.
Selanjutnya, kita harus memahami dengan tepat maksud kalimat “Orang benar akan hidup oleh iman”.
Dalam teks aslinya kalimat ini terjemahan dari ho de dikaios ek pisteos zesetai (ὁ δὲ δίκαιος ἐκ πίστεως ζήσεται).
Selain bisa diterjemahkan “Orang benar akan hidup oleh iman”, kalimat ini juga bisa diterjemahkan “orang beriman akan menjadi hidup”.
Dalam terjemahan Alkitab 📚 bahasa Inggris ada yang menerjemahkan : He who through faith is righteous shall live atau and the righteous one by faith shall live.
Dua versi terjemahan tersebut bisa memiliki makna yang sama, tetapi memiliki tekanan yang berbeda.
Jika kita hubungkan dengan Ibrani 12:1-10, mengenai panggilan untuk mengikuti perlombaan yang diwajibkan, yaitu memiliki iman yang sempurna, maka pada akhirnya ketaatan kepada Allah 💗 adalah agar orang percaya mengambil bagian dalam kekudusan Allah dan “beroleh hidup”.
Kata hidup dalam teks aslinya adalah zesomen (ζήσομεν) dari akar kata zao (ζάω), yang berarti dihidupkan (menggunakan kata kerja).
Jadi kalau diterjemahkan bebas kalimat tersebut bisa berarti “orang benar oleh iman akan dihidupkan”.
Kata zao terkait dengan kata zoe (ζωή), yang artinya : hidup secara natural tetapi berkualitas. Dalam hal ini ayat tersebut hendak menunjukkan bahwa kalau seseorang di dalam iman yang benar kepada Tuhan Yesus 💗, maka hidupnya akan berkualitas.
Kualitas hidup ini tidak ditentukan oleh keberadaannya secara lahiriah, tetapi kehidupan yang mengambil bagian dalam kekudusan Allah.
Menganalisa teks tersebut, maka dapatlah disimpulkan bahwa kehidupan orang percaya 👥 adalah kehidupan yang harus ada dalam penurutan terhadap kehendak Allah.
Tanpa hidup dalam penurutan terhadap kehendak Allah 💗 berarti tidak beriman.
Dengan demikian, beriman bukan hanya berarti memiliki keyakinan di dalam nalar atau pikiran, tetapi bertindak sesuai dengan segala sesuatu yang dikehendaki oleh Allah.
Inilah iman yang benar, iman yang telah diperagakan oleh Abraham.
Banyak orang Kristen 👥yang merasa beriman hanya karena dengan pikiran setuju atau mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat.
Dengan hal itu mereka merasa sudah selamat karena memiliki “iman”.
Berdasarkan uraian di atas ini, maka dapat dimengerti kalau seseorang pasti masuk ke dalam Kerajaan Surga untuk dimuliakan bersama dengan Tuhan Yesus 💗, sudah nampak gejala-gejalanya atau ciri-ciri dari kehidupan orang beriman yang benar itu. Sehingga seseorang meyakini diri selamat, bukan hanya karena di dalam pikirannya ia percaya pasti masuk surga, tetapi karena memiliki pengalaman nyata berjalan dalam kehidupan yang berkualitas setiap hari.
JBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar