Kamis, 25 Januari 2018

RH Truth Daily Enlightenment “DIPERMULIAKAN NAMA-MU”  25 Januari 2018

Jadi, kalau dikatakan bahwa Tuhan 💗mengeraskan hati, itu berarti Tuhan sudah tidak memberi kesempatan lagi kepada seseorang untuk berubah menjadi baik. Tuhan tidak lagi menegor atau memberi tuntunan.

Oleh sebab itu pengertian mengeraskan hati hendaknya tidak dipahami secara mistik, yaitu Tuhan💗 masuk dalam hati seseorang dan membuat seseorang menjadi lebih jahat.
Membuat seseorang menjadi lebih jahat bukanlah karakter Allah.

Kalau kita 👥 meneliti ayat-ayat dalam Roma 1:18-32 dengan cerdas, teliti dan jujur, maka kita dapat memperoleh kebenaran bahwa Allah tidak sembarangan “mengeraskan hati” seseorang atau yang sama dengan menyerahkan mereka kepada hawa nafsu dan pikiran yang terkutuk sehingga melakukan berbagai-bagai kejahatan dan tidak lagi memiliki nurani yang baik untuk berbuat kebajikan.

Keadaan seseorang di mana Tuhan 💗menyerahkan mereka kepada keinginan hati yang cemar, hawa nafsu yang memalukan dan pikiran-pikiran yang terkutuk adalah akibat pilihan dan keputusan mereka sendiri.
Hal ini sama dengan Firaun yang memang sudah berkeadaan sangat jahat, sehingga tidak akan melepaskan bangsa Israel dari Mesir.

Keadaan Firaun seperti itu bukan karena Tuhan yang mengadakannya, tetapi karena pilihan dan keputusan-keputusan Firaun tersebut dalam waktu yang panjang. Sangatlah bodoh dan kurang ajar terhadap Tuhan, kalau ada yang berpikir bahwa Allah sudah mengeraskan hati Firaun sejak kecil, atau Tuhan 💗 sengaja mengkondisikan Firaun menjadi jahat untuk kemuliaan nama-Nya.

Kebenaran di atas ini sudah cukup mematahkan kalau seseorang berpandangan bahwa Allah menentukan orang selamat yang sama artinya Tuhan akan merancang dan membuat (kalau perlu dengan paksa sesuai dengan kedaulatan Allah sepihak), di pihak lain tentu ada orang-orang yang binasa karena Tuhan 💗tidak membuat mereka menjadi baik.

Dari Roma 1:18-32, sangat jelas bahwa seseorang menjadi jahat karena pilihan dan keputusan mereka sendiri, bukan karena rekayasa Allah  atau pihak eksternal.
Allah 💗 tidak pernah menjadikan manusia sebagai boneka yang diatur dengan remote control oleh pihak di luar manusia, juga bukan oleh Tuhan sendiri.

Kalau ada orang yang berpandangan bahwa Tuhan “mengeraskan hati” seseorang atau membiarkan seseorang terbelenggu dalam kejahatan berdasarkan kehendak dari kedaulatan Allah, apalagi kalau ditambah dengan bahwa demi kemuliaan dan kebesaran nama-Nya Allah 💗 membiarkan orang menjadi jahat dan masuk neraka, maka hal itu sangatlah keliru.

Pandangan tersebut menciderai Allah yang Mahamulia. Tuhan tidak akan membuat nama-Nya dimuliakan atau dibesarkan dengan mengorbankan keselamatan manusia 👥 Tuhan tidak akan pernah berbuat sangat bodoh, dengan mencelakai seseorang atau orang banyak demi kemuliaan nama-Nya.

Allah tidak perlu bertindak demikian untuk membuat nama-Nya dipermuliakan. Allah 💗 dimuliakan oleh anak-anak-Nya yang mengikuti jejak Tuhan Yesus, yang diajar dengan Doa Bapa Kami : Dipermuliakanlah nama-Mu.
Melengkapi penjelasan di atas perlulah kita mengutip Roma 1:32.

Dalam ayat tersebut tertulis: Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah 💗, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya.

Orang-orang yang dihukum mati atau dibinasakan tersebut bukan karena keputusan tanpa alasan dari pihak Allah 💗, tetapi karena mereka sendiri, bukan saja melakukan kejahatan, tetapi juga setuju dengan mereka yang melakukan kejahatan.
Kata setuju dalam teks aslinya adalah suneudokeo (συνευδοκέω).

Kata ini bukan saja berarti setuju (agree), tapi berarti juga to be pleased together with, approve together, to applaud (menyenangi bersama, menyetujui bersama, memberi tepuk tangan dalam arti mendukung atau memberi penghargaan).
Adalah tidak mungkin Tuhan 💗 membuat seseorang menyenangi kejahatan dan memberi penghargaan atau mendukung kejahatan.

Orang bisa berkeadaan batin atau hati nurani yang jahat karena keputusan dan pilihannya sendiri. Sangatlah tidak mungkin Tuhan 💗 intervensi ke dalam batin atau hati manusia dan “menyetir” orang tersebut untuk melakukan atau tindakan dan mengambil satu keputusan atau pilihan.

Sejatinya, manusia dalam kehendak bebasnya yang menyetir dirinya sendiri. Manusia 👥 mengambil keputusan dan pilihan atas segala sesuatu yang dilakukan. Dengan demikian, manusia dapat diperhadapkan kepada pengadilan Allah dan harus mempertanggungjawabkan semua yang dilakukannya selama di bumi ini.

JBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar