Kebenaran mengenai penghakiman atas setiap orang, termasuk atas orang percaya 👥 dan adanya kemungkinan orang Kristen pun juga bisa ditolak oleh Tuhan, ditulis oleh Paulus dalam Roma 2:6-11, “Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman.
Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani, tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani.
Sebab Allah 💗 tidak memandang bulu.”
Kebenaran di atas ini harus menjadi landasan berpikir semua orang, di dalamnya termasuk orang Kristen: “Bahwa semua orang harus menghadap takhta pengadilan Allah”.
Paulus juga meneguhkan dalam tulisannya, bahwa setiap kita (termasuk Paulus sendiri) harus menghadap takhta pengadilan Allah (2Kor. 5:9-10).
Penghakiman yang berlangsung didasarkan pada keadaan batin manusia 👥, yang tentu saja terekspresi dalam tindakan konkret yang kelihatan dan dapat dirasakan atau berdampak pada sesama.
Itulah sebabnya Roma 2:16 Paulus menyatakan: Tuhan akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.
Dalam hal ini, keadaan batiniah yang menjadi landasan motivasi seseorang akan dihakimi. Bisa dimengerti mengapa Paulus berusaha untuk berkenan kepada Allah 💗 (2Kor. 5:9-10).
Berkenan kepada Allah menunjuk sikap batin yang mulia di mata Allah.
Dalam hal tersebut jelas sekali bahwa penghakiman Allah berlaku atas semua orang, tidak ada pembedaan dan pengecualian; baik atas mereka yang memiliki Taurat dan yang tidak memiliki Taurat. Meneguhkan kebenaran ini patut kita perhatikan Roma 2:9, “Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani …” Kalimat “… setiap orang yang berbuat jahat” jelas sekali menunjukkan tidak ada pengecualian.
Dalam Roma 2:11 tertulis: Sebab Allah tidak memandang bulu. Tidak pandang bulu dalam teks aslinya adalah ou gar estin prosopolepsia (οὐ γάρ ἐστιν προσωπολημψία), secara harafiah artinya Allah 💗 tidak memberi penghargaan atau hormat kepada siapa pun.
Sesungguhnya, penghakiman Allah berlaku atas umat pilihan Allah baik orang Yahudi maupun orang Kristen dan juga atas bangsa-bangsa yang bukan umat pilihan.
Dalam Roma 2:12-13 tertulis: Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat. Karena bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah 💗, tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan.
Kalimat-kalimat dalam ayat di atas, menunjukkan pula bahwa terdapat bangsa-bangsa yang tidak memiliki Taurat (tidak mendengar Taurat), tetapi berkelakuan sesuai dengan Taurat. Harus dipahami bahwa inti hukum Taurat adalah selain mengasihi Tuhan dengan segenap hati, kekuatan dan akal budi, juga mengasihi sesama seperti diri sendiri (Mat. 22:37-40). Bangsa-bangsa non-Yahudi dan non-Kristen yang tidak mengenal Allah, mereka dapat “mengasihi sesama seperti diri sendiri”. Mereka juga memiliki filosofi untuk mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri bahkan lebih dari nyawa mereka sendiri.
Dalam hal ini, hendaknya kita tidak berpikir picik, seolah-olah hanya orang beragama Kristen yang bisa berbuat kebaikan.
Sesungguhnya dalam hal tersebut, kita 👥 tidak bisa membantah adanya orang-orang di luar bangsa Israel dan orang-orang di luar agama Kristen yang diperkenan masuk dunia yang akan datang (tentu hanya sebagai anggota masyarakat). Seperti yang dikatakan oleh Tuhan di dalam Matius 25:31-46, yaitu perumpamaan mengenai kambing dan domba.
Ukuran perkenan Tuhan yang memungkinkan seseorang diperkenan masuk dunia 🌏 yang datang dalam Kerajaan Tuhan Yesus adalah mereka memperlakukan sesamanya sesuai dengan kehendak Tuhan. Mereka memenuhi apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Mat. 7:12).
Perhatikan pernyataan penting dalam ayat ini, bahwa isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi termuat dalam tindakan atau hukum itu.
JBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar