Kamis, 01 Februari 2018

RH Truth Daily Enlightenment “PEMBENARAN YANG SEMPURNA”  2 Februari 2018

Pembenaran yang kedua, adalah pembenaran oleh iman.
Inilah pembenaran yang ideal, yang menjadi maksud keselamatan dari Allah πŸ’— diadakan, yang oleh karenanya orang percaya menerima kuasa supaya menjadi anak-anak Allah (Yoh. 1:12). Pembenaran ini adalah pembenaran yang sempurna.

Pembenaran ini hanya berlaku atau terjadi bagi mereka yang mendengar Injil, yaitu mereka πŸ‘₯ yang hidup di zaman anugerah pada masa Perjanjian Baru dan yang merespon anugerah secara benar. Pembenaran oleh iman tidak didasarkan pada perbuatan yang didasarkan pada hukum (seperti konsep agama samawi pada umumnya, di antaranya seperti agama Yahudi), tetapi didasarkan pada perbuatan atau tindakan dalam penurutan terhadap kehendak Allah.

Tindakan dalam penurutan terhadap kehendak Allah itulah iman yang diperagakan oleh Abraham.
Dalam hal ini iman bukan hanya pengaminan akali atau persetujuan pikiran, tetapi tindakan dalam penurutan terhadap kehendak Allah πŸ’—.
Pembenaran yang sempurna ini bisa terjadi oleh karena Tuhan Yesus memberi fasilitas keselamatan.

Fasilitas keselamatan itu adalah penebusan dosa, Roh Kudus, Injil, dan penggarapan Allah melalui segala peristiwa kehidupan. Kalau seseorang percaya atau beriman kepada Tuhan Yesus πŸ’—, maka ia harus mengenakan atau menjalani fasilitas keselamatan tersebut demi supaya mengalami dan memiliki keselamatan atau agar menjadi manusia sesuai dengan rancangan Allah semula.

Jika tidak, berarti ia tidak percaya atau tidak memiliki iman.
Bukti dari iman orang percaya, yang oleh karenanya mereka dibenarkan, adalah kehidupan yang dikembalikan ke rancangan semula seperti kehidupan yang diperagakan oleh Yesus. Yesus πŸ’— menampilkan profil manusia seperti yang dikehendaki oleh Allah. Pembenaran ini bisa terjadi atau berlangsung kalau seseorang bersedia berjuang (Luk. 13:23-24).
Dua versi pembenaran dan dua versi keselamatan seperti yang dijelaskan di bab terdahulu dapat terjadi atau berlangsung hanya karena adanya korban Yesus di kayu salib.

Tanpa korban Yesus di kayu salib, maka tidak ada pembenaran apa pun dan tidak ada keselamatan apa pun.
Suatu hari nanti semua manusia akan melihat bahwa hanya oleh korban Tuhan Yesus πŸ’— di kayu salib (dalam berita Injil) maka manusia memperoleh kesempatan masuk langit baru dan bumi yang baru; sebagian menjadi anggota keluarga Kerajaan atau dimuliakan bersama dengan Tuhan Yesus, dan yang lain menjadi anggota masyarakat.

Tentu saja setelah melewati proses penghakiman.
Dalam hal ini harus ditegaskan, bahwa neraka adalah suatu realitas.
Kita πŸ‘₯ harus menentang keras pandangan universalisme yang mengatakan bahwa semua orang akan masuk surga.

Pandangan universalisme tidak memandang Allah πŸ’— yang adil yang memperkarakan keadaan masing-masing individu, apakah layak menjadi anggota masyarakat Kerajaan Surga atau menjadi anggota Keluarga Kerajaan.

Pandangan universalisme mengabaikan kesucian yang dikehendaki oleh Allah untuk dikenakan dalam kehidupan orang percaya.
Walaupun Tuhan Yesus πŸ’— mati untuk semua orang, tetapi penghakiman tetap dilangsungkan.
Kita meyakini adanya penghakiman oleh Tuhan Yesus, Hakim yang adil yang menentukan sebagian orang masuk surga dan sebagian lain masuk neraka berdasarkan perbuatan masing-masing individu.

Keselamatan di luar orang-orang πŸ‘₯ yang tidak mendengar Injil adalah keselamatan yang didasarkan pada perbuatan kasih, sehingga mereka diperkenankan masuk sebagai Kerajaan Surga sebagai anggota masyarakat Kerajaan tersebut.

Keselamatan di dalam Injil adalah dikembalikannya manusia ke rancangan semula Allah πŸ’—, sehingga manusia dapat menjadi sempurna, memiliki karakter Allah atau serupa dan segambar dengan Allah, yang sama dengan serupa dengan Yesus.

Mereka yang tidak mendengar Injil dihakimi berdasarkan perbuatan kasih; apa yang mereka πŸ‘₯ lakukan terhadap sesama yang membutuhkan pertolongan diperhitungkan sebagai perbuatan untuk Tuhan sendiri (Mat. 25:29-46).

Sedangkan untuk umat pilihan, dihakimi berdasarkan perbuatan yang ukurannya adalah berkenan di hadapan Allah. Hanya orang yang berkenan kepada Allah πŸ’—, yang sama dengan melakukan kehendak Bapa, yang diperhitungkan sebagai beriman.

Itulah sebabnya Paulus berusaha untuk berkenan kepada Allah (2Kor. 5:9-10).
Meneguhkan penjelasan di atas ini, Roma 2:16 menyatakan: Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah πŸ’—, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus.

Kalimat “sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus” berarti bahwa penghakiman itu bisa dilangsungkan oleh karena Tuhan Yesus πŸ’—sudah memikul dosa mereka. Kalimat-kalimat dalam ayat di atas juga berarti atau mengandung pesan bahwa karena Tuhan Yesus telah menang, yaitu taat sampai mati di kayu salib dan dibangkitkan, maka Ia dapat menghakimi semua orang.

Kalau Tuhan Yesus tidak menang, maka tidak ada penghakiman; semua manusia masuk neraka tanpa ada yang menghalangi.
Jadi, penghakiman merupakan kesempatan di mana manusia πŸ‘₯ masih dimungkinkan untuk masuk dunia yang akan datang, Kerajaan Tuhan Yesus Kristus.

JBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar