Dalam Roma 1:1 tertulis: Paulus dipanggil menjadi rasul. Pernyataan ini menunjukkan bahwa hal menjadi rasul adalah panggilan khusus yang diberikan Allah đ kepada Paulus.
Kata dipanggil dalam ayat ini teks aslinya adalah kletos (ÎēÎģΡĪáŊšĪ), yang artinya selain dipanggil juga berarti diundang (to be invited).
Kata dipanggil dan diundang menunjukkan adanya kebebasan di mana yang dipanggil atau yang diundang dapat menerima atau menolak undangan tersebut.
Hal ini bukan sesuatu yang dipaksakan atau ditentukan secara sepihak.
Fakta historis mencatat bahwa Paulus menerima panggilan Tuhan đ untuk menjadi rasul-Nya. Dalam tulisannya kepada jemaat Galatia, Paulus menulis: Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia; juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik (Gal. 1:15-17).
Dalam kemahatahuan-Nya, Allah đ menetapkan Paulus lahir di zaman penggenapan, ia harus berhadapan dengan Injil, karena ketulusannya membela Yahweh (dalam ketidaktahuannya, bukan karena kejahatannya)
Tuhan memberi kesempatan menampakkan Diri kepadanya (Kis. 9:1-6). Adapun bagaimana reaksi atau respon Paulus terhadap panggilan-Nya, tergantung Paulus sendiri. Dalam tulisannya ia berkata: maka sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia; juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik.
Atas inisiatif dari kebebasan individu ia bertindak tanpa intervensi siapa pun.
Paulus đ¤ merespon anugerah dengan sangat baik, sehingga panggilan Tuhan baginya untuk menjadi rasul dapat ditunaikan.
Tugas Paulus sebagai rasul adalah memberitakan Injil, hal mana sama artinya dengan menjadi saksi.
Di dalam Kisah Rasul 1:8 Tuhan Yesus jelas menyampaikan ketetapan-Nya, bahwa orang percaya harus menjadi saksi Tuhan sampai ke ujung bumi. Ujung bumi menunjuk semua tempat di mana manusia berdiri, karena bumi đ bulat.
Menjadi saksi artinya memberi bukti bahwa berita Injil adalah benar; dapat dipercaya.
Kata saksi dalam teks aslinya adalah martus (ÎŧáŊąĪĪĪ
Ī), yang artinya selain saksi juga menunjuk orang đ¤ yang menyaksikan sendiri peristiwa yang terjadi.
Menjadi saksi bukan hanya berarti bercerita atau mengucapkan kata-kata perihal sesuatu yang disaksikan, tetapi menjadi saksi berarti membuktikan bahwa sesuatu yang diberitakan atau dinyatakan sesungguhnya benar adanya.
Dalam hidupnya, Paulus hanya memiliki satu-satunya agenda, yaitu hidup bagi Kristus đ (Flp. 1:21). Itulah sebabnya dalam kesaksiannya, ia menyatakan bahwa ia tidak menghiraukan nyawanya sedikitpun asal bisa menyelesaikan tugas yang dipercayakan Tuhan kepadanya (Kis. 20:18-24; 2Tim. 4:6-7).
Dengan kapasitas kepribadian yang sangat baik tersebut, Tuhan đ memercayakan pekerjaan-Nya yang besar kepadanya.
Dalam hal ini kepercayaan Tuhan kepada seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan-Nya tergantung dari seberapa besar kapasitas diri masing-masing individu anak Tuhan tersebut untuk dipercayai oleh Tuhan.
Kapasitas diri ini tidaklah diukur dengan pendidikan semata-mata, kekayaan atau penampilan, tetapi sikap hati yang bersedia hidup sepenuhnya bagi Tuhan đ dengan karakter yang semakin seperti Kristus.
Menyaksikan kehidupan Paulus, pernahkah kita đĨ memperkarakan tempat kita di hadapan Tuhan dalam pekerjaan-Nya? Kalau Paulus dipisahkan atau ditempatkan di tempat khusus bagi pekerjaan Tuhan sebagai rasul bagi orang kafir, bagaimana dengan kita masing-masing?
Tuhan đ pasti memiliki rencana khusus dan istimewa kepada masing-masing kita pula.
Tentu saja hanya orang-orang seperti Paulus yang tidak lagi mempertahankan nyawa dan kesenangan hidup yang dapat menemukan tempat khususnya dalam pekerjaan Tuhan.
Dengan demikian, melalui hidupnya Roh Kudus berkarya luar biasa. Kegagalan menemukan tempat untuk mengabdi kepada Tuhan đ adalah bencana abadi yang akan sangat disesali.
Orang Kristen seperti ini tidak mengerti dan tidak menemukan maksud tujuan dirinya diciptakan dan ditebus oleh darah Tuhan Yesus Kristus.
Mereka hanya memikirkan dirinya sendiri dengan segala kesenangannya. Bila berlarut-larut berkeadaan seperti itu, maka sampai mati mereka đĨ tidak akan pernah mengerti apa artinya melayani Tuhan, menjadi saksi bagi Tuhan.
JBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar