[21:58, 1/25/2018] Afung Xiaomi Telkomsel: Efesus 2 : 1 - 3
Pengertian mati di sini
bukan berarti manusia sama sekali tidak bisa meresponi.
Kita harus memahami maksud kalimat itu.
Orang - orang yang mengartikan bahwa kata mati, manusia π₯ tidak dapat meresponi, Itu premis yang dipaksakan.
Sebab dari pandangan tersebut ada doktrin yang mengatakan, bahwa seseorang bisa menerima keselamatan karena ditentukan, dan yang lain tidak.
Ada orang yang tidak bisa menolak anugerah.
Tapi sebaliknya kalau jujur, ada orang tidak bisa menerima anugerah.
Di sini iman seakan - akan sesuatu yang bersifat spektakuler yang disuntikkan oleh Allah π sehingga orang itu bisa merespon dan menyambut anugerah.
Pengertian anugerah itu secara umum pemberian yang cuma - cuma, pemberian tanpa melihat kepantasan. yang menerima anugrah tersebut.
Sekarang masalahnya apa bentuk pemberian itu ?
Apa isi anugrah itu ?
Isi anugerah itu keselamatan. Keselamatan tidak boleh dipahami sebagai terhindar dari neraka, dan masuk surga.
Tapi Keselamatan harus dipahami sebagai dikembalikannya
manusia π₯ ke rancangan semula.
Anugerah berbicara mengenai dipulihkannya hubungan antara manusia dengan Allah...setuju
Tetapi apakah hubungan itu menjadi harmoni ? apakah adanya kecocokan, tidak bisa tidak, manusianya harus hidup.
Ini prinsip - prinsip penting yang tidak boleh diabaikan.
Keselamatan diterima oleh iman.
Adalah picik kalau orang memahami iman sekedar pengaminan akali atau persetujuan.
Setuju Yesus juruselamat, tidak menolak.
Iman itu berarti tindakan. Abraham tidak mengenal hukum Taurat, tapi dia memiliki kehidupan yang mematuhi dan menuruti kehendak Elohim Yahwe.
Percaya itu sebuah pekerjaan ergon, tindakan.
Jadi tidak sekedar aktivitas nalar atau pikiran.
Dahulu kamu sudah mati kamu tidak mampu mencapai standar kesucian Allah π
Paulus bukan orang bejat.
Dipandang dari Taurat Paulus tidak bercacat, tapi dia tidak dapat mencapai kesucian Allah, artinya : dia termasuk manusia yang kehilangan kemuliaan Allah.
Memang Paulus bukan orang yang durhaka seperti penduduk Efesus. Terhitung dalam arti hidup dalam hawa nafsu daging, tetapi tidak hidup dalam roh.
Ada orang yang hidup dalam hawa nafsu daging sampai tingkat bejat dan durhaka.
Ada orang yang hidup menurut hawa nafsu daging dalam tingkat kesopanan dan kesantunan, tetapi tidak hidup menurut roh.
Jangan dipukul rata.
Pikiran yang jahat di sini artinya : meleset tidak sesuai kesucian Allah π
Jadi orang yang kehilangan kemuliaan Allah itu dipatok, dipenjara dalam keadaan tidak bisa mencapai kesucian Allah.
Allah kalau ada ruangan - ruangan - ruangan :
- Ini ruangan orang jahat
....ini orang durhaka dan bejat
- Ini ruangan orang baik
....ini orang baik, juga durhaka di mata Allah.
- Ini ruangan orang sempurna
Tapi pada dasarnya sama - sama dimurkai karena tidak mencapai standar kesucian Allah.
Kalau di kitab Roma
mengatakan semua manusia pembohong.
Itu bukan semua orang π₯ suka menipu.
Pembohong di situ artinya : mengingkari perjanjian.
Adam mengingkari perjanjian, seluruh manusia tidak bisa mencapai kesucian Allah.
2 kelompok manusia ini mati.
Anugerah Tuhan membuat peluang masuk ke sini, ini
dikembalikan ke rancangan semula.
Misteri manusia adalah : bagaimana orang meresponi anugerah tersebut ?
Apakah orang Kristen semua sukses ?
Banyak yang dipanggil sedikit yang terpilih.
Banyak orang berusaha masuk, tapi tidak bisa.
Jadi potensi untuk menjadi sempurna itu ada tanggung jawab.
Itu hanya dialami orang - orang yang tidak menyayangkan nyawanya.
Sekarang tinggal bagaimana free will kehendak bebasnya.
Jadi bukan secara mistis spektakuler bisa menerima anugerah, merespon anugerah.
Anugerah itu memberi kesempatan dikembalikan ke rancangan semula.
Di dalam anugerah tersebut ada :
- Penebusan darah Yesus.
Oleh penebusan Tuhan Yesus kita menjadi miliknya.
Dengan jadi milikNya tubuh kita menjadi bait Roh Kudus.
- Roh kudus yang memimpin kita pada segala kebenaran.
- Injil yang menyelamatkan.
- Penggarapan
Allah bekerja dalam segala hal.
Ini sarana Allah πmembawa manusia pada keselamatan.
Kalau kita memperhatikan fakta dalam Alkitab π setiap tindakan Tuhan selalu dimbangi respon manusia.
Tuhan selalu menghendaki manusia meresponi tindakanNya sejak penciptaanNya.
Sejak penciptaan tidak ada unsur sama kali manusia menjadi boneka, dan tidak memiliki indipendensi.
Manusia memiliki indipendensi, manusia π₯ memiliki kemandirian.
Kalau kita berpendirian, bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup manusia dikerjakan Tuhan sendiri tanpa respon atau tindakan manusia dalam kehidupan ini.
Maka pengertian mati di sini harus dipahami dengan benar, mati di sini bukan berarti manusia tidak sanggup merespon anugerah Tuhan.
Lalu di pihak lain orang yang memiliki Roh Kudusπ mengatakan ada orang yang tidak bisa menolak anugerah, yang lain mengatakan ada orang yang bisa menerima anugerah, ini fatalistik.
Hidup menjadi tidak menarik karena tidak ada tantangan dan pergumulan.
Sebab manusia hanya menerima apa saja yang ditentukan.
Lalu kita bicara jujur Adam dan Hawa jatuh dalam dosa tidak ditentukan Tuhan.
Adam yang memilih san menentukan nasibnya, sehingga Adam ada di dalam
ruangan orang durhaka dan orang baik.
Maka ada keturunan Set yang baik harus diakui,
Henokh, Nuh.
Tapi semua itu kehilangan kemuliaan Allah atau mengingkari perjanjian.
Keselamatan dalam Yesus Kristus π hendak membawa manusia ke sini (ruangan sempurna )
Yang diberi kesempatan ini hanya umat pilihan.
Disebut umat pilihan bukan berarti pasti terpilih.
Kita berpotensi masuk ke sini ( ruangan sempurna )
Jadi bukan keputusan Allah sepihak.
Orang berpikir Kejatuhan Adam dan Hawapun oleh karena skenario Tuhan π sebagai sutradara yang mengatur alur cerita.
Dan ini menjadi hal yang membuat manusia tidak bertanggung jawab, etika tidak bisa tampil secara proposional.
Yoh 10 : 12 - 13
Diberi kuasa, lebih tepat diterjemahkan sebagai hak ( exousia )
Satu pihak ada hak, pihak lain ada kewajiban.
Bagaimana bisa ada hak dan kewajiban ?
Exousia ini, kita berhak -
- Menerima penebusan.
- Setelah ditebus tubuhmu menjadi bait Roh Kudus.
- Roh Kudus menuntun kamu ke dalam segala kebenaran melalui Injil.
- Dan Allah bekerja dalam segala hal mendatangkan kebaikan.
Tetapi kewajibanmu hidup dari penurutan.
Maka Filipi 2 : 12 mengatakan kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar.
Ada hak ada kewajiban.
Betapa rusaknya struktur berpikir yang mengatakan tidak ada hak, tidak ada kewajiban.
Seakan - akan hak ini otomatis membuat orang bisa berkodrat.
Jadi dulu kamu sudah mati sekarang kami mau hidup, berjuanglah ...
Yang membuat banyak orang Kristen π₯ menjadi ngawur terbonsai bahkan mati ketika diisyaratkan bahwa orang - orang yang mengaku Yesus sebagai Juruselamat, artinya. mempunyai pengaminan akali, berarti sudah jadi anak - anak Allah dan sudah selamat, punya hak masuk surga, tapi tidak pernah diperkenalkan kewajiban.
Bagaimana menghidupkan Yesus dalam diri kita ?
Tidak gampang.
Jadi orang baik saja sulit, apalagi sempurna.
Betapa rusaknya kalau isyaratkan kalau sudah mengaku Yesus juruselamat, sudah selamat.
Dan ini terjadi di banyak orang Kristen hari ini.
Sehingga Kekristenan tidak beda dengan agama.
- Dengan merasa puas sudah Ke gereja π
- Di aspek lain, ke gereja
hanya mau berkat jasmani.
- Mau mengalami mukjizat.
- Jawaban segala kebutuhan - kebutuhan jasmani.
Padahal mestinya orang datang kepada Tuhan ia berkata kepada Tuhan,
Tuhan... aku tidak punya masalah lain, Kecuali bagaimana aku hidup ?
Ibrani 12 : 9
Kalau Kamu tidak dihajar kamu anak gampang, anak yang tidak sah ( Nothos)
Kalau kamu dididik dan dihajar kamu anak sah
( Huios)
Kalau ajaran yang diterima mengisyarakan orang percaya Tuhan Yesus juruselamat sudah selamat, itu menciptakan Nothos - Nothos.
Kalau ada masalah orang ke gereja malam minta didoakan agar lulus dari masalah itu.
Padahal justru masalah itu mendidik untuk mendewasakan.
Ajaran itu menjadi alat iblis untuk memarkir banyak orang Kristen π₯ tetap menjadi anak - anak yang tidak sah (Nothos)
Kita akan diproses Tuhan supaya kita yang diberi kesempatan hidup bisa melangsungkan proses kehidupan ini yang terjadi tidak otomatis.
Tapi orang berkata bahwa orang yang mati artinya tidak bisa respon anugerah Allah, jadi secara ajaib dan mistis.
Tuhan menitipkan iman supaya selamat.
Apa iman itu ?
Anugerah itu bagaimana?
Dan bagaimana proses menjadi sempurna?
Sebagian kita adalah : korban kebodohan, korban dari premis yang salah.
Maka kita banyak yang merasa tenang, rileks tidak memiliki perasaan krisis.
Perasaan Krisis adalah : apakah kita pernah memperkarakan hal hidup atau keadaan kita di hadapan Bapa jika bertemu Bapa π di surga ?
Kuasa Bapa di Surga.
Agenda kita satu - satunya adalah belajar menjadi murid Yesus.
Dulu kita sudah mati, sekarang kita dihidupkan oleh Tuhan
Dan ini tidak terjadi secara otomatis.
Kuasa di situ maksudnya adalah potensi.
Jadi kita harus memahami pengertian kata mati ini dengan benar.
Kalau kita membaca, ayat - ayat yang lain.
Misalnya :
- Efesus 4 : 17
Kita harus berubah sampai kita mencium keharuman Tuhan π
Kita tidak bodoh lagi, karena kita sudah belajar.
Bukan dengan mukjizat, tapi harus dengan kerja keras, lewat proses yang bertahap.
Bukan autonamis, tapi belajar.
Kita sendiri yang menggerakkan diri.
- Efesus 4 : 18
Kita saja sendiri.
Kamu tidak bodoh lagi karena belajar.
Allah menyuntikkan
Dia harus
Menghalau kebodohan,
harus kerja keras.
- Efesus 4 : 20 - 21
Bukan otomatis tapi belajar.
Jangan berkata Tuhan tidak menggerakkan kita.
- Efesus 4 : 21
Menerima bukan disuntikkan dalam pikiran.
- Efesus 4 : 22
Siapa yang menanggalkan ?
Kita yang harus menanggalkan, melepaskan.
Apakah Kita merasa ada dorongan - dorongan daging yang menyesatkan kita ?
Penyesatan bukan hanya pengajaran, tapi juga selera jiwa kita π₯ yang terlanjur mengikat kita.
Kita yang harus yang menanggalkan.
Luar biasa dan ajaibnya, nanti Tuhan akan memimpin dan mengajarkan bagaimana kita menanggalkan.
Di situlah Roh Kudus akan berbicara.
- Efesus 4 : 23
Jadi dengan menanggalkan kehidupan kita yang dulu, pembaharuan itu kita terima.
Ini sebuah kerja sama.
- Ada hak,
- Ada potensi,
- Ada Allah, anugerah dan keselamatan yang Allah π sediakan.
- Ada tanggung jawab.
Tapi kalau kita merasa sudah selamat sudah masuk surga, tidak terjadi sama kali.
Yang lebih parah lagi ketika kita ke gereja π karena :
- Urusan jodoh
- Urusan bisnis
- Segala macam urusan.
Kalau jujur itu Karena kesalahan kita.
Kalau jujur penderitaan,
- karena keserakahan kita.
- Karena kita tidak mau hemat
- karena kita mau hidup mewah - mewah.
- Karena kita mau menang sendiri dstnya.
Setelah kita harus menelan pil pahit akibat taburan kita baru kita sadari.
Misalnya :
- Orang boros, sembarangan, lalu sekarang menderita, lalu minta Tuhan pulihkan ekonomi ?
- Orang watak yang buruk merusak rumah tangga, sekarang minta dipulihkan ?
Seharusnya watak yang harus diperbaiki.
Efesus 4 : 24
Kita sendiri yang harus proaktif.
Polanya harus jelas.
- Efesus 4 : 25
Kita yang harus membuang dusta.
- Efesus 4 : 26
Artinya : Kalau tidak boleh marah secara terus menerus atau berkesinambungan.
- Ada marah kudus, ada marah tidak Kudus.
- Ada marah konstruktif dan distruktif.
Marah bukan berarti dosa.
Jangan marah merusak orang lain dan menguasai hidup.
Marah itu boleh, tapi harus marah kudus.
Yang memadamkan marah itu kita sendiri.
- Efesus 4 : 27
Jangan memberi topon = tempat berpijak.
Jangan membuat pangkalan untuk tubuh kita.
Jangan memberi kesempatan kepada iblis.
Apa yang kita tonton, apa yang kita dengar, orang yang menjadi sahabat kita.
Itu yang memberi topon.
Kita yang mesti berhati - hati.
Kalau kita memberi pangkalan kita jatuh ke dalam dosa, jangan menyalahkan Tuhan.
Kalau kita selalu mendengar Firman, berjaga - jaga terus.
Kalau kita selalu sediakan waktu ⌚ untuk berdoa, tidak ada pangkalan (topon)
Amin....π·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar