Minggu, 21 Januari 2018

RH Truth Daily Enlightenment “PENGHAKIMAN ALLAH”  22Januari 2018

Roma 1:18-32 berbicara mengenai adanya penghakiman; Allah mengadakan perhitungan atas setiap orang mengenai segala sesuatu yang dilakukan selama hidup di bumi 🌏
Pertanyaan penting yang harus dijawab untuk mengupas Roma 1:18-32 adalah ditujukan kepada siapakah ayat-ayat tersebut? Menjawab pertanyaan ini kita harus dengan teliti memerhatikan beberapa ayat yang menjadi kunci jawabannya.

Pertama, dalam Roma 1:16, konteks pembahasannya sekitar orang Yahudi dan Yunani. Orang Yahudi mewakili bangsa pilihan secara darah daging (keturunan Abrahan) yaitu bangsa Israel.

Sedangkan Yunani selain mewakili orang-orang Yunani sendiri, juga dapat mewakili bangsa-bangsa non-Yahudi yang oleh orang-orang Yahudi sering disebut sebagai bangsa kafir atau bangsa yang tidak bersunat.
Kedua, dalam Roma 1:19-21 jelas sekali mengatakan bahwa peringatan dan tegoran serta ancaman itu ditujukan kepada mereka yang mengenal Allah.

Hal ini kecil kemungkinan menunjuk kepada orang kafir yang tidak memiliki kitab yang memuat wahyu Allah 💗
 Kecil kemungkinan bukan berarti tidak sama sekali, sebab di dalam agama-agama suku atau agama bangsa-bangsa non-Yahudi dan non-Kristen terdapat keyakinan mengenai Allah yang menciptakan langit dan bumi atau sejajar dengan Allah Yang Maha Esa.

Dan mereka juga memiliki hukum moral (walau tidak tertulis di atas kertas atau loh batu), yang menyerupai Taurat yang tertulis di dalam nurani mereka.
Meneguhkan pendapat bahwa ayat-ayat dalam Roma 1:18-23 ditujukan kepada orang Yahudi dan Kristen dialaskan pada Roma 1:23.

 Dalam Roma 1:23 tertulis: Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka 👥 juga setuju dengan mereka yang melakukannya.

Ini berarti mereka yang menjadi tujuan ayat-ayat tersebut adalah orang yang mengerti tuntutan hukum Allah.
Siapakah mereka yang mengerti tuntutan hukum Allah? Pertama, orang Yahudi yang memiliki Taurat. Kedua orang Kristen juga memahami Sepuluh Perintah Allah 💗 dan pengajaran untuk hidup dalam kasih seperti yang diajarkan oleh Tuhan Yesus.

 Hukum Allah bagi orang percaya adalah melakukan kehendak Allah 💗, apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna.
Ketiga, ayat-ayat dalam Roma 1:18-32 juga ditujukan kepada “bangsa-bangsa lain”. Bangsa-bangsa lain menunjuk kepada bangsa-bangsa non-Yahudi, tetapi juga bukan orang Kristen (Rm. 2:12-15). Walaupun bangsa-bangsa lain tidak memiliki hukum yang tertulis di atas kertas atau loh batu atau tidak memahami hukum (Taurat), tetapi mereka memahami hukum (inti hukum Taurat) di dalam hati nurani mereka.

 Inti hukum Taurat selain mengasihi Tuhan dengan segenap hati, kekuatan dan akal budi, juga mengasihi sesama seperti diri sendiri (Mat. 22:37-40).
Bangsa-bangsa non-Yahudi dan non-Kristen tidak mengenal Allah 💗, sehingga mereka hanya mengenal hukum “mengasihi sesama seperti diri sendiri”.

Dalam hal ini kita 👥 dapat mengerti mengapa dalam kehidupan banyak bangsa non-Yahudi dan non-Kristen kita dapati kisah-kisah kepahlawanan orang-orang yang membela sesama, yang sama dengan mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri.

Mereka juga memiliki filosofi untuk mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri, bahkan lebih dari nyawa mereka sendiri. Tuhan Yesus 💗 jelas sekali menunjukkan bahwa perbuatan baik yang dilakukan seseorang kepada orang yang menderita atau yang hina dan membutuhkan pertolongan, diperhitungkan Tuhan seakan-akan ditujukan bagi Tuhan sendiri.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orientasi ayat-ayat yang memuat peringatan dan tegoran itu adalah bangsa Yahudi, orang Kristen dan bangsa-bangsa lain.
Dalam hal ini terkait dengan penghakiman Allah 💗, tidak ada pembedaan antara umat pilihan secara darah daging, yaitu orang Yahudi, dengan bangsa non-Yahudi, dan juga tidak ada perbedaan antara orang beriman kepada Tuhan Yesus dan orang yang tidak beriman kepada Tuhan Yesus.

Penghakiman Tuhan 💗sama rata atau adil kepada setiap orang.
 Itulah sebabnya Petrus menulis dalam suratnya bahwa Bapa (Allah Bapa) “tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya”. Dalam kita Roma, juga di kitab lain, kita juga menemukan tulisan Paulus yang jelas-jelas menunjukkan bahwa setiap orang akan dihakimi menurut perbuatan, bukan menurut iman (Rm. 14:1; 2Kor. 5:9-10 dan lain sebagainya).

JBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar