Selasa, 02 Januari 2018

RH Truth Daily Enlightenment "INJIL YANG DIJANJIKAN" 3 Januari 2018

Dalam Roma 1:2-3 tertulis: Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya dengan perantaraan nabi-nabi-Nya dalam kitab-kitab suci πŸ“š, tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud.

Kata dijanjikan dalam teks aslinya adalah proepangello (προΡπαγγέλλω), yang selain berarti dijanjikan sebelumnya juga berarti “diumumkan sebelumnya” (to announce before). Pernyataan Paulus ini menunjukkan bahwa Injil, yang di dalamnya termuat berita keselamatan, adalah tujuan dari rencana Allah πŸ’— yang agung sejak semula atau sejak Perjanjian Lama sudah dirancang oleh Allah.

Itulah sebabnya Tuhan Yesus πŸ’— mengatakan: “Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya” (Mat. 13:17).

Dari hal ini dapat dibuktikan atau diteguhkan kebenaran mengenai keselamatan di dalam Yesus Kristus πŸ’—
Kitab Perjanjian Lama, yang adalah kitab yang diakui sebagai Wahyu dari Allah, telah menunjukkan kebenaran keselamatan dalam Yesus Kristus.

Kitab Perjanjian Lama menjadi bukti dan saksi kebenaran, bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Juruselamat dan Utusan Allah yang benar.
Banyak orang πŸ‘₯ mengaku sebagai utusan Allah, tetapi tidak ada bukti yang memverifikasi atau membuktikan kebenarannya.

Dengan demikian, ia tidak sah sebagai utusan Allah. Berbeda dengan Tuhan Yesus.
Tuhan Yesus Kristus Anak Tunggal Allah diteguhkan kebenaran-Nya oleh kitab para nabi ribuan tahun sebelum Ia datang berinkarkasi menjadi manusia di bumi 🌏
Dengan demikian kebenaran Perjanjian Baru sebagai pusat pusaran atau episentrum dari isi Alkitab tidak diragukan lagi.

Pernyataan Roma 1:2 (Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya dengan perantaraan nabi-nabi-Nya dalam kitab-kitab suci) membuktikan bahwa keselamatan yang benar hanya melalui Tuhan Yesus Kristus; Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia πŸ‘₯ yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kis. 4:12).

Dalam hal ini mestinya kebenaran diri Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat tidak terbantahkan.
Kalau jujur dan logis, jika seseorang atau sebuah komunitas memercayai kisah Adam dan Hawa, Nuh, Abraham dan lain sebagainya yang tertulis dalam kitab Perjanjian Lama sebagai wahyu Allah, maka mestinya juga harus menerima apa yang dijanjikan dan ditulis mengenai keselamatan melalui Yesus Kristus πŸ’— yang dinyatakan dalam Perjanjian Baru.

Kalau ada komunitas yang menerima fakta adanya Adam dan Hawa, Nuh, Abraham dan lain sebagainya, tetapi menolak keberadaan Yesus sebagai Kristus, bisa dipastikan komunitas tersebut adalah antikris.
Juruselamat atau utusan Allah yang sebelum datang ke bumi 🌏 sudah dinubuatkan, menunjukkan kebenaran-Nya atau keasliannya sebagai utusan Allah yang tidak terbantahkan.

Dalam hal ini Kekristenan memiliki akar yang jelas, yaitu kitab suci πŸ“š orang-orang Yahudi atau bangsa Israel yang dapat dipercayai sepenuhnya sebagai wahyu Allah. Kalau penulis kitab suci hanya satu orang, diragukan kebenarannya, sebab sangat subyektif.

Siapa yang dapat membuktikan kebenaran wahyu yang dikemukakannya? Tetapi penulis kitab suci Perjanjian Lama lebih dari 30 orang yang berbeda rentang waktu zamannya (lebih dari 1400 tahun).

Dengan demikian nubuatnya bisa dipercayai. Adapun kitab Perjanjian Baru juga ditulis oleh banyak orang πŸ‘₯, yang tulisan mereka tidak berbenturan atau kontradiksi, tetapi sinergi menunjuk Yesus Kristus sebagai Juruselamat.

Hal ini menunjukkan bahwa kitab Perjanjian Baru bisa dipercaya sebagai wahyu Allah πŸ’—yang sah.
Dari hal tersebut juga nampak kecerdasan Alkitab dan akurasinya. Dengan demikian seharusnya kita yang mengerti isi Alkitab tidak akan dapat digoyahkan oleh ajaran atau agama dari sumber manapun.

Sehingga kita juga harus menolak dengan tegas jika ada ajaran yang menyuguhkan adanya keselamatan di luar Yesus Kristus melalui karya salib-Nya.
Dengan demikian obyektivitas dari tulisan atau wahyu dalam Alkitab πŸ“š, khususnya mengenai diri Tuhan Yesus sebagai Juruselamat, terjamin kebenarannya dan dapat dipercayai.

Nubuatan mengenai Juruselamat disampaikan oleh banyak ayat dalam Perjanjian Lama yang dikemukakan oleh banyak penulis πŸ‘₯ atau tokoh iman yang berbeda latar belakang dan zamannya, tetapi masing-masing tulisannya bisa saling menopang dan mendukung.
Jadi, sangatlah bodoh kalau orang Kristen meragukan kebenaran Alkitab, khususnya ke-Mesiasan Tuhan Yesus Kristus.

JBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar