Dalam Roma 1:16 tertulis: Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah ๐yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
Dari ayat ini kita dapat memperoleh pelajaran yang sangat berharga mengenai Injil.
Injil di sini adalah segala sesuatu yang diajarkan oleh Tuhan Yesus ๐ dan kehidupan yang diperagakan-Nya.
Itulah kuasa Allah yang menyelamatkan. Kata “kuasa” dalam teks ini adalah dunamis (ฮดแฝปฮฝฮฑฮผฮนฯ), yang artinya sesuatu yang menggerakkan.
Injil bukan hanya pernyataan bahwa Yesus adalah Juruselamat, dan barangsiapa percaya kepada fakta ini maka selamat.
Ini barulah judul, belum isinya.
Orang yang belum mengerti segala sesuatu yang diajarkan oleh Tuhan Yesus ๐ berarti belum mengenal Injil.
Injil yang dimengerti akan mencerdaskan seseorang sehingga dapat mengerti kehendak Allah ๐, apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna.
Injil ini yang memperbaharui pikiran (Rm. 12:2). Dengan demikian Injil adalah Firman Tuhan bagi umat Perjanjian Baru yang memberikan kepekaan dan kemampuan seseorang mengerti kehendak Allah dan melakukannya. Kehendak Allah ๐ di sini tidak diwakili oleh hukum-Nya, tetapi pikiran dan perasaan Allah sendiri.
Inilah perbedaan antara Kekristenan dengan agama lain. Kalau agama-agama pada umumnya, hidup umat atau pengikut agama tersebut diatur oleh hukum (yang diyakini dari Allah), tetapi orang percaya ๐ฅ tidak diatur oleh hukum, tetapi oleh Allah sendiri.
Dalam hal ini panggilan orang percaya adalah hidup dalam perilaku yang selalu sesuai dengan pikiran dan perasaan Allah. Itulah sebabnya orang percaya ๐ฅ harus memiliki pikiran dan perasaan Kristus. Dari hal ini orang percaya dikembalikan untuk segambar dan serupa dengan Allah; sesuai dengan rancangan Allah semula. Dengan hal ini pula maka orang percaya menemukan kembali kemuliaan Allah yang hilang atau kurang.
Keselamatan tidak dapat dipisahkan dari isi Injil atau Firman Tuhan bagi umat Perjanjian Baru.
Kita ๐ฅ harus memahami proses pengudusan dalam kehidupan orang percaya. Satu aspek pengudusan terjadi oleh darah Yesus, artinya oleh darah Yesus semua dosa yang dilakukan diampuni.
Hal ini bukan berarti keberadaan manusia yang berdosa dianggap sudah selesai.
Pengudusan oleh darah Yesus ๐ tidak membuat keberadaan watak seseorang menjadi kudus atau menjadi baik. Itulah sebabnya ada aspek lain dalam pengudusan, yaitu dikuduskan oleh Firman. Dikuduskan oleh Firman sama dengan diselamatkan oleh Injil yang adalah kuasa Allah yang menyelamatkan tersebut (Rm. 1:6).
Pengudusan oleh darah Yesus ๐ membuat semua manusia di manapun menerima penghapusan dosa. Tetapi penghapusan dosa tersebut tidak membuat secara otomatis membuat seseorang masuk surga atau selamat. Banyak orang Kristen berpikir bahwa kalau sudah dikuduskan oleh darah Yesus, maka berarti sudah selesai.
Mereka merasa tidak perlu ada usaha untuk mengisi keselamatannya. Ini yang membuat orang Kristen ๐ฅ tidak mencapai tujuan imannya.
Banyak orang Kristen terparkir dalam kebodohan ini, sehingga sebenarnya keselamatan tidak terjadi dalam hidup mereka.
Penghapusan dosa manusia hanya membuat manusia dapat dibawa ke pengadilan atau penghakiman.
Seandainya tidak ada darah Yesus yang mengangkat dosa manusia, maka manusia ๐ฅ dengan sendirinya, tanpa penghakiman, dibuang ke dalam api kekal.
Sesungguhnya penghakiman tersebut untuk menilai keberadaan manusia.
Itulah sebabnya bagi orang percaya ada pengudusan oleh Firman.
Ini sangat jelas menunjukkan bahwa Injil adalah kekuatan Allah ๐ yang menyelamatkan.
Dikuduskan oleh Firman artinya dengan kuasa Firman Tuhan yang dipahami, maka seseorang dapat didewasakan untuk mencapai kesempurnaan seperti Bapa atau serupa dengan Yesus agar tidak lagi hidup dalam keadaan dosa (meleset; Yun. hamartia), tetapi hidup sesuai dengan kehendak Allah atau berkenan kepada Allah (2Kor. 5:9-10).
Firman Tuhan menguduskan, artinya Injil Tuhan Yesus Kristus bukan hanya membuat seseorang tidak melakukan kejahatan secara umum, tetapi bisa mencapai kesucian seperti Bapa (Yoh. 17:14-17; 1Ptr. 1:16-17). Untuk ini orang percaya ๐ฅ harus tekun belajar kebenaran Firman Tuhan, sebab kalau seseorang tetap dalam Firman, barulah ia dapat dimerdekakan (Yoh. 8:31-32).
Dimerdekakan di sini maksudnya bukan hanya dibebaskan dari kecenderungan berbuat kesalahan secara umum, tetapi membuat seseorang berkodrat Ilahi, artinya berkeberadaan tanpa berbuat salah apa pun, bukan karena tidak mau berbuat dosa, tetapi tidak bisa berbuat dosa lagi.
JBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar