Sabtu, 28 September 2019

( Sunday Bible Teaching ) SBT, 8 September 2019 " Mengakhiri Jalan Hidupmu " Pdt. Dr. Erastus Sabdono

Ikut Yesus itu sederhana, tetapi tidak mudah, sukar, dan berat.
Sebab pertaruhannya segenap hidup.
Kalau ikut Tuhan Yesus harus berani merasa menjalani bahwa kita telah mati 2000 th yang lalu bersama Dia.

Jadi semua cara hidup kita, gaya hidup kita, berkebiasaan kita harus ditinggalkan.
Dan punya satu prinsip bahwa saya telah mati 2000 tahun yang lalu bersama Dia di kayu salib.

Matius 11 : 28 - 29
Letih lesu berbeban berat ini bukan karena banyak masalah - masalah hidup.
Kamu tidak akan pernah lepas dari masalah - masalah hidup.
Tapi datang kepadaku, kamu kuberi anapauso = perhentian.

Perhentian bukan kamu lepas dari masalah, problem hidup.
Tapi kamu tidak menganggap problem itu hal
yang sukar.
Kamu tidak memandang problem itu sebagai beban yang menyakitkan dan melukai.

Sebab dengan engkau datang kepadaKu, kamu merasa telah mengakhiri hidupmu.
Sudah mati 2000 th yang lalu sama dengan mengakhiri hidup.
Semua ambisi - ambisimu harus kamu kubur.

Kalau kamu ada ambisi, keinginan, semua karena dan oleh dan untuk Tuhan.
Sesuai dengan talenta, bidang yang dimiliki kita.

Jadi benar - benar tidak antoprosentris tetapi theosentris.
Gairah kita gairah duniawi, sudah menjadi kesukaan, habit, bahkan sampai tingkat kecanduan.

Orang yang sudah ditebus oleh Tuhan Yesus keinginannya itu harus sesuai kehendak Allah.

Bejana hatinya harus diisi oleh kehendak Allah.
Sehingga apa yang diingini fotocopy - fotocopy dari apa yang dikehendaki Allah.

Kita tidak akan menyesal jika kita menggumuli hal ini.
Di singkatnya waktu hari hidup kita.
Kita diajar untuk berjalan dengan Tuhan.

Tuhan aku mengingini Engkau.
Hanya Engkau yang kuingini.
Artinya kalau kita mengingini Tuhan, kita mau mengerti kehendakNya, mengerti apa yang Dia kehendaki, apa yang Dia ingini, dan kita lakukan.

Tuhan akan memberi kita kemampuan melakukan apa yang Dia kehendaki.
Roh Kudus akan menuntun kita.
Jadi kalau kita mengingini Tuhan itu bukan sekedar kita happy - happy.

Apalagi bukan karena kita mau memanfaatkan kuasaNya.
Tetapi karena kita mau melakukan kehendakNya dan menjadi kesukaan kita kalau kita melakukan kehendakNya.
Dari Antroposentris menjadi Theosentris, menjadi terpusat kepada Tuhan.

Dari mengingini apa yang kita ingini lalu memuaskan diri dengan apapun yang kita ingini, lalu sekarang kita mengerti apa yang Dia kehendaki dan melakukan apa yang Dia kehendaki kita lakukan.
Ini sederhana, tapi sangat sukar.

Kalau kita berani meninggalkan percintaan dunia 🌎 kita tidak akan kekurangan hikmat.
Rahasia firman akan disingkapkan.
Kita tidak terpaku, terjerat, terbelenggu oleh pandangan - pandangan Theolog - Theolog saja.
Tidak terjerat keputusan - keputusan konsili - konsili.
Karena kita bisa berhadapan langsung dengan pemilik firman.
Sumber hikmat dan kebijaksaan.

Kita bisa memiliki kebijaksaan -  kebijaksaan yang tidak pernah kita miliki sebelumnya.
Suatu saat kita tidak perlu minta pertimbangan manusia dan berkonseling dengan konseler manapun.
Karena memiliki koneksi yang tiada putus dengan Allah yang hidup.

Paulus berkata Aku selalu membawa kematian Tuhan dalam tubuhku ini, jadi berprinsip aku telah mati 2000 th yang lalu.
Aku telah mengakhiri jalan hidupku.

Tuhan berkata : " Datanglah kepadaku yang letih lesu dan berbeban berat."
Asumsi banyak orang hari ini, kita datang kepada Tuhan menyelesaikan masalah - masalah hidup kita, lalu kita dibebaskan dan dimerdekakan dari masalah - masalah hidup yang dialami orang lalu kita mendapatkan kelegaan.

Betapa miskinnya asumsi itu.
Masalah kita tidak ada artinya jika dibanding dengan keadaan manusia yang terpisah dari Allah.

Jadi itu bukan masalah.
Kamu letih lesu berbeban berat karena kamu salah arah konsep hidup.
Kalau kamu mau meletakkan semua itu, Tuhan memberi kita perhentian.

Jadi akhirnya kita tidak menganggap masalah - masalah itu menyakitkan.
Apalagi kita memahami Allah bekerja dalam segala hal mendatangkan kebaikan  bagi orang yang mengasihi Dia.

Setiap orang pasti mengenal kelemahannya, kekurangannya apa ?
Jika dia sungguh - sungguh mengasihi Allah, dan akan meninggalkan cara hidup yang salah.
Hal - hal yang kita kehendaki yang kita lakukan.

Lalu Allah akan membidik kekurangan kesalahan atau cacat karakter kita melalui peristiwa - peristiwa hidup.
Artinya kalau kita mengasihi Allah, kita tidak melukai hatinya, kita mau berubah, kita mau melakukan kehendak Allah.

Kita tahu di mana kelemahan kita.
Dan kita tahu Allah sedang menggarap kita melalui
peristiwa - peristiwa hidup tersebut.
Di situ kita bisa membuktikan kehadiran Allah dalam hidup kita.

Kita tidak mengalami Tuhan melalui mujizat atau peristiwa yang spektakuler.
Tapi kita mengalami Tuhan melalui perubahan karakter di mana Tuhan membidik cacat karakter kita, dan mengubah kita melalui peristiwa hidup, dan kita bisa mengerti betapa bijaksananya Allah.

Yang tidak mengasihi Tuhan tidak merasakan pembentukan Tuhan melalui peristiwa - peristiwa itu.

Kalau yang kita pikirkan perkara - perkara dunia, masalah - masalah hidup seperti bencana, musibah, itu menghalangi Tuhan membentuk kita.

Kalau kita melihat di balik semua itu Tuhan membidik cacat karakter kita, luar biasa.
Kita sudah tidak mempersoalkan bagaimana ending dari masalah itu, ending dari problem - problem kita.
Tetapi kita melihat ending dari karakter kita.

Jangan kita lari dari proses pembentukan Tuhan.
Pengobanan darah Yesus mahal.
Kasih Allah itu tidak bisa dibalas dan dibayar.

Yesus mati di kayu salib dengan berdarah - darah, supaya Ia bisa membiayai proses perubahan kita dari kodrat dosa menjadi kodrat ilahi, itu keselamatan.

Kita harus melihat dimensi perkara yang Tuhan ijinkan yang kita alami, dimensi rohani, yang melalui itu Tuhan membentuk kita.
Jadi tidak apa - apa, apapun yang terjadi.
Itu namanya perhentian, anapauso.
Baru Tuhan berkata pikul kuk yang kupasang.

Jadi berurusan dengan Tuhan bukan untuk menikmati dunia 🌎
Sebab Kita pikul kuk yang bukan Tuhan pasang.
Semua orang juga mengalami.
Kalau kita berhenti dari dimensi berpikir kita, baru Tuhan ajarin kuk yang dipasang, itu salib Tuhan.
Dan itu tidak bisa diberikan kepada orang yang masih sibuk dengan masalah - masalah dunia.

Kalau kita sibuk dengan diri sendiri, kita tidak pernah sibuk dengan orang lain.
Tuhan Yesus sibuk dengan orang lain, bukan sibuk dengan diriNya sendiri.

Dia kosongkan diriNya, Dia lepaskan semua hakNya, supaya Dia bisa selesaikan tugas Bapa.
Dan ini hidup yang agung dan mulia.
Kita harus belajar bagaimana kita berhenti di dalam Tuhan.

Kita banyak urusan yang sia - sia yang tidak mempercantik diri.
Hidup kita jangan sia - sia.
Kita harus kembali ke Injil yang benar, mengikuti jejakNya Tuhan Yesus.

Kita berjuang untuk taat dan setia kepada Tuhan.
Perhentian kita di dalam Tuhan.
Betapa berbahayanya, banyak orang menunda,
siapakah yang bertakhta dalam hidupnya ?
Yesus ada dalam hidupmu, kalau kau berjalan dengan Dia.
Sepikiran dan seperasaan dengan Allah.

JBU 🌷

Tidak ada komentar:

Posting Komentar