Pertanyaan yang harus terus digemakan dalam hati adalah: Apakah peranku dalam rencana penyelamatan umat manusia yang Bapa kehendaki? Tuhan Yesus berkata: Seperti Bapa mengutus Aku, sekarang Aku mengutus kamu (Yoh. 20:21). Menjadi sekutu Tuhan adalah meneruskan karya yang telah dikerjakan Tuhan Yesus. Ini berarti seluruh kegiatan hidup kita hanya diarahkan kepada hal ini. Untuk ini, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengerti apa yang Tuhan Yesus kerjakan dalam kehidupan. Kehidupan Tuhan Yesus sepenuhnya dipersembahkan bagi Tuhan. Tidak ada yang dikerjakan-Nya untuk maksud lain, kecuali untuk proyek penyelamatan umat manusia yang diemban-Nya. Contoh paling konkret dalam kehidupan pengikut-Nya adalah kehidupan Paulus. Dalam prinsipnya ia berkata: Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah (Flp. 1:21-22).
Dimensi hidup Paulus adalah dimensi hidup seorang yang menjadi sekutu Tuhan (Flp. 1:21). Dimensi hidup seperti ini tidak dikenal dalam kehidupan orang beragama pada umumnya. Banyak orang masih pada tataran seorang yang baik yang beragama, tetapi belum sampai tingkat menjadi sekutu Tuhan. Betapa sulitnya membuka pengertian orang untuk memahami bagaimana seharusnya hidup sebagai sekutu Tuhan. Dalam proyek penyelamatan umat manusia, Tuhan mempunyai banyak pekerjaan yang harus ditangani. Tuhan mencari orang-orang yang memiliki hati seperti Daud. Hati yang mengasihi Tuhan dan rela berbuat segala sesuatu demi kepentingan-Nya. Ketika seseorang masuk dalam proyek pelayanan yang benar, maka tidak ada hal besar dalam hidupnya kecuali pelayanan itu. Keindahan dunia pasti tidak akan dapat menjatuhkannya lagi.
Kerja mempunyai arti dan nilai lengkap bukan hanya ditempatkan dalam rencana penciptaan alam semesta, tetapi juga dalam rencana Allah untuk menyelamatkan dunia ini melalui karya salib Kristus. Manusia bukan saja dipercayai untuk mengelola alam semesta, tetapi di zaman penggenapan (zaman Injil diberitakan), umat pilihan juga dipercayai untuk terlibat dalam penerusan karya keselamatan dalam Yesus Kristus. Dalam hal yang kedua ini, manusia dilibatkan untuk mengambil bagian dalam rencana penyelamatan Allah atas dunia ini. Manusia menjadi kawan sekerja Allah bukan saja dalam meneruskan karya penciptaan, tetapi juga dalam karya penyelamatan Allah dalam Yesus Kristus atas orang berdosa. Itulah sebabnya karya penyelamatan Allah melalui korban Kristus dalam keadaan “belum selesai”, atau dalam keadaan masih “harus diteruskan”.
Karya keselamatan tidak boleh berhenti hanya di Bukit Kalvari, tetapi harus sampai ke ujung bumi. Dalam hal ini jelaslah bahwa setiap orang percaya dipanggil untuk turut serta dalam pelebaran Kerajaan Allah, yaitu memperkenalkan Tuhan Yesus kepada mereka yang belum mengenal Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dan pendewasaan rohani umat Tuhan, yaitu mereka yang sudah percaya melalui proses pemuridan. Untuk penyelenggaraan pelebaran Kerajaan Allah ini atau pelayanan pekerjaan Tuhan dibutuhkan berbagai sarana, dari manusia sebagai pelakunya sampai fasilitas pelayanan (uang, transpotasi, gedung, alat musik untuk ibadah, dan lain sebagainya). Anak-anak Tuhan dipanggil untuk bekerja mencari nafkah guna kehidupannya sendiri dan menyediakan fasilitas pelayanan tersebut.
Dalam karya keselamatan Tuhan Yesus Kristus, kerja manusia telah diubahkan menjadi kerja yang kekal, maksudnya bahwa kerja manusia bagi Allah adalah kerja yang berdampak dalam kekekalan(Yoh. 15:16). Berdampak kekal di sini maksudnya adalah bahwa hasil kerja anak-anak Tuhan dalam pengabdian kepada Tuhan akan diperhitungkan Tuhan di Kerajaan-Nya yang kekal nanti. Dalam hal ini manusia diperkenan menjadi kawan sekerja Allah. Inilah maksud dan tujuan kekal Allah menciptakan manusia. Di tempat masing-masing sesuai dengan panggilan khusus yang diemban anak-anak-Nya -sebagai pedagang, arsitek, dokter, guru, petani, dan lain sebagainya- semuanya memberi diri bagi kepentingan penerusan karya salib Tuhan bagi dunia ini. Di tempat masing-masing mereka memerankan panggilan secara sinergi (menggabungkan kekuatan) untuk kepentingan Kerajaan Allah.
Bila demikian -yaitu seluruh kerja kita diperuntukkan bagi Tuhan- maka kerja tidak lagi menjadi beban dan susah payah, kerja merupakan sukacita pengabdian bagi Tuhan. Kerja seperti ini adalah kerja yang sangat menggembirakan, sebab Tuhan pasti memberkati dan hasil jerih payah dalam kerja tersebut diperhitungkan oleh Tuhan di kekekalan. Dengan demikian didapati bahwa ukuran sukses kerja dan kehidupan seseorang terletak pada: Apakah dengan melakukan pekerjaan tersebut dan hasil pekerjaan tersebut nama Tuhan dipermuliakan, pekerjaan Tuhan dalam penerusan karya salib Tuhan di atas muka bumi ini benar-benar didukung?
https://overcast.fm/+IqOCOSa3Q
Tidak ada komentar:
Posting Komentar