Sabtu, 28 September 2019

Renungan Harian 28 September 2019 TATANAN MENGENAKAN KODRAT ILAHI

     Pada dasarnya, kesucian orang percaya sama dengan mengenakan kodrat Ilahi. Kodrat sama artinya dengan sifat asli atau bawaaan. Kata ini bersinonim dengan natur. Disebut kodrat Ilahi artinya memiliki sifat atau karakter seperti Allah. Berkodrat Ilahi artinya mengenakan karakter Allah. Itulah sebabnya orang percaya disebut sebagai manusia Allah (man of God). Inilah panggilan orang percaya sampai pada level tertentu, setelah melalui proses pendewasaan, dapat mengenakan kodrat Ilahi (2Ptr. 1:3-4). Kodrat Ilahi inilah yang menentukan seseorang menemukan kemuliaan Allah. Pada dasarnya kemuliaan Allah terdapat pada kodrat-Nya. Manusia telah kehilangan kemuliaan Allah artinya kehilangan kodrat Ilahi. Dengan menemukan kembali atau membangun kodrat Ilahi dalam hidupnya, manusia menemukan kemuliaan Allah yang hilang.

     Mengenakan kodrat Ilahi sama dengan mengambil bagian dalam kekudusan Allah (Ibr. 12:10). Keselamatan pada dasarnya memiliki fokus tujuan ini, yaitu mengembalikan manusia kepada rancangan Allah. Rancangan Allah adalah menjadikan manusia yang bisa berkualitas moral seperti Allah yang adalah gambar-Nya. Hal ini dimungkinkan karena roh manusia sesungguhnya adalah roh dari Allah. Sejak manusia berdosa, maka kodrat Ilahitelah hilang, artinya manusia tidak mampu mencapai standar kesucian Allah. Tetapi manusia tidak kehilangan kemuliaan manusia. Manusia masih bisa menjadi manusia yang beradab, yang jauh lebih mulia dari hewan. Pengertian ini penting, sebab dalam proses keselamatan, gambar Allah yang rusak ini akan dipulihkan kembali.Pikiran, perasaan, dan kehendak manusia yang rusak atau cacat atau sakit diberi kemampuan untuk dipulihkan atau diproses menjadi berkualitas seperti kualitas Allah.

     Didikan Bapa bertujuan agar orang percaya mengambil bagian dalam kekudusan Allah atau mengenakan kodrat Ilahi. Orang yang akan selamat di kekekalan sudah nampak gejalanya, yaitu mengubah diri menjadi orang yang berkarakter seperti Bapa di bumi ini. Oleh sebab itu proses pemuridan atau pendewasaan adalah proses yang mutlak harus dialami oleh setiap orang percaya. Tanpa proses ini seseorang berarti tidak selamat atau tidak dilayakkan menjadi anak-anak Allah. Tuhan Yesus tegas berkata agar orang yang percaya kepada-Nya dibaptis dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus dan diajar untuk melakukan segala sesuatu yang diperintahkan Tuhan. Ini berarti sepanjang umur hidup kita hanyalah perjalanan untuk diubah menjadi manusia seperti yang dikehendaki oleh Allah. Dari kodrat manusia berdosa menjadi manusia yang berkodrat Allah (kodrat Ilahi).

     Manusia tidak akan dapat menemukan kodrat Ilahi yang hilang dengan kemampuannya sendiri. Manusia memerlukan intervensi Tuhan untuk menyelamatkannya. Untuk itu Tuhan menyediakan sarananya. Sarananya adalah keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus. Di dalam anugerah keselamatan tersebut tersedia fasilitas untuk menemukan kodrat Ilahi yang hilang. Setelah seseorang ditebus oleh Tuhan Yesus, maka Tuhan berhak memilikinya untuk mengubahnya (1Kor. 2:19-20). Jadi, kalau seseorang memberi diri ditebus oleh Tuhan Yesus berarti ia menyediakan diri untuk diubah atau untuk menemukan kodrat Ilahi yang hilang. Orang yang ditebus memiliki panggilan untuk mencari kemuliaan Allah yang hilang. Panggilan ini tidak dimiliki oleh umat Perjanjian Lama. Oleh sebab itu sehebat apa pun mereka, mereka belum menemukan kodrat Ilahi. Mereka merindukan masa anugerah ini, tetapi mereka tidak mengalaminya (Luk. 10:23-24).

     Kematian terhadap dosa bertalian dengan usaha untuk memadamkan atau mematikan keinginan daging yang bertentangan dengan kehendak Allah. Ini adalah tindakan untuk memadamkan cita-cita pribadi, ambisi pribadi, segala hawa nafsu dalam daging yang bertentangan dengan kehendak Allah dan lain sebagainya. Selanjutnya, mengarahkan diri sepenuhnya untuk melakukan kehendak Allah guna mencapai kesucian-Nya. Ini berarti seseorang harus rela kehilangan segala hak, kepuasan, dan kesenangan diri sendiri. Hal ini menunjuk kepada suatu proses perjalanan hidup Kekristenan yang benar. Jadi sebelum kita mati secara fisik dan dikubur, maka kita harus terlebih dahulu memasuki proses kematian terhadap dosa yang sama dengan kematian manusia lama atau menanggalkan manusia lama. Terkait dengan hal ini Paulus mengatakan: yaitubahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan (Ef. 4:22).

     Orang yang mengalami kematian terhadap dosa sepenuhnya hidup bagi kepentingan Tuhan. Tidak ada lagi bagian hidupnya yang digunakan untuk kepentingannya sendiri. Baginya, hidup bagi Tuhan bukanlah sebuah kewajiban, tetapi kebutuhan. Ia merasa tidak bisa hidup tanpa mengabdi kepada Tuhan. Hidup bagi Tuhan atau kepentingan Kerajaan Allah adalah gaya hidup Tuhan Yesus.Tuhan Yesus menunjukkan gaya hidup seperti ini dalam pernyataan-Nya “makanan-Ku adalah melakukan kehendak Bapa” (Yoh. 4:34).


https://overcast.fm/+IqODEYHqk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar