Bangsa Israel itu gambaran dari kehidupan orang percaya.
1 korintus 10 : 11
Berkaca pada Bangsa Israel, berkaca dari hidup mereka memahami apa yang dikehendaki Tuhan π dalam hidup Kita.
Jadi kehidupan bangsa Israel, sejarah mereka menjadi pelajaran rohani bagi kita.
Hal ini tidak bisa dibantah, karena Alkitab π memang berkata begitu.
Jangan merusak kebenaran ini dengan premis atau asumsi qtau pandangan yang tidak membawa Kita kepada kebenaran.
Ada premis - premis atau asumsi - asumsi atau pengajaran - pengajaran yang secara tidak langsung membantah kebenaran ini.
Mereka tidak terima lsrael itu suatu peringatan.
2 korintus 10 : 11
Bagaimana Allah π mengentaskan mereka dari perbudakan dengan lengan Tuhan yang kuat dengan menimpakan sepuluh tulah kepada Bangsa Mesir.
Dan hal itu memaksa penguasa Mesir melepaskan Bangsa Israel keluar.
Tanpa keterlibatan bangsa itu, karena bangsa itu dalam keadaan tidak berdaya.
Ini sama dengan Yesus mati di kayu salib tanpa keterlibatan Kita.
Tetapi bukan berarti itu sudah finish, bukan berarti itu sudah final.
Israel harus keluar dari
Mesir ke Sinai untuk memperoleh sepuluh perintah Tuhan π, yang dikenal dekalog.
Deka itu sepuluh.
Log itu logos.
Dekalog = Sepuluh perintah.
Dalam Bahasa sansekerta.
Dasa : sepuluh, titah : perintah, sepuluh firman - firman.
Dari Mesir ke Sinai untuk memperoleh hukum - hukum supaya cara hidup dan pola hidup harus baru.
Mereka harus hidup benar cara dan gaya hidup baru itu.
Jangan merasa sudah selesai.
Justru kebebasan kemerdekaan yang diperoleh bangsa itu merupakan awal dari sebuah perjalanan panjang.
Efesus 2 : 8 - 10
Itu berarti bahwa Tuhan Yesus π telah mati di kayu salib.
Artinya : bahwa seperti Bangsa Israel tidak bisa memegahkan diri.
Sepuluh tulah diberikan kepada bangsa Mesir
memaksa penguasa Mesir melepaskan mereka.
Kematian Tuhan Yesus πdi kayu salib memaksa penghulu penguasa kegelapan tunduk.
Dan kita menjadi milik Tuhan, Kita ditebus-Nya.
Itu maksudnya.
Itu bukan berarti sudah selesai.
Justru itu awal perjalanan hidup orang Kristen π₯
Banyak orang Kristen merasa setelah percaya Tuhan Yesus karya salib
yang dikerjakan di bukit Kalvari sudah selesai, sudah selamat.
Dan sekali selamat, sampai kapanpun tetap selamat.
Prinsipnya dibenarkan walau tidak benar.
Harusnya dibenarkan walau belum benar.
Masih ada perjalanan panjang yang dijalani orang percaya.
Bangsa Israel keluar dari Mesir mereka harus mengenakan cara hidup yang baru.
Firman Tuhan berkata, siapa menolak ini, menolak Allah.
Artinya : Kita tidak bisa tidak, harus Mengenakan hidup yang baru.
- Di Mesir bangsa Israel dilepaskan, lalu mereka mendapatkan dekalog, sepuluh perintah Allah.
- Kita di Bukit Golgota mendapatkan kebenaran - kebenaran Tuhan, Injil.
Hidupnya harus dirubah, di mana Tuhan π menjadi hukumnya.
Jadi kalau seseorang tidak mengikuti hukum Tuhan.
Tidak mengikuti yang Tuhan kehendaki, berarti dia menolak Allah π
Jangan membantah hal ini.
Tuhan menghendaki Kita hidup dalam kebenaran dan kesucian Tuhan.
Diubahnya harus signifikan.
Bukan tidak ke gereja, jadi ke gereja π
Tapi harus benar - benar memiliki gaya hidup kristiani.
Semua itu mengacu pada
pola gaya hidup Tuhan Yesus.
Pola gaya hidup Tuhan Yesus itu abstrak.
Siapa yang mau ?
Karena kita tidak hidup bersama Tuhan Yesus π 2000 th yang lalu.
Di sini setiap individu bergaul dengan Tuhan Yesus sampai menemukan Tuhan Yesusnya.
Ia dimuridkan Tuhan Yesus melalui Roh Kudus.
Ini sempurna dengan Bapa, sama seperti serupa dengan Tuhan Yesus.
Keadaan Kita tidak boleh sama dengan dunia π
Oleh sebab itu betapa beruntungnya kalau Kita punya anak - anak yang terlahir sebagai orang Kristen, karena mereka dididik menjadi orang Kristen sejak kecil.
Dan pendidikan itu sangat berarti sekali, karena akan mengubah mereka menjadi manusia - manusia Allah.
Jangan sudah Kristen sudah selesai, lalu ke gereja, mengisi imannya hanya jadi orang Kristen yang ke gereja π dengan moral umum, moral pas - pas - an.
Padahal kita harus serupa dengan Yesus dan sempurna seperti Bapa π
Harus ada pendeta - pendeta dan aktivis - aktivis yang nekad mengubah diri menjadi Anak - anak Allah dan
menampilkan hidup Anak - anak Allah.
Tidak bisa menghindar, tidak bisa tidak menjadi orang percaya π₯ harus punya gaya hidup orang percaya dan tidak sama dengan dunia.
Roma 12 : 1 - 2
Allah sudah berbaik kepada kita.
- Kalau Bangsa Israel dibebaskan dari perbudakan.
- Kalau kita dibebaskan dari dosa.
Sepuluh perintah diberikan, yang dimulai, Aku Tuhan Allahmu yang membebaskan kamu dari perbudakan Bangsa Mesir.
- Karena Allah sudah memberi keselamatan.
- Karena Allah sudah memerdekakan kita.
Kalau Kita tidak mempersembahkan itu berarti memberontak.
Harus mempersembahkan, memberikan seperti upeti.
Kalau sebuah wilayah, sebuah kerajaan, sebuah pemerintahan takluk oleh pemerintahan yang lain, ia harus memberi upeti.
Kalau kita π₯ sudah ditebus, ditaklukkan harus memberi upeti.
Jika tidak berarti memberontak.
Jangan menarik apa yang sudah kamu
persembahkan, itu memberontak.
Tidak memberi upeti berarti tidak mau tunduk.
Persembahkan : paristesai
Paristemi : beri persembahan.
Kalau orang Kristen diajar hanya memberi uang, sibuk dengan persepuluhan.
Bukan tidak boleh.
Persepuluhan saja kita tidak memberikan, bagaimana segenap hidup?
Belajarlah memberi.
Sebenarnya persepuluhan,
dua puluh persen, tiga puluh persen tidak ada artinya tanpa segenap hidup.
Karen irama Kita tidak mau tunduk.
Secara de jure Kita sudah dimiliki Tuhan π
Secara de facto kita tidak mau menyerah.
Ingat Kita sudah dibeli.
Bangsa Israel bangsa budak yang primitif, ditertibkan dengan Taurat, sepuluh Allah yang menjadi hukum - hukum, undang - undang sipil atau undang ibadah.
Dan Tuhan π harus membuat Bangsa Israel untuk menjadi bangsa yang layak, yang pantas, yang bisa dipercayai untuk mewarisi Tanah Kanaan yang dijanjikan Allah, Elohim Yahwe.
Dengan ini Kita melihat Bangsa Israel walau pernah tercerai berai selama 2000 th.
2500 th tidak punya kerajaan, bisa membangun negaranya.
Ini kalau bukan perbuatan
Tuhan π yang kuat tangan yang tidak kelihatan itu, tidak mungkin.
Tetapi sebelum mereka sampai Kanaan itu harus
mereka dididik dulu di padang gurun.
Ketika di padang gurun belum sanggup, belum mampu, masih diputar - putar lagi 40 th.
Padahal kalau mereka bisa sampai Tanah Kanaan dalam waktu 2 - 3 minggu, atau 40 hari.
Jadi tidak bisa masuk surga dengan keadaan yang hanya dianggap benar.
Dari belum benar, dilatih, dididik, diputar - putar di sekolah kehidupan di bumi π, lalu bisa benar.
Bukan hanya dianggap benar.
Banyak orang Kristen dengan premis atau asumsinya sudah danggap benar, tidak berjuang untuk layak menjadi anggota keluarga kerajaan.
Kalau menjadi anak tebusan harus masuk
cara dan gaya hidup yang baru.
Dan standar gaya hidup yang baru itu betul - betul berpola hidup sebagai Anak - anak Allah, benar - benar berkodrat ilahi.
Ini hal yang tidak mudah
agar kita layak nanti masuk menjadi anggota keluargΓ kerajaan.
Ibadah itu Latreuo = melayani.
Melayani itu segenap hidup.
Bukan hanya di gereja.
Ini perlu belajar, perlu proses.
Harus ada perjuangan.
Bukan perjuangan supaya selamat, karena sudah disediakan keselamatan itu.
Dan keselamatan itu dkembalikan ke rancangan semula.
Kalau Tuhan π sudah membeli kita, kita harus
tunduk dan memberi upeti.
Dan upetinya segenap hidup.
Daging dan jiwa Kita itu liar maka perlu diproses dengan Injil.
Betapa mahalnya tuntunan firman seperti ini yang tidak bisa dibayar dengan uang.
Percayalah, ini mahal, hargailah.
Jangan merasa sudah kebaktian bukan berarti sudah berbakti kepada Tuhan π
Melayani itu segenap hidup.
Ini yang membuat kita tidak sama dengan dunia.
Dunia fokusnya kepada dirinya sendiri.
Tetapi Kita fokusnya kepada Tuhan.
Pembaharuan budi metamorfoste itu pertobatan demi pertobatan.
Itu tidak otomtis, itu perjuangan.
Di Efesus 2 banyak orang Kristen sudah membuat premis yang salah, itu membuat orang Kristen π₯ menjadi beku, merasa sudah selamat, merasa sudah dipilih Tuhan, pasti masuk surga.
Dia tidak tahu, Kita punya tanggung jawab.
Kata ibadah yang sejati digunakan Tuhan
Di Matius 4 : 48
Digunakan Tuhan Yesus kata latreuo ini.
Kamu harus menyembah Tuhan Allahmu.
Hanya kepada Dia saja kamu latreuo.
Ini tidak gampang.
Tapi Kalau Kita mati belum melepaskan milik Tuhan π, celaka kita.
Jangan jadikan beban.
Hidup bagi Tuhan itu paling aman.
Kita harus berjuang untuk merontokkan diri.
Jadi perjuangan untuk betul - betul merontokkan. kemanusiaan kedagingan
Kita tidak merontakkan Kita bisa hancur.
Kita harus keras terhadap diri sendiri.
Kita harus hidup berguna bagi pekerjaan Tuhan.
Efesus 2 : 10
Bangsa Israel peta, model bangsa yang dibentuk Allah.
Bangsa Israel lihat Musa.
Musa guru mereka.
Tapi kita buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus π, made in Yesus.
Allah sudah mempersiapkan, mau jadi apa kita ?
Ini rancangan semula.
Kita dirancang Allah.
Jangan merasa puas sudah jadi Kristen, hanya ke gereja, mati masuk surga, karena sudah dipilih mati masuk surga.
Orang - orang Eropa seperti orang yang tidak mengenal Allah karena premis yang salah.
Kita jangan salah.
Kita bercermin dari kehidupan orang - orang Eropa gagal menjadi orang Kristen, gagal untuk melahirkan orang - orang Kristen pada keturunan mereka.
Karena kita ini buatan dari Allah.
Mau tidak Kita dibentuk ?Jangan karena dipilih Tuhan otomatislah nanti selamat, nanti dibentuklah.
Macam apa hasil karya Tuhan ?
Sekarang Kita macam apa produk dari Allah π bagi yang memiliki premis seperti Kita.
Kita harus berjuang, harus bisa dibedakan.
Itu tanggung jawab gembala dan kita.
Untuk membuktikan kebenaran tidak cukup
dengan perkataan dan ajaran.
Teologia yang benar Kita melahirkan orang - orang yang benar.
Teologia yang kelihatan benar hanya melahirkan orang - orang yang tidak benar.
Kita dianggap benar walaupun belum benar.
Tapi proses menjadi benar harus berlangsung dalam hidup ini.
Kita buatan Allah π
Bukan terserah Tuhan, tidak bisa.
Kita harus memahami
anugerah yang bertanggung jawab, artinya : Tuhan π menyediakan kasih karunia dan Kita meresponinya dengan bertanggung jawab.
Ini yang sebenarnya Tuhan inginkan.
Jadi berjuanglah !!!
Isilah hidup Kita dengan satu ini untuk berjuang πͺ menjadi Anak - anak Allah.
Amin....π·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar