Selanjutnya Paulus mengatakan: Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus (Rm. 6:11). Kata “memandang” dalam teks aslinya adalah logizomai (λογίζομαι), yang memiliki pengertian memperhitungkan, menimbang, memutuskan, dan menentukan.
Dari hal ini kita dapat memperoleh kebenaran, sesungguhnya kita sendiri yang harus memperhitungkan, menimbang, memutuskan, dan menentukan bahwa kita telah mati bagi dosa dan hidup bagi Allah 💗dalam Kristus Yesus.
Hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus artinya melalui korban Tuhan Yesus kita dapat melayani Allah Bapa 💗
Kalimat itu juga berarti bahwa kita hidup dengan standar kehidupan yang dikenakan oleh Tuhan Yesus, dengan demikian kehidupan kita menyukakan hati Allah Bapa.
Roma 6:12-13, menguatkan apa yang telah dikemukakan di atas bahwa kematian terhadap dosa, harus dimulai dari diri kita: Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.
Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah 💗 sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup.
Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. Hal ini berarti kematian terhadap dosa tidak terjadi secara otomatis.
Harus diperjuangkan oleh setiap individu.
Hal ini harus menjadi agenda satu-satunya dalam hidup. Dengan demikian maksud keselamatan yang Tuhan berikan dapat dicapai.
Anugerah keselamatan dalam Yesus Kristus 💗 tidak otomatis membuat kita berhenti berbuat dosa dan membuat kita berkarakter sempurna seperti Bapa.
Tuhan menebus dosa kita artinya semua akibat dosa yang kita lakukan tidak diperhitungkan.
Paulus membahasakannya dengan kalimat : Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia (Rm. 6:14).
Kalimat “tidak dikuasai dosa” bukan dalam artinya bahwa secara otomatis kita tidak bisa berbuat dosa, tetapi tidak di bawah hukum dosa. Dalam teks aslinya terdapat kata kurieuo (κυριεύω) yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan to be lord, rule (di bawah kekuasaan hukum).
Dengan demikian kita yang ada di dalam Yesus Kristus, di mata Allah 💗juga bukan lagi dianggap sebagai pemberontak yang mengingkari perjanjian (karena Adam).
Tetapi hal ini bukan berarti membuat kita boleh berpuas diri.
Kita harus mengisi kemerdekaan hidup kita 👥 yang dikerjakan oleh oleh darah Yesus dengan usaha terus menerus untuk menjadi sempurna. Dengan demikian kita tidak mengecewakan Tuhan Yesus yang memberikan nyawa-Nya untuk kita.
“Tidak dikuasai dosa” bukan sesuatu yang otomatis berlangsung atau terjadi, sebab sebagai orang yang dibenarkan masih berkeberadaan sebagai orang berdosa atau bersifat dosa (berkodrat dosa), kita masih bisa melakukan apa yang tidak sesuai dengan pikiran dan perasaan Allah.
Untuk itu haruslah ada perjuangan untuk mati terhadap dosa.
Roh Kudus 💗 menuntun kita kepada segala kebenaran, dan Injil memperbaharui pikiran kita selama kita mau belajar dengan benar. Dalam hal ini Paulus mengatakan: Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak! (Rm. 6:15).
Bukan karena telah tidak berada di bawah hukum Taurat -artinya tidak berada di bawah kekuasaan hukum dan hidup dalam anugerah (semua dosa telah dipikul di kayu salib) maka kita boleh berbuat sesuka hati kita 👥
Justru karena kita telah dibebaskan dari hukum Taurat sekarang kitra harus masuk dalam hukum Kristus.
Harus disadari bahwa apabila kita menyerahkan diri kepada seseorang sebagai hamba untuk menaatinya, kita 👥 adalah hamba orang itu, yang harus kita taati, baik dalam dosa yang memimpin kita kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kita kepada kebenaran (Rm. 6:16).
Kita menyerahkan diri kepada Tuhan itu berarti “tidak bisa tidak” harus hidup dalam kebenaran. Dan kebenaran yang kita harus taati adalah kebenaran Tuhan 💗 yang sama dengan kesucian Tuhan.
Jika proses tersebut di atas berlangsung dalam hidup kita, maka terjadi proses pengudusan.
Paulus menulis: Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah 💗, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal (Rm. 6:22). Dari pengudusan ini -yaitu kehidupan yang semakin berkenan kepada Allah melalui pengudusan aktif (melibatkan kita sepenuhnya) maka kita memperoleh hidup yang kekal.
Hidup kekal di sini bisa berarti kehidupan yang berkualitas hari ini di bumi, juga bisa berarti kemuliaan bersama dengan Tuhan Yesus 💗 nanti di dalam Kerajaan-Nya.
Dari hal ini, nyatalah bahwa upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Rm. 6:23).
JBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar