Jumat, 23 Maret 2018

RH Truth Daily Enlightenment “PROSES KEMATIAN”   23 Maret 2018

Sangatlah benar bahwa kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik. Perbuatan baik bagaimanapun tidak akan dapat menyelesaikan dosa-dosa yang sudah dilakukan dan yang masih dapat dilakukan.

Lagi pula manusia 👥 telah hidup dalam bayang -bayang kegagalan Adam, di mana manusia hidup dalam kodrat dosa.
Kodrat dosa maksudnya ketidaksanggupan manusia untuk mencapai kesucian Allah.
Dan manusia memang telah tidak berkeberadaan seperti maksud tujuan manusia itu diciptakan.

Jadi, ini bukan masalah perbuatan saja, tetapi masalah keberadaan (inner man) manusia yang sudah “meleset” (hamartia; ἁμαρτία). Keselamatan bukan karena perbuatan baik, bukanlah konsep yang digunakan untuk menyerang cara keselamatan yang dilakukan agama tanpa Yesus atau menyerang mereka 👥 yang berusaha mencapai keselamatan dengan perbuatan baik.

Keselamatan bukan karena perbuatan baik merupakan kebenaran untuk menunjukkan paling tidak dua hal : pertama, bahwa hanya oleh korban Tuhan Yesus dosa dapat diselesaikan. Kedua, bahwa Tuhan tidak hanya menghendaki orang percaya memiliki perbuatan baik, tetapi harus sempurna seperti Bapa atau serupa dengan Tuhan Yesus. Hendaknya kita tidak menjadikan konsep “keselamatan bukan karena perbuatan baik” menjadi alasan untuk mengijinkan perbuatan salah boleh dilakukan terus menerus atau sekali-kali.

Orang yang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus 💗 dan dibaptis, harus berhenti berbuat dosa sama sekali, guna bertumbuh terus untuk sempurna seperti Bapa atau serupa dengan Tuhan Yesus.
 Itulah sebabnya maka dibutuhkan proses pemuridan.

Dalam Roma 6:4 Paulus mengatakan: Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa 💗, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
 Dalam tulisannya ini Paulus menunjukkan bahwa hidup baru seseorang ditandai dengan kematiannya terhadap dosa.

 Jadi, sangatlah naif dan sangat menyesatkan, kalau selama ini seorang Kristen dinyatakan telah hidup baru atau bahkan dinyatakan telah lahir baru hanya karena sudah mulai berhenti berbuat pelanggaran moral umum atau sudah mulai pergi ke gereja 💒
Padahal dosa yang dimaksud oleh Paulus dalam Roma 5 ini adalah hamartia (ἁμαρτία), yang artinya kemelesetan. Orang yang berhenti berbuat dosa berarti sungguh-sungguh tidak bercacat dan tidak bercela dalam segala hal.

Banyak orang Kristen merasa kalau sudah dibaptis, berarti sudah hidup baru.
Hal ini sering dinyatakan oleh pendeta, sehingga jemaat merasa bahwa dirinya sudah disahkan sebagai hidup baru. Dengan kesalahan konsep atau penyesatan tersebut, maka banyak orang Kristen yang sebenarnya belum hidup baru, tetapi merasa sudah hidup baru.

Mereka tidak lagi melakukan perjuangan untuk mengalami proses kematian terhadap dosa. Hal inilah yang membuat orang Kristen 👥 diparkir atau berhenti di satu level yang tidak membuat mereka mengalami maksud atau tujuan keselamatan diadakan. Mereka tidak hidup dalam hidup Kekristenan yang benar.

Baptisan adalah lambang kematian, artinya orang yang bersedia dibaptis adalah orang percaya yang bersedia meninggalkan cara atau gaya hidupnya yang tidak sesuai dengan kebenaran dan kesucian Allah 💗
Oleh sebab itu hendaknya baptisan bukan hanya menjadi “cara atau stempel” seseorang mulai dapat dinyatakan sebagai telah hidup baru.

Hidup baru seseorang hendaknya bukan karena baptisan secara teknis, tetapi kesediaan memenuhi makna baptisan itu sendiri, yaitu mati bagi dosa dan dunia 🌏, hidup sepenuhnya bagi Allah. Bagi orang kafir (non Yahudi) yang memberi diri dibaptis (tevilah) sebagai orang proselit, maka ia harus meninggalkan cara hidup kekafirannya untuk hidup dengan cara orang Yahudi.

Demikian pula orang yang memberi diri dibaptis dalam nama Tuhan Yesus, harus bersedia hidup dengan cara atau gaya hidup Tuhan Yesus 💗
Dalam Yohanes 3:5 Tuhan Yesus berkata: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Dilahirkan oleh Roh artinya dikerjakan atau digarap oleh Roh Kudus untuk dapat mengenakan hidup baru atau berkodrat Ilahi. Sedangkan dilahirkan oleh air adalah baptisan, bukan menunjuk kepada teknisnya, tetapi menunjuk kepada maknanya yaitu komitmen meninggalkan dosa dan kesenangan dunia ini.

Orang percaya yang memberi diri dibaptis berarti memiliki kesediaan untuk hidup baru dalam tuntunan Roh agar memiliki kesucian seperti Bapa 💗 atau serupa dengan Tuhan Yesus. Di sini sangatlah jelas bahwa baptisan dalam Kekristenan adalah lambang yang sekaligus sebagai ikrar atau sebuah komitmen untuk mati bagi dosa dan hidup bagi Allah dalam kehidupan yang baru.
Jadi, kalau seseorang tidak bersedia mati bagi dosa hendaknya tidak memberi diri untuk dibaptis.

JBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar