Minggu, 18 Maret 2018

RH Truth Daily Enlightenment “OLEH KARENA SATU ORANG” DR. Erastus Sabdono   19 March 2018

Paulus menegaskan suatu kebenaran dalam di Roma 5:18 bahwa Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Dalam ayat ini dikatakan bahwa semua orang beroleh pembenaran, artinya bahwa semua dosa yang dilakukan seseorang tidak lagi diperhitungkan. Kata semua dalam teks ini juga menggunakan kata pantes, yang artinya semua atau setiap. Satu hal yang harus dimengerti dan diterima bahwa Yesus mati untuk semua orang, bukan untuk sebagian orang. Lebih keliru lagi kalau dinyatakan bahwa Yesus mati hanya bagi orang yang terpilih untuk diselamatkan atau hanya untuk mereka yang ditentukan masuk surga. Dalam Yohanes 1:29 jelas sekali Firman Tuhan mengatakan: Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Jelas sekali dikatakan “menghapus dosa dunia”, bukan sebagian dosa manusia atau sebagian dosa dunia.
Harus dipahami bahwa pembenaran bagi semua orang tidaklah sama dengan pembenaran dalam atau oleh iman bagi umat pilihan. Umat pilihan artinya manusia yang diberi kesempatan mendengar Injil dengan benar. Pembenaran dalam Roma 5:18 menunjuk pembenaran kepada manusia di muka bumi yang dosa-dosanya dipikul oleh Tuhan Yesus. Apakah berarti semua manusia bisa secara otomatis masuk surga? Tentu tidak. Dengan kematian Tuhan Yesus di kayu salib yang memikul semua dosa manusia, maka manusia dapat diperhadapkan kepada penghakiman atau pengadilan Kristus. Kalau Yesus tidak mati di kayu salib, maka semua manusia meluncur ke neraka tanpa ada yang menghambat sama sekali, karena memang semua manusia telah berkeadaan berdosa. Dan setiap manusia berdosa harus dihukum.
Dengan korban Tuhan Yesus di kayu salib, semua dosa dipikul oleh Diri-Nya. Maka yang menjadi masalah bagi mereka yang tidak mendengar Injil hanyalah keadaan diri mereka, apakah memiliki kasih terhadap sesama sehingga layak masuk dunia yang akan datang atau tidak. Keadaan diri manusia artinya kualitas karakter atau wataknya yang bertalian dengan sikap mereka terhadap sesama. Dalam Matius 25, Tuhan Yesus menunjukkan bahwa orang yang mengasihi sesamanya diperkenankan masuk dunia yang akan datang dalam Kerajaan-Nya. Jika Tuhan Yesus tidak mati di kayu salib, maka masalahnya bukan hanya keadaan diri mereka saja, tetapi juga semua akibat perbuatan salah yang mereka lakukan tidak ada penyelesaiannya sama sekali, ini berarti tanpa penghakiman, manusia harus masuk api kekal dengan sendirinya.
Kasih karunia atau anugerah dalam Yesus Kristus sangat luar biasa. Kasih karunia-Nya bukan hanya untuk sebagian manusia, tetapi untuk semua manusia yang pernah hidup di dunia. Dalam Roma 5:16 tertulis: Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. Kasih karunia atau anugerah bagi orang di luar orang percaya, sampai pada adanya penghakiman yang memungkinkan orang di luar orang Kristen masuk dunia yang akan datang. Tetapi bagi orang percaya, mereka dibenarkan bukan hanya dianggap benar walau belum benar, tetapi harus berubah sampai benar-benar berkeadaan benar, sehingga dinyatakan layak dimuliakan bersama dengan Tuhan Yesus. Jadi pembenaran orang percaya berproses sampai kepada kesempurnaan yang menempatkan orang percaya sebagai anggota keluarga Kerajaan, di mana Yesus menjadi yang sulung bagi mereka. Sehingga orang percaya layak dimuliakan dan memerintah bersama-sama dengan Yesus. Hal ini hanya dapat dialami oleh umat pilihan saja.
Penjelasan di atas tidaklah bermaksud membenarkan Teologi Universalisme, yaitu bahwa semua orang pada akhirnya akan masuk surga. Universalisme tidak melihat dua aspek penting: Pertama, bahwa semua manusia bagaimanapun akan dihakimi atau diadili menurut perbuatannya. Jadi, tidak otomatis manusia yang dosanya dipikul oleh Tuhan Yesus bisa masuk surga. Dari pengadilan tersebut akan muncul orang-orang yang namanya tertulis dalam Kitab Kehidupan yang diperkenankan masuk dunia yang akan datang sebagai anggota masyarakat. Jadi, tidak otomatis seseorang bisa masuk surga, tetapi harus melalui tahap pengadilan. Dalam hal ini korban Tuhan Yesus yang mati untuk semua manusia berhak menghakimi mereka. Jika Tuhan Yesus tidak memikul dosa manusia, maka semua manusia tanpa penghakiman masuk neraka dan Tuhan Yesus pun tidak berhak menghakimi, yaitu seandainya Yesus tidak mati menebus dosa manusia.
Kedua, keselamatan bagi orang percaya (umat pilihan) adalah dikembalikannya ke rancangan semula. Di mana mereka harus menjadi sempurna seperti Bapa atau serupa dengan Yesus. Mereka berpotensi untuk menjadi anggota keluarga Kerajaan, dimuliakan bersama-sama dengan Tuhan Yesus dan memerintah bersama Tuhan Yesus di dalam Kerajaan-Nya. Teologi Universalisme tidak mempercakapkan mengenai fakta ini. Mereka tidak memahami struktur pemerintahan dan masyarakat Kerajaan Surga. Bahwa dalam masyarakat dunia yang akan datang nanti ada anggota masyarakat, tetapi juga ada “bangsawan-bangsawan Surgawi” yang menjadi anggota keluarga Kerajaan Surga yang akan memerintah bersama-sama dengan Yesus. Pandangan universalisme juga tidak mengakui realitas api kekal yang akan membinasakan orang jahat.

JBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar