Setelah dibebaskan dari hukum Taurat, oleh karena orang percaya telah mati bagi hukum Taurat yang mengurung kehidupan umat, umat dapat melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat (Rm. 7:6 Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita π₯, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat).
Dari tulisan Paulus ini diberitahukan kepada kita bahwa proses keselamatan dalam Yesus Kristus π akan membawa kita sebagai umat pilihan kepada kehidupan menurut Roh.
Jadi umat bukan saja mampu melakukan hukum, tetapi juga dapat hidup sesuai dengan kehendak Roh Allah.
Dalam tulisannya, Paulus tidak bermaksud mempersalahkan hukum Taurat, walaupun karena dengan adanya hukum Taurat justru menimbulkan rangsangan untuk melakukan pelanggaran. Tetapi Paulus menunjukkan keberadaan manusia yang telah ada di bawah kodrat dosa atau di bawah hukum dosa, dalam ketidakberdayaan melakukan kehendak Allah.
Paulus menyatakan: Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa.
Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: “Jangan mengingini!” (Rm. 7:7).
Hukum Taurat tidak dipersalahkan, sebab justru hukum Taurat yang membuka mata manusia mengenal dosa, walaupun di aspek lain hukum Taurat merangsang seseorang atau membangkitkan hasrat seseorang untuk berbuat dosa.
Dosa di sini dalam arti pelanggaran terhadap hukum, sehingga hidup dalam keadaan tidak berkenan kepada Allah π Inilah keadaan orang yang hidup di bawah kodrat dosa.
Dalam tulisannya tersebut, Paulus menunjukkan betapa malangnya keadaan manusia yang hidup di bawah hukum dosa atau kodrat dosa: Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat.
Akan tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup, sebaliknya aku mati.
Dan perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian. Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku.
Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik.
Jika demikian, adakah yang baik itu menjadi kematian bagiku? Sekali-kali tidak! Tetapi supaya nyata, bahwa ia adalah dosa, maka dosa mempergunakan yang baik untuk mendatangkan kematian bagiku, supaya oleh perintah itu dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa.
Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa (Rm. 7:9-14).
Keberadaan manusia π₯ yang tidak mampu melakukan hukum Taurat, menunjukkan atau membuktikan bahwa manusia yang telah hidup di bawah kodrat dosa -tidak bisa tidak pasti selalu melakukan pelanggaran.
Dengan kalimat lain Paulus hendak menunjukkan bahwa manusia dalam kodrat dosanya tidak mungkin dapat hidup tanpa pelanggaran terhadap hukum Allah π sama sekali.
Inilah yang dikatakan oleh tokoh reformator sebagai non posse non peccare. Seperti hukum gravitasi, bila benda lepas dari kedudukannya tanpa penopang pasti jatuh ke tanah, karena daya tarik bumi.
Dalam hal ini, tegasnya Paulus menunjukkan bahwa manusia telah ada di bawah hukum dosa, artinya dalam kodrat di mana manusia tidak dapat hidup dalam kesempurnaan, bahkan tidak mampu melakukan hukum dengan baik.
Dalam tulisannya Paulus mengatakan: Tetapi dalam perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan; sebab tanpa hukum Taurat dosa mati (Rm. 7:8).
Menarik sekali, dalam ayat ini terdapat kalimat: sebab tanpa hukum Taurat dosa mati.
Dengan kematian Tuhan Yesus π semua tuntutan hukum Taurat dibatalkan, sehingga tanpa hukum Taurat dosa mati. Dosa mati di sini maksudnya, manusia yang berdosa dianggap benar, seakan-akan tidak melakukan suatu dosa apa pun. Seakan-akan tidak tertuduh sebagai orang berdosa, tetapi ini bukan berarti seseorang tersebut sudah dalam keadaan benar.
Berkeberadaan sebagai orang yang dibenarkan, tetapi belum benar-benar berkeberadaan benar.
Menegaskan penjelasan di atas ini Paulus mengatakan: Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup, sebaliknya aku mati.
Dan perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian (Rm. 7:9-10).
Paulus menunjukkan seakan-akan ketika dirinya belum mengenal hukum, justru tidak terangsang atau terbangkitkan melakukan pelanggaran, tetapi justru ketika mengenal hukum Taurat (berusaha untuk melakukan hukum) ada rangsangan terhadap dosa atau melakukan pelanggaran.
Hal ini menunjukkan atau membuktikan kekuatan kodrat dosa dalam kehidupan seseorang.
Keselamatan dalam Yesus Kristus π hendak mengembalikan manusia kepada keadaan sesuai dengan rancangan Allah semula, yaitu segambar dan serupa dengan Allah. Hal ini telah gagal diselenggarakan oleh Adam.
Di dalam anugerah-Nya, Tuhan π membawa orang percaya kepada keadaan yang baru yang dikalimatkan oleh Paulus sebagai berikut: Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat (Rm. 7:7)
JBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar