Rabu, 16 Mei 2018

( Sunday Bible Teaching ) SBT, 14 Mei 2018 Pdt. Dr. Erastus Sabdono

Standar mengikut Tuhan Yesus adalah mengikuti cara berpikir dan mengenakan gaya hidup Tuhan Yesus πŸ’— ketika mengenakan tubuh manusia di bumi ini.

Jadi menjadi panggilan semua kita untuk menghidupkan Yesus di dalam hidup kita.
Menghidupi apa yang Tuhan Yesus πŸ’— ajarkan dalam hidup kita.

Itu berarti kehidupan ini kehidupan yang
melakukan kehendak
Bapa πŸ’—
Melakukan kehendak Bapa artinya : segala sesuatu yang kita pikirkan, yang kita ucapkan, dan kita lakukan selalu sesuai kehendak Roh Kudus, Karena Roh Kudus sama dengan Roh Allah, Rohnya Bapa.
Melukai Roh Kudus, artinya melukai hati Bapa dan melukai hati Tuhan kita, Yesus Kristus.

Kekristenan bukan agama hukum, sebab jalan hidup manusia tidak diatur hukum semata - mata.
Tentu seorang yang mau hidup sempurna seperti Bapa πŸ’— secara hukum yang tertulis harus benar dan baik dulu.

Ketika Tuhan Yesus berkata, "bertobatlah kamu !"
Dia tidak sedang berkhotbah kepada penzinah, pencuri, bistidakmerasag orang bar - bar yang tidak beradab.

Yesus berkhotbah kepada orang - orang πŸ‘₯ yang agamanis, orang - orang religius, orang - orang secara hukum sudah baik.
Itu masyarakat Yahudi atau
masyarakat Israel pada waktu itu.

Oleh sebab itu kita membaca Alkitab πŸ“šPerjanjian Baru kita tidak menemukan Bangsa Israel menyembah berhala lagi.
Tidak ada praktek - praktek kejahatan seperti yang dilakukan oleh Bangsa Israel di zaman Perjanjian Lama.
Walau tentu kejahatan selalu ada.

Pada umumnya masyarakat agamani religius masyarakat yang taat kepada moral.
Kalau Tuhan berkata kamu harus bertobat, bukan mengubah orang pembunuh, pezinah, pencuri jadi orang baik.
Mereka sudah baik.

Tetapi mereka πŸ‘₯ harus memiliki cara berpikir yang diubah, sebab target yang harus dicapai mengerti kehendak Allah apa yang baik, yang berkenan dan
sempurna.

Di sini tidak ada cara lain yang harus dilakukan
setiap individu kecuali belajar langsung dari Tuhan.
Gereja πŸ’’ hanya memberikan mentor yang terbatas.
Tetapi setiap individu langsung belajar langsung dari Tuhan Yesus.
Dan Tuhan Yesus berkata :
"Jadikan semua bangsa muridKu "
Kita harus menjadi murid Tuhan Yesus.

Agama Kristen bukan agama hukum.
Walau tentu harus memiliki moral Yang baik.
Agama Kristen adalah agama jalan hidup yang dikenakan, diperagakan oleh Tuhan Yesus πŸ’— ketika mengenakan tubuh daging.

Bagaimana mengaplikasikan,
 mengimplikasikan, menterapkan kehidupan Yesus 2000 th lalu ke dalam kehidupan kita di abad 21 dengan karakter kita masing - masing yang berbeda.

Kalau di zaman itu mereka
memiliki kesamaan budaya yaitu orang - orang Yahudi.
Dengan suasana yang sama.
Sekarang kita πŸ‘₯ memiliki suasana yang berbeda dengan zaman itu.
Dengan keanekaragaman latar belakang suku, latar belakang pendidikan, latar belakang ekonomi, latar belakang pergaulan.

Bagaimana kita masing - masing yang telah rusak ini dipimpin oleh Roh Kudus πŸ’— melewati proses, moral yang baik secara hukum lalu terus menuju ke sempurnaan.
Bukan sesuatu yang mudah, tidak bisa dengan cara yang cepat.
Di sini seseorang harus berurusan dengan Tuhan secara langsung.

Apa yang membuat gereja rusak ?
Dalam arti individu - individu ini tidak mencapai apa yang Tuhan kehendaki
Ketika gereja πŸ’’ masih berpikir sekan - akan dibutuhkan satu sosok yang bisa menentukan kedewasaan rohani.

Pendeta berperan tidak boleh dilihat mutlak tapi relatif, tidak segalanya.
Akhirnya pertumbuhan rohani seseorang itu ditentukan oleh hubungan interaksi masing - masing individu dengan Tuhan.

Agama memiliki ciri- ciri,
ditandai dengan :
- Ceremonial - upacara agama - liturgi, susunan acara kebaktian.
- Hukum
- Dominasi tokoh

Bangsa Israel belum memiliki keselamatan seperti kita.
Mereka tidak bisa langsung bertemu dengan Elohim Yahwe.
Hanya imam setahun sekali, imam boleh menghadap Allah πŸ’—Elohim Yahwe di ruang maha suci.
Hanya orang - orang tertentu.

Tetapi kita orang percaya yang telah ditebus oleh darah Yesus πŸ’—, kita dimeteraikan Roh Kudus.                                                                                                                   
Ini luar biasa.
Tubuh kita menjadi bait Roh Kudus.
Ruang pertemuan ada di sini.

Jangan sampai tokoh namanya pendeta, majelis, hamba Tuhan, pelayan Tuhan, atau siapapun
membuat kita terbonsai
Seakan - akan interaksi kita kepada Tuhan πŸ’— bisa diwakili orang - orang ini.
Dan ini sudah menjadi budaya banyak di gereja.

Bukan kita tidak menghormati pendeta khususnya.
Tetapi jangan sampai kita berpikir bahwa pendeta memiliki tempat tertentu untuk bisa menghampiri Allah.

Semua kita memiliki tempat yang sama, untuk menghampiri Allah Bapa πŸ’— kita.
Tidak ada diskriminasi.
Tidak ada hak istimewa orang - orang tertentu.
Semua kita sama.

Sekarang ini munculnya tokoh - tokoh rohaniwan dalam gereja πŸ’’ yang secara langsung atau terselubung
Seakan - akan memiliki relasi khusus dengan Allah.

Lalu jemaat minta doa
Ada budaya di gereja tertentu sebelum membawa anak yang sakit,
mampir dulu di gereja, didoakan.
Punya rumah didoakan sendiri.
Kita πŸ‘₯ harus punya keberanian dan keyakinan untuk mengusir setan di rumah masing - masing.

Kalau kita hidup suci, jadi pelayan Tuhan, setan takut kita.
Kalau kita πŸ‘₯ hidup Kudus, tidak akan tembus.
Kalau kita sahabat Tuhan, hidup benar, setan tidak berani sama kita.

Kita harus berinteraksi dengan Tuhan setiap hari hadirkan Tuhan, menyembah Tuhan.
Munculnya tokoh - tokoh  rohaniwan bisa merusak.
Sekan - akan dia itu istimewa.

Banyak pendeta tertentu secara tidak langsung terselubung menyatakan bahwa dirinya hamba Tuhan yang memiliki kedekatan dengan TuhanπŸ’— yang memiliki kuasa supranatural.
Kalau istilah dalam dunia mistis atau perdukunan lebih sakti.
Dan doanya lebih didengar.

Maka tidak heran banyak jemaat yang titip doa.
Dan tidak perlu mengumpulkan lembaran Doa.
Karena doa itu dialog kepada Tuhan.

Ada juga seakan - akan pendeta
berkarunia khusus, jemaat πŸ‘₯ kalau didoakan pasti
Kejatuhan berkat.
Dikesankan lebih nyaman dan lebih diberkati.

Kita harus biasakan berdoa sendiri.
Kalau kita setiap hari berinteraksi dengan Tuhan, kita akan mendapatkan hikmat yang melampaui nasehat dan khotbah siapapun.

Jangan sampai ada kesan
Pendeta memiliki hak istimewa, punya kedekatan dengan Tuhan, berdialog akrab dan intim dengan Tuhan πŸ’— bahkan dapat membujuk Tuhan.
Dan Tuhan cenderung mengikuti keinginan
orang dekat Tuhan itu.
Ini sesat.
Mengikuti pendeta seperti ini dikesankan Tuhan lebih campur tangan dalam segala hal, lebih berlimpah.

Biasanya hamba - hamba itu mendapat pesen dari Tuhan.
Harusnya kita belajar, kebenaran.
Ada pesan Tuhan πŸ’— harusnya lewat firman kebenaran.

Secara terselubung atau terang - terangan yang mengesankan gereja lain atau pendeta lain tidak memiliki hak istimewa seperti itu.

Jangan lagi kita tertipu hal itu.
Jangan berharap kepada manusia πŸ‘₯ termasuk pendeta.
Jadi Ke gereja itu harap pengajaran, bukan manusianya

Jangan berpikir ada strata di gereja πŸ’’
Pendeta dan jemaat sama saja.
Hanya panggilannya yang berbeda.
Tidak ada kasta - kasta di gereja.

Secara terselubung atau terang - terangan
Dalam level tertentu, dia bisa menjangkau Tuhan πŸ’—, jemaat tidak.
Orang - orang demikian bisa tidak mengenal dirinya sendiri.
Sampai pada ibarat orang sakit akut, tidak bisa disembuhkan.
Dia tidak mau mendengar.
Kesesatannya akan menjadi - jadi.

Orang ini pasti sukses.
Tentu pengikutnyapun dalam jumlahnya besar.
Gedung pertemuan besar.
Asetnya banyak.
Tentu saja deposito dalam jumlah besar.

Dominasi tokoh ini membonsai.
Banyak orang πŸ‘₯ tertipu.
Pola seperti ini sebenarnya pola perdukunan di luar gereja.
Pola perdukunan bukan berarti gereja memakai setan.

Tetapi pola perdukunan maksudnya ada kuasa yang harus melalui mediator.
Kalau tidak ada mediator tidak bisa menjangkau.
Orang tidak mau bergumul sendiri, biar pendeta yang berdoa dan bergumul sendiri.

Lalu muncullah praktek perdukunan.
Lalu digambarkan Yesus seperti ini.
Padahal Yesus πŸ’— tidak seperti itu.
Jadi secara tidak langsung ada jin yang diberi nama jin Yesus.

Yang mengerikan adalah seakan - akan Tuhan itu diam, tak berdaya.
Dukun mempromosikan diri lebih sakti.
Makanya harus ada kesaksian - kesaksian, namanya juga obat, harus ada testimony.

Dengan kebenaran itu hidup kita jadi testimony.
Bukan dari miskin jadi kaya
secara finansial.
Sakit menjadi sembuh.
Tetapi hidup kita πŸ‘₯ yang diubah jadi surat yang terbuka.
Bila ada praktek seperti ini dalam gereja pasti merusak maksud keselamatan yang Allah berikan.

Jelas keselamatan itu adalah : mengembalikan kita ke rancangan semula.
dengan karakter yang diubah setiap individu keintiman dengan Tuhan.
Engkau dalam aku, aku dalam Engkau.
Bukan pendeta dalam Tuhan, Tuhan dalam pendeta, jemaat dalam pendeta.
Pendeta tidak punya apa - apa.
Masing - masing individu harus berhubungan dengan Tuhan.
Kita harus memiliki indipendensi atau kemandirian.

Pendeta memiliki tempat bagaimana ia  menggembalakan umat - umat terutama umat - umat yang belum dewasa.
Terutama sesuai kebenaran Firman Tuhan πŸ’—, beri makan anak dombaku, memberi makan rohani.

Jadi kalau ada tokoh - tokoh, ini di luar negri banyak, bahkan di Amerika.
Ada tokoh - tokoh yang menyatakan melalui pelayanannya jemaat menjadi gampang kaya, lebih mudah mengarungi hidup, lebih diberkati.
Ini penipuan dan penyesatan.
Tuhan kita tidak demikian.

Tuhan kita Tuhan πŸ’— yang mengajak umat memikul salib.
Berkat yang kita terima berdasarkan kepercayaan Tuhan kepada kita.

Kalau orang itu tidak di dalam Tuhan, Tuhan tidak mempersoalkan, Tuhan tidak memberikan kuota.
Terserah mau dihujani iblis sebanyak apapun orang itu, ini orang yang sudah memberontak.

Pada mulanya pasti Tuhan πŸ’— tegur, tapi tidak mau ya sudah.
Tapi orang Kristen Tuhan kasih kuota.
Kalau 100 bisa tenggelam.
Jadi kamu 60 saja.

Kalau orang berkata  berlimpah - limpah.
Tuhan πŸ’— tahu berapa porsi yang patut untukmu.
Maka doa kita bukan kehendakku yang jadi, tetapi kehendakMulah yang jadi.
Saat kupulang, hanya Engkau yang kumiliki.
Ini doa yang benar seperti yang Tuhan Yesus ajarkan.

Jadi berkat yang kita terima itu bukan karena, pendeta atau orang lain.
Tetapi kita sendiri seberapa kita dipercayai Tuhan πŸ’—
Demikian pula dalam pelayanan, tokoh yang mengaku demikian.
Seakan - akan dia bisa memberkati berlimpah - limpah.

Itu sebenarnya alat musuh Tuhan untuk merusak kehidupan iman murni.
Jadi kalau pendeta - pendeta berkata pulanglah terimalah berkat, itu tidak main - main.
Karena Pendeta harus memiliki kehidupan baik dan benar.
Tetapi seandainya tidak, jemaat bisa masing - masing menerima berkat Tuhan.

Seandainya pendeta tidak berdoa begitu juga tidak apa - apa.
Itu kan liturgi.
Seandainya habis khotbah, cukup amin, tidak masalah.
Karena sudah tradisi jadi harus dilakukan.
Kita mau membuat trobosan ini tidak gampang.
Kalau tangan kita πŸ‘₯ kotor, apakah berhak menerima berkat.

Jadi kalau kita πŸ‘₯ merasa ada orang tertentu seakan - akan bisa mempermudah hidup, doanya lebih dijawab.
Itu bentuk satu pengkultusan.
Membangun pengkultusan terselubung yang sama dengan mengambil alih mahkota Tuhan.

Jadi kalau ke gereja πŸ’’bukan karena mau didoakan lalu mendapat berkat - berkat seketika, tetapi karena ingin mendengar Firman.
Supaya mendengar berkat abadi.

Jemaat Tuhan harus menyadari bahwa, hubungan pribadi dengan Tuhan πŸ’— menentukan kehidupan kita, agar diubahkan.
Secara langsung pendeta, secara tidak langsung pendeta.
Maksudnya pendeta yang menjadi teladan yang baik dalam kehidupan.
Mengajar kebenaran dan jemaat mengenakan kebenaran, sehingga bisa dipercayai Tuhan.

Kalau kita πŸ‘₯ mau tergantung harus pada pendeta yang panggilan mengajarkan kebenaran.
Sehingga bekal yang kita terima dari pendeta itu bisa bertumbuh.

Masing - masing bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Begitu Firman katakan.
Jangan berpikir kita akan selalu doa untuk diberkati Tuhan πŸ’—
Khususnya nafkah kebutuhan jasmani kita.
Tergantung rajinnya kita bekerja.
Allah πŸ’— yang atur kuota kita.

Bagi orang yang dewasa doa itu dialog langsung tidak memakai broker.
Tidak pakai peterjemah.
Bagi orang yang dewasa, di dalam dialog dia bertumbuh sampai dia mengerti apa yang patut dia minta.

Tuhan Yesus πŸ’—mengatakan
burung di udara Dia pelihara, apalagi orang percaya.
Yang penting kita kerja keras, rajin, dan bertanggung jawab.

Jadi kita tidak mempersoalkan masalah kebutuhan jasmani.
Yang diperlukan adalah pilihan untuk melakukan kehendak Bapa.
Untuk taat, untuk Setia.

Jangan sampai hubungan kita dengan Bapa πŸ’— yang langsung ditutup, dihambat, dihalangi orang - orang yang seakan - akan
hubungan kita dengan Tuhan harus melalui pendeta.

Modus iblis supaya kita
tidak bertumbuh.
Ketika kita memandang pendeta atau rohaniwan itu menjadi pengantara Allah πŸ’— dan manusia.
Padahal pengantara kita,
Juru syafaat kita satu Tuhan Yesus.

Betapa mahalnya pertemuan dengan Tuha
Ketika kita πŸ‘₯ menyediakan mezbah.
Kita berdoa 30 menit atau 1 jam.
Di situ kita bisa mengerti setiap orang bisa berjumpa dengan Tuhan.
Dan pengalaman itu tidak mudah diungkapkan kepada orang lain.

JBU 🌷

Tidak ada komentar:

Posting Komentar