Senin, 28 Mei 2018

RH Truth Daily Enlightenment “PENGAJAR BERHAK MEMPEROLEH PERSEMBAHAN” Pdt. Dr. Erastus Sabdono  29 Mei 2018

Dalam Galatia 6:6 Firman Tuhan πŸ’— mengatakan : Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu.
Pernyataan Firman Tuhan ini mengindikasikan sangat jelas bahwa orang-orang yang dilayani oleh hamba-hamba Tuhan yang mengajarkan Firman (yang benar), patut “membagi segala sesuatu yang ada padanya”.

Kalimat “segala sesuatu yang ada padanya”, tidak hanya menunjuk sepersepuluh dari hartanya.
Kalimat ini menunjukkan bahwa seorang pemberita Firman patut atau layak hidup seperti orang-orang yang dilayani.
Sehingga berkeadaan tidak berkekurangan atau juga tidak berkelebihan.

Fakta yang terjadi dalam kehidupan banyak komunitas Kristen, tidak sedikit hamba-hamba yang memberitakan Firman hidup di dalam kekurangan.
Hal ini terjadi, selain karena jumlah jemaatnya sangat kecil, juga karena banyak jemaat πŸ‘₯ yang tidak memberi perpuluhan dan memberikan persembahan uang “ala kadarnya saja”.

Mereka tidak ikut memikul beban pekerjaan Tuhan secara proporsional. Kehidupan hamba Tuhan yang memberitakan Firman adalah pekerjaan Tuhan πŸ’— yang menjadi tanggung jawab semua jemaat.
Menelantarkan pendeta dan keluarganya, sama dengan menelantarkan pekerjaan Tuhan.

Banyak jemaat yang pelit dan “perhitungan” dengan Tuhan.
Jemaat πŸ‘₯ seperti ini pada dasarnya adalah pemberontak-pemberontak yangtidak mengembalikan milik Tuhan yang dipercayakan kepadanya. Jadi tidak salah kalau mereka patut dicap sebagai pencuri atau “oknum” yang menggelapkan milik Tuhan.

Seorang pengajar Firman Tuhan, idealnya tidak lagi disibukkan oleh kebutuhan pemenuhan kebutuhan jasmani, sehingga pelayanannya terganggu atau terkendala.
Jemaat yang mampu “menghidupi” atau memberi nafkah para pendeta-pendetanya, wajib membagi segala sesuatu yang ada padanya untuk kehidupan para pendeta dan keluarganya tersebut.

Hal ini harus dilakukan dalam kerelaan, kasih dan ketulusan, dengan berprinsip bahwa semua dilakukan untuk Tuhan πŸ’— Terkait dengan hal persembahan bagi kehidupan pendeta dan keluarganya, hendaknya jemaat memberi persembahan bukan karena hendak “membeli” pendeta, atau untuk dapat mengatur pendeta dan pelayanannya.

Kalau ternyata jemaat tidak mampu menghidupi pendetanya atau Gembala Sidangnya dan semua pelayan-pelayan Firman di gereja tersebut, tidak salah kalau pendeta bekerja mencari nafkah sendiri. Paulus telah memberi teladan kepada para hamba-hamba Tuhan.

Paulus bekerja dengan tangannya sendiri membuat kemah guna biaya perjalanan misinya dan biaya perjalanan teman-teman sepelayanannya (Kis. 20:34).
Dalam hal ini tidak bisa dipersalahkan kalau seorang pendeta bekerja mencari nafkah untuk kepentingan dan kebutuhan pelayanan dan keluarganya.

Tetapi hal tersebut bisa dilakukan hanya dalam kondisi ekstrem, yaitu ketika jemaat πŸ‘₯ tidak bisa menghidupi pendetanya atau ketika pendeta harus memberi contoh kehidupan kepada jemaat, yaitu bagaimana pendeta bekerja hanya untuk Tuhan.

Seperti yang dikemukakan di atas, kalau jemaat πŸ‘₯ membagi segala sesuatu yang ada padanya untuk hamba Tuhan yang memberitakan Firman, dimaksudkan agar hamba-hamba Tuhan ini dan keluarganya memiliki kehidupan yang layak atau pantas.

Tetapi kalau membuat hidup pendeta dan keluarganya dalam kemewahan, atau melebihi kehidupan jemaat πŸ‘₯ pada umumnya, berarti ada sesuatu yang salah. Biasanya, hamba-hamba Tuhan seperti itumenjadikan atau memakai hukum perpuluhan, Persembahan Buah Sulung dan berbagai persembahan lain sebagai sarana untuk mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri.

Terkait dengan hal di atas ini, kita belajar dari Paulus dalam kesaksiannya yang mengatakan: “…dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan… aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus πŸ’— kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah… Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapa pun juga.

Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku… Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus πŸ’—, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.” (Kis. 20:18-35)

Hamba Tuhan yang mengajarkan kebenaran, akan menghindarkan hidup bermewah-mewah, sebab ia harus menjadi teladan bagi jemaat.
Kalau jemaat datang ke gereja πŸ’’ yang kita layani, mereka harus diproyeksikan jadi apa setelah beberapa tahun mengikuti atau menerima pelayanan gereja kita.

Seperti sebuah perguruan tinggi yang baik, pasti meluluskan lulusannya dengan kecakapan di bidang yang digelutinya. Demikian pula dengan jemaat πŸ‘₯ yang beberapa tahun ikut gereja kita, mereka harus semakin menjadi seperti Yesus. Untuk ini, pemimpin jemaat atau Gembala Sidang dan seluruh perangkat pelayan Tuhan harus bisa memberi teladan bagaimana menjadi seperti Yesus.

JBU

https://overcast.fm/+IqOBw23Vk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar