Sabtu, 12 Mei 2018

Rabu, 9 Mei 2018 KKR Wanita "Menghadapi Lembah Kekelaman" Pdt. Dr. Erastus Sabdono

Sebenarnya banyak orang πŸ‘₯ tidak siap menghadapi hidup.
Hidup ini sebuah perjalanan yang penuh misteri artinya : kita tidak bisa meramalkan / prediksi segala sesuatu bisa terjadi di depan kita.

Mestinya dunia 🌏 yang diciptakan oleh Allah yang baik bukan demikian. 
Tetapi oleh karena manusia telah jatuh dalam dosa dan kemudian Allah merancang suatu rancangan yang indah.
Maka dunia kita menjadi dunia yang tidak bisa diramalkan atau diprediksi.

Ini bukan sesuatu yang buruk tetapi yang baik.
Bumi ini menjadi planet yang terhukum.
Bumi 🌏 tidak bisa jadi hunian yang nyaman.

Salah satu fakta yang membuat kita πŸ‘₯ tidak nyaman adalah kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di depan kita.
Kenyataan yang dijumpai orang adalah bisa terjadi hal - hal yang memukul jiwa.

Banyak terjadi hal - hal yang membuat seseorang tergoncang.
- Apakah itu sakit yang tidak tersembuhkan.
- Orang yang dicintai meninggal, bisa anak, istri, suami, dan orang tua.
- Bisa jatuh dalam kemiskinan.
- Gagal bisnis
- Gagal berumah tangga

Tidak ingin seorang gagal
berumah tangga.
- Mimpi seseorang memiliki suami, membuat kewanitaannya bisa berbunga - bunga.
Seindah - indahnya dengan pria yang baik, dengan anak yang membahagiakan hatinya menjadi pupus.

Dan banyak lagi masalah - masalah berat yang dapat digambarkan sebagai lembah kekelaman.
Bukan tidak mungkin saat ini kita πŸ‘₯ sedang berada di lembah kekelaman.

Secara umum dulu.
Tidak mungkin sesuatu terjadi di luar monitor dan kontrol Tuhan πŸ’— atas umat manusia.
Jadi jangan berpikir Tuhan hanya berurusan dengan kita.

Tuhan berurusan dengan semua umat manusia
Karena Tuhan πŸ’— mau menegakkan tatananNya.
Kita perhatikan di jagat raya di dunia manapun di bumi ini, orang jahat, penguasa lalim pasti
menuai apa yang ditabur.
Kalau bukan dirinya, anak, atau cucu.

Anak - anak yang melawan orang tua pasti terhukum, terkutuk, dan terlaknati.
Dan banyak bukti - bukti nyata bahwa Allah πŸ’—memang berurusan dengan semua umat manusia.

Jadi tidak heran kalau Roma 2 : 12 - 15
Alkitab πŸ“š mengatakan semua manusia akan dihakimi menurut hukum yang mereka pahami.
Kalau ditarik ke belakang itu berarti dalam kehidupan merekapun Tuhan berurusan.

Bagaimana kehidupan manusia πŸ‘₯ pada umumnya.
Kita bisa membaca di koran.
Kita bisa melihat di televisi.
Kita bisa mendengar secara langsung orang
 - orang yang menghadapi
musibah, bencana, prahara atau segala bentuk yang disebut kemalangan.

Tapi kita harus ingat.
Semua terjadi tidak ada yang kebetulan.
Ini belum berbicara dalam lingkup keluarga kerajaan Allah atau anak - anak Allah.
Ini lingkup manusia πŸ‘₯ pada umumnya semua juga dalam kontrol dan monitor Tuhan.

Jadi kalau ada sesuatu yang luar biasa terjadi yang menggerus dan menyengat
perasaan yang menggocangkan jiwa.
1.Bisa itu merupakan tuaian dari apa yang pernah ditabur.
Tidak mungkin sesuatu yang terjadi secara kebetulan.
Yang pertama pasti tuaian dari taburan hidupnya
Jadi hati - hati.
Apa yang kita tabur pasti kita tuai.

Kalau bukan kita pasti anak - anak kita.
Semua ada perhitungannya.
Sebab ada pemerintahan Allah πŸ’— di mana keadilannya harus ditegakkan.

2. Mungkin bukan karena ia menabur sesuatu yang buruk, tetapi Tuhan πŸ’— memandang orang ini patut mendapat sesuatu yang baik.
Kebaikan yang bukan saja bisa diterima dan dialami a lama hidup di bumi, tetapi juga menyangkut hidup kekekalan.
Ini sebetulnya hak istimewa.

Tetapi ini tergantung bagaimana orang meresponi.
Yang namanya musibah, bencana, malapetaka, kemalangan.
Jika diresponi positif itu mengubah jiwa jadi agung, mengubah jiwa jadi baik.

Bukan hanya lingkup orang kristen, lingkup manusia πŸ‘₯ pada umumnya.
Tetapi yang namanya musibah, bencana, malapetaka, kemalangan yang menggerus jiwa,
menggocangkan jiwa itu bisa meninggalkan luka, menyisakan parut menggores jiwa yang akan menciptakan penyakit dalam jiwa.
Yang diberi banyak dituntut banyak.

Jadi seseorang yang mengalami musibah, bencana, malapetaka, kemalangan.
Jika dia merespon dengan positif maka akan menjadi nutrisi atau vitamin jiwa yang tidak bisa digantikan apapun.
Ini dalam kehidupan manusia πŸ‘₯ pada umum.
Apalagi dalam kehidupan orang percaya.

Kita harus memiliki pemahaman yang benar, yang logis, yang realistis.
Bersiaplah menghadapi hidup.
Banyak orang tidak siap menghadapi hidup.

Seandaimya sebelum kitaπŸ‘₯ dilahirkan, sebelum seseorang dilahirkan.
Lalu diberi pertanyaan.
Apakah kamu
 mau dilahirkan ?
Seandainya melihat
gelora semacam ini.
Tidak sedikit orang berkata saya tidak mau.

Tetapi Kita tidak memiliki pilihan.
Kita menjadi manudia bukan binatang dengan seribu satu masalah yang ada dengan tatanan - tatanan yang harus kita patuhi.

Sekarang bagaimana kita πŸ‘₯ memandang tergantung dari cara memandang masing - masing atau perspektif kita  ke depan.

Bisa hidup ini
diterima sebagai satu beban tapi juga bisa diterima sebagai berkat.
Tetapi ingat Allah πŸ’— menciptakan kehidupan ini.
Allah yang baik.
Allah yang sangat baik.
Bahkan di dalam keadaan manusia jatuh dalam dosa, bumi yang terhukum.
Tuhan merancang kebaikan.

Kita hidup di bumi 🌏 yang jatuh, terhukum
Itu semua bisa mendatangkan kebaikan.
Baik kita hidup di bumi ini, bahkan di kekekalan.

Kalau orang - orang di luar Injil, ketika dilanda bencana, merespon dengan positif jiwanya menjadi baik, dia mengerti
- Bagaimana bisa mengasihi sesama.
- Bagaimana dia merasakan penderitaan orang lain.
Dan dia akan dihakimi menurut perbuatan baiknya.
Bukan tidak mungkin dia bisa menjadi anggota masyarakat di kerajaan Bapa πŸ’— di surga, di mana Yesus Kristus menjadi Rajanya.

Tetapi Kalau kehidupan orang percaya πŸ‘₯ ini mestinya berbeda.
Kalau kita menghadapi sesuatu bencana, kemalangan, tekanan, beban, persoalan, pergumulan.
Yang bukan tidak mungkin saat ini yang kita hadapi seperti duri dalam daging yang sudah berdoa agar Tuhan mengangkat, tapi Tuhan membiarkannya.
Dan Tuhan berkata : "AnugrahKu cukup bagimu" 

- Kita harus menerima realitas kita harus menuai apa yang kita tabur.
Tetapi yang luar biasa
gembala kita πŸ‘₯ yang baik memdampingi kita dalam kehidupan menuai sesuatu yang menyakitkan, yang menggores jiwa, yang
menggoncangkan diri  hidup kita.
Tuhan membimbing kita.

Lebih istimewa lagi kalau seseorang harus menderita bukan kesalahannya.
Petrus mengatakan Roh kemuliaan atas kamu.

Cara kita memandang masalah harus dewasa.
Masalah pergumulan, beban, tekanan atau apapun kita πŸ‘₯ rasakan sebagai menyakitkan.
1. kalau itu adalahh tuaian dari apa yang kita sudah tabur
Kita harus terima.

Sakit penyakit misalnya kita sembarangan mengatur pola hidup, pola makan.
Jatuh miskin karena kita boros.
Harus diterima.

Atau mungkin Secara tekhnis hidup.
Kita tidak boros.
Pola makan kita baik, tapi sakit juga.
Rasanya sudah hemat tetapi kenapa
Tapi jatuh miskin.

Itu istimewanya orang Kristen πŸ‘₯
Tuhan sebagai gembala yng baik menggiring kita ke rumput hijau bukan versi dunia.
Bukan membimbing kita ke air yang tenang versi dunia.
Yang menyegarkan jiwa kita bukan dengan  sarana, materi seperti anak dunia.
Ini yang penting kita pahami.

Di dalam kehidupan orang percaya tidak ada kata musibah.
Dalam kamus hidup orang Kristen πŸ‘₯ tidak ada sebenarnya yang namanya musibah itu.

Kalau Tuhan πŸ’— membawa kita ke lembah kekelaman.
Lembah kekelaman itu memiliki porsi yang berbeda - beda.
Lembah kekelaman bisa masalah ekonomi, rumah tangga, kesehatan dll.
Kelam : gelap

Tetapi setelah kita menjadi umat pilihan ini, kita umat yang sangat disayangi oleh Tuhan, karena Tuhan πŸ’—mati di kayu salib untuk kita.

Segala apa yang disebut lembah kekelaman
Bukan sesuatu yang mestinya kita pandang sebagai musibah atau malapetaka.

Kita πŸ‘₯ harus siap menghadapi hidup sebagai
orang percaya.
Banyak orang siap menghadapi hidup.
Secara umum saja tidak siapa bagaimana sebagai anak Tuhan.

Pola makan sudah sehat, tetapi tetap sakit.
Sudah hemat, tapi tetap susah.
Kenapa ya?
Di situ Tuhan πŸ’— mau membidik hati kita.
Sebab Tuhan mau menghindarkan kita dari lembah kekelaman
yang sesungguhnya.

Ini lembah kekelaman yang bisa sebenarnya berkat.
Berkat melalui pergumulan - pergumulan hidup.
Harus memiliki filosofi
hidup yang benar.
Hidup yang sesungguhnya bukan di bumi 🌏 ini.
Hidup yang sesungguhnya, nanti.

Hidup di bumi 🌏 ini tidak akan ideal.
Makin kaya makin tragis waktu meninggalkan.
Makin harmoni keluarga, makin pedih waktu berpisah.
Kalau berpisah hanya sementara tidak apa - apa.
Kalau berpisah di kekekalan?
Dan dasarnya orang yang tidak pernah menderita, hidupnya makmur terus, dia tidak membutuhkan dunia lain.

Fakta orang - orang kaya yang tidak punya masalah - masalah besar, sewenang - wenang terhadap sesama.
Tidak memiliki empati,
sombong, tidak merasa membutuhkan Tuhan πŸ’—
Ke gerejapun tidak serius dan tidak benar - benar belajar Firman Tuhan.

Beda dengan orang - orang yang dilanda berbagai persoalan - persoalan hidup.
Ditindas oleh berbagai masalah.
Mudah diarahkan ke kehidupan yang lebih baik nanti.

Contoh nyata yang tidak bisa dibantah.
Lihat masyarakat - masyarakat πŸ‘₯ Eropa yang makmur.
Mereka orang - orang Kristen.
Dari merekalah utusan Injil dikirim ke negri ini.
Merasa tidak membutuhkan Tuhan, karena sudah makmur.
Kita dianggap omong kosong, untuk apa ?

Bersyukur kita ada di satu tempat di mana kita merasa nyaman dalam arti yang sesungguhnya.
Bagaimana nyaman ?
- Politik yang tidak stabil
- Ekonomi yang tidak stabil.
- Diskriminasi
- Dan berbagai kejahatan - kejahatan yang bisa terjadi.

Kita lebih realistis menghadapi hidup ini.
Dan orang - orang yang ditindas berbagai persoalan itu sebenarnya
mudah diarahkan
memandang kehidupan yang akan datang, langit baru bumi baru itu.

Lembah kekelaman yang dihadapi di bumi ini itu akan menjadi vitamin nutrisi jiwa.
Kalau orang tidak mengalami kesulitan tidak takut akan Tuhan πŸ’— seperti yang dikatakan dalam Mazmur 73

Itu lembah kekelaman terakhir nanti.
Dan itu dasyat.
Lembah kekelaman yang sesungguhnya.
Yang tidak bisa dibayangkan.
Penderitaan yang tidak bisa dibayangkan.
Dan Tuhan πŸ’— mau menghindarkan kita dari keadaan itu.

Maka bersyukur kalau Tuhan membawa kita πŸ‘₯ kepada kesulitan - kesulitan.
Yang orang katakan sebagai musibah, malapetaka, bencana, atau apapun sebutannya.
Bagaimana kita merespon keadaan ini ?

Orang di luar Kristen saja kalau merespon positif, dia menjadi dewasa, dia bisa menjadi matang.
Kalau orang Kristen πŸ‘₯ mengerti kebenaran, ketika filosofinya, cara berpikirnya benar lewat pelajaran Firman yang dia terima

Mamandang setiap lembah kekelaman di bumi ini sebagai nutrisi vitamin jiwa yang mendewasakan.
Dia akan terhindar dari lembah kekelaman abadi.

Mazmur 73
Nyaris berarti belum jatuh.
Mengapa mereka tidak mengalami lembah kekelaman ?
Seakan - akan Tuhan tidak ada.
Tetapi ingat, semua dalam kontrol dan monitor Tuhan.

Tuhan gembalaku takkan kekurangan aku.
Takkan kekurangan bukan berarti naik mobil mewah πŸš— atau punya rumah 🏑 besar.
Tapi kita akan dipelihara Tuhan, kalau Tuhan jadi gembala kita.

Dan kita akan jadi domba.
Masalahnya domba yang baik atau domba yang tidak baik ?
Domba yang terhilang, atau Domba yang tidak terhilang ?
Kalau Domba yang terhilang dia menjadi bodoh.
Dia tidak tertuntun oleh gembala untuk menuju ke sebuah pelabuhan yang indah.

Lalu pemazmur berkata, sia - sia mempertahankan hidup yang bersih, dan hidup yang benar. Sebagian besar kita πŸ‘₯hidup dalam lembah kekelaman.

Lembah kekelaman jangan dipandang musibah, malapetaka.
Tuhan mengontrol dan monitor semua
Tuhan πŸ’— memberikan kebaikan seluruh keadaan yang tidak menyenangkan itu, dibalik itu ada berkat.
Dan menang Alkitab berkata Allah bekerja dalam segala hal, mendatangkan kebaikan.

Gereja πŸ’’ yang dewasa hampir tidak pernah mendoakan masalah jemaat.
Karena kita sudah tahu, itu vitamin.

Ini rupa batin, tidak mau didandani.
Pendandanan jiwa kita lewat lembah kekelaman di bumi 🌏 ini.
Kita melihat orang - orang yang melewati kesulitan, tekanan yang merespon negatif, bersungut - sungut,  marah, mencari kambing hitam jiwanya sakit.

Kalau sampai kita πŸ‘₯ tidak menemukan hidup, baru itu lembah kekelaman.
Satu kekelaman abadi tidak bisa dibandingkan lembah - lembah kecil yang tidak ada artinya.

Maka Paulus berkata penderitaan zaman sekarang tidak ada artinya dibandingkan dengan kemuliaan nanti.
Jangan bersungut - sungut, jangan marah,  sampai jiwamu sakit.
Tetapi percayalah, itu pendandanan manusia πŸ‘₯ batin kita.
Ketika mengalami lembah kekelaman fana
Jangan bereaksi negatif.
Tetap di dekat Tuhan.

Hewan tidak punya akal. Hewan tidak bisa menganalisa, hanya diam.
Kita hanya diam di kaki Tuhan.
Aku dungu dan tidak mengerti, artinya :
Aku tetap di dekatmu
Engkau memegang tanganku.

Banyak orang tidak mengerti kenapa begini ? Ketika menghadapi masalah.
Goncangan itu tidak melampaui kita.
Kalau kita terus menaikkan iman kita, pertumbuhan
Kedewasaan rohani.
Kita bisa mengimbangi.
Cara berpikir kita diubah.
Pengharapan kita langit baru bumi 🌏 baru.

Merstinya gereja mengajarkan jemaat siap menghadapi hidup.
Banyak kejadian bisa terjadi di luar prediksi kita.

Kita tetap di dekat Tuhan, Dia memegang tangan kita.
Aku tidak butuh apa - apa lagi, Tuhan gembalaku.

Masalahnya domba yang baik, atau tidak ?
Domba yang baik dekat gembalanya.
Pegang tangan kanannya.
Tapi domba yang terhilang tidak dipegang oleh Tuhan.
Dia dipegang yang lain.

Aku mendengar nasehatmu.
Engkau mengangkat Aku dalam kemuliaan 

Orang - orang yang ditimpa musibah, kemalangan menurut konsep dunia,
rapat kepada Tuhan πŸ’—baru dia mengerti.

Ada orang Kalau hanya waktu ada persoalan didoakan, selesai masalah dia pergi.
Dia belum mendengar nasehat Tuhan πŸ’—
Maka orang - orang seperti ini tidak akan diangkat dalam kemuliaan.

Orang musti dibuat patah hati di bumi baru mengingini Tuhan πŸ’—
Kalau orang masih mengingini dunia dia tidak akan setia kepada Tuhan.

Prahara - prahara memimpin seseorang
menjadi kekasih Tuhan.
Orang tidak takut Tuhan, karena belum melihat kekekalan yang dasyat

Tidak ada prestasi yang indah, lebih berharga, lebih mulia dari prestasi seseorang yang menemukan kekasih abadi yang bernama Yesus Kristus.

Kesenangan kita hanya Tuhan πŸ’—
Orang yang menjadi kekasih Tuhan bisa berkata seperti yang ditulis
di dalam kitab
Mazmur 73 :  26
Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama - lamanya.

Kita πŸ‘₯ harus bersyukur dan dengan keadaan yang kita tidak suka ini, ini berkat.
Tuhan tidak melihat penampilan kita
Perhiasan berharga di mata Allah adalah, manusia batiniah kita.

JBU 🌷

Tidak ada komentar:

Posting Komentar