Banyak orang Kristen yang berpikir, kalau mereka sudah pergi ke gereja 💒berarti sudah berbakti kepada Tuhan.
Dalam pemikiran mereka, kebaktian di gereja mengikuti liturgi sama dengan beribadah atau berbakti kepada Tuhan secara penuh.
Cara berpikir seperti ini adalah cara berpikir agama-agama kafir yang tidak mengenal kebenaran. Biasanya mereka merasa sudah beribadah kepada dewa, ilah atau alah yang mereka sembah, karena sudah menyelenggarakan suatu ritual atau seremonial.
Hal ini sama dengan orang-orang Kristen 👥yang merasa sudah berbakti kepada Tuhan hanya karena telah mengikuti liturgi dalam gereja.
Sesungguhnya, kebaktian tidaklah demikian.
Kebaktian adalah ketika seseorang mempersembahkan tubuh sebagai korban yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Allah 💗, serta berkeadaan pola berpikir yang tidak sama dengan dunia ini (Rm. 12:1-2).
Kata beribadah dalam Roma 12:1 adalah latreia (λατρεια), yang lebih berarti “melayani”. Kata ini juga digunakan oleh Tuhan Yesus 💗 dalam Lukas 4:8, ketika Yesus menangkis bujukan Iblis untuk mengingni dunia ini.
Yesus berkata: “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”Kata berbakti dalam ayat ini, sama degan kata “ibadah” dalam Roma 12:1.
Nasihat Paulus mengenai bagaimana ibadah yang sejati dimulai dengan pernyataan: Demi kemurahan Allah, yang artinya karena Allah telah berkemurahan atau karena Allah 💗 telah memberikan anugerah.
Hal ini menunjukkan bahwa ibadah kita kepada Tuhan didasarkan karena kita telah berhutang kebaikan dari Tuhan.
Dengan dasar dan pengertian ini, maka ibadah kita kepada Tuhan bukan alat manipulasi untuk mengatur Tuhan 💗 atau memperoleh sesuatu, dan juga bukan usaha untuk memberi jasa kepada Tuhan.
Mempersembahkan tubuh sebagai korban yang hidup, kudus, dan yang berkenan kepada Allah memiliki makna bahwa tubuh kita harus digunakan untuk kepentingan pekerjaan Tuhan.
Tubuh kita bukan untuk kesenangan diri sendiri, tetapi menjadi berguna bagi penggenapan rencana Allah di dunia 🌏 ini.
Kalau orang percaya bekerja menggunakan tubuh, hal tersebut dilakukan untuk kepentingan Kerajaan Allah.
Oleh sebab itu, menjadi tanggungjawab setiap individu untuk mengembangkan potensi di dalam dirinya, agar tubuhnya bisa efektif bagi pekerjaan Tuhan.
Dalam hal ini, kemalasan adalah suatu dosa; sebab orang malas membuat dirinya tidak efektif bagi Tuhan dan tidak bertanggung jawab kepada-Nya secara benar.
.
Bekerja menggunakan tubuh adalah ibadah.
Ini berarti bekerja dalam lingkungan di luar gereja adalah sesuatu yang tidak lebih rendah dari mereka yang bekerja di lingkungan gereja 💒
Harus dimengerti bahwa perintah Allah yang pertama kepada manusia adalah bekerja dengan menggunakan tubuh.
Dalam Kejadian 2:15 Tuhan berfiman: TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Kata mengusahakan dalam teks aslinya adalah abad (עבד), Kata ini berarti juga bekerja, yaitu kegiatan dengan menggunakan anggota tubuh atau fisik.
Dari kata inilah kita menemukan kata ibadah.
Dalam hal ini, filsafat banyak agama mengajarkan bahwa orang yang tidak mengambil bagian dalam pekerjaan sekuler (pekerjaan secara umum) di antaranya yang tidak menggunakan kekuatan fisik, yaitu mereka yang ada di dalam lingkungan biara atau di lingkungan keagamaan- dipandang dan dianggap lebih mulia.
Profesi tersebut dikategorikan sebagai profesi rohani.
Sedangkan pekerjaan sekuler dipandang sebagai pekerjaan duniawi.
Dari filosofi yang salah ini, maka pada umumnya orang Kristen 👥 juga berpandangan bahwa profesi pendeta lebih rohani dari profesi pedagang, guru atau pendidik, tenaga medis, teknokrat dan lain sebagainya, yang bersifar sekuler.
Pandangan di atas sebenarnya tidak tepat.
Suatu pekerjaan dipandang rohani atau duniawi tidaklah ditentukan oleh jenis pekerjaan itu semata-mata, tetapi ditentukan oleh motivasi terdalam seseorang melakukan pekerjaan tersebut.
Oleh karena merasa bahwa pekerjaan yang dilakukan bukan pekerjaan rohani, maka sebagai dampaknya banyak orang Kristen 👥 tidak sungguh-sungguh membersihkan pekerjaan mereka daripraktik-praktik yang bertentangan dengan moral anak Allah.
Biasanya orang-orang Kristen seperti itu, bekerja hanya untuk menuai uang demi menumpuk harta. Mereka merasa sudah mengembalikan milik Tuhan 💗 vhanya karena memberi sebagian uangnya untuk gereja, seperti perpuluhan atau persembahan lainnya. Sementara itu, semakin banyak hartanya, semakin besar rumahnya, semakin mewah mobilnya, semakin berkilau perhiasannya, semakin “branded” barang-barangnya, serta hidup dalam kemewahan tanpa memedulikan penderitaan orang lain dan pekerjaan Tuhan secara proporsional.
JBU
https://overcast.fm/+IqODw8W1o
Tidak ada komentar:
Posting Komentar