Minggu, 27 Mei 2018

RH Truth Daily Enlightenment “PERSEMBAHAN BUAH SULUNG” Pdt. DR. Erastus Sabdono 28 Mei 2018

Dewasa ini terdapat trendi beberapa gereja ๐Ÿ’’ yang menerapkan Persembahan Buah Sulung.
Hal ini dianjurkan atau diperintahkan Gembala Sidang atau pemimpin jemaat untuk dilakukan. Tidak sedikit jemaat yang dengan tulus mematuhinya.
Mereka yang baru mendapat pekerjaan, memberikan seluruh gaji pertama untuk Persembahan Buah Sulung di gereja.

Selain itu, dianjurkan agar gaji pertama setiap awal tahun dalam hal ini bulan Januari harus dipersembahkan bagi Tuhan di gereja ๐Ÿ’’
Ada pula yang memperpanjang waktu Persembahan Buah Sulung tahunan sampai dengan bulan Februari atau Maret. Oleh sebab itu perlu kita memahami apa sebenarnya Persembahan Buah Sulung yang terdapat dalam Alkitab Perjanjian Lama.

Dalam Perjanjian Lama kita menemukan Persembahan Buah Sulung yang pertama adalah anak-anak sulung, baik anak sulung manusia maupun anak sulung binatang (Kel. 12:2-12).
Kalau jemaat Kristen konsekuen dengan Persembahan Buah Sulung “ala Yahudi” dalam kitab Perjanjian Lama, maka anak sulung mereka juga harus dipersembahkan bagi Tuhan.

Dalam hal ini kita tidak tahu, bagaimana mengimplementasikan buah sulung dari anak kita. Karena bagi umat Perjanjian Baru, semua anak-anak adalah milik pusaka Tuhan ๐Ÿ’— yang dipercayakan kepada orang tua untuk dibina guna menjadi hamba -hamba Tuhan.

Hamba Tuhan di sini bukan berarti harus menjadi pendeta, tetapi di bidang yang setiap individu anak-anak geluti, mereka memerankan panggilan sebagai hamba Tuhan.
Anak pertama dari hewan yang dipelihara atau diternakan umat Israel harus dipersembahkan bagi Tuhan.

Bagaimana mengenakan hukum ini dalam kehidupan orang percaya? Apakah sama dengan gaji pertama yang diperoleh ketika seseorang mendapatkan pekerjaan? Kalau seseseorang baru mendapat pekerjaan, lalu gaji pertama harus diserahkan di gereja ๐Ÿ’’ bagaimana dengan ongkos untuk menuju ke tempat pekerjaan setiap harinya bagi yang tidak mampu?

Kalau jemaat tersebut adalah seorang bapak rumah tangga yang baru mendapat pekerjaan setelah sekian lama menganggur, dimana ia juga banyak dibebani hutang, apakah seluruh gaji pertamanya harus diserahkan ke gereja?

Persembahan Buah Sulung terdapat dalam beberapa ayat dalam Alkitab ๐Ÿ“š antara lain: Keluaran 12:2,12; Bilangan 15:17-21; 18:12-15; 28: 26; Ulangan 18:3-4; 15:19-20; 26:1-10; Imamat 19:24; 23:10-14, 17, 20 dan lain sebagainya. Persembahan Buah Sulung merupakan ucapan syukur atas panen yang bangsa Israel peroleh.

Mereka menyerahkan sebagian hasil panennya kepada Allah ๐Ÿ’—
Harus dipahami bahwa maksud Persembahan Buah Sulung bagi bangsa Israel bukan berarti semua hasil panen tersebut diserahkan kepada Tuhan, tetapi hanya “sebakul” atau “seberkas”, dan yang dipersembahkan adalah hasil terbaik dari gandum, buah-buahan, domba, bulu domba, dan lain sebagainya.

Persembahan itu diberikan kepada imam pada waktu pesta-pesta merayakan panen mereka.
Oleh sebab itu, kita tidak boleh menyimpulkan bahwa ini berarti semua gaji pertama diserahkan ke gereja ๐Ÿ’’ atau setiap tahun pada bulan pertama (Januari) menyerahkan semua penghasilan atau gaji ke gereja.

Persembahan Buah Sulung di Israel juga hanya dilakukan oleh mereka yang memiliki ternak dan pekerjaannya bertani atau agraria.
Kalau jujur dan mengerti kebenaran, seharusnya Persembahan Buah Sulung tidak diterapkan bagi umat Perjanjian Baru.

Jika diterapkan, maka jelas menunjukkan bahwa gereja ๐Ÿ’’ yang mengajarkan Persembahan Buah Sulung adalah gereja yang “berbisnis” untuk memperoleh keuntungan sebanyak mungkin.
Semua ayat Alkitab yang kira-kira bisa digunakan untuk menghasilkan uang, digunakan, demi menambah jumlah uang persembahan yang diperoleh gereja.

Seperti yang terjadi dewasa ini, bagaimana ayat-ayat Alkitab ๐Ÿ“šdipelintir guna memperoleh penghasilan uang yang lebih besar dari jemaat bagi gereja. Misalnya:
• Maleakhi 3:10-11, digunakan untuk mengintimidasi jemaat.
• Matius 13:3-8 berbicara mengenai benih Firman yang bisa menghasilkan karakter Allah, digunakan untuk konteks persembahan uang.
• 2 Korintus 9:6 (Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga), yang konteksnya adalah ketika seseorang memberi persembahan uang, maka hasil pelayanan diperankan oleh jumlah persembahan yang mereka berikan, ini bukan berarti si pemberi harus memperoleh kembali secara berlipat kali ganda dalam bentuk uang atau harta duniawi.

Penjelasan di atas inibukan berarti melarang jemaat ๐Ÿ‘ฅ untuk memberi Persembahan Buah Sulung.
Jika seseorangtergerak mempersembahkan gaji pertama yang diperolehnya ketika mendapat pekerjaan, tidaklah salah.

Juga ketika seseorang memberikan gaji bulan Januari untuk pekerjaan Tuhan ๐Ÿ’—, juga bukan sesuatu yang salah, bahkan sangat mulia.
Tetapi hendaknya hal ini bukan berdasarkan Persembahan Buah Sulung “ala Yahudi” dalam Alkitab Perjanjian Lama, tetapi berdasarkan pimpinan atau komando Roh Kudus (coram Deo).

JBU

https://overcast.fm/+IqOA0mvtM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar