Sabtu, 19 Mei 2018

RH Truth Daily Enlightenment “MENJADI DOULOS TUHAN YESUS” Pdt. DR. Erastus Sabdono   19 Mei 2018

Pada zaman anugerah, Allah Anak turun dari surga menjadi manusia, memberi Diri-Nya untuk dapat membeli atau menebus manusia dengan darah-Nya.
Kepemilikan kuasa kegelapan atas manusia, khususnya atas umat pilihan, dapat dihentikan.

Tuhan Yesus ๐Ÿ’— yang membeli atau menebus manusia dengan pengorbanan-Nya di kayu salib dapat memiliki kembali manusia. Rasul Paulus dalam suratnya mengatakan: dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri (1Kor. 6:19). Kalimat ini sudah sangat jelas menunjukkan bahwa setelah Tuhan Yesus menebus kita, maka kita bukan milik kita sendiri, tetapi kita dapat kembali dimikili oleh Tuhan.

Tentu saja kita dimiliki oleh Tuhan seluruhnya atau seratus persen.
Dengan penebusan oleh darah Tuhan Yesus, maka kita tidak lagi memiliki hak apapun atas diri kita. Diri kita telah dimiliki oleh Tuhan Yesus ๐Ÿ’— seratus persen.
Kalimat bahwa kita bukan milik kita sendiri adalah kalimat final yang tidak perlu ditambahi kalimat atau penjelasan lainnya.

Artinya sejak kita ๐Ÿ‘ฅ menerima penebusan oleh darah Yesus Kristus, kita tidak berhak atas hidup kita sama sekali.
 Dengan keadaan hidup seperti ini, maka kita tidak mungkin bisa menjadi sama dengan dunia ini, dan kita tidak mungkin juga dapat hidup wajar seperti manusia lain.

Banyak orang Kristen ๐Ÿ‘ฅtidak sanggup menerima kenyataan bahwa mereka telah kehilangan seluruh milik mereka ketika mereka memberi diri menjadi anak tebusanTuhan.
Memang merupakan hal yang paling sulit dan berat untuk dilakukan, yaitu kalau seseorang kehilangan atau melepaskan kepemilikan dirinya.

Tetapi hal ini tidak bisa dan memang tidak boleh dihindari.
 Penebusan secara legalitas, dari pihak pembeli, berhak memiliki obyek yang ditebus; tetapi dari pihak yang ditebus berarti ia harus melepaskan hak kepemilikannya sepenuhnya kepada yang menebus atau membeli dirinya.

Kalau ada orang Kristen ๐Ÿ‘ฅ yang tidak bersedia dimiliki oleh Tuhan sebagai penebus, maka hal ini sama saja dengan menolak penebusan tersebut.
Penolakan penebusan berarti menolak untuk diselamatkan. Diselamatkan artinya : dikembalikan ke rancangan semula Allah agar diperkenankan masuk dalam anggota keluarga Kerajaan.

 Orang yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya tidak dapat menjadi murid Tuhan Yesus.
Hal ini berarti, orang tersebut tidak bisa diubah oleh Tuhan ๐Ÿ’—
Kalau seseorang tidak bisa diubah, berarti keselamatan yang tersedia bagi manusia menjadi sia-sia bagi orang tersebut.

Dalam hal ini harus dicatat bahwa menjadi orang Kristen bukan berarti sudah menerima penebusan oleh darah Yesus ๐Ÿ’— secara benar. Kalau seseorang menolak dimiliki Tuhan, maka penebusan-Nya menjadi sia-sia.
Kalau ada orang berkata bahwa dirinya sudah percaya kepada Yesus, berarti ia menerima penebusan dan menjadi umat pilihan serta menerima keselamatan.

Harus dipersoalkan apa artinya percaya itu? Percaya berarti menyerahkan diri kepada obyek yang dipercayai (Yun. pisteuo).
Penyerahan ini berarti juga menyerahkan semua kepemilikan hidupnya sepenuhnya kepada Tuhan.

Jadi, kalau seseorang tidak bersedia menyerahkan seluruh miliknya bagi Tuhan, berarti ia tidak percaya atau belum percaya dengan benar.
Memang, percaya adalah sesuatu yang progresif. Dimulai dari menyetujui bahwa Yesus telah mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa manusia.

Kemudian belajar mengenal kebenaran Injil dan mengenakannya sebagai orang percaya yang benar.
Kalau hal ini berlangsung dengan baik, maka ia mengerti bagaimana seharusnya menjadi orang Kristen ๐Ÿ‘ฅ yang benar.
Salah satunya, harus menyerahkan segenap hidupnya tanpa batas bagi Tuhan.

Faktanya, banyak pengajaran yang tidak sesuai merasuk dalam jiwa dan pikiran jemaat, sehingga mereka tidak pernah mengerti bahwa mereka harus menyerahkan segenap hidup mereka sepenuhnya bagi Tuhan ๐Ÿ’—
Mereka menjadi orang Kristen yang masih memiliki dirinya sendiri.

Biasanya, kalau mereka telah memberi persembahan kolekte, perpuluhan dan berbagai persembahan, mereka merasa sudah mengembalikan milik Tuhan.
Banyak orang Kristen ๐Ÿ‘ฅlebih senang berhitung bahwa sepuluh persen yang ada padanya adalah milik Tuhan, sedangkan yang sembilan puluh persen yang sebenarnya juga milik Tuhan, mereka
klaim sebagai milik mereka sendiri.

Sehingga mereka merasa berhak menggunakannya sesuai dengan keinginannya sendiri. Harus ditegaskan, pernyataan Alkitab ๐Ÿ“šbahwa kita bukan milik kita sendiri berarti seratus persen yang ada pada kita adalah milik Tuhan.

Jadi, sangat keliru kalau ada yang mengatakan bahwa sepuluh persen milik Tuhan dan yang lain tidak jelas kepemilikannya. Sejatinya yang benar, seratus persen yang ada pada kita adalah milik Tuhan.
Kalau ada perhitungan bahwa sepuluh persen mutlak milik Tuhan, maka hal ini akan mengaburkan pengertian kepemilikan Tuhan ๐Ÿ’— yang seratus persen tersebut secara mutlak.

Tuhan Yesus mengambil kita bukan dengan secara gratis, tetapi mengorbankan Diri-Nya sendiri.
Dengan darah-Nya Tuhan Yesus ๐Ÿ’— menebus kita (1Ptr. 1:18-19).
Kita adalah doulos-doulos (budak) atau hamba-hamba Tuhan.
Yesus adalah majikan kita yang telah membeli kita dengan harga yang lunas dibayar.
Dia telah mati bagi kita, sehingga semestinya kita hidup hanya bagi Dia, yang telah mati bagi kita (2Kor. 5:14-15).

Praktik perpuluhan yang tidak bernafaskan kebenaran Perjanjian Baru, tidak boleh merusak prinsip ini.
Oleh sebab itu kata “memberi” persembahan kepada Tuhan ๐Ÿ’— harus diganti dengan “mengembalikan” milik Tuhan.

JBU

https://overcast.fm/+IqOCWqIAs

Tidak ada komentar:

Posting Komentar