Tidak bisa dibantah, bahwa di dunia modern sekarang ini, uang semakin memainkan peranan yang sangat besar dan penting; uang memiliki kekuatan yang sangat luar biasa. Uang telah menjadi fokus hidup satu-satunya pada hampir semua orang.
Hal ini telah dinubuatkan oleh Alkitab π dalam
2 Timotius 3:2, bahwa di akhir zaman nanti manusia telah menjadi hamba uang. Uang memiliki keterkaitan langsung dengan berbagai aspek kehidupan, selain ekonomi, juga sosial, politik, budaya dan lain sebagainya.
Hampir segala hal bertalian dengan uang. Uang digunakan untuk memperoleh segala kebutuhan, dari kebutuhan primer, sekunder sampai tersier.
Tidak sedikit orang-orang Kristen yang juga sudah menjadi hamba uang. Menjadi hamba uang artinya hidupnya dikendalikan atau dikuasai oleh uang.
Kebahagiaan orang seperti ini hanya tertumpu oleh materi.
Dunia π yang materialistis menciptakan keadaan di mana uang menjadi “segalanya” dan menjadi pusat kehidupan. Keadaan dunia seperti ini, pasti memberi pengaruh sangat kuat dalam kehidupan banyak orang Kristen.
Kalau jujur, ternyata banyak jemaat π₯ dan pendeta yang telah terbelenggu oleh kekayaan dan menjadi hamba uang. Mereka berusaha untuk memiliki uang dalam jumlah besar, dengan pemikiran bahwa semakin banyak uang yang dimiliki, maka semakin merasa aman, nyaman dan bahagia.
Cinta akan uang seperti raksasa kuat yang tidak mudah dikalahkan,tetapi kita harus bisa mengalahkannya dalam hidup ini dan menolong orang lain juga untuk bisa dimerdekakan dari belenggu harta kekayaan dan uang.
Cinta uang artinya keadaan hati yang merasa tidak bahagia, jika tidak memiliki uang dalam jumlah tertentu yang diharapkan dapat membahagiakan dirinya.
Orang seperti ini akan selalu mengharapkan dan berusaha memiliki uang dalam jumlah yang lebih banyak untuk dapat memenuhi semua keinginannya, guna membeli atau memperoleh segala sesuatu yang ditawarkan dunia.
Biasanya ia juga tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Dengan cara berpikir seperti ini, tidak heran jika mereka tidak berani mengakui bahwa semua uang dan hartanya adalah milik Tuhan π
Sehingga mereka tidak mengembalikan milik Tuhan secara patut.
Mereka adalah orang-orang yang telah terperangkap dalam kubangan cinta akan uang yang membinasakan.
Sebagian besar orang Kristen π₯ dan sebagian pendeta tidak menyadari bahaya yang begitu besar dan mengerikan mengenai dosa cinta akan uang atau materialisme ini.
Materialisme ialah semangat hidup dan sikap yang merendahkan nilai-nilai rohani, sehingga mengesampingkan kehidupan rohani demi mengutamakan kebutuhan jasmani.
Menurut mereka, nilai tertinggi manusia adalah materi (benda).
Pendeta yang menganut filosofi ini pasti mengajarkan Teologi Kemakmuran (prosperity theology).
Ini adalah berhala yang sangat dominan menguasai alam pikiran manusia modern dewasa ini.
Salah satu ciri dari berhala ini adalah manusia π₯ yang terikat kepadanya menjadi sangat konsumeristis. Konsumeristis ini dimulai dari tingkat terbatas sampai pada tingkat tidak terbatas.
NTingkat yang tidak terbatas artinya selalu ingin memiliki barang yang dimiliki orang lain atau yang ditawarkan dunia.
Filosofi ini disebut sebagai affluenza.
Tuhan Yesus πmengatakan kita harus melepaskan diri dari segala milik agar layak menjadi murid-Nya (Luk. 14:33).
Melepaskan diri dari segala milik berarti juga terlepas dari belenggu cinta uang.
Orang yang masih terikat dengan percintaan uang, tidak akan dapat berubah dari kodrat manusia ke kodrat Ilahi dan bertumbuh dalam keselamatan.
Oleh sebab itu seseorang harus bersikap benar terhadap uang, agar tidak terjebak dalam cinta akan uang.
Sikap yang benar adalah menjadikan kekayaan atau uang untuk bersahabat dengan Tuhan π
Kita mengikatkan diri dengan Tuhan atau bersahabat dengan Tuhan dengan menggunakan mamon atau uang dan kekayaan.
Bukan sebaliknya, yaitu bersahabat dengan mamon dengan menggunakan Tuhan ππ
Pada umumnya Teologi Kemakmuran tanpa sadar mengajarkan bersahabat dengan Tuhan demi mamon.
Jadi kalau kita bekerja mencari uang, hal itu semata-mata karena kita mau melayani Tuhan, bukan sebaliknya, mencari Tuhan demi memperoleh kekayaan.
Uang menjadi sarana yang luar biasa untuk memenuhi rencana Tuhan, bukan kesenangan dan rencana kita sendiri.
Untuk ini, kita harus mengembalikan milik Tuhan π untuk pelayanan pekerjaan-Nya.
Untuk hal ini, kita harus berani mengesampingkan kesenangan dan rencana kita sendiri.
Dengan demikian kita bisa memenuhi apa yang diajarkan kepada kita dalam Doa Bapa Kami: Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah Kehendak-Mu di bumi π seperti di surga.
Sementara orang di sekitar kita terjerat oleh berhala materialisme, kita sebagai orang percaya yang benar harus berani berjuang untuk melepaskannya.
Ini bukan berarti kita tidak membutuhkan materi dalam bentuk uang atau kekayaan dunia π, tetapi kita tidak diperbudak olehnya. Kita harus bekerja keras mencari uang atau materi. Semua itu kita lakukan untuk kepentingan Kerajaan Allah.
Kita harus dapat melepaskan diri kita dari belenggu materialisme ini. Setelah kita terlepas dari filosofi materialisme, maka kita juga dapat menolong sesama yang terbelenggu oleh materialisme.
Kalau jemaat diajar kebenaran sehingga terlepas dari belenggu cinta akan uang ini atau berhala materialisme, maka mereka tidak perlu dipaksa memberi persembahan bagi Tuhan π, otomatis mereka akan mempertaruhkan uang dan harta mereka untuk pekerjaan Tuhan tanpa batas.
JBU
https://overcast.fm/+IqOAg1b50
Tidak ada komentar:
Posting Komentar