Sabtu, 13 Oktober 2018

RH Truth Daily Enlightenment “MEDIA KITAB PERJANJIAN BARU KUNO” Pdt. DR. Erastus Sabdono  13 Oktober 2018

Perlu juga di dalam bab ini kita membahas mengenai media yang digunakan untuk menulis Kitab Perjanjian Baru.
Hal ini dimaksudkan agar orang percaya dapat meyakini bahwa Kitab Perjanjian Baru di tangan kita hari ini yang merupakan pusat atau episentrum kebenaran- adalah Perjanjian Baru yang asli seperti yang dimiliki orang-orang percaya dari gereja mula-mula, yaitu sejak gereja-gereja pada abad satu.

Perjanjian Baru ditulis setelah manusia menemukan papirus sebagai alat tulis.
Papirus adalah serat dari tumbuh-tumbuhan yang dapat dijadikan sarana menulis suatu data.
Penggunaan papirus lebih umum digunakan sampai abad ke-4 M.
Ini adalah abad dimana Kekristenan telah menjadi agama negara oleh kaisar Theodosius Agung sekitar tahun 380.

Pada masa itu ditemukan media untuk menulis lebih kuat dari papirus, yaitu perkamen. Tentu saja perkamen memiliki daya tahan atau lebih kuat dari papirus.
Sejak ditemukannya atau digunakannya perkamen, maka sebagian besar manuskrip kuno Perjanjian Baru bisa bertahan sampai hari ini sebagai warisan kitab Perjanjian Baru yang tidak ternilai harganya.

Di antara kitab Perjanjian Baru, ada yang berasal dari abad 4 dan abad 5 dan ditulis di atas perkamen.
Jenis kulit perkamen yang diolah khusus sehingga mempunyai kualitas yang lebih baik, halus dan kuat disebut vellum. Namun demikian harus diakui bahwa naskah asli (autograf) yang asli sudah tidak ada atau dalam keadaan rusak.
Tetapi salinannya masih ada.

Seperti kitab Wahyu yang dipandang sebagai kitab termuda dalam Perjanjian Baru yang ditulis oleh Yohanes di pulau Patmos pada akhir abad ke-1 Masehi, tidak pernah ditemukan kembali.
Sangat mungkin Yohanes menggunakan papirus yang mudah rusak dalam menulis suratnya.

Jadi, bisa dimengerti kalau surat Yohanes di pulau Patmos sudah tidak ada.
Walau naskah asli (autograf) tidak ada lagi, tetapi salinannya dalam jumlah besar masih dapat ditemukan untuk membuktikan kebenaran keaslian kitab Perjanjian Baru.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa perkamen lebih tahan atau lebih kuat dibandingkan dengan Papirus, maka sejak abad ke-4 manuskrip Perjanjian Baru yang masih bertahan sampai hari ini ditulis di atas perkamen.

Pada saat itu itulah kodeks Vatikanus dan kodeks Sinaitikus ditulis dengan perkamen.
Kodeks adalah perkamen yang memuat kitab Perjanjian Baru. Dari seluruh media penulisan kuno ini, yang paling menjadi perhatian serius dalam kaitannya dengan Alkitab 📚 adalah papirus dan perkamen (vellum).

 Penemuan-penemuan manuskrip Perjanjian Baru menunjukkan bahwa dua bahan ini yang dipakai untuk menyalin Kitab Suci, yaitu memakai papirus dan perkamen.
Pada zaman itu, penggunaan bahan papirus dan kulit binatang selama berabad-abad berbentuk gulungan. Keterbatasan dari gulungan papirus ini adalah panjangnya tertentu, dan relatif tidak panjang.

 Jika tidak dibatasi, maka gulungan akan terlalu panjang dan berat, dan juga membukanya akan sangat merepotkan.
Ketika penggunaan papirus sudah digantikan dengan perkamen, maka bentuk manuskripnya berubah menjadi kodeks, yaitu bentuk buku yang terdiri dari halaman-halaman yang terbuat dari perkamen.

Bentuk kodeks ini jauh lebih baik, yaitu lebih mudah dibaca, dibawa, dan dapat ditulis pada kedua sisinya atau bolak balik. Tentu juga lebih mudah dibawa.
Pada mulanya kodeks dibuat dari papirus, tetapi kemudian digantikan dengan perkamen. Teks Perjanjian Baru paling awal yang ada sekarang ditulis dalam bentuk kodeks.
Jadi naskah asli atau autograf Perjanjian Baru ternyata berbentuk kodeks.

Faktanya, salinan-salinan dari naskah asli atau autograf, yaitu manuskrip-manuskrip yang ditemukan pada umumnya berbentuk kodeks, dan hanya sebagian saja yang berbentuk gulungan. Dari 172 manuskrip atau fragmen yang ditulis sebelum abad 4, ternyata 158 berbentuk kodeks, dan hanya 14 yang berbentuk gulungan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan kodeks menggantikan gulungan dari abad ke-1 M sampai abad ke-5 M.

JBU

https://overcast.fm/+IqOADHE9A

Tidak ada komentar:

Posting Komentar