Dalam sejarah perjalanan Alkitab, tidak jarang serangan bukan datang dari orang di luar Kristen, tetapi juga datang dari orang-orang Kristen sendiri. Dan yang paling menyedihkan, serangan terhadap Alkitab 📚justru datang dari teolog-teolog Kristen sendiri dan orang-orang Kristen yang tidak mengerti kebenaran Alkitab.
Mereka studi Alkitab selama bertahun-tahun supaya menjadi cerdas dan membela pekerjaan Tuhan, tetapi malahan sebaliknya, menyerang Alkitab. Tetapi walaupun Alkitab mengalami tantangan dan serangan yang begitu hebat, Alkitab tetap eksis.
Seharusnya teolog-teolog Kristen berdiri membela Alkitab sebagai kebenaran yang tidak ada duanya. Tetapi ironisnya, justru mereka mencoba merusak kewibawaan Alkitab.
Di antara orang-orang tersebut mengajarkan bahwa tidak semua yang tertulis dalam Injil adalah Firman Tuhan ♥ atau ucapan Tuhan. Ada juga yang mengatakan bahwa kebangkitan Yesus adalah peritiwa sumbolis. Mereka mengajarkan bahwa Yesus tidak bangkit.
Mereka yang mengatakan bahwa kisah-kisah yang tertulis dalam Alkitab 📚 adalah mitos, terutama yang menyangkut mukjizat.
Memang Alkitab ditulis oleh manusia dengan segala keberadaannya, tetapi bukan berarti apa yang mereka tulis boleh diragukan.
Roh Kudus menuntun orang percaya dalam menerima pengilhaman kebenaran.
Mereka yang menerima penghilhaman adalah orang-orang pilihan yang “mumpuni” atau berkapasitas untuk menerima pewahyuan; seperti Musa, Daniel, para penulis Injil, Paulus, Petrus, Yohanes dan lain sebagainya.
Jadi, bukan orang sembarangan untuk bisa dipercaya menerima pewahyuan atau ilham dari Tuhan, yaitu kebenaran-Nya guna maksud dan rencana penyelamatan umat manusia.
Terutama kehidupan moral mereka yang baik, yang patut diteladani, walau mereka tentu tidak atau belum sempurna.
Jadi sangat keliru kalau ada tuduhan bahwa Alkitab 📚 ditulis dalam pengaruh keberadaan individu, baik kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangannya dan lain sebagainya. Aspek negatif yang bisa dimunculkan adalah kemungkinan terjadi kesalahan dalam penulisannya.
Jika hal itu terjadi, kita tidak perlu gusar dan meragukan Alkitab.
Penulis Alkitab, khususnya Perjanjian Lama, pasti terdapat data-data yang tidak sama. Data-data tersebut tidak bisa dikatakan bertentangan, sebab bukan sesuatu yang bersifat pengajaran.
Tetapi hanya data-data seperti jumlah kuda-kuda Salomo, nama-nama orang yang tidak penting dan urutan silsilah dan lain sebagainya.
Tetapi bila menyebut nama-nama penting, tidak mungkin salah.
Seperti misalnya bahwa Abraham adalah leluhur Israel, bahwa yang dikorbankan adalah Ishak dan lain sebagainya, tidak mungkin salah.
Dalam hal ini nampak sekali unsur kemanusiaan dalam Alkitab, yaitu bahwa penulisnya adalah manusia dengan segala keterbatasannya.
Tetapi bagaimanapun, inti berita keselamatan dalam Yesus Kristus ♥ yang benang merahnya sudah ada sejak zaman nenek moyang Israel secara khusus dan manusia pada umumnya, tidak mungkin meleset.
Kenyataan bahwa Alkitab ditulis manusia dengan segala keterbatasannya
membuat Alkitab bisa dibaca oleh setiap orang dan dimengerti dengan lebih mudah.
Kita harus memandang bahwa Alkitab ditulis oleh manusia dengan segala keberadaannya seperti para pembacanya, maka Alkitab 📚 akan sangat mungkin dipahami secara utuh dan lengkap oleh pembacanya yang juga adalah manusia. Dalam hal ini Firman Tuhan dibungkus dalam budaya manusia, konteksnya adalah budaya Timur Tengah, khususnya bangsa Israel dari zaman sebelum Musa sampai zaman Roma menguasai Palestina pada abad 1.
Alkitab 📚 yang memuat data-data yang menyangkut waktu, tempat dan zaman raja-raja tertentu, ternyata dalam penggalian sejarah, data-data tersebut cocok. Seperti misalnya kisah mengenai Firaun yang ditenggelamkan di Laut Tiberau.
Hari ini para arkeolog menemukan bangkai kereta-kereta perang dan perlengkapan senjata. Hal ini menunjukkan Alkitab bisa dipercaya.
Juga mengenai bahtera Nuh.
Kalau ada buku yang mengakui kebenaran data Alkitab, tetapi tidak menerima seluruh kebenaran yang terdapat di dalamnya, berarti sebuah “pembajakan” yang tidak bertanggung jawab.
Kalau Allah itu esa, maka kebenaran-Nya juga esa.
Hal ini sejajar bahwa satu-satunya jalan keselamatan adalah Yesus Kristus. Dengan hal ini, kita berpendirian pula bahwa satu-satunya Kitab Suci yang benar adalah Alkitab.
JBU
https://overcast.fm/+IqOCKp2Ug
Tidak ada komentar:
Posting Komentar