Kata kanon berasal dari bahasa Yunani, kanon (κανών); sedangkan dalam Bahasa Ibrani yang maknanya tidak berbeda jauh adalah qanah ( קָנֶה).
Pada dasarnya pengertian kata ini adalah ukuran atau alat untuk mengukur.
Kata itu sendiri sebenarnya berarti ukuran yang biasa dikenakan untuk mengukur kehidupan, asas atau undang-undang kepercayaan.
Mula-mula kata kanon artinya daftar kitab-kitab yang disahkan oleh jemaat yang mula-mula.
Kanonisasi (canonicitas) adalah proses menyusun kitab-kitab dalam Alkitab 📚 untuk diakui sebagai Firman Allah yang dapat menjadi pedoman bagi kehidupan manusia secara universal.
Hal ini terjadi sebab Alkitab bukanlah kitab yang turun dari langit.
Tetapi Alkitab ditulis oleh banyak orang yang oleh karenanya harus digumuli manakah kitab yang sungguh-sungguh merupakan ilham Roh Kudus dan diakui sebagai Firman Allah.
Dalam hal ini kita percaya bahwa Tuhan menuntun gereja-Nya untuk menemukan kitab-kitab yang memang berisi kebenaran Allah yang harus diakui sebagai Firman Allah.
Proses kanonisasi Perjanjian Lama sukar sekali ditemukan waktunya.
Menurut catatan, sebelum Masehi proses kanonisasi sudah berlangsung. Tetapi menurut salah satu sumber, pada tahun 90 guru-guru agama Yahudi di bawah pimpinan Johannan ben Zakkai mengadakan sidang Jamnia. Mereka menimbang tulisan-tulisan itu dan membakukan Kitab Suci Perjanjian Lama sejumlah 39 kitab. Dari sinilah jumlah kitab Perjanjian Lama terbentuk permanen.
Pada mulanya, jemaat Kristen dalam kebaktian atau pertemuan bersama membaca kitab Perjanjian Lama saja. Kemudian ditambahkan beberapa surat rasul-rasul yang dianggap memiliki kewibawaan seperti kitab Perjanjian Lama.
Uskup pertama yang menyusun daftar kitab kanon adalah uskup Athanasius Aleksandria. Dalam proses kanonisasi ini, ditetapkan kitab-kitab manakah yang diakui sebagai orisinal kebenaran Allah dan nara sumber yang dapat dipercaya. Hal kanonisasi, sejarah gereja mencatat bahwa pada konsili di Khartago tahun 397 dinyatakan bahwa selain kitab-kitab yang dikanonisasi tidak boleh ada kitab yang diakui sebagai Firman Tuhan.
Dalam iman Kristen, kita percaya bahwa proses kanonisasi Alkitab 📚
adalah karya Roh Kudus, bukan karya manusia yang memiliki otoritas untuk
mengesahkan apakah suatu kitab adalah Firman Tuhan atau tidak.
Tetapi Alkitab sendiri yang mengesahkan Diri-Nya sebagai Firman Allah
di hati orang percaya (testimonium spiritussancti internum).
Setelah melalui proses kanonisasi dalam gereja-gereja Protestan ditetapkan 66 kitab dalam Alkitab sebagai kitab yang dapat menjadi dasar pedoman kehidupan orang percaya. Kitab-kitab ini diterima dan diakui sebagai Firman Tuhan ♥
Dalam gereja Roma Katolik -selain 66 kitab yang diakui oleh gereja aliran protestan sebagai Firman Tuhan mereka memiliki 15 kitab lain yang juga diakui sebagai Firman Tuhan.
Kitab-kitab tersebut disebut kitab Apokripha, yang juga disebut sebagai deoterokanonika, dan diterima sebagai Firman Tuhan pada Konsili di Trente tahun 1546.
Dalam proses kanonisasi tersebut ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan (criterium canonicitatis).
Untuk pengakanonan Alkitab 📚 Perjanjian Lama harus memenuhi kriteria antara lain:
Pertama, ditulis seorang nabi Tuhan yang dinyatakan Alkitab sebagai nabi yang benar, seorang nabi yang memiliki karunia khusus.
Kedua, merupakan kitab yang selalu dibaca pada pertemuan-pertemuan ibadah bangsa Yahudi.
Ketiga, sudah terbukti digunakan Tuhan Yesus ♥ sebagai referensi dalam khotbah-Nya atau menerimanya sebagai Firman Tuhan (Mat. 5:18; 8:17; 12:39,40; Luk. 4:17-18; 11:29; 24:27,44 dll).
Untuk pengkanonan Alkitab Perjanjian Baru, kitab-kitab tersebut harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
Pertama, ditulis oleh rasul-rasul Tuhan atau yang menjadi saksi mata langsung.
Kedua, tidak bertentangan dengan wahyu Allah ♥ dalam Perjanjian Lama.
Ketiga, diterima oleh masyarakat Kristen, memiliki sifat-sifat rohaniah, berpusat kepada Kristus dan diilhami oleh Roh Kudus.
Jika tidak memenuhi syarat ini, maka tidak dapat dimasukkan ke dalam Alkitab dan diakui sebagai Firman Tuhan.
Akhirnya ditetapkan bahwa Alkitab berisi 66 kitab, yang terdiri dari dua bagian besar, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Perjanjian Lama terdiri dari 39 kitab dan Perjanjian Baru terdiri dari 27 kitab.
Teks asli Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani; sedangkan Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani Koine atau Yunani klasik. Alkitab ditulis oleh lebih kurang 40 penulis dalam kurun waktu sekitar 1.500 tahun.
JBU
https://overcast.fm/+IqODwwUbg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar