Bagaimana Injil yang benar itu? Injil yang benar tertulis dalam kitab Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Injil yang telah diberitakan oleh Paulus.
Untuk memahami Injil yang diberitakan Paulus, perlulah mendalami surat-surat Paulus yang tertulis dalam Alkitab π
Di dalamnya memuat apa yang Tuhan ajarkan kepada mereka yang harus diteruskan kepada orang percaya di sepanjang abad.
Jadi bila seorang pembicara salah mengartikan isi Alkitab, itu berarti ia memberitakan Injil yang lain.
Injil yang benar adalah semua kebenaran yang termuat dalam Alkitab π
Bagaimana dapat memahami Injil yang benar kalau tidak memahami isi Alkitab?
Memang sebelum ada kitab Perjanjian Baru, murid-murid Tuhan Yesus belajar langsung dari Tuhan ♥
Tetapi setelah ada Alkitab orang percaya yang hendak mengenal Injil yang benar harus belajar dari Alkitab.
Tidak ada saluran lain yang diajarkan Tuhan selain Alkitab.
Hal ini ditegaskan Tuhan Yesus dentersebutan-Nya: Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang kuperintahkan kepada-Mu.
Jadi bukan Tuhan Yesus ♥ sendiri secara langsung, murid-murid-Nyalah yang meneruskan pengajaran-Nya, dan pengajaran Tuhan tersusun dalam Alkitab ini.
Tuhan Yesus Kristus tatkala memberitakan Injil di bumi selama 3,5 tahun, sebagian besar waktu-Nya digunakan untuk mengajar (Mat.4:23; 9:35; 26:55; Luk. 19:47 dll). Paulus pun dalam perjalanan pelayanannya mengajarkan “Injil” di mana-mana dengan mengajar.
Mengajarkan Injil artinya menjelaskan kebenaran Allah secara mendalam dan luas.
Pengajaran Yesus memiliki jelajah yang luas dan dalam.
Jadi misi Injili adalah pemberitaan Injil yang benar dengan mengajarkan sepenuh isi Alkitab π kepada umat manusia.
Memberitakan Injil sama dengan mengajarkan kebenaran Alkitab secara lengkap.
Hal ini dibuktikan dengan pernyataan Paulus dalam seluruh tulisannya dan kitab Ibrani.
Dalam Ibrani 6:1-2, disebutkan tentang asas-asas pertama dan ajaran tentang Kristus, selanjutnya ada ajaran lanjutan.
Oleh sebab itu, kalau mau mengerti ajaran Injil yang benar, orang percaya harus tekun belajar dengan sungguh-sungguh dan membutuhkan waktu panjang.
Tentu belajar dari orang yang mengerti ajaran tentang Injil Yesus Kristus ♥ tersebut dengan benar.
Selanjutnya, ajaran yang benar akan membuahkan “roh” dalam arti semangat atau gairah (Spirit) hidup yang benar.
Injil yang benar akan menciptakan manusia rohani yang hatinya ada di surga (Mat. 6:21-22). Injil artinya kabar baik.
Baik yang bagaimana? Kalau baiknya diarahkan kepada hal-hal dunia, maka itu berarti penyesatan.
Sebab hal-hal dunia atau fasilitas dunia juga bisa diberikan Iblis (Luk. 4:4-8).
Kata “baik” dari kata eu (Yunani) di sini adalah menyangkut “kebenaran”, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Rm. 14:17).
Jemaat harus dilepaskan dari Injil yang sesat (berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan jasmani semata-mata) dengan kuasa kebenaran Injil, yaitu kebenaran yang termuat dalam Alkitab π secara benar.
Inilah yang dimaksud bahwa Firman-Nya menguduskan (Yoh. 17:17).
Kenyataan hari ini jemaat lebih diarahkan kepada kepentingan fisik pemenuhan kebutuhan jasmani daripada batiniahnya yang harus terus menerus diperbaharui.
Menjadi orang percaya berarti telah dibawa kepada habitat baru, yaitu habitat warga Kerajaan Surga.
Dalam hal ini orang percaya harus berani meninggalkan dunia dengan segala konsepnya agar dapat menjadi umat Kerajaan Allah yang baik.
Gereja π yang benar adalah gereja yang sungguh-sunguh membawa umat Tuhan
kepada “perkara-perkara yang di atas”.
Inilah yang membedakan orang percaya dengan bangsa Israel secara lahiriah.
Mereka berorientasi kepada hal-hal dunia, makan minum, kawin mengawinkan, kesehatan dan lain sebagainya, sehingga mengabaikan hal-hal rohani yang seharusnya menjadi perhatian utama. Dengan uraian ini bukan berarti kita tidak membutuhkan pemenuhan kebutuhan jasmaniah.
Orang percaya memang membutuhkannya, tetapi hal-hal tersebut bukanlah tujuan utama kehidupan.
Belakangan ini masih dijumpai begitu banyak orang Kristen yang menjadikan hal-hal duniawi π tersebut sebagai tujuan utama kehidupan.
JBU
https://overcast.fm/+IqOB52f3I
Kumpulan dari Khotbah, Seminar dan hal lain yang berhubungan dengan Gereja Rehobot Ministry
Senin, 29 Oktober 2018
Minggu, 28 Oktober 2018
RH Truth Daily Enlightenment “PENGERTIAN INJIL” Pdt.DR. Erastus Sabdono 29 Oktober 2018
Kata Injil merupakan terjemahan dari bahasa Yunani euanggelion.
Kata eu berarti indah dan anggelion berarti berita.
Kata euanggelion sebenarnya pada mulanya berarti a reward for good tidings.
Dalam perkembangannya kata a reward dihilangkan, menjadi the good news (kabar baik) atau good message.
Kata euaggelion bertalian dengan kata kerja euanggelizo, yang berarti to bring or announce glad tidings.
Apa sebenarnya Injil itu? Banyak orang hanya memahami Injil sekadar kabar baik, tanpa memahami maksud kabar baik tersebut. Untuk memahami pengertian Injil secara benar, terlebih dahulu harus memahami maksud kata baik di sini.
Harus dipersoalkan baik menurut siapa dan baik yang bagaimana.
Tentu pengertian baik harus dari perspektif Tuhan, bukan dari sudut manusia.
Manusia dalam segala keterbatasannya tidak tahu apa yang baik.
Apa yang dipandang baik sering ternyata bukan sesuatu yang baik (Pkh. 6:12).
Seperti misalnya kebodohan orang-orang Yahudi pada zaman Yesus, memahami apa yang baik, mengakibatkan kegagalan menerima kabar baik dari Sang Mesias.
Mereka tidak memahami misi utama kedatangan Yesus Kristus, itulah sebabnya mereka hendak mengangkat Yesus ♥ jadi Raja menurut konsep mereka (Yoh. 6:15). Dengan tindakan itu mereka beranggapan akan memperoleh sesuatu yang baik, tetapi ternyata tidak.
Petrus mewakili murid-murid-Nya mencegah Tuhan Yesus pergi ke Yerusalem. Bagi mereka penyaliban Yesus adalah malapetaka, sebagai reaksi-Nya Tuhan Yesus menghardik Petrus dengan kata: Hai iblis, enyahlah dari pada-Ku (Mat. 16:23).
Tuhan Yesus ♥ menolak apa yang dipandang baik oleh mereka, sebab apa yang dipandang mereka baik sesungguhnya bukan sesuatu yang baik.
Sikap seperti ini pun ada di dalam kehidupan orang Kristen hari ini.
Selanjutnya harus ditemukan apakah yang baik menurut pandangan Tuhan bagi manusia? Menurut Tuhan yang baik adalah keselamatan. Persoalannya kemudian adalah apakah keselamatan itu? Keselamatan bukan hanya terhindar dari neraka dan diperkenankan masuk surga. Terhindar dari neraka dan diperkenankan masuk surga adalah buah dari keselamatan, bukan keselamatan itu sendiri.
Keselamatan adalah usaha Tuhan ♥ untuk memulihkan manusia segambar dengan Diri-Nya dan Injil adalah sarananya, sebab Injil adalah kekuatan Allah (Rm. 1:16).
Paulus dalam Galatia 6:1-10, menunjukkan adanya pemberitaan Injil yang sebenarnya bukan Injil, Alkitab menyebutnya “Injil yang lain” (Yun.eis heteron euanggelion; a different gospel).
Paulus mengatakan Injil jenis itu “sesungguhnya bukan Injil”. Inilah cara kerja Iblis yang menyesatkan. Dalam 2 Korintus 11:2-4 ditunjukkan kenyataan adanya pikiran jemaat yang disesatkan dari kesetiaan yang sejati kepada Kristus oleh “Injil yang lain” tersebut.
Bagi orang-orang yang baru menjadi Kristen, mereka tidak mampu membedakan manakah Injil yang benar dan yang tidak benar.
Demikian pula orang-orang Kristen yang hidup Kekristenannya tidak bertumbuh selama bertahun-tahun, mereka juga tidak mampu mengenali adanya “Injil yang lain” tersebut.
Hal ini terbukti dengan berbondong-bondongnya banyak orang Kristen yang sudah lama tertanam di gereja mainstream (gereja yang sudah permanen), pindah ke gereja-gereja yang mengajarkan Injil yang sebenarnya bukan Injil.
Menanggapi adanya “Injil yang sesungguhnya bukan Injil”, orang percaya harus waspada. Dalam 2 Korintus 11:2-4, dikatakan bahwa penyesatan atas orang percaya sama dengan tipuan Iblis kepada Hawa.
Keberhasilan Iblis menjatuhkan manusia ternyata dengan menyesatkan pikirannya, yaitu melalui informasi yang bertentangan dengan kebenaran yang disuntikkan ke dalam pikiran manusia, maka tewaslah ia.
Dalam Galatia 1:8-9 dikatakan bahwa kalau ada yang memberitakan Injil yang lain baik malaikat mapun manusia “terkutuklah dia”.
Dengan pernyataan ini, menunjukkan betapa berbahayanya “Injil lain”.
Injil yang lain inilah yang dapat mengakibatkan orang percaya meleset dari panggilan Allah.
Berkaitan dengan hal ini Alkitab π tegas memperingatkan: Jangan mengajarkan ajaran lain (1Tim. 1:3). Ajaran lain di sini sama dengan Injil.
JBU
https://overcast.fm/+IqOCMVntA
Kata eu berarti indah dan anggelion berarti berita.
Kata euanggelion sebenarnya pada mulanya berarti a reward for good tidings.
Dalam perkembangannya kata a reward dihilangkan, menjadi the good news (kabar baik) atau good message.
Kata euaggelion bertalian dengan kata kerja euanggelizo, yang berarti to bring or announce glad tidings.
Apa sebenarnya Injil itu? Banyak orang hanya memahami Injil sekadar kabar baik, tanpa memahami maksud kabar baik tersebut. Untuk memahami pengertian Injil secara benar, terlebih dahulu harus memahami maksud kata baik di sini.
Harus dipersoalkan baik menurut siapa dan baik yang bagaimana.
Tentu pengertian baik harus dari perspektif Tuhan, bukan dari sudut manusia.
Manusia dalam segala keterbatasannya tidak tahu apa yang baik.
Apa yang dipandang baik sering ternyata bukan sesuatu yang baik (Pkh. 6:12).
Seperti misalnya kebodohan orang-orang Yahudi pada zaman Yesus, memahami apa yang baik, mengakibatkan kegagalan menerima kabar baik dari Sang Mesias.
Mereka tidak memahami misi utama kedatangan Yesus Kristus, itulah sebabnya mereka hendak mengangkat Yesus ♥ jadi Raja menurut konsep mereka (Yoh. 6:15). Dengan tindakan itu mereka beranggapan akan memperoleh sesuatu yang baik, tetapi ternyata tidak.
Petrus mewakili murid-murid-Nya mencegah Tuhan Yesus pergi ke Yerusalem. Bagi mereka penyaliban Yesus adalah malapetaka, sebagai reaksi-Nya Tuhan Yesus menghardik Petrus dengan kata: Hai iblis, enyahlah dari pada-Ku (Mat. 16:23).
Tuhan Yesus ♥ menolak apa yang dipandang baik oleh mereka, sebab apa yang dipandang mereka baik sesungguhnya bukan sesuatu yang baik.
Sikap seperti ini pun ada di dalam kehidupan orang Kristen hari ini.
Selanjutnya harus ditemukan apakah yang baik menurut pandangan Tuhan bagi manusia? Menurut Tuhan yang baik adalah keselamatan. Persoalannya kemudian adalah apakah keselamatan itu? Keselamatan bukan hanya terhindar dari neraka dan diperkenankan masuk surga. Terhindar dari neraka dan diperkenankan masuk surga adalah buah dari keselamatan, bukan keselamatan itu sendiri.
Keselamatan adalah usaha Tuhan ♥ untuk memulihkan manusia segambar dengan Diri-Nya dan Injil adalah sarananya, sebab Injil adalah kekuatan Allah (Rm. 1:16).
Paulus dalam Galatia 6:1-10, menunjukkan adanya pemberitaan Injil yang sebenarnya bukan Injil, Alkitab menyebutnya “Injil yang lain” (Yun.eis heteron euanggelion; a different gospel).
Paulus mengatakan Injil jenis itu “sesungguhnya bukan Injil”. Inilah cara kerja Iblis yang menyesatkan. Dalam 2 Korintus 11:2-4 ditunjukkan kenyataan adanya pikiran jemaat yang disesatkan dari kesetiaan yang sejati kepada Kristus oleh “Injil yang lain” tersebut.
Bagi orang-orang yang baru menjadi Kristen, mereka tidak mampu membedakan manakah Injil yang benar dan yang tidak benar.
Demikian pula orang-orang Kristen yang hidup Kekristenannya tidak bertumbuh selama bertahun-tahun, mereka juga tidak mampu mengenali adanya “Injil yang lain” tersebut.
Hal ini terbukti dengan berbondong-bondongnya banyak orang Kristen yang sudah lama tertanam di gereja mainstream (gereja yang sudah permanen), pindah ke gereja-gereja yang mengajarkan Injil yang sebenarnya bukan Injil.
Menanggapi adanya “Injil yang sesungguhnya bukan Injil”, orang percaya harus waspada. Dalam 2 Korintus 11:2-4, dikatakan bahwa penyesatan atas orang percaya sama dengan tipuan Iblis kepada Hawa.
Keberhasilan Iblis menjatuhkan manusia ternyata dengan menyesatkan pikirannya, yaitu melalui informasi yang bertentangan dengan kebenaran yang disuntikkan ke dalam pikiran manusia, maka tewaslah ia.
Dalam Galatia 1:8-9 dikatakan bahwa kalau ada yang memberitakan Injil yang lain baik malaikat mapun manusia “terkutuklah dia”.
Dengan pernyataan ini, menunjukkan betapa berbahayanya “Injil lain”.
Injil yang lain inilah yang dapat mengakibatkan orang percaya meleset dari panggilan Allah.
Berkaitan dengan hal ini Alkitab π tegas memperingatkan: Jangan mengajarkan ajaran lain (1Tim. 1:3). Ajaran lain di sini sama dengan Injil.
JBU
https://overcast.fm/+IqOCMVntA
RH Truth Daily Enlightenment “KUASA ILAHI YANG MEMBEBASKAN” Pdt.DR. Erastus Sabdono 28 Oktober 2018
Kedua, pengenalan akan Tuhan berperan dalam penanggalan nafsu daging.
Dalam Yohanes 8:31-32 terdapat pernyataan Tuhan Yesus yang berkaitan dengan pengenalan akan Tuhan yang dikalimatkan “Mengenal kebenaran” (Yun. gnosesthe aletheian). Tuhan Yesus berkata “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu”.
Kemerdekaan ini adalah kemerdekaan dari dosa. Dalam hal ini harus kita mengerti bahwa ketika seseorang bertobat dengan menerima Yesus sebagai Tuhan ♥ dan Juruselamat, dosa-dosa masa lalu dihapus, tetapi “kodrat dosa” (sinful nature) tidak otomatis lenyap. Sejak pertobatan awal itulah Tuhan menghendaki orang percaya bertumbuh dalam kesucian.
Langkah atau proses di atas ini dikalimatkan sebagai: penanggalan manusia lama yang menyesatkan. Berbicara mengenai penyesatan, biasanya selalu dihubungkan dengan ajaran, yaitu ajaran yang tidak sesuai dengan Alkitab.
Namun ternyata penyesatan bukan hanya berkaitan dengan pengajaran, tetapi juga dengan tingkah laku manusia.
Dalam hal ini penyesatan berkaitan dengan nafsu (Yun: epithumia – strong desire). Dalam Roma 13:14, epithumia ini diterjemahkan “sinful nature“.
Penanggalan manusia lama ini berlangsung oleh sarana pengenalan akan kebenaran Firman Tuhan.
Dalam 2 Petrus 1:3-4 kita temukan penjelasan Petrus mengenai hubungan pengenalan akan Tuhan dengan kesucian hidup.
Ada beberapa pokok pikiran yang harus diperhatikan dengan seksama dari ayat tersebut: Penting dipahami kalimat “kuasa ilahi menganugerahkan kepada kita segala sesuatu untuk hidup saleh”, yang mengisyaratkan bahwa kuasa Tuhan ♥ bukan hanya dikaitkan dengan perbuatan-perbuatan spektakuler, tanda-tanda ajaib dalam pelayanan.
Dalam ayat ini tekanan maksud kuasa Ilahi Tuhan diberikan “guna hidup yang saleh”. Agar kita mengambil bagian dalam kodrat Ilahi. Kedua, kuasa Ilahi tersebut tersalur melalui “pengenalan akan Tuhan”. Perhatikan “oleh pengenalan kita akan Dia”.
Dalam teks aslinya “dia tes epignoseos tou kaleo antos hemas” (through the full knowledge of the One calling us).
Ibarat pipa saluran, saluran untuk mendayagunakan kuasa Ilahi yang berguna untuk hidup yang saleh adalah pengenalan akan Tuhan.
Akhirnya pengenalan akan Tuhan memerdekakan kita dari ikatan mammon.
Kemerdekaan dari ikatan mammon ini menyangkut kemerdekaan dari pola pikir duniawi.
Tuhan ♥ menghendaki kita memasuki perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Perlombaan itu adalah menanggalkan segala beban dan dosa (Ibr. 12:1).
Segala beban maksudnya adalah keterikatan kita dengan dunai ini.
Bila kita menghubungkan hal kemerdekaan dari ikatan perkara duniawi dengan pengenalan akan Tuhan, kita dapati relasional yang erat pula.
Dalam Matius 6:19-21, ketika Tuhan ♥ berbicara mengenai mengumpulkan harta di surga, Yesus berbicara mengenai “mata adalah pelita tubuh”. Mata di sini adalah pengertian tentang hidup.
Kalau pengertian kita tentang hidup sudah salah, maka gelaplah hidup kita. Kita akan memandang keliru berbagai hal dalam hidup ini dan bertindak keliru.
Dalam perikop Matius 6:19-24 orientasi pembicaraan Tuhan mengenai mammon.
Tuhan Yesus ♥ hendak menjelaskan di sini bahwa orang-orang yang hidup untuk mammon adalah orang-orang yang gelap hidupnya.
Perasukan Iblis atas manusia bukan saja kalau seseorang kerasukan setan
yang manisfestasinya secara lahiriah menakutkan,
tetapi filsafat mammonisme yang membuat manusia mengesampingkan
segala sesuatu bahkan Allah sendiri adalah perasukan setan yang sangat berbahaya.
Berkenaan dengan ini kita menemukan betapa pentingnya kebenaran Firman Tuhan yang mengubah pikiran dan pengertian kita untuk mengenal kebenaran-Nya (Yoh. 17:17; Rm. 12:2). Sebab bila kita tidak bertumbuh dalam pengertian kebenaran Allah, kekayaan akan menipu kita (Mat. 13:22).
Tipu daya inilah yang membuat orang Kristen tidak bertumbuh. Dosa mammonisme adalah bentuk ikatan yang menenggelamkan manusia kepada kebinasaan.
Pelepasan dari ikatan ini maksudnya adalah mengerti kebenaran Firman-Nya dan bertumbuh dalam pengenalan akan Allah.
Dalam ucapan-Nya (Mat. 6:22-23) ini Tuhan Yesus ♥ menegaskan kalau pengertian seseorang tentang kebenaran sudah gelap, maka gelaplah hidupnya, cara memandang dunia dan harta dunia pasti keliru. Orang-orang seperti ini masih terikat dengan perkara duniawi.
JBU
https://overcast.fm/+IqODJIm8U
Dalam Yohanes 8:31-32 terdapat pernyataan Tuhan Yesus yang berkaitan dengan pengenalan akan Tuhan yang dikalimatkan “Mengenal kebenaran” (Yun. gnosesthe aletheian). Tuhan Yesus berkata “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu”.
Kemerdekaan ini adalah kemerdekaan dari dosa. Dalam hal ini harus kita mengerti bahwa ketika seseorang bertobat dengan menerima Yesus sebagai Tuhan ♥ dan Juruselamat, dosa-dosa masa lalu dihapus, tetapi “kodrat dosa” (sinful nature) tidak otomatis lenyap. Sejak pertobatan awal itulah Tuhan menghendaki orang percaya bertumbuh dalam kesucian.
Langkah atau proses di atas ini dikalimatkan sebagai: penanggalan manusia lama yang menyesatkan. Berbicara mengenai penyesatan, biasanya selalu dihubungkan dengan ajaran, yaitu ajaran yang tidak sesuai dengan Alkitab.
Namun ternyata penyesatan bukan hanya berkaitan dengan pengajaran, tetapi juga dengan tingkah laku manusia.
Dalam hal ini penyesatan berkaitan dengan nafsu (Yun: epithumia – strong desire). Dalam Roma 13:14, epithumia ini diterjemahkan “sinful nature“.
Penanggalan manusia lama ini berlangsung oleh sarana pengenalan akan kebenaran Firman Tuhan.
Dalam 2 Petrus 1:3-4 kita temukan penjelasan Petrus mengenai hubungan pengenalan akan Tuhan dengan kesucian hidup.
Ada beberapa pokok pikiran yang harus diperhatikan dengan seksama dari ayat tersebut: Penting dipahami kalimat “kuasa ilahi menganugerahkan kepada kita segala sesuatu untuk hidup saleh”, yang mengisyaratkan bahwa kuasa Tuhan ♥ bukan hanya dikaitkan dengan perbuatan-perbuatan spektakuler, tanda-tanda ajaib dalam pelayanan.
Dalam ayat ini tekanan maksud kuasa Ilahi Tuhan diberikan “guna hidup yang saleh”. Agar kita mengambil bagian dalam kodrat Ilahi. Kedua, kuasa Ilahi tersebut tersalur melalui “pengenalan akan Tuhan”. Perhatikan “oleh pengenalan kita akan Dia”.
Dalam teks aslinya “dia tes epignoseos tou kaleo antos hemas” (through the full knowledge of the One calling us).
Ibarat pipa saluran, saluran untuk mendayagunakan kuasa Ilahi yang berguna untuk hidup yang saleh adalah pengenalan akan Tuhan.
Akhirnya pengenalan akan Tuhan memerdekakan kita dari ikatan mammon.
Kemerdekaan dari ikatan mammon ini menyangkut kemerdekaan dari pola pikir duniawi.
Tuhan ♥ menghendaki kita memasuki perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Perlombaan itu adalah menanggalkan segala beban dan dosa (Ibr. 12:1).
Segala beban maksudnya adalah keterikatan kita dengan dunai ini.
Bila kita menghubungkan hal kemerdekaan dari ikatan perkara duniawi dengan pengenalan akan Tuhan, kita dapati relasional yang erat pula.
Dalam Matius 6:19-21, ketika Tuhan ♥ berbicara mengenai mengumpulkan harta di surga, Yesus berbicara mengenai “mata adalah pelita tubuh”. Mata di sini adalah pengertian tentang hidup.
Kalau pengertian kita tentang hidup sudah salah, maka gelaplah hidup kita. Kita akan memandang keliru berbagai hal dalam hidup ini dan bertindak keliru.
Dalam perikop Matius 6:19-24 orientasi pembicaraan Tuhan mengenai mammon.
Tuhan Yesus ♥ hendak menjelaskan di sini bahwa orang-orang yang hidup untuk mammon adalah orang-orang yang gelap hidupnya.
Perasukan Iblis atas manusia bukan saja kalau seseorang kerasukan setan
yang manisfestasinya secara lahiriah menakutkan,
tetapi filsafat mammonisme yang membuat manusia mengesampingkan
segala sesuatu bahkan Allah sendiri adalah perasukan setan yang sangat berbahaya.
Berkenaan dengan ini kita menemukan betapa pentingnya kebenaran Firman Tuhan yang mengubah pikiran dan pengertian kita untuk mengenal kebenaran-Nya (Yoh. 17:17; Rm. 12:2). Sebab bila kita tidak bertumbuh dalam pengertian kebenaran Allah, kekayaan akan menipu kita (Mat. 13:22).
Tipu daya inilah yang membuat orang Kristen tidak bertumbuh. Dosa mammonisme adalah bentuk ikatan yang menenggelamkan manusia kepada kebinasaan.
Pelepasan dari ikatan ini maksudnya adalah mengerti kebenaran Firman-Nya dan bertumbuh dalam pengenalan akan Allah.
Dalam ucapan-Nya (Mat. 6:22-23) ini Tuhan Yesus ♥ menegaskan kalau pengertian seseorang tentang kebenaran sudah gelap, maka gelaplah hidupnya, cara memandang dunia dan harta dunia pasti keliru. Orang-orang seperti ini masih terikat dengan perkara duniawi.
JBU
https://overcast.fm/+IqODJIm8U
Jumat, 26 Oktober 2018
RH Truth Daily Enlightenment “PENGENALAN AKAN ALLAH” Pdt. DR. Erastus Sabdono 27 Oktober 2018
Pemberitaan kebenaran merupakan hal yang utama dan penting dalam pelayanan gereja Tuhan.
Hal ini ditunjukkan oleh berita dalam Kisah Rasul 6:1-2. Para rasul Tuhan perlu mengutamakan pelayanan pemberita Firman, karenanya pelayanan diakonia perlu diserahkan kepada orang lain.
Hal itu dimaksudkan agar para rasul dapat memberi perhatiannya kepada pemberitaan Firman.
Alkitab π berkata bahwa umat-Nya binasa karena tidak mengenal Allah (Hos. 4:6).
Kata “binasa” dalam salah satu terjemahan Alkitab bahasa Inggris diterjemahkan: destroyed.
Kata ini teks aslinya dari akar kata “dama” yang dapat diterjemahkan selain “to destroy” juga dapat dimengerti sebagai “be cut down, to be dumb. Kalimat “karena tidak mengenal” dalam teks lain disebutkan “kekurangan dalam mengenal Tuhan” (lack of knowledge).
Mereka binasa bukan karena dosa-dosa fisik seperti yang sering disebut-sebut atau dikenal secara umum, tetapi karena tidak atau kurang mengenal Tuhan ♥
Dari pernyataan Hosea ini jelaslah dapat ditemukan peran pengenalan akan Tuhan dalam kehidupan umat yang sangat besar, sebab kurang atau tidaknya pengenalan akan Tuhan dapat membinasakan umat.
Pengenalan akan Tuhan merupakan pilar penting bangunan kehidupan iman orang percaya.
Dalam Yohanes 17:3, Tuhan Yesus berujar: Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus ♥ yang telah Engkau utus. Kata “hidup kekal” bukan hanya berbicara mengenai “panjangnya hidup” sebab bukan hanya di surga ada kekalan di neraka pun juga kekal.
Tetapi hidup kekal juga berbicara mengenai “dalamnya hidup”, mutu atau kualitas hidup. Dengan demikian jelaslah bahwa pengenalan akan Tuhan menentukan kualitas hidup manusia.
Itulah sebabnya Petrus di akhir suratnya berharap dan menghimbau agar orang percaya bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan: Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. BagiNya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya (2Ptr. 3:18).
Apa yang menandai kualitas hidup kita ditingkatkan. Untuk mengerti relasional bahwa pengenalan akan Tuhan ♥ menentukan kwalitas hidup umat Tuhan, dapat dijelaskan dalam butir-butir berikut:
Pertama, pengenalan akan Tuhan melepaskan beban kehidupan (Mat. 11:28). Terdapat “undangan kelegaan” dari Tuhan Yesus bagi mereka yang berlelah.
Undangan kelegaan ini sering dipahami secara miskin sehingga kebenaran ayat ini tidak terwujud dalam kehidupan. Untuk memahami ayat ini hendaknya kita memperhatikan konteksnya, yaitu ayat sebelum dan sesudahnya (Mat. 11:25-27). Ternyata Tuhan Yesus berbicara mengenai pengenalan akan Tuhan.
Hendaknya kita tidak mensimplifikasi kebenaran atau menyederhanakannya
sehingga kehilangan maksud kebenaran ayat tersebut.
“Marilah kepadaKu, …. kamu akan beroleh kelegaan”, kalimat ini simpel atau sederhana sekali.
Tetapi di balik kalimat ini ada proses atau mekanismenya. Dari “letih lesu dan berbeban berat” sampai “memperoleh kelegaan” terdapat proses atau mekanisme.
Ternyata kunci proses atau mekanisme adalah mengenal Bapa ♥ dan Anak.
Bila kita analisa secara jujur dan teliti, ternyata terdapat proses untuk menerima ketenangan jiwa. Kata kelegaan (Yun.anapauso) dalam ayat 28 ternyata juga terdapat dalam ayat 29 yang dalam teks bahasa Indonesia diterjemahkan “ketenangan jiwa”.
Proses atau mekanisme itu terletak pada kata “belajar pada-Ku”. Kata belajar harus dikaitkan dengan konteks pembicaraan Tuhan di Matius 11:25-27, perlu dicamkan kalimat “dinyatakan kepada orang kecil”, apa yang dinyatakan? rahasia tentang “pengenalan akan Bapa dan Anak”.
Selama ini banyak orang memahami “terlepas dari beban dan memperoleh kelegaan” dengan pemahaman yang tidak tepat, yaitu cukup memberikan penumpangan tangan maka “everything is running well”, segala sesuatu berjalan dengan baik atau menjadi beres.
Pola ini akan mendidik jemaat tidak bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan tidak bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan ♥ sampai ia dapat mandiri.
Ini bukan berarti praktik penumpangan tangan untuk orang yang terbeban atau dalam masalah merupakan praktik pelayanan yang keliru. Penumpangan tangan berdoa untuk orang yang terbeban atau bermasalah bukanlah penyelesaian fundamental dan permanen.
Penumpangan dapat memberikan kelegaan sesaat atau mengawali sebuah pemulihan atau kelegaan, yang pada hakikatnya harus disertai dengan pertumbuhan pengenalan akan Tuhan.
JBU
https://overcast.fm/+IqOCKeodM
Hal ini ditunjukkan oleh berita dalam Kisah Rasul 6:1-2. Para rasul Tuhan perlu mengutamakan pelayanan pemberita Firman, karenanya pelayanan diakonia perlu diserahkan kepada orang lain.
Hal itu dimaksudkan agar para rasul dapat memberi perhatiannya kepada pemberitaan Firman.
Alkitab π berkata bahwa umat-Nya binasa karena tidak mengenal Allah (Hos. 4:6).
Kata “binasa” dalam salah satu terjemahan Alkitab bahasa Inggris diterjemahkan: destroyed.
Kata ini teks aslinya dari akar kata “dama” yang dapat diterjemahkan selain “to destroy” juga dapat dimengerti sebagai “be cut down, to be dumb. Kalimat “karena tidak mengenal” dalam teks lain disebutkan “kekurangan dalam mengenal Tuhan” (lack of knowledge).
Mereka binasa bukan karena dosa-dosa fisik seperti yang sering disebut-sebut atau dikenal secara umum, tetapi karena tidak atau kurang mengenal Tuhan ♥
Dari pernyataan Hosea ini jelaslah dapat ditemukan peran pengenalan akan Tuhan dalam kehidupan umat yang sangat besar, sebab kurang atau tidaknya pengenalan akan Tuhan dapat membinasakan umat.
Pengenalan akan Tuhan merupakan pilar penting bangunan kehidupan iman orang percaya.
Dalam Yohanes 17:3, Tuhan Yesus berujar: Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus ♥ yang telah Engkau utus. Kata “hidup kekal” bukan hanya berbicara mengenai “panjangnya hidup” sebab bukan hanya di surga ada kekalan di neraka pun juga kekal.
Tetapi hidup kekal juga berbicara mengenai “dalamnya hidup”, mutu atau kualitas hidup. Dengan demikian jelaslah bahwa pengenalan akan Tuhan menentukan kualitas hidup manusia.
Itulah sebabnya Petrus di akhir suratnya berharap dan menghimbau agar orang percaya bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan: Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. BagiNya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya (2Ptr. 3:18).
Apa yang menandai kualitas hidup kita ditingkatkan. Untuk mengerti relasional bahwa pengenalan akan Tuhan ♥ menentukan kwalitas hidup umat Tuhan, dapat dijelaskan dalam butir-butir berikut:
Pertama, pengenalan akan Tuhan melepaskan beban kehidupan (Mat. 11:28). Terdapat “undangan kelegaan” dari Tuhan Yesus bagi mereka yang berlelah.
Undangan kelegaan ini sering dipahami secara miskin sehingga kebenaran ayat ini tidak terwujud dalam kehidupan. Untuk memahami ayat ini hendaknya kita memperhatikan konteksnya, yaitu ayat sebelum dan sesudahnya (Mat. 11:25-27). Ternyata Tuhan Yesus berbicara mengenai pengenalan akan Tuhan.
Hendaknya kita tidak mensimplifikasi kebenaran atau menyederhanakannya
sehingga kehilangan maksud kebenaran ayat tersebut.
“Marilah kepadaKu, …. kamu akan beroleh kelegaan”, kalimat ini simpel atau sederhana sekali.
Tetapi di balik kalimat ini ada proses atau mekanismenya. Dari “letih lesu dan berbeban berat” sampai “memperoleh kelegaan” terdapat proses atau mekanisme.
Ternyata kunci proses atau mekanisme adalah mengenal Bapa ♥ dan Anak.
Bila kita analisa secara jujur dan teliti, ternyata terdapat proses untuk menerima ketenangan jiwa. Kata kelegaan (Yun.anapauso) dalam ayat 28 ternyata juga terdapat dalam ayat 29 yang dalam teks bahasa Indonesia diterjemahkan “ketenangan jiwa”.
Proses atau mekanisme itu terletak pada kata “belajar pada-Ku”. Kata belajar harus dikaitkan dengan konteks pembicaraan Tuhan di Matius 11:25-27, perlu dicamkan kalimat “dinyatakan kepada orang kecil”, apa yang dinyatakan? rahasia tentang “pengenalan akan Bapa dan Anak”.
Selama ini banyak orang memahami “terlepas dari beban dan memperoleh kelegaan” dengan pemahaman yang tidak tepat, yaitu cukup memberikan penumpangan tangan maka “everything is running well”, segala sesuatu berjalan dengan baik atau menjadi beres.
Pola ini akan mendidik jemaat tidak bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan tidak bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan ♥ sampai ia dapat mandiri.
Ini bukan berarti praktik penumpangan tangan untuk orang yang terbeban atau dalam masalah merupakan praktik pelayanan yang keliru. Penumpangan tangan berdoa untuk orang yang terbeban atau bermasalah bukanlah penyelesaian fundamental dan permanen.
Penumpangan dapat memberikan kelegaan sesaat atau mengawali sebuah pemulihan atau kelegaan, yang pada hakikatnya harus disertai dengan pertumbuhan pengenalan akan Tuhan.
JBU
https://overcast.fm/+IqOCKeodM
Kamis, 25 Oktober 2018
( Sunday Bible Teaching ) SBT, 21 Oktober 2018 Pdt. DR. Erastus Sabdono
Menemukan pengetahuan pengenalan tentang Dia tidak mudah.
Alkitab π mengatakan penyesatan harus ada.
Itu berarti Allah tidak akan menutup kemungkinan adanya penyesatan.
Ini hukum kehidupan yang Allah telah ada tetapkan.
Ada pohon kehidupan dan pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat.
Ingat kata " Pengetahuan "
Ada kebenaran yang menghidupkan jika itu kebenaran dari Allah
Tetapi ada pohon pengetahuan yang baik dan jahat yang membinasakan atau membunuh.
Dan Allah ♥ tidak mencegah adanya penyesatan itu.
Jadi setiap individu harus berjuang untuk menemukan kebenaran dan Allah seakan - akan diam.
Di sini dituntun setiap orang mempunyai kerinduan yang benar dan Keseriusan yang benar untuk berinteraksi dengan Allah.
Kalau orang sungguh - sungguh mau berinteraksi dengan Allah.
Dia akan berusaha menemukan kebenaran yang akan membangun interaksi yang ideal dengan Allah yang benar tersebut.
Di dalam pencarian terhadap kebenaran akan Allah atau tentang pengetahuan tentang Allah, nurani seseorang harus diaktifkan.
Dan Alkitab π mengatakan kalau seseorang sudah tidak benar dalam materi kalimat
Lukas 11 - 16 itu setia dalam hal mamon, tidak benar dalam bersikap terhadap kekayaam, ia tidak akan bisa mengerti kebenaran.
Belum berinteraksi dengan Allah, baru menemukan pengetahuannya saja sudah kondisional, sudah harus bersyarat.
Kalau seseorang mengingini nya, yang dikatakan Alkitab sebagai haus dan lapar akan kebenaran.
Setiap individu akan menentukan nasibmya.
Bukan Allah ♥ yang menentukan nasibnya.
Apakah dirinya membiarkan haus dan lapar akan dunia dan segala keindahannya atau haus dan lapar akan kebenaran.
Apakah dia mau menkonsumsi buah dari pohon kehidupan atau buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat ?
Ini tergantung kehendak bebas diajarkannya cara sangat misteri seseorang karena sifatnya konfidensial / bersifat pribadi.
Setiap individu memiliki pergumulan yang sangat khusus.
Allah ♥ pasti memberi kesempatan - kesempatan kepada individu ini.
Kesempatan - kesempatan harus digunakan.
Tidak mungkin memojokkan seseorang tidak dapat memilih.
Pasti ada momentum yang memutuskan seseorang untuk memilih.
Barangkali Kita sudah terjerumus dengan cara berpikr yang salah, selera yang salah, dengan kehendak yang salah.
Tapi karena hadir mendengar suara kebenaran ini atau melalui you tube atau buku.
Kita sudah menyerap atau meneguk yang bukan kebenaran di pikiran, sehingga membangun kehausan atau selera yang salah.
Dengan demikian kehendak kita pasti tidak diarahkan kerajaan Allah.
Tetapi sekarang mendapat kesempatan untuk mendengar kebenaran supaya pikiran
ditransformasi.
Selera kita mulai diubah sedikit demi sedikit dan kehendak kita diarahkan seperti yang Firman katakan mencari perkara yang di atas bukan di bumi π
Itulah sebabnya firman Tuhan mengatakan Injil adalah kuasa Allah yang menyelamatkan.
Yohanes 17 : 17
Tuhan Yesus berkata : "Kuduskanlah mereka dalam kebenaran, firmanKu adalah kebenaran."
Yohanes 8 : 31 - 32
Kalau kamu tetap dalam FirmanKu, kamu benar - benar muridKu, kamu akan mengenal kebenaran, dan kebenaran itu akan membebaskan kamu.
Tuhan juga mengatakan "Datanglah kepadaKu kamu yang letih lesu berbeban berat Aku akan memberi kelegaam kepadamu".
Kenapa kamu letih lesu dan berbeban berat ?
Karena banyak hasrat dan keinginan, banyak selera, ini melelahkan.
Akhiri jalan hidupmu untuk menyerap kebenaran.
Setiap individu pasti memiki kesempatan - kesempatan itu.
Satu pihak Allah ♥ memiliki juru bicara - juru bicaranya.
Tetapi pihak lain setan juga punya juru bicaranya.
Kalau juru bicara itu di luar gereja sangat mudah dikenali.
Tapi kalau juru bicara itu ada di dalam gereja π tidak mudah dikenali.
Mereka juga membawa Alkitab.
Mereka juga menafsirkan Alkitab.
Dan mengclaim bahwa apa yang diajarkannya itu benar.
Sekarang jemaat bisa dalam keadaan bingung.
Apa yang benar ?
Siapa yang sesat ?
Kalau setan bisa melingkar di luar tembok Eden, maka itu tidak membahayakan.
Ternyata ular bisa melingkar di pohon pengetahuan tentang baik dan jahat.
Ini sama dengan dengan
Iblis juga bisa melingkar di mimbar - mimbar gereja.
Tidak mengajarkan hal yang buruk, secara etika secara umum.
Tidak mengajarkan hal yang melanggar moral.
Tetapi cukup membuat orang Kristen tidak menemukan kebenaran yang murni yang membawa maksud keselamatan itu.
Jadi yang diajarkan Atheologi.
Theologi : ilmu tentang Tuhan yang benar.
Atheologi adalah : Ajaran yang tidak sesuai dengan Allah yang benar.
Tetapi siapa yang bisa membedakan Theologi dan Atheologi ?
Theologia bukan hanya dirumuskan di buku, ditafsir jadi kajian.
Allah ♥ itu hidup yang harus dikenali, ada interaksi secara ideal.
Masalahnya banyak pandangan - pandangan Theologi dirumuskan oleh para Theolog - Theolog
500 th yang lalu
1000 th yang lalu
1500 th yang lalu
1700 th yang lalu
1800 th yang lalu
Bukan salah, bisa efektif di zaman itu.
Tapi dunia ini berubah, keadaan setiap saat bisa berubah.
Mestinya orang mengenali Allah hari ini, bukan Allah sejarah.
Seorang hamba Tuhan, seorang pembicara,
seorang pengajar dia harus mengerti isi Alkitab.
Tentu dia harus belajar dokumen - dokumen yang sudah ada.
Pandangan - pandangan Theolog yang sudah ada.
Tetapi juga tidak menutup kemungkinan penemuan - penemuan yang baru.
Dunia ilmu pengetahuan sekuler pasti paralel dengan dunia rohani.
Kebenaran itu selalu paralel.
Kalau dunia π hari ini berkembang begitu hebat dan orang bisa menemukan ilmu pengetahuan begitu luar biasa.
Dan di lain pihak Kejahatan manusia semakin luar biasa.
Kebenaran Injil harus semakin murni yang mampu mengangkat menarik manusia dari dunia yang semakin bejat dan jahat ini.
Kita harus menghargai pandangan - pandangan Theolog masa lalu sebagai acuan dan bahan pertimbangan, tetapi dunia hari ini harus dihadapi kebenaran hari ini yang tentu bersumber dari Alkitab π
Kesalahan Theolog hari inj yang menganggap pandangan Theolog - Theolog itu sudah sejajar dengan Alkitab.
Di luar itu salah.
Kita harus berinteraksi dengan Allah secara konkrit tentu dipandu kebenaran Firman.
Setiap hari kita sediakan waktu 30 menit untuk bertemu Tuhan.
Dan Tuhan akan berbicara kepada kita.
Dia Tuhan yang hidup dan nyata.
Harusnya Kekristenan itu mengubah manusia untuk berkodrat Ilahi serupa dengan Yesus.
Tujuan keselamatan manusia didandani untuk mengambil bagian dalam kekudusan Allah atau berkodrat ilahi.
Kita harus menyuarakan kebenaran yang Tuhan Yesus ajarkan.
Th 380 masehi Kekristenan menjadi agama negara, tetapi ratusan tahun sesudah aniaya.
Mereka memiliki pengertian - pemgertian, dan Alkitab mulai utuh.
Sekarang Tuhan ♥ tidak membawa kita kepasa aniaya.
Dunia terbuka, dan kita bisa menikmati dunia secara wajar seperti manusia lain.
Pengertian kita harus jalan dalam hubungan yang konkrit dan nyata dengan Allah.
Kita tidak boleh mewarisi apa yang diwarisi gereja, hanya berliturgi setiap minggu.
Tetapi tidak mengajar kebenaran seperti yang Tuhan Yesus ajarkan.
Lukas 16 : 11
Kita tidak boleh terikat mamon.
Yesus datang tidak mendatangkan kelimoahan jasmani tetapi kelimoahan rohani.
Dia datang memberikan penderitaan.
Jadi mengenal Keberadaan Allah kita yang benar harus kita pahami lewat Perjanjian Lama.
Lalu masuk perjanjian baru.
Kita bisa bertemu Tuhan lewat doa, lewat nurani yang bersih.
JBU π·
Alkitab π mengatakan penyesatan harus ada.
Itu berarti Allah tidak akan menutup kemungkinan adanya penyesatan.
Ini hukum kehidupan yang Allah telah ada tetapkan.
Ada pohon kehidupan dan pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat.
Ingat kata " Pengetahuan "
Ada kebenaran yang menghidupkan jika itu kebenaran dari Allah
Tetapi ada pohon pengetahuan yang baik dan jahat yang membinasakan atau membunuh.
Dan Allah ♥ tidak mencegah adanya penyesatan itu.
Jadi setiap individu harus berjuang untuk menemukan kebenaran dan Allah seakan - akan diam.
Di sini dituntun setiap orang mempunyai kerinduan yang benar dan Keseriusan yang benar untuk berinteraksi dengan Allah.
Kalau orang sungguh - sungguh mau berinteraksi dengan Allah.
Dia akan berusaha menemukan kebenaran yang akan membangun interaksi yang ideal dengan Allah yang benar tersebut.
Di dalam pencarian terhadap kebenaran akan Allah atau tentang pengetahuan tentang Allah, nurani seseorang harus diaktifkan.
Dan Alkitab π mengatakan kalau seseorang sudah tidak benar dalam materi kalimat
Lukas 11 - 16 itu setia dalam hal mamon, tidak benar dalam bersikap terhadap kekayaam, ia tidak akan bisa mengerti kebenaran.
Belum berinteraksi dengan Allah, baru menemukan pengetahuannya saja sudah kondisional, sudah harus bersyarat.
Kalau seseorang mengingini nya, yang dikatakan Alkitab sebagai haus dan lapar akan kebenaran.
Setiap individu akan menentukan nasibmya.
Bukan Allah ♥ yang menentukan nasibnya.
Apakah dirinya membiarkan haus dan lapar akan dunia dan segala keindahannya atau haus dan lapar akan kebenaran.
Apakah dia mau menkonsumsi buah dari pohon kehidupan atau buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat ?
Ini tergantung kehendak bebas diajarkannya cara sangat misteri seseorang karena sifatnya konfidensial / bersifat pribadi.
Setiap individu memiliki pergumulan yang sangat khusus.
Allah ♥ pasti memberi kesempatan - kesempatan kepada individu ini.
Kesempatan - kesempatan harus digunakan.
Tidak mungkin memojokkan seseorang tidak dapat memilih.
Pasti ada momentum yang memutuskan seseorang untuk memilih.
Barangkali Kita sudah terjerumus dengan cara berpikr yang salah, selera yang salah, dengan kehendak yang salah.
Tapi karena hadir mendengar suara kebenaran ini atau melalui you tube atau buku.
Kita sudah menyerap atau meneguk yang bukan kebenaran di pikiran, sehingga membangun kehausan atau selera yang salah.
Dengan demikian kehendak kita pasti tidak diarahkan kerajaan Allah.
Tetapi sekarang mendapat kesempatan untuk mendengar kebenaran supaya pikiran
ditransformasi.
Selera kita mulai diubah sedikit demi sedikit dan kehendak kita diarahkan seperti yang Firman katakan mencari perkara yang di atas bukan di bumi π
Itulah sebabnya firman Tuhan mengatakan Injil adalah kuasa Allah yang menyelamatkan.
Yohanes 17 : 17
Tuhan Yesus berkata : "Kuduskanlah mereka dalam kebenaran, firmanKu adalah kebenaran."
Yohanes 8 : 31 - 32
Kalau kamu tetap dalam FirmanKu, kamu benar - benar muridKu, kamu akan mengenal kebenaran, dan kebenaran itu akan membebaskan kamu.
Tuhan juga mengatakan "Datanglah kepadaKu kamu yang letih lesu berbeban berat Aku akan memberi kelegaam kepadamu".
Kenapa kamu letih lesu dan berbeban berat ?
Karena banyak hasrat dan keinginan, banyak selera, ini melelahkan.
Akhiri jalan hidupmu untuk menyerap kebenaran.
Setiap individu pasti memiki kesempatan - kesempatan itu.
Satu pihak Allah ♥ memiliki juru bicara - juru bicaranya.
Tetapi pihak lain setan juga punya juru bicaranya.
Kalau juru bicara itu di luar gereja sangat mudah dikenali.
Tapi kalau juru bicara itu ada di dalam gereja π tidak mudah dikenali.
Mereka juga membawa Alkitab.
Mereka juga menafsirkan Alkitab.
Dan mengclaim bahwa apa yang diajarkannya itu benar.
Sekarang jemaat bisa dalam keadaan bingung.
Apa yang benar ?
Siapa yang sesat ?
Kalau setan bisa melingkar di luar tembok Eden, maka itu tidak membahayakan.
Ternyata ular bisa melingkar di pohon pengetahuan tentang baik dan jahat.
Ini sama dengan dengan
Iblis juga bisa melingkar di mimbar - mimbar gereja.
Tidak mengajarkan hal yang buruk, secara etika secara umum.
Tidak mengajarkan hal yang melanggar moral.
Tetapi cukup membuat orang Kristen tidak menemukan kebenaran yang murni yang membawa maksud keselamatan itu.
Jadi yang diajarkan Atheologi.
Theologi : ilmu tentang Tuhan yang benar.
Atheologi adalah : Ajaran yang tidak sesuai dengan Allah yang benar.
Tetapi siapa yang bisa membedakan Theologi dan Atheologi ?
Theologia bukan hanya dirumuskan di buku, ditafsir jadi kajian.
Allah ♥ itu hidup yang harus dikenali, ada interaksi secara ideal.
Masalahnya banyak pandangan - pandangan Theologi dirumuskan oleh para Theolog - Theolog
500 th yang lalu
1000 th yang lalu
1500 th yang lalu
1700 th yang lalu
1800 th yang lalu
Bukan salah, bisa efektif di zaman itu.
Tapi dunia ini berubah, keadaan setiap saat bisa berubah.
Mestinya orang mengenali Allah hari ini, bukan Allah sejarah.
Seorang hamba Tuhan, seorang pembicara,
seorang pengajar dia harus mengerti isi Alkitab.
Tentu dia harus belajar dokumen - dokumen yang sudah ada.
Pandangan - pandangan Theolog yang sudah ada.
Tetapi juga tidak menutup kemungkinan penemuan - penemuan yang baru.
Dunia ilmu pengetahuan sekuler pasti paralel dengan dunia rohani.
Kebenaran itu selalu paralel.
Kalau dunia π hari ini berkembang begitu hebat dan orang bisa menemukan ilmu pengetahuan begitu luar biasa.
Dan di lain pihak Kejahatan manusia semakin luar biasa.
Kebenaran Injil harus semakin murni yang mampu mengangkat menarik manusia dari dunia yang semakin bejat dan jahat ini.
Kita harus menghargai pandangan - pandangan Theolog masa lalu sebagai acuan dan bahan pertimbangan, tetapi dunia hari ini harus dihadapi kebenaran hari ini yang tentu bersumber dari Alkitab π
Kesalahan Theolog hari inj yang menganggap pandangan Theolog - Theolog itu sudah sejajar dengan Alkitab.
Di luar itu salah.
Kita harus berinteraksi dengan Allah secara konkrit tentu dipandu kebenaran Firman.
Setiap hari kita sediakan waktu 30 menit untuk bertemu Tuhan.
Dan Tuhan akan berbicara kepada kita.
Dia Tuhan yang hidup dan nyata.
Harusnya Kekristenan itu mengubah manusia untuk berkodrat Ilahi serupa dengan Yesus.
Tujuan keselamatan manusia didandani untuk mengambil bagian dalam kekudusan Allah atau berkodrat ilahi.
Kita harus menyuarakan kebenaran yang Tuhan Yesus ajarkan.
Th 380 masehi Kekristenan menjadi agama negara, tetapi ratusan tahun sesudah aniaya.
Mereka memiliki pengertian - pemgertian, dan Alkitab mulai utuh.
Sekarang Tuhan ♥ tidak membawa kita kepasa aniaya.
Dunia terbuka, dan kita bisa menikmati dunia secara wajar seperti manusia lain.
Pengertian kita harus jalan dalam hubungan yang konkrit dan nyata dengan Allah.
Kita tidak boleh mewarisi apa yang diwarisi gereja, hanya berliturgi setiap minggu.
Tetapi tidak mengajar kebenaran seperti yang Tuhan Yesus ajarkan.
Lukas 16 : 11
Kita tidak boleh terikat mamon.
Yesus datang tidak mendatangkan kelimoahan jasmani tetapi kelimoahan rohani.
Dia datang memberikan penderitaan.
Jadi mengenal Keberadaan Allah kita yang benar harus kita pahami lewat Perjanjian Lama.
Lalu masuk perjanjian baru.
Kita bisa bertemu Tuhan lewat doa, lewat nurani yang bersih.
JBU π·
RH Truth Daily Enlightenment “MENEMUKAN INTI ATAU EKSTRAKSINYA” Pdt.DR. Erastus Sabdono 26 Oktober 2018
Alkitab ditulis dengan melibatkan pikiran, perasaan manusia, kemampuannya berinteraksi dengan Tuhan ♥ dan lingkungan, budaya dan lingkungan hidup yang semuanya berbeda jauh dengan keadaan kita hari ini. Dengan demikian Alkitab bagai sebuah hutan belantara yang harus dikenali dengan benar jalan-jalannya.
Ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan:
Pertama, kita harus belajar sungguh-sungguh memahami pola berpikir para penulis Alkitab.
Harus diingat bahwa Alkitab π ditulis dalam kurun 1.500 tahun oleh sekitar 40 penulis.
Kedua, budaya dan lingkungan hidup mereka pada waktu wahyu Tuhan tersebut ditulis. Alkitab ditulis dalam bungkus budaya Yahudi purba, karenanya kita harus belajar budaya mereka pada waktu itu.
Ketiga, dalam rangka apa suatu kitab ditulis, apa hubungannya dengan penulis dan manusia lain pada waktu itu dan lain sebagainya.
Seperti misalnya : sebuah nubutan ditujukan kepada suatu bangsa, kita tidak boleh mengambil alih nubuatan itu untuk diri kita atau orang lain. Misalnya teks yang berbunyi: Pada waktu itu engkau akan heran melihat dan berseri-seri, engkau akan tercengang dan akan berbesar hati, sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu, dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu (Yes. 60:5).
Nubuatan ini ditujukan kepada bangsa Israel, bukan kepada semua orang Kristen.
Kalau untuk tempat tertentu dan pada waktu tertentu ayat ini “dipinjam” untuk orang Kristen, mungkin bisa saja. Tetapi kemungkinannya sangat kecil.
Jadi, ayat tersebut tidak berlaku bagi semua orang Kristen dan di sepanjang zaman.
Bagi orang Kristen yang hidup di negara dimana Injil diterima seperti di negara-negara Barat, orang Kristen dapat hidup makmur, kekayaan negara-negara jajahan diangkut oleh mereka. Tetapi di banyak tempat di mana Kekristenan ditolak atau masyarakatnya miskin, maka relaisasi ayat ini sangat jauh.
Apakah kalau sudah demikian berarti Tuhan tidak konsekuen? Tentu tidak.
Yang salah adalah kesalahan tafsir terhadap ayat tersebut.
Kesalahan bukan terletak pada Tuhan.
Masing-masing kitab harus ditafsirkan menurut sifatnya, sejarah, nubuat, syair, amsal, Injil, surat dan wahyu.
Kitab yang berisi syair yang penuh dengan gaya bahasa simbolis atau figuratif tidak bisa diartikan secara harafiah. Demikian pula dengan wahyu yang sering diungkapkan dengan simbol-simbol tidak boleh diartikan secara hurufiah. Kuda, singa, naga dan lain-lain mengandung makna tertentu, bukan dalam arti hurufiah.
Untuk ini kita harus mengartikannya dengan teliti dan hati-hati.
Harus diingat bahwa Alkitab π bukan teka-teki.
Adalah lebih lengkap lagi bila mengerti bahasa asli yang digunakan menulis Alkitab. Bahasa asli Alkitab bertalian dengan maksud penulis. Misalnya dalam Alkitab bahasa Yunani Koine (bahasa asli Perjanjian Baru) terdapat dua kata yaitu “alitheia” dan “dikaosune” (Yoh. 14:6 dan Mat. 5:20), dua-duanya diterjemahkan “kebenaran”, padahal masing memiliki muatan pengertian yang berbeda.
Contoh lain misalnya dalam Alkitab bahasa Yunani Koine terdapat dua kata “dedoulotetai” dan “dedetai” (1Kor. 7:15 dan 1Kor. 7:27,39) dua-duanya diterjemahkan “terikat”. Padahal masing-masing memiliki muatan pengertian yang berbeda, yang satu terikat secara “perbudakan” bukan secara legal, tetapi yang satu terikat secara legal atau secara hukum.
Sebaliknya, dalam Alkitab kita menemukan satu kata yaitu “latreia” tetapi di dalam Alkitab Bahasa Indonesia yang satu diterjemahkan berbakti dan yang lain diterjemahkan ibadah.
Dengan demikian jelas dapat dimengerti bahwa Alkitab π dipahami sebagai Firman Tuhan tergantung dari “cara menafsir” atau tergantung “mengolahnya”.
Bila salah mengolah, maka Alkitab tidak menjadi Firman Tuhan, sebaliknya menjadi alat melawan kebenaran. Hal ini terjadi tanpa disadari oleh jemaat bahkan si “pemberita Firman”. Dalam hal ini yang sangat dibutuhkan ada dua faktor:
Pertama, Roh Kudus yang membuka pengertian. Untuk ini seorang yang menggali Alkitab harus bergantung kepada pimpinan Roh-Nya.
Kedua, kerja keras belajar menggali kekayaan Alkitab melalui literatur yang tersedia, di dalamnya termasuk mengerti prinsip menafsir yang benar.
Akhirnya tidak terlalu dipersoalkan apakah Alkitab berisi Firman Tuhan atau Alkitab adalah Firman Tuhan, yang penting adalah bagaimana mengerti isi Alkitab π sehingga ditemukan “butir-butir” kebenaran Firman Tuhan tersebut.
Ini adalah usaha menemukan inti atau ekstraksinya.
Firman Tuhan dalam Alkitab adalah intinya atau ekstraksinya.
JBU
https://overcast.fm/+IqOBWnny0
Ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan:
Pertama, kita harus belajar sungguh-sungguh memahami pola berpikir para penulis Alkitab.
Harus diingat bahwa Alkitab π ditulis dalam kurun 1.500 tahun oleh sekitar 40 penulis.
Kedua, budaya dan lingkungan hidup mereka pada waktu wahyu Tuhan tersebut ditulis. Alkitab ditulis dalam bungkus budaya Yahudi purba, karenanya kita harus belajar budaya mereka pada waktu itu.
Ketiga, dalam rangka apa suatu kitab ditulis, apa hubungannya dengan penulis dan manusia lain pada waktu itu dan lain sebagainya.
Seperti misalnya : sebuah nubutan ditujukan kepada suatu bangsa, kita tidak boleh mengambil alih nubuatan itu untuk diri kita atau orang lain. Misalnya teks yang berbunyi: Pada waktu itu engkau akan heran melihat dan berseri-seri, engkau akan tercengang dan akan berbesar hati, sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu, dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu (Yes. 60:5).
Nubuatan ini ditujukan kepada bangsa Israel, bukan kepada semua orang Kristen.
Kalau untuk tempat tertentu dan pada waktu tertentu ayat ini “dipinjam” untuk orang Kristen, mungkin bisa saja. Tetapi kemungkinannya sangat kecil.
Jadi, ayat tersebut tidak berlaku bagi semua orang Kristen dan di sepanjang zaman.
Bagi orang Kristen yang hidup di negara dimana Injil diterima seperti di negara-negara Barat, orang Kristen dapat hidup makmur, kekayaan negara-negara jajahan diangkut oleh mereka. Tetapi di banyak tempat di mana Kekristenan ditolak atau masyarakatnya miskin, maka relaisasi ayat ini sangat jauh.
Apakah kalau sudah demikian berarti Tuhan tidak konsekuen? Tentu tidak.
Yang salah adalah kesalahan tafsir terhadap ayat tersebut.
Kesalahan bukan terletak pada Tuhan.
Masing-masing kitab harus ditafsirkan menurut sifatnya, sejarah, nubuat, syair, amsal, Injil, surat dan wahyu.
Kitab yang berisi syair yang penuh dengan gaya bahasa simbolis atau figuratif tidak bisa diartikan secara harafiah. Demikian pula dengan wahyu yang sering diungkapkan dengan simbol-simbol tidak boleh diartikan secara hurufiah. Kuda, singa, naga dan lain-lain mengandung makna tertentu, bukan dalam arti hurufiah.
Untuk ini kita harus mengartikannya dengan teliti dan hati-hati.
Harus diingat bahwa Alkitab π bukan teka-teki.
Adalah lebih lengkap lagi bila mengerti bahasa asli yang digunakan menulis Alkitab. Bahasa asli Alkitab bertalian dengan maksud penulis. Misalnya dalam Alkitab bahasa Yunani Koine (bahasa asli Perjanjian Baru) terdapat dua kata yaitu “alitheia” dan “dikaosune” (Yoh. 14:6 dan Mat. 5:20), dua-duanya diterjemahkan “kebenaran”, padahal masing memiliki muatan pengertian yang berbeda.
Contoh lain misalnya dalam Alkitab bahasa Yunani Koine terdapat dua kata “dedoulotetai” dan “dedetai” (1Kor. 7:15 dan 1Kor. 7:27,39) dua-duanya diterjemahkan “terikat”. Padahal masing-masing memiliki muatan pengertian yang berbeda, yang satu terikat secara “perbudakan” bukan secara legal, tetapi yang satu terikat secara legal atau secara hukum.
Sebaliknya, dalam Alkitab kita menemukan satu kata yaitu “latreia” tetapi di dalam Alkitab Bahasa Indonesia yang satu diterjemahkan berbakti dan yang lain diterjemahkan ibadah.
Dengan demikian jelas dapat dimengerti bahwa Alkitab π dipahami sebagai Firman Tuhan tergantung dari “cara menafsir” atau tergantung “mengolahnya”.
Bila salah mengolah, maka Alkitab tidak menjadi Firman Tuhan, sebaliknya menjadi alat melawan kebenaran. Hal ini terjadi tanpa disadari oleh jemaat bahkan si “pemberita Firman”. Dalam hal ini yang sangat dibutuhkan ada dua faktor:
Pertama, Roh Kudus yang membuka pengertian. Untuk ini seorang yang menggali Alkitab harus bergantung kepada pimpinan Roh-Nya.
Kedua, kerja keras belajar menggali kekayaan Alkitab melalui literatur yang tersedia, di dalamnya termasuk mengerti prinsip menafsir yang benar.
Akhirnya tidak terlalu dipersoalkan apakah Alkitab berisi Firman Tuhan atau Alkitab adalah Firman Tuhan, yang penting adalah bagaimana mengerti isi Alkitab π sehingga ditemukan “butir-butir” kebenaran Firman Tuhan tersebut.
Ini adalah usaha menemukan inti atau ekstraksinya.
Firman Tuhan dalam Alkitab adalah intinya atau ekstraksinya.
JBU
https://overcast.fm/+IqOBWnny0
Rabu, 24 Oktober 2018
RH Truth Daily Enlightenment “ALKITAB ADALAH FIRMAN TUHAN ATAU BERISI FIRMAN TUHAN?” Pdt. DR. Erastus Sabdono 25 October 2018
Pernah dipersoalkan dengan serius dalam masyarakat Kristen, sesungguhnya yang benar adalah Alkitab adalah Firman Tuhan atau Alkitab berisi Firman Tuhan? Dalam Pengakuan Iman suatu gereja tertulis Alkitab adalah Firman Tuhan.
Untuk membedah masalah ini, harus dipersoalkan: Apa sebenarnya yang Firman Tuhan? Bukunya secara fisik? Huruf yang menyusun kata-kata? Kalimat yang menjadi ayat-ayat? Atau penjelasan dari kesimpulan-kesimpulan para penafsir yang juga menjadi rentetan khotbah-khotbah mereka? Hal ini menjadi persoalan yang harus ditanggapi dengan serius.
Kita mengakui bahwa Alkitab π adalah Firman Tuhan, tetapi ternyata bidat-bidat atau aliran-aliran sesat dalam lingkungan Kristen juga mengakui demikian.
Mereka juga membedah Alkitab dan mengakui bahwa mereka hidup berlandaskan Alkitab yang diakuinya juga sebagai Firman Tuhan.
Tidak dapat disangkal kenyataan bahwa ajaran-ajaran sesat yang merusak iman murni jemaat Kristen juga ajaran yang diakui sebagai dilandaskan kepada Alkitab
yang disebutnya sebagai Firman Tuhan ♥
Dengan hal ini maka terbuka kemungkinan ajaran-ajaran yang diakuinya sebagai berlandaskan Firman Tuhan, sebenarnya melawan kebenaran.
Ini berarti tidak sedikit jumlah “pembicara” atau “nabi Tuhan” yang tanpa sadar melawan kebenaran, yaitu ketika mereka menyampaikan “Firman Tuhan” padahal apa yang dikemukakan bertentangan dengan prinsip kebenaran atau bukan Firman Tuhan.
Masalah penting di sini adalah bagaimana kita dapat menemukan kebenaran dari dalam Alkitab.
Sebab ternyata dari dalam Alkitab orang bisa menarik kesimpulan dari apa yang dimengertinya sebagai kebenaran padahal bukan kebenaran.
Alkitab π adalah buku yang multi tafsir, artinya memiliki potensi untuk ditafsirkan sesuka hati penafsirnya. Sehingga masing-masing penafsir bisa mengklaim bahwa mereka mengajarkan Firman Allah yang murni.
Bahkan mereka berani menyatakan bahwa apa yang diajarkan orang lain -yang tidak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh mereka- adalah penyesatan.
Mereka berani mengklaim sebagai yang paling benar.
Harus dimengerti bahwa Alkitab π adalah buku yang ditulis dalam bungkus atau bahasa manusia yang keberadaannya berbeda sekali dengan zaman kita hari ini.
Wahyu yang ditulis dalam Alkitab tidak ditulis secara mekanis.
Secara mekanis artinya Alkitab ditulis oleh penulis yang hanya berfungsi sebagai mesin yang secara mekanis menulis wahyu atau pengilhaman dari Tuhan. Inisiatif dan keaktifan mutlak ada pada Tuhan.
Di sini keterlibatan dan peran manusia hampir tidak ada. Manusia seperti orang “kesurupan” yang menulis secara mekanis dan otomatis segala hal yang Tuhan kehendaki untuk ditulis.
Harus diingat cara penulisan Alkitab tidak sama dengan penulisan kitab-kitab dalam agama-agama tertentu, dimana “wahyu” yang mereka terima diberikan “allah” secara mekanis.
Alkitab tidak demikian ini. Seperti misalnya Injil Lukas dan Kisah Rasul ditulis oleh Lukas setelah melalui “penyelidikan” dan kemudian dituliskannya kepada sahabatnya Theofilus.
Dalam awal tulisannya ia berkata: Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu (Luk. 1:3). Dalam Injilnya, Lukas dapat menemukan kisah masa kecil Tuhan Yesus ♥, tetapi Injil lain kurang.
Selanjutnya kita menemukan bahwa ternyata kemampuan menulis masing-masing penulis berbeda. Kemampuan menggunakan bahasa, menjelaskan suatu pemikiran, menganalisa sesuatu pun berbeda-beda.
Misalnya Paulus sangat cakap menjelaskan hal taurat dan budaya Yahudi, tetapi Petrus tidak menyinggungnya secara mendalam.
Bahkan karena Petrus bukan seorang terpelajar seperti Paulus, maka dalam menulis Injilnya ia menggunakan tenaga dan keahlian Markus, salah satu dari pengikut Kristus yang menjadi muridnya.
Dalam meneliti Alkitab, fakta-fakta ini harus diperhitungkan dengan sangat serius, guna memperoleh kebenaran yang terkandung di dalam tulisan mereka.
Di sini dibutuhkan sebuah kerja keras untuk menggali Alkitab π dengan kaidah-kaidah hermeneutik dan eksegesis (ilmu menafsir) yang baik. Memahami Alkitab seperti melakukan sebuah pekerjaan penyulingan atau mengekstrak sesuatu.
Firman Tuhan adalah inti atau ekstrasi dari yang tertulis dalam Alkitab.
JBU
https://overcast.fm/+IqOBb6zQ0
Untuk membedah masalah ini, harus dipersoalkan: Apa sebenarnya yang Firman Tuhan? Bukunya secara fisik? Huruf yang menyusun kata-kata? Kalimat yang menjadi ayat-ayat? Atau penjelasan dari kesimpulan-kesimpulan para penafsir yang juga menjadi rentetan khotbah-khotbah mereka? Hal ini menjadi persoalan yang harus ditanggapi dengan serius.
Kita mengakui bahwa Alkitab π adalah Firman Tuhan, tetapi ternyata bidat-bidat atau aliran-aliran sesat dalam lingkungan Kristen juga mengakui demikian.
Mereka juga membedah Alkitab dan mengakui bahwa mereka hidup berlandaskan Alkitab yang diakuinya juga sebagai Firman Tuhan.
Tidak dapat disangkal kenyataan bahwa ajaran-ajaran sesat yang merusak iman murni jemaat Kristen juga ajaran yang diakui sebagai dilandaskan kepada Alkitab
yang disebutnya sebagai Firman Tuhan ♥
Dengan hal ini maka terbuka kemungkinan ajaran-ajaran yang diakuinya sebagai berlandaskan Firman Tuhan, sebenarnya melawan kebenaran.
Ini berarti tidak sedikit jumlah “pembicara” atau “nabi Tuhan” yang tanpa sadar melawan kebenaran, yaitu ketika mereka menyampaikan “Firman Tuhan” padahal apa yang dikemukakan bertentangan dengan prinsip kebenaran atau bukan Firman Tuhan.
Masalah penting di sini adalah bagaimana kita dapat menemukan kebenaran dari dalam Alkitab.
Sebab ternyata dari dalam Alkitab orang bisa menarik kesimpulan dari apa yang dimengertinya sebagai kebenaran padahal bukan kebenaran.
Alkitab π adalah buku yang multi tafsir, artinya memiliki potensi untuk ditafsirkan sesuka hati penafsirnya. Sehingga masing-masing penafsir bisa mengklaim bahwa mereka mengajarkan Firman Allah yang murni.
Bahkan mereka berani menyatakan bahwa apa yang diajarkan orang lain -yang tidak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh mereka- adalah penyesatan.
Mereka berani mengklaim sebagai yang paling benar.
Harus dimengerti bahwa Alkitab π adalah buku yang ditulis dalam bungkus atau bahasa manusia yang keberadaannya berbeda sekali dengan zaman kita hari ini.
Wahyu yang ditulis dalam Alkitab tidak ditulis secara mekanis.
Secara mekanis artinya Alkitab ditulis oleh penulis yang hanya berfungsi sebagai mesin yang secara mekanis menulis wahyu atau pengilhaman dari Tuhan. Inisiatif dan keaktifan mutlak ada pada Tuhan.
Di sini keterlibatan dan peran manusia hampir tidak ada. Manusia seperti orang “kesurupan” yang menulis secara mekanis dan otomatis segala hal yang Tuhan kehendaki untuk ditulis.
Harus diingat cara penulisan Alkitab tidak sama dengan penulisan kitab-kitab dalam agama-agama tertentu, dimana “wahyu” yang mereka terima diberikan “allah” secara mekanis.
Alkitab tidak demikian ini. Seperti misalnya Injil Lukas dan Kisah Rasul ditulis oleh Lukas setelah melalui “penyelidikan” dan kemudian dituliskannya kepada sahabatnya Theofilus.
Dalam awal tulisannya ia berkata: Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu (Luk. 1:3). Dalam Injilnya, Lukas dapat menemukan kisah masa kecil Tuhan Yesus ♥, tetapi Injil lain kurang.
Selanjutnya kita menemukan bahwa ternyata kemampuan menulis masing-masing penulis berbeda. Kemampuan menggunakan bahasa, menjelaskan suatu pemikiran, menganalisa sesuatu pun berbeda-beda.
Misalnya Paulus sangat cakap menjelaskan hal taurat dan budaya Yahudi, tetapi Petrus tidak menyinggungnya secara mendalam.
Bahkan karena Petrus bukan seorang terpelajar seperti Paulus, maka dalam menulis Injilnya ia menggunakan tenaga dan keahlian Markus, salah satu dari pengikut Kristus yang menjadi muridnya.
Dalam meneliti Alkitab, fakta-fakta ini harus diperhitungkan dengan sangat serius, guna memperoleh kebenaran yang terkandung di dalam tulisan mereka.
Di sini dibutuhkan sebuah kerja keras untuk menggali Alkitab π dengan kaidah-kaidah hermeneutik dan eksegesis (ilmu menafsir) yang baik. Memahami Alkitab seperti melakukan sebuah pekerjaan penyulingan atau mengekstrak sesuatu.
Firman Tuhan adalah inti atau ekstrasi dari yang tertulis dalam Alkitab.
JBU
https://overcast.fm/+IqOBb6zQ0
Selasa, 23 Oktober 2018
RH Truth Daily Enlightenment “ALKITAB UNITAS” Pdt.DR. Erastus Sabdono 24 Oktober 2018
Sifat Alkitab yang lain adalah bahwa Alkitab π berisi kebenaran yang unitas.
Unitas artinya menunjuk kepada satu kesatuan yang di dalamnya terdapat beberapa atau banyak elemen keterangan dan penjelasan yang inti atau esensinya tidak saling berbenturan atau konflik.
Dalam hal ini yang tidak berbenturan bukan data-data secara minor, sebab memang Alkitab seperti kumpulan tulisan-tulisan dari para penulis dengan segala keberadaan yang terbatas.
Alkitab tidak ditulis secara mekanis dimana penulis menulis tanpa kesadaran.
Alkitab π ditulis dalam kesadaran dan keterbatasan manusia, seperti seorang wartawan yang mengamati sesuatu dan menulisnya. Secara akurasi data yang minor belum tepat benar, masih perlu pengujian, tetapi mengenai kebenaran yang termuat di dalamnya pasti tepat sempurna.
Dalam hal ini kebenaran bukan terletak pada susunan hurufnya, tetapi pengertiannya. Dalam hal ini yang dipentingkan adalah kebenaran yang bisa ditulis dari tulisannya.
Untuk ini Roh Kudus pasti menuntun setiap penulisnya.
Alkitab π berisi kebenaran yang unitas maksudnya adalah bahwa di dalam Alkitab tidak ada benturan pandangan atau konsep pemikiran dari para penulisnya.
Walau Alkitab ditulis oleh sekitar 40 orang dalam kurun waktu sekitar 1.500 tahun, tetapi Alkitab berisi kebenaran-kebenaran yang saling menunjang, melengkapi dan meneguhkan.
Masing-masing penulis tidak kenal dan hidup di zaman yang berbeda, dan tempat yang berbeda serta situasi kehidupan yang berbeda, tetapi mereka dapat menulis sebuah tulisan yang tidak saling bertentangan.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Sebab mereka menerima pimpinan Roh Kudus.
Jadi, sangatlah wajar kalau apa yang mereka tulis tidak saling berbenturan, sebab semua menuju kepada karya Allah dalam Yesus Kristus, yaitu keselamatan umat manusia.
Kalau ada orang-orang yang sengaja membuat benturan antara satu ayat dengan ayat yang lain di dalam Alkitab dan menuduh Alkitab π tidak unitas, sebenarnya ini adalah usaha mereka hendak merusak kewibawaan Alkitab, hal itu tidak perlu kita tanggapi sama sekali.
Biasanya hal tersebut datang dari orang-orang yang tidak mengakui bahwa Yesus adalah Juruselamat.
Serangan terhadap Alkitab sesungguhnya hanya untuk menentang adanya pengajaran bahwa hanya ada satu-satunya jalan keselamatan di dunia ini, yaitu Tuhan Yesus kristus (Kis. 4:12, Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Yoh. 14:6, Kata Yesus ♥ kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.
Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.)
Kalau kita menanggapi serangan-serangan dari berbagai pihak di luar gereja, maka hal tersebut membuat kita sendiri menjadi bodoh. Karena mereka melihat Alkitab dengan perspektifnya sendiri, yang tidak sesuai dengan cara yang benar dalam memandang Alkitab.
Jika seseorang memandang Alkitab dengan cara demikian, maka mereka akan selalu menemukan data-data dan penjelasan yang seakan-akan bertentangan.
Padahal jika seseorang memperhatikan dan menemukan inti atau esensi isinya yaitu kebenaran yang harus dipahami, maka dapat terbangun pengertian kebenaran yang unitas dalam Alkitab yang sangat menakjubkan.
Semua yang tertulis di dalam Alkitab mengarah kepada
karya keselamatan Allah dalam Yesus kristus.
Hal ini tidak mungkin dilakukan manusia.
Hanya Allah oleh Roh-Nya yang kudus dan berkuasa yang mampu mengerjakan semuanya. Ini adalah suatu mukjizat besar, sebab tidak ada buku yang memiliki keberadaan yang sangat luar biasa seperti ini, begitu tebal dan memuat banyak kebenaran tetapi mengarah kepada satu berita, yaitu keselamatan dalam Yesus kristus.
Dengan jelas Alkitab menunjuk satu klimaks, yaitu karya keselamatan Allah ♥ dalam Yesus, tidak ada yang lain. Keselamatan ini dapat diterima dan dimiliki oleh manusia bukan karena memiliki perbuatan yang berdasarkan hukum, tetapi karena iman, dan iman timbul dari pendengaran oleh Injil. Oleh sebab itu untuk mengalami dan memiliki keselamatan seseorang harus mengerti Injil dengan benar.
JBU
https://overcast.fm/+IqOA116bI
Unitas artinya menunjuk kepada satu kesatuan yang di dalamnya terdapat beberapa atau banyak elemen keterangan dan penjelasan yang inti atau esensinya tidak saling berbenturan atau konflik.
Dalam hal ini yang tidak berbenturan bukan data-data secara minor, sebab memang Alkitab seperti kumpulan tulisan-tulisan dari para penulis dengan segala keberadaan yang terbatas.
Alkitab tidak ditulis secara mekanis dimana penulis menulis tanpa kesadaran.
Alkitab π ditulis dalam kesadaran dan keterbatasan manusia, seperti seorang wartawan yang mengamati sesuatu dan menulisnya. Secara akurasi data yang minor belum tepat benar, masih perlu pengujian, tetapi mengenai kebenaran yang termuat di dalamnya pasti tepat sempurna.
Dalam hal ini kebenaran bukan terletak pada susunan hurufnya, tetapi pengertiannya. Dalam hal ini yang dipentingkan adalah kebenaran yang bisa ditulis dari tulisannya.
Untuk ini Roh Kudus pasti menuntun setiap penulisnya.
Alkitab π berisi kebenaran yang unitas maksudnya adalah bahwa di dalam Alkitab tidak ada benturan pandangan atau konsep pemikiran dari para penulisnya.
Walau Alkitab ditulis oleh sekitar 40 orang dalam kurun waktu sekitar 1.500 tahun, tetapi Alkitab berisi kebenaran-kebenaran yang saling menunjang, melengkapi dan meneguhkan.
Masing-masing penulis tidak kenal dan hidup di zaman yang berbeda, dan tempat yang berbeda serta situasi kehidupan yang berbeda, tetapi mereka dapat menulis sebuah tulisan yang tidak saling bertentangan.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Sebab mereka menerima pimpinan Roh Kudus.
Jadi, sangatlah wajar kalau apa yang mereka tulis tidak saling berbenturan, sebab semua menuju kepada karya Allah dalam Yesus Kristus, yaitu keselamatan umat manusia.
Kalau ada orang-orang yang sengaja membuat benturan antara satu ayat dengan ayat yang lain di dalam Alkitab dan menuduh Alkitab π tidak unitas, sebenarnya ini adalah usaha mereka hendak merusak kewibawaan Alkitab, hal itu tidak perlu kita tanggapi sama sekali.
Biasanya hal tersebut datang dari orang-orang yang tidak mengakui bahwa Yesus adalah Juruselamat.
Serangan terhadap Alkitab sesungguhnya hanya untuk menentang adanya pengajaran bahwa hanya ada satu-satunya jalan keselamatan di dunia ini, yaitu Tuhan Yesus kristus (Kis. 4:12, Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Yoh. 14:6, Kata Yesus ♥ kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.
Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.)
Kalau kita menanggapi serangan-serangan dari berbagai pihak di luar gereja, maka hal tersebut membuat kita sendiri menjadi bodoh. Karena mereka melihat Alkitab dengan perspektifnya sendiri, yang tidak sesuai dengan cara yang benar dalam memandang Alkitab.
Jika seseorang memandang Alkitab dengan cara demikian, maka mereka akan selalu menemukan data-data dan penjelasan yang seakan-akan bertentangan.
Padahal jika seseorang memperhatikan dan menemukan inti atau esensi isinya yaitu kebenaran yang harus dipahami, maka dapat terbangun pengertian kebenaran yang unitas dalam Alkitab yang sangat menakjubkan.
Semua yang tertulis di dalam Alkitab mengarah kepada
karya keselamatan Allah dalam Yesus kristus.
Hal ini tidak mungkin dilakukan manusia.
Hanya Allah oleh Roh-Nya yang kudus dan berkuasa yang mampu mengerjakan semuanya. Ini adalah suatu mukjizat besar, sebab tidak ada buku yang memiliki keberadaan yang sangat luar biasa seperti ini, begitu tebal dan memuat banyak kebenaran tetapi mengarah kepada satu berita, yaitu keselamatan dalam Yesus kristus.
Dengan jelas Alkitab menunjuk satu klimaks, yaitu karya keselamatan Allah ♥ dalam Yesus, tidak ada yang lain. Keselamatan ini dapat diterima dan dimiliki oleh manusia bukan karena memiliki perbuatan yang berdasarkan hukum, tetapi karena iman, dan iman timbul dari pendengaran oleh Injil. Oleh sebab itu untuk mengalami dan memiliki keselamatan seseorang harus mengerti Injil dengan benar.
JBU
https://overcast.fm/+IqOA116bI
Senin, 22 Oktober 2018
RH Truth Daily Enlightenment “ALKITAB BERKUASA” Pdt. DR. Erastus Sabdono 23 Oktober 2018
Salah satu ciri Alkitab yang ketiga adalah bahwa Alkitab πberkuasa.
Berkuasa di sini artinya membawa dampak yang sangat kuat dan besar. Kalau seseorang benar-benar mengerti isi Alkitab dan mengenakannya di dalam hidupnya, maka kehidupan orang tersebut pasti terus menerus diubah.
Kehidupan seseorang yang diubah sesuai dengan maksud dan tujuan keselamatan, maka kehidupan orang tersebut pasti menjadi sangat luar biasa. Kehidupan yang luar biasa yang mengacu pada Pribadi Kristus yang dapat digambarkan sebagai lampu yang memiliki kekuatan watt yang tinggi dengan terang yang menakjubkan (1Ptr. 2:9). Dalam hal ini “berkuasanya” Alkitab dapat terbukti.
Terkait dengan Alkitab yang berkuasa, ada beberapa pernyataan Alkitab π yang luar biasa.
Yesus berkata bahwa Firman Tuhan adalah kebenaran yang menguduskan (Yoh. 17:17). Menguduskan di sini berarti mengubah karakter. Kalau darah Yesus mengangkat dosa yang dilakukan, tetapi Firman Allah di dalam Alkitab mengangkat karakter dosa yang berpotensi untuk dilakukan.
Kebenaran Firman Tuhan yang tertulis di dalam Alkitab berpotensi membuat seseorang bukan saja tidak berbuat dosa lagi, tetapi tidak bisa berbuat dosa lagi. Rasul Paulus dalam suratnya menyatakan: Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah ♥ yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.” (Rm.1:16-17). Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa Alkitab berkuasa.
Alkitab berisi Firman Tuhan, oleh sebab itu kekuasaan yang terdapat di dalamnya
adalah kekuasaan Allah yang tertinggi.
Otoritas yang dimiliki Alkitab adalah otoritas dari tempat yang Mahatinggi.
Alkitab tidak boleh dan tidak bisa dibawahi oleh lembaga apa pun.
Sebab tidak ada lembaga dalam dunia π yang lebih dari Allah.
Oleh karena Alkitab memiliki otoritas dari Allah sebagai lembaga tertinggi, maka gereja dan orang percaya harus tunduk kepada Firman Tuhan sebagai pedoman dan pengatur kehidupan. Kuasa yang terdapat dalam Alkitab akan terbukti nyata dalam kehidupan manusia yang memercayai dan menghidupi kebenaran Alkitab.
Oleh karena Alkitab berkuasa, maka gereja harus mengakui kewibawaan Alkitab di atas segalanya, artinya doktrin yang dirumuskan gereja tidak boleh dianggap sejajar dengan Alkitab, apalagi dianggap lebih tinggi.
Doktrin yang disusun oleh sebuah sinode gereja dalam bentuk Pengakuan Iman dan pengajaran tidak boleh dianggap sebagai harga mati, artinya tidak boleh dipandang sebagai permanen yang tidak boleh diganggu gugat atau diubah.
Kita harus selalu membuka ruangan untuk mengoreksi kembali segala sesuatu yang diajarkan oleh gereja dan sudah diyakini sebagai kebenaran.
Gereja π juga tidak boleh takut dan ragu-ragu untuk mengoreksi kembali ajaran dari para tokoh teolog masa lalu yang sangat hebat pada zamannya, bahkan mereka yang menjadi pendiri dari sebuah denominasi gereja. Mereka memang dipakai oleh Tuhan secara luar biasa pada zamannya, tetapi sekarang zaman sudah sangat berubah.
Pengajaran yang sangat efektif pada zamannya belum tentu efektif untuk dunia kita hari ini. Pengeksplorasian terhadap Alkitab tidak boleh berhenti guna menemukan kebenaran-kebenaran yang efektif pada zamannya. Apa yang pernah dirumuskan oleh para tokoh gereja dan teolog masa lalu tidak boleh disejajarkan dengan kewibawaaan Alkitab.
Alkitab π juga teruji kuasanya dalam hal ketahanannya menghadapi segala serbuan yang memandang Alkitab sebagai buku biasa. Ternyata Alkitab telah tercetak lebih dari 240 bahasa secara lengkap dan bagian tertentu telah diterjemahkan lebih dari 1800 bahasa.
Dalam membela dan mempertahankan Alkitab, orang percaya tidak menggunakan kekerasan atau pedang.
Tuhan ♥ mengajarkan agar orang percaya mengasihi musuh-musuhnya. Bila ditampar pipi kanan, harus memberikan pipi kirinya.
Walau Alkitab tidak dibela dan dipertahankan dengan pedang, tetapi Alkitab tetap eksis sampai hari ini yang menunjukkan keperkasaannya.
JBU
https://overcast.fm/+IqOCQxyU8
Berkuasa di sini artinya membawa dampak yang sangat kuat dan besar. Kalau seseorang benar-benar mengerti isi Alkitab dan mengenakannya di dalam hidupnya, maka kehidupan orang tersebut pasti terus menerus diubah.
Kehidupan seseorang yang diubah sesuai dengan maksud dan tujuan keselamatan, maka kehidupan orang tersebut pasti menjadi sangat luar biasa. Kehidupan yang luar biasa yang mengacu pada Pribadi Kristus yang dapat digambarkan sebagai lampu yang memiliki kekuatan watt yang tinggi dengan terang yang menakjubkan (1Ptr. 2:9). Dalam hal ini “berkuasanya” Alkitab dapat terbukti.
Terkait dengan Alkitab yang berkuasa, ada beberapa pernyataan Alkitab π yang luar biasa.
Yesus berkata bahwa Firman Tuhan adalah kebenaran yang menguduskan (Yoh. 17:17). Menguduskan di sini berarti mengubah karakter. Kalau darah Yesus mengangkat dosa yang dilakukan, tetapi Firman Allah di dalam Alkitab mengangkat karakter dosa yang berpotensi untuk dilakukan.
Kebenaran Firman Tuhan yang tertulis di dalam Alkitab berpotensi membuat seseorang bukan saja tidak berbuat dosa lagi, tetapi tidak bisa berbuat dosa lagi. Rasul Paulus dalam suratnya menyatakan: Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah ♥ yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.” (Rm.1:16-17). Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa Alkitab berkuasa.
Alkitab berisi Firman Tuhan, oleh sebab itu kekuasaan yang terdapat di dalamnya
adalah kekuasaan Allah yang tertinggi.
Otoritas yang dimiliki Alkitab adalah otoritas dari tempat yang Mahatinggi.
Alkitab tidak boleh dan tidak bisa dibawahi oleh lembaga apa pun.
Sebab tidak ada lembaga dalam dunia π yang lebih dari Allah.
Oleh karena Alkitab memiliki otoritas dari Allah sebagai lembaga tertinggi, maka gereja dan orang percaya harus tunduk kepada Firman Tuhan sebagai pedoman dan pengatur kehidupan. Kuasa yang terdapat dalam Alkitab akan terbukti nyata dalam kehidupan manusia yang memercayai dan menghidupi kebenaran Alkitab.
Oleh karena Alkitab berkuasa, maka gereja harus mengakui kewibawaan Alkitab di atas segalanya, artinya doktrin yang dirumuskan gereja tidak boleh dianggap sejajar dengan Alkitab, apalagi dianggap lebih tinggi.
Doktrin yang disusun oleh sebuah sinode gereja dalam bentuk Pengakuan Iman dan pengajaran tidak boleh dianggap sebagai harga mati, artinya tidak boleh dipandang sebagai permanen yang tidak boleh diganggu gugat atau diubah.
Kita harus selalu membuka ruangan untuk mengoreksi kembali segala sesuatu yang diajarkan oleh gereja dan sudah diyakini sebagai kebenaran.
Gereja π juga tidak boleh takut dan ragu-ragu untuk mengoreksi kembali ajaran dari para tokoh teolog masa lalu yang sangat hebat pada zamannya, bahkan mereka yang menjadi pendiri dari sebuah denominasi gereja. Mereka memang dipakai oleh Tuhan secara luar biasa pada zamannya, tetapi sekarang zaman sudah sangat berubah.
Pengajaran yang sangat efektif pada zamannya belum tentu efektif untuk dunia kita hari ini. Pengeksplorasian terhadap Alkitab tidak boleh berhenti guna menemukan kebenaran-kebenaran yang efektif pada zamannya. Apa yang pernah dirumuskan oleh para tokoh gereja dan teolog masa lalu tidak boleh disejajarkan dengan kewibawaaan Alkitab.
Alkitab π juga teruji kuasanya dalam hal ketahanannya menghadapi segala serbuan yang memandang Alkitab sebagai buku biasa. Ternyata Alkitab telah tercetak lebih dari 240 bahasa secara lengkap dan bagian tertentu telah diterjemahkan lebih dari 1800 bahasa.
Dalam membela dan mempertahankan Alkitab, orang percaya tidak menggunakan kekerasan atau pedang.
Tuhan ♥ mengajarkan agar orang percaya mengasihi musuh-musuhnya. Bila ditampar pipi kanan, harus memberikan pipi kirinya.
Walau Alkitab tidak dibela dan dipertahankan dengan pedang, tetapi Alkitab tetap eksis sampai hari ini yang menunjukkan keperkasaannya.
JBU
https://overcast.fm/+IqOCQxyU8
RH Truth Daily Enlightenment “ALKITAB CUKUP DAN LENGKAP” Pdt.DR. Erastus Sabdono 22 Oktober 2018
Salah satu sifat Alkitab yang kedua adalah cukup dan lengkap.
Cukup artinya tidak perlu lagi ditambahi dengan kitab-kitab lain, dan tidak boleh mengurangi kitab-kitab yang sudah diakui sebagai kitab-kitab yang memuat kebenaran. Salah seorang reformator pada abad ke-15 pernah mengatakan bahwa kitab Yakobus adalah kitab yang dapat digambarkan sebagai “jerami kering”.
Hal ini dimaksudkan bahwa kitab Yakobus tidak memberi manfaat yang cukup. Pernyataan ini muncul berhubung gelombang gerakan yang menyerukan bahwa keselamatan hanya oleh anugerah (sola gratia) dan hanya oleh iman (sola fide). Kitab Yakobus dipandang mengganggu atau paling tidak mengurangi ketajaman pengajaran sola gratia dan sola fide tersebut.
Padahal sebenarnya tidak.
Kalau keselamatan hanya oleh iman dalam tulisan Roma (Rm. 6-8), maka bisa membangkitkan asumsi bahwa untuk memperoleh dan mengalami keselamatan respon manusia tidak dibutuhkan sama sekali.
Tetapi Yakobus menyatakan bahwa iman bekerja sama dengan perbuatan, oleh karena perbuatannya maka imannya menjadi sempurna (Yak. 2).
Pengertian perbuatan dalam kitab Roma adalah perbuatan berdasarkan hukum, sedangkan perbuatan yang dimaksud oleh Yakobus adalah perbuatan berdasarkan penurutan terhadap kehendak Allah, yaitu pikiran dan perasaan Allah ♥
Sangat jelas sekali bahwa tidak ada orang yang dibenarkan karena perbuatan berdasarkan hukum, tetapi dibenarkan karena perbuatan berdasarkan penurutan terhadap kehendak Allah.
Iman adalah penurutan terhadap kehendak Allah.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang yang tidak melakukan kehendak Bapa tidak masuk ke dalam Kerajaan Surga (Mat. 7:21-23). Kalau kitab Yakobus dihilangkan dari Alkitab, maka konsep keselamatan menjadi kacau.
Pernyataan Tuhan Yesus ♥ bahwa orang yang diselamatkan harus berjuang seperti masuk pintu sempit tidak akan dipahami sebab dengan pikiran atau nalar yang “percaya” maka seseorang sudah selamat.
Keselamatan adalah perjuangan bagaimana meresponi penggarapan Allah untuk menjadi serupa dengan gambar dan rupa Allah, yaitu sesuai dengan rancangan semula.
Pengertian bahwa Alkitab sudah lengkap artinya tidak boleh ditambahi dengan kitab-kitab lain.
Kebenaran yang terdapat dalam Alkitab π sudah cukup, lengkap dan sempurna artinya apa yang sudah tertulis di dalam Alkitab sesuai dengan hasil proses kanonisasi.
Jadi Alkitab yang berisi 66 kitab, yaitu 39 Perjanjian Lama dan 27 Perjanjian Baru sudah cukup dan lengkap.
Adapun kalau ada kitab-kitab lain yang diakui oleh gereja π tertentu, hal itu menjadi hak dan tanggung jawab mereka. Dengan 66 kitab tersebut, maka sebenarnya kebenaran yang Allah kehendaki untuk dipahami orang percaya sudah cukup.
Mengurangi jumlah tersebut akan membuat tidak lengkapnya kebenaran yang harus dipahami orang percaya, tetapi sebaliknya penambahan atas 66 kitab tersebut
akan mengacau kebenaran yang seharusnya dipahami oleh orang percaya.
Apakah Alkitab π yang benar berjumlah 66 atau dengan jumlah yang lain, dapat dibuktikan dengan kualitas anggota gereja mereka? Kualitas anggota gereja yang meyakini Alkitab cukup sejumlah 66 kitab dengan mereka yang menambahi atau mengurangi jumlah kitab, dapat dibuktikan kualitas hidup masing-masing.
Aspek lain yang harus diperhatikan, sekalipun Alkitabnya benar, tetapi kalau tidak memahami isinya pasti juga melahirkan anggota gereja yang tidak sesuai dengan standar kesucian Allah. Dengan demikian, harus dipahami, kalau Alkitabnya saja benar, tetapi kalau tidak mengerti isinya dengan benar akan rusak juga, apalagi kalau Alkitabnya salah.
Alkitab cukup dan lengkap, sehingga sama sekali tidak perlu ditambah oleh kitab-kitab lain sebagai pelengkap atau penyempurnanya. Dewasa ini terdapat aliran Kristen yang menganggap perlu menambah Alkitab dengan kitab lain yang diakui sebagai ilham dari Allah. Ajaran ini harus ditolak tegas. Alkitab sudah cukup (sufficientia).
Demikian pula dengan tradisi yang juga dinormir (dijadikan ukuran etika atau norma) sebagai kebenaran Firman Allah, harus ditolak tegas. Dengan isi yang cukup dan lengkap tersebut Alkitab dapat mencapai maksudnya (efficak), yaitu kehendak Allah ♥ dapat dimengerti secara penuh oleh manusia dan keselamatan yang tersedia di dalam wahyu-Nya dapat dinikmati oleh manusia yang menjadi obyek karya keselamatan Allah.
Oleh lengkap dan cukupnya Alkitab maka tidak perlu ada buku lain yang ditambahkan guna menjelaskan agar kebenaran yang terdapat Alkitab menjadi lebih terang, dalam hal ini jelas bahwa Alkitab sudah terang (perspicuitas).
Dalam pernyataan-Nya Allah ♥ menampilkan Diri dengan bahasa dan penampilan yang manusia mampu memahaminya (anthropomofisme).
JBU
https://overcast.fm/+IqODHcdik
Cukup artinya tidak perlu lagi ditambahi dengan kitab-kitab lain, dan tidak boleh mengurangi kitab-kitab yang sudah diakui sebagai kitab-kitab yang memuat kebenaran. Salah seorang reformator pada abad ke-15 pernah mengatakan bahwa kitab Yakobus adalah kitab yang dapat digambarkan sebagai “jerami kering”.
Hal ini dimaksudkan bahwa kitab Yakobus tidak memberi manfaat yang cukup. Pernyataan ini muncul berhubung gelombang gerakan yang menyerukan bahwa keselamatan hanya oleh anugerah (sola gratia) dan hanya oleh iman (sola fide). Kitab Yakobus dipandang mengganggu atau paling tidak mengurangi ketajaman pengajaran sola gratia dan sola fide tersebut.
Padahal sebenarnya tidak.
Kalau keselamatan hanya oleh iman dalam tulisan Roma (Rm. 6-8), maka bisa membangkitkan asumsi bahwa untuk memperoleh dan mengalami keselamatan respon manusia tidak dibutuhkan sama sekali.
Tetapi Yakobus menyatakan bahwa iman bekerja sama dengan perbuatan, oleh karena perbuatannya maka imannya menjadi sempurna (Yak. 2).
Pengertian perbuatan dalam kitab Roma adalah perbuatan berdasarkan hukum, sedangkan perbuatan yang dimaksud oleh Yakobus adalah perbuatan berdasarkan penurutan terhadap kehendak Allah, yaitu pikiran dan perasaan Allah ♥
Sangat jelas sekali bahwa tidak ada orang yang dibenarkan karena perbuatan berdasarkan hukum, tetapi dibenarkan karena perbuatan berdasarkan penurutan terhadap kehendak Allah.
Iman adalah penurutan terhadap kehendak Allah.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang yang tidak melakukan kehendak Bapa tidak masuk ke dalam Kerajaan Surga (Mat. 7:21-23). Kalau kitab Yakobus dihilangkan dari Alkitab, maka konsep keselamatan menjadi kacau.
Pernyataan Tuhan Yesus ♥ bahwa orang yang diselamatkan harus berjuang seperti masuk pintu sempit tidak akan dipahami sebab dengan pikiran atau nalar yang “percaya” maka seseorang sudah selamat.
Keselamatan adalah perjuangan bagaimana meresponi penggarapan Allah untuk menjadi serupa dengan gambar dan rupa Allah, yaitu sesuai dengan rancangan semula.
Pengertian bahwa Alkitab sudah lengkap artinya tidak boleh ditambahi dengan kitab-kitab lain.
Kebenaran yang terdapat dalam Alkitab π sudah cukup, lengkap dan sempurna artinya apa yang sudah tertulis di dalam Alkitab sesuai dengan hasil proses kanonisasi.
Jadi Alkitab yang berisi 66 kitab, yaitu 39 Perjanjian Lama dan 27 Perjanjian Baru sudah cukup dan lengkap.
Adapun kalau ada kitab-kitab lain yang diakui oleh gereja π tertentu, hal itu menjadi hak dan tanggung jawab mereka. Dengan 66 kitab tersebut, maka sebenarnya kebenaran yang Allah kehendaki untuk dipahami orang percaya sudah cukup.
Mengurangi jumlah tersebut akan membuat tidak lengkapnya kebenaran yang harus dipahami orang percaya, tetapi sebaliknya penambahan atas 66 kitab tersebut
akan mengacau kebenaran yang seharusnya dipahami oleh orang percaya.
Apakah Alkitab π yang benar berjumlah 66 atau dengan jumlah yang lain, dapat dibuktikan dengan kualitas anggota gereja mereka? Kualitas anggota gereja yang meyakini Alkitab cukup sejumlah 66 kitab dengan mereka yang menambahi atau mengurangi jumlah kitab, dapat dibuktikan kualitas hidup masing-masing.
Aspek lain yang harus diperhatikan, sekalipun Alkitabnya benar, tetapi kalau tidak memahami isinya pasti juga melahirkan anggota gereja yang tidak sesuai dengan standar kesucian Allah. Dengan demikian, harus dipahami, kalau Alkitabnya saja benar, tetapi kalau tidak mengerti isinya dengan benar akan rusak juga, apalagi kalau Alkitabnya salah.
Alkitab cukup dan lengkap, sehingga sama sekali tidak perlu ditambah oleh kitab-kitab lain sebagai pelengkap atau penyempurnanya. Dewasa ini terdapat aliran Kristen yang menganggap perlu menambah Alkitab dengan kitab lain yang diakui sebagai ilham dari Allah. Ajaran ini harus ditolak tegas. Alkitab sudah cukup (sufficientia).
Demikian pula dengan tradisi yang juga dinormir (dijadikan ukuran etika atau norma) sebagai kebenaran Firman Allah, harus ditolak tegas. Dengan isi yang cukup dan lengkap tersebut Alkitab dapat mencapai maksudnya (efficak), yaitu kehendak Allah ♥ dapat dimengerti secara penuh oleh manusia dan keselamatan yang tersedia di dalam wahyu-Nya dapat dinikmati oleh manusia yang menjadi obyek karya keselamatan Allah.
Oleh lengkap dan cukupnya Alkitab maka tidak perlu ada buku lain yang ditambahkan guna menjelaskan agar kebenaran yang terdapat Alkitab menjadi lebih terang, dalam hal ini jelas bahwa Alkitab sudah terang (perspicuitas).
Dalam pernyataan-Nya Allah ♥ menampilkan Diri dengan bahasa dan penampilan yang manusia mampu memahaminya (anthropomofisme).
JBU
https://overcast.fm/+IqODHcdik
Sabtu, 20 Oktober 2018
RH Truth Daily Enlightenment “ALKITAB TIDAK BISA BERSALAH” Pdt. DR. Erastus Sabdono 21 Oktober 2018
Dalam bab ini kita perlu meninjau sifat-sifat Alkitab yang sekaligus menunjukkan kepiawaian Alkitab yang tak tertandingi dibanding dengan kitab-kitab dalam dunia ini. Pertama, Alkitab πtidak mungkin salah.
Ketidakbersalahan di sini bukan menyangkut penulisan secara hurufiah
dan data-data yang mungkin bisa meleset oleh karena keterbatasan pola pikir manusia pada zamannya, tetapi ketidakbersalahan di sini adalah
menyangkut jiwa kebenaran yang terkandung di dalam Alkitab.
Setiap ide yang dipaparkan Alkitab π adalah kebenaran yang memiliki nilai akurasi sempurna.
Inilah yang juga disebut sebagai infalibilitas Alkitab. Oleh sebab Alkitab tidak mungkin salah, maka Alkitab dapat menjadi syarat mutlak (neccesitas) yang tidak dapat ditawar.
Segala kebenaran yang ditawarkan apabila tidak sesuai dengan kebenaran Alkitab, maka ia bukanlah kebenaran tetapi dusta yang harus tegas ditolak.
Ketepatan Alkitab π teruji dalam hal kegenapan setiap nubuat-nubuatnya.
Bila kita mempelajari mengenai nubuat-nubuat Alkitab, maka semua nubuat yang tertulis dalam Alkitab digenapi dengan sempurna.
Salah satu contoh adalah nubuat yang ditafsirkan oleh Daniel dari mimpi raja Nebukadnezar mengenai patung besar yang melambangkan perjalanan sejarah dunia π
Nubuatan-nubuatan Daniel lebih banyak berbicara mengenai dunia pada waktu itu, tahun-tahun atau abad-abad setelah Daniel hidup, lebih dari keadaan dunia zaman kita.
Kepala emas melambangkan negara Babel tahun 606 SM. Dada dan lengan dari perak menggambarkan Kerajaan Persia tahun 539 SM.
Perut dan pinggang dari tembaga menggambarkan Kerajaan Yunani tahun 331 SM. Paha dari besi menggambarkan Kerajaan Romawi Barat dan Timur tahun 64 SM.
Kaki dan jari-jari sebagian besi dan tanah liat menggambarkan negara-negara di dunia ini, yaitu adanya negara yang kuat dan lemah.
Ini baru salah satu nubuat Alkitab yang digenapi dengan tepat.
Masih banyak nubuat lain yang digenapi dengan sangat tepat dan sempurna.
Hal ini membuktikan bahwa Alkitab tidak mungkin salah.
Ketidakbersalahan Alkitab πbukan terletak pada penulisannya secara harafiah dan data-data minor yang tidak penting.
Tetapi ketidakbersalahan Alkitab terletak pada maksud keselamatan yang diberikan oleh Allah.
Dalam hal ini yang penting dari Alkitab adalah penjelasan atau keterangan mengenai rencana Allah menyelamatkan dunia ini, yaitu bagaimana mengubah manusia-manusia yang terpilih sebagai umat pilihan Perjanjian Baru.
Perubahan itu adalah perubahan dari kodrat manusia dengan kodrat dosanya (sinful nature), menjadi seorang yang berkodrat Ilahi (devine nature). Ini berarti perubahan tersebut bukan hanya dari orang jahat menjadi orang baik, tetapi dari manusia berdosa kemudian menjadi baik, dan akhirnya menjadi sempurna.
Target yang harus dicapai adalah sempurna seperti Bapa ♥ atau serupa dengan Yesus.
Perubahan kodrat dalam kehidupan manusia tidak membutuhkan hukum-hukum seperti hukum-hukum agama samawi pada umumnya. Tetapi yang dibutuhkan adalah pengertian mengenai kebenaran yang dapat mencerdaskan pikiran sehingga orang percaya dapat mengerti kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna.
Itulah sebabnya pikiran orang percaya bukanlah pikiran hukum, tetapi pikiran Tuhan ♥ Terkait dengan hal ini orang percaya dikehendaki oleh Allah untuk memiliki pikiran dan perasaan Kristus (Flp. 2:5-7). Dengan hal ini kita bisa menghayati bahwa Kekristenan bukan jalan hukum, tetapi jalan hidup.
Hidup yang harus dijalani adalah hidupnya Tuhan Yesus.
Untuk memiliki hidup seperti yang pernah dijalani Yesus, orang percaya harus memiliki pikiran dan perasaan-Nya.
Dengan demikian, untuk dapat membedakan apakah seseorang mengerti Alkitab π atau tidak, bukanlah ditentukan oleh cakapnya berbicara mengenai teologi, bukan pula pada jenjang pendidikan teologi, tetapi apakah seseorang memiliki kehidupan Yesus yang diperagakan secara konkrit.
Peragaan tersebut pasti sangat nyata dari setiap kata yang diucapkan atau tulisan melalui media sosial dan seluruh kelakuannya.
Hal ini juga dapat diteguhkan oleh buah-buah kehidupan yang dijalani.
Bagi seorang hamba Tuhan, buah kehidupannya bukan sekadar besarnya gereja πbaik dalam jumlah anggota gereja, aset dan gedung gerejanya tetapi pada kenyataan apakah melalui pelayanan yang diselenggarakan, banyak orang diubah menjadi manusia Allah.
JBU
https://overcast.fm/+IqODHcdik
Ketidakbersalahan di sini bukan menyangkut penulisan secara hurufiah
dan data-data yang mungkin bisa meleset oleh karena keterbatasan pola pikir manusia pada zamannya, tetapi ketidakbersalahan di sini adalah
menyangkut jiwa kebenaran yang terkandung di dalam Alkitab.
Setiap ide yang dipaparkan Alkitab π adalah kebenaran yang memiliki nilai akurasi sempurna.
Inilah yang juga disebut sebagai infalibilitas Alkitab. Oleh sebab Alkitab tidak mungkin salah, maka Alkitab dapat menjadi syarat mutlak (neccesitas) yang tidak dapat ditawar.
Segala kebenaran yang ditawarkan apabila tidak sesuai dengan kebenaran Alkitab, maka ia bukanlah kebenaran tetapi dusta yang harus tegas ditolak.
Ketepatan Alkitab π teruji dalam hal kegenapan setiap nubuat-nubuatnya.
Bila kita mempelajari mengenai nubuat-nubuat Alkitab, maka semua nubuat yang tertulis dalam Alkitab digenapi dengan sempurna.
Salah satu contoh adalah nubuat yang ditafsirkan oleh Daniel dari mimpi raja Nebukadnezar mengenai patung besar yang melambangkan perjalanan sejarah dunia π
Nubuatan-nubuatan Daniel lebih banyak berbicara mengenai dunia pada waktu itu, tahun-tahun atau abad-abad setelah Daniel hidup, lebih dari keadaan dunia zaman kita.
Kepala emas melambangkan negara Babel tahun 606 SM. Dada dan lengan dari perak menggambarkan Kerajaan Persia tahun 539 SM.
Perut dan pinggang dari tembaga menggambarkan Kerajaan Yunani tahun 331 SM. Paha dari besi menggambarkan Kerajaan Romawi Barat dan Timur tahun 64 SM.
Kaki dan jari-jari sebagian besi dan tanah liat menggambarkan negara-negara di dunia ini, yaitu adanya negara yang kuat dan lemah.
Ini baru salah satu nubuat Alkitab yang digenapi dengan tepat.
Masih banyak nubuat lain yang digenapi dengan sangat tepat dan sempurna.
Hal ini membuktikan bahwa Alkitab tidak mungkin salah.
Ketidakbersalahan Alkitab πbukan terletak pada penulisannya secara harafiah dan data-data minor yang tidak penting.
Tetapi ketidakbersalahan Alkitab terletak pada maksud keselamatan yang diberikan oleh Allah.
Dalam hal ini yang penting dari Alkitab adalah penjelasan atau keterangan mengenai rencana Allah menyelamatkan dunia ini, yaitu bagaimana mengubah manusia-manusia yang terpilih sebagai umat pilihan Perjanjian Baru.
Perubahan itu adalah perubahan dari kodrat manusia dengan kodrat dosanya (sinful nature), menjadi seorang yang berkodrat Ilahi (devine nature). Ini berarti perubahan tersebut bukan hanya dari orang jahat menjadi orang baik, tetapi dari manusia berdosa kemudian menjadi baik, dan akhirnya menjadi sempurna.
Target yang harus dicapai adalah sempurna seperti Bapa ♥ atau serupa dengan Yesus.
Perubahan kodrat dalam kehidupan manusia tidak membutuhkan hukum-hukum seperti hukum-hukum agama samawi pada umumnya. Tetapi yang dibutuhkan adalah pengertian mengenai kebenaran yang dapat mencerdaskan pikiran sehingga orang percaya dapat mengerti kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna.
Itulah sebabnya pikiran orang percaya bukanlah pikiran hukum, tetapi pikiran Tuhan ♥ Terkait dengan hal ini orang percaya dikehendaki oleh Allah untuk memiliki pikiran dan perasaan Kristus (Flp. 2:5-7). Dengan hal ini kita bisa menghayati bahwa Kekristenan bukan jalan hukum, tetapi jalan hidup.
Hidup yang harus dijalani adalah hidupnya Tuhan Yesus.
Untuk memiliki hidup seperti yang pernah dijalani Yesus, orang percaya harus memiliki pikiran dan perasaan-Nya.
Dengan demikian, untuk dapat membedakan apakah seseorang mengerti Alkitab π atau tidak, bukanlah ditentukan oleh cakapnya berbicara mengenai teologi, bukan pula pada jenjang pendidikan teologi, tetapi apakah seseorang memiliki kehidupan Yesus yang diperagakan secara konkrit.
Peragaan tersebut pasti sangat nyata dari setiap kata yang diucapkan atau tulisan melalui media sosial dan seluruh kelakuannya.
Hal ini juga dapat diteguhkan oleh buah-buah kehidupan yang dijalani.
Bagi seorang hamba Tuhan, buah kehidupannya bukan sekadar besarnya gereja πbaik dalam jumlah anggota gereja, aset dan gedung gerejanya tetapi pada kenyataan apakah melalui pelayanan yang diselenggarakan, banyak orang diubah menjadi manusia Allah.
JBU
https://overcast.fm/+IqODHcdik
RH Truth Daily Enlightenment “BISA DIPERCAYAI” Pdt. DR. Erastus Sabdono 20 Oktober 2018
Dalam sejarah perjalanan Alkitab, tidak jarang serangan bukan datang dari orang di luar Kristen, tetapi juga datang dari orang-orang Kristen sendiri. Dan yang paling menyedihkan, serangan terhadap Alkitab πjustru datang dari teolog-teolog Kristen sendiri dan orang-orang Kristen yang tidak mengerti kebenaran Alkitab.
Mereka studi Alkitab selama bertahun-tahun supaya menjadi cerdas dan membela pekerjaan Tuhan, tetapi malahan sebaliknya, menyerang Alkitab. Tetapi walaupun Alkitab mengalami tantangan dan serangan yang begitu hebat, Alkitab tetap eksis.
Seharusnya teolog-teolog Kristen berdiri membela Alkitab sebagai kebenaran yang tidak ada duanya. Tetapi ironisnya, justru mereka mencoba merusak kewibawaan Alkitab.
Di antara orang-orang tersebut mengajarkan bahwa tidak semua yang tertulis dalam Injil adalah Firman Tuhan ♥ atau ucapan Tuhan. Ada juga yang mengatakan bahwa kebangkitan Yesus adalah peritiwa sumbolis. Mereka mengajarkan bahwa Yesus tidak bangkit.
Mereka yang mengatakan bahwa kisah-kisah yang tertulis dalam Alkitab π adalah mitos, terutama yang menyangkut mukjizat.
Memang Alkitab ditulis oleh manusia dengan segala keberadaannya, tetapi bukan berarti apa yang mereka tulis boleh diragukan.
Roh Kudus menuntun orang percaya dalam menerima pengilhaman kebenaran.
Mereka yang menerima penghilhaman adalah orang-orang pilihan yang “mumpuni” atau berkapasitas untuk menerima pewahyuan; seperti Musa, Daniel, para penulis Injil, Paulus, Petrus, Yohanes dan lain sebagainya.
Jadi, bukan orang sembarangan untuk bisa dipercaya menerima pewahyuan atau ilham dari Tuhan, yaitu kebenaran-Nya guna maksud dan rencana penyelamatan umat manusia.
Terutama kehidupan moral mereka yang baik, yang patut diteladani, walau mereka tentu tidak atau belum sempurna.
Jadi sangat keliru kalau ada tuduhan bahwa Alkitab π ditulis dalam pengaruh keberadaan individu, baik kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangannya dan lain sebagainya. Aspek negatif yang bisa dimunculkan adalah kemungkinan terjadi kesalahan dalam penulisannya.
Jika hal itu terjadi, kita tidak perlu gusar dan meragukan Alkitab.
Penulis Alkitab, khususnya Perjanjian Lama, pasti terdapat data-data yang tidak sama. Data-data tersebut tidak bisa dikatakan bertentangan, sebab bukan sesuatu yang bersifat pengajaran.
Tetapi hanya data-data seperti jumlah kuda-kuda Salomo, nama-nama orang yang tidak penting dan urutan silsilah dan lain sebagainya.
Tetapi bila menyebut nama-nama penting, tidak mungkin salah.
Seperti misalnya bahwa Abraham adalah leluhur Israel, bahwa yang dikorbankan adalah Ishak dan lain sebagainya, tidak mungkin salah.
Dalam hal ini nampak sekali unsur kemanusiaan dalam Alkitab, yaitu bahwa penulisnya adalah manusia dengan segala keterbatasannya.
Tetapi bagaimanapun, inti berita keselamatan dalam Yesus Kristus ♥ yang benang merahnya sudah ada sejak zaman nenek moyang Israel secara khusus dan manusia pada umumnya, tidak mungkin meleset.
Kenyataan bahwa Alkitab ditulis manusia dengan segala keterbatasannya
membuat Alkitab bisa dibaca oleh setiap orang dan dimengerti dengan lebih mudah.
Kita harus memandang bahwa Alkitab ditulis oleh manusia dengan segala keberadaannya seperti para pembacanya, maka Alkitab π akan sangat mungkin dipahami secara utuh dan lengkap oleh pembacanya yang juga adalah manusia. Dalam hal ini Firman Tuhan dibungkus dalam budaya manusia, konteksnya adalah budaya Timur Tengah, khususnya bangsa Israel dari zaman sebelum Musa sampai zaman Roma menguasai Palestina pada abad 1.
Alkitab π yang memuat data-data yang menyangkut waktu, tempat dan zaman raja-raja tertentu, ternyata dalam penggalian sejarah, data-data tersebut cocok. Seperti misalnya kisah mengenai Firaun yang ditenggelamkan di Laut Tiberau.
Hari ini para arkeolog menemukan bangkai kereta-kereta perang dan perlengkapan senjata. Hal ini menunjukkan Alkitab bisa dipercaya.
Juga mengenai bahtera Nuh.
Kalau ada buku yang mengakui kebenaran data Alkitab, tetapi tidak menerima seluruh kebenaran yang terdapat di dalamnya, berarti sebuah “pembajakan” yang tidak bertanggung jawab.
Kalau Allah itu esa, maka kebenaran-Nya juga esa.
Hal ini sejajar bahwa satu-satunya jalan keselamatan adalah Yesus Kristus. Dengan hal ini, kita berpendirian pula bahwa satu-satunya Kitab Suci yang benar adalah Alkitab.
JBU
https://overcast.fm/+IqOCKp2Ug
Mereka studi Alkitab selama bertahun-tahun supaya menjadi cerdas dan membela pekerjaan Tuhan, tetapi malahan sebaliknya, menyerang Alkitab. Tetapi walaupun Alkitab mengalami tantangan dan serangan yang begitu hebat, Alkitab tetap eksis.
Seharusnya teolog-teolog Kristen berdiri membela Alkitab sebagai kebenaran yang tidak ada duanya. Tetapi ironisnya, justru mereka mencoba merusak kewibawaan Alkitab.
Di antara orang-orang tersebut mengajarkan bahwa tidak semua yang tertulis dalam Injil adalah Firman Tuhan ♥ atau ucapan Tuhan. Ada juga yang mengatakan bahwa kebangkitan Yesus adalah peritiwa sumbolis. Mereka mengajarkan bahwa Yesus tidak bangkit.
Mereka yang mengatakan bahwa kisah-kisah yang tertulis dalam Alkitab π adalah mitos, terutama yang menyangkut mukjizat.
Memang Alkitab ditulis oleh manusia dengan segala keberadaannya, tetapi bukan berarti apa yang mereka tulis boleh diragukan.
Roh Kudus menuntun orang percaya dalam menerima pengilhaman kebenaran.
Mereka yang menerima penghilhaman adalah orang-orang pilihan yang “mumpuni” atau berkapasitas untuk menerima pewahyuan; seperti Musa, Daniel, para penulis Injil, Paulus, Petrus, Yohanes dan lain sebagainya.
Jadi, bukan orang sembarangan untuk bisa dipercaya menerima pewahyuan atau ilham dari Tuhan, yaitu kebenaran-Nya guna maksud dan rencana penyelamatan umat manusia.
Terutama kehidupan moral mereka yang baik, yang patut diteladani, walau mereka tentu tidak atau belum sempurna.
Jadi sangat keliru kalau ada tuduhan bahwa Alkitab π ditulis dalam pengaruh keberadaan individu, baik kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangannya dan lain sebagainya. Aspek negatif yang bisa dimunculkan adalah kemungkinan terjadi kesalahan dalam penulisannya.
Jika hal itu terjadi, kita tidak perlu gusar dan meragukan Alkitab.
Penulis Alkitab, khususnya Perjanjian Lama, pasti terdapat data-data yang tidak sama. Data-data tersebut tidak bisa dikatakan bertentangan, sebab bukan sesuatu yang bersifat pengajaran.
Tetapi hanya data-data seperti jumlah kuda-kuda Salomo, nama-nama orang yang tidak penting dan urutan silsilah dan lain sebagainya.
Tetapi bila menyebut nama-nama penting, tidak mungkin salah.
Seperti misalnya bahwa Abraham adalah leluhur Israel, bahwa yang dikorbankan adalah Ishak dan lain sebagainya, tidak mungkin salah.
Dalam hal ini nampak sekali unsur kemanusiaan dalam Alkitab, yaitu bahwa penulisnya adalah manusia dengan segala keterbatasannya.
Tetapi bagaimanapun, inti berita keselamatan dalam Yesus Kristus ♥ yang benang merahnya sudah ada sejak zaman nenek moyang Israel secara khusus dan manusia pada umumnya, tidak mungkin meleset.
Kenyataan bahwa Alkitab ditulis manusia dengan segala keterbatasannya
membuat Alkitab bisa dibaca oleh setiap orang dan dimengerti dengan lebih mudah.
Kita harus memandang bahwa Alkitab ditulis oleh manusia dengan segala keberadaannya seperti para pembacanya, maka Alkitab π akan sangat mungkin dipahami secara utuh dan lengkap oleh pembacanya yang juga adalah manusia. Dalam hal ini Firman Tuhan dibungkus dalam budaya manusia, konteksnya adalah budaya Timur Tengah, khususnya bangsa Israel dari zaman sebelum Musa sampai zaman Roma menguasai Palestina pada abad 1.
Alkitab π yang memuat data-data yang menyangkut waktu, tempat dan zaman raja-raja tertentu, ternyata dalam penggalian sejarah, data-data tersebut cocok. Seperti misalnya kisah mengenai Firaun yang ditenggelamkan di Laut Tiberau.
Hari ini para arkeolog menemukan bangkai kereta-kereta perang dan perlengkapan senjata. Hal ini menunjukkan Alkitab bisa dipercaya.
Juga mengenai bahtera Nuh.
Kalau ada buku yang mengakui kebenaran data Alkitab, tetapi tidak menerima seluruh kebenaran yang terdapat di dalamnya, berarti sebuah “pembajakan” yang tidak bertanggung jawab.
Kalau Allah itu esa, maka kebenaran-Nya juga esa.
Hal ini sejajar bahwa satu-satunya jalan keselamatan adalah Yesus Kristus. Dengan hal ini, kita berpendirian pula bahwa satu-satunya Kitab Suci yang benar adalah Alkitab.
JBU
https://overcast.fm/+IqOCKp2Ug
Jumat, 19 Oktober 2018
( Sunday Bible Teaching ) SBT, 14 Oktober 2018 Pdt. DR. Erastus Sabdono
Tidak semua doa dan penyembahan itu sampai ke hadirat tahta Tuhan Yesus ♥
Kalau hidup kita ini benar - benar bersih.
Kalau kita benar - benar mengasihi Bapa dan Tuhan Yesus.
Kita benar - benar menyiapkan diri untuk mengabdi kepada Tuhan dan rela berkorban untuk kepentingan kerajaan Allah.
Dengan kalimat lain jika kita
bisa menempatkan diri kita secara benar dari waktu ke waktu dan kita sungguh - sungguh menyenangkan hatinya, maka penyembahan dan doa kita manis Dia dengar.
Jadi tidak mudah mengucapkan lagu
"Biarlah manis Kau dengar Tuhan".
Kita akan menemukan sukacita yang luar biasa ketika bisa menghayati penyembahan dan doa kita diperkenan dan didengar sampai tahta Bapa ♥
Sebab penyembahan dan doa kita diakui.
Itu menjadi kegembiraan yang luar biasa.
Kita bisa bersekutu dan bersentuhan dengan Dia
Bisa memiliki relasi kongkrit dengan Dia.
Oleh sebab itu memahami siapa dan bagaimana Tuhan
itu penting.
Kalau mau bergaul dengan Allah harus belajar Theologia.
Theos itu Allah.
Logia itu ilmu
Jadi Theologia itu ilmu tentang Tuhan.
Dan Kita harus mengerti serta menerima Theologia itu mutlak untuk kita miliki dan kuasai.
Itu lebih mutlak dari studi dan ilmu apapun.
Theologia itu studi tentang keberadaan Allah ♥
Tentang eksistensinya, menyangkut karya dan rencana - rencanNya untuk dipahami orang percaya sebagai pedoman.
Sebagai kompas kehidupan.
Dan kita memiliki Alkitab πyang adalah satu - satunya sumber kebenaran yang tidak boleh digabung, dicampur dengan sumber yang lain.
Kalau pengajaran didasarkan Alkitab π sebenarnya itu Theologia.
Tetapi satu ajaran yang tidak sesuai Alkitab tidak patut disebut Theologia tetapi disebut Atheologia.
Itu bukan ilmu tentang Tuhan artinya bukan ilmu tentang Tuhan yang benar.
Kalau ajaran di luar gereja π sangat mudah dikenali.
Bersumber dari berbagai kitab - kitab yang kita akui Wahyu Allah.
Tetapi kalau khotbah ajaran diclaim sebagai ajaran yang didasarkan Alkitab yang sama yang diyakini sebagai sumber kebenaran maka hal ini sangat berpotensi menipu.
Orang - orang yang mengajarkan tidak sesuai dengan nafas injil, tidak sesuai nafas injil dan kebenaran,
Itu alat setan yang efektif membinasakan umatnya.
2 Korintus 11 : 3 - 4
Pohon kehidupan dan pohon pengetahuan yang baik dan jahat, mestinya itu tidak boleh kita pahami secara harafiah.
Kalau kita pahami secara harafiah, kisah dalam qkejadian pasal 3 itu menjadi mitos.
Sesuatu yang tidak logis,
bagaimana mungkin makan buah membuat pengertian atau mata terbuka, tidak mungkin.
Yang membuat mata terbuka itu yang di dalamnya mengandung pengertian itu pasti sesuatu yang bersifat falsafi yang didengar.
Jadi pohon kehidupan dan pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat, harus dipahami konsumsi jiwa.
Ada buah - buah yang bisa dimakan, ada buah yang dikonsumsi jiwa.
Jadi di Taman Eden atau di dunia mula - mula Adam dan Hawa harus memilih.
Apakah dia dapat input dari Tuhan ♥ atau sumber lain ?
Namanya buah pengetahuan tentang yang baik dan jahat, kalau dikonsumsi pengetahuan
Namanya juga pengetahuan.
Alkitab π itu sangat cerdas, maka kita harus berpikir cerdas.
Tidak mungkin makan buah lalu sadar akan keterlanjangannya.
Tuhan bukan ingin kita tidak memiliki pengetahuan baik dan jahat.
Tuhan ♥ menghendaki pengetahuan tentang yang baik dan jahat yang sama dengam kehidupan, itu dari Tuhan.
Pengetahuan yang bukan dari Tuhan itu kematian.
Maka buah yang satu disebut kehidupan.
Kalau makan buah yang Tuhan berikan artinya dikonsumsi jiwamu, kamu hidup.
Kalau kamu mengkonsumsi buah yang bukan dari Allah pengetahuan tentang yang baik dan jahat kamu mati.
Kisah Adam dan Hawa diberikan kepada Bangsa Israel yang selama ratusan tahun menjadi budak.
Mereka sudah menjadi budak begitu lama.
Mereka berpikir sangat primitif.
Maka Tuhan ♥ begitu cerdas maha cerdas memberikan kisah Adam dan Hawa yang memiliki fleksibilitas dan dinamisitas yang tinggi.
Ketika kita hidup di zaman ini dengan pengertian lebih lengkap maka kita memahami secara cerdas.
Jadi buah pengetahuan baik
dan jahat itu figuratif.
Ketika Tuhan Yesus datang ke dunia memberikan keselamatan.
Manusia mau dikembalikan ke rancangan semula.
Yang gagal dicapai oleh Adam
Yang berhasil dicapai oleh Tuhan Yesus ♥
Kalau kita ikut Tuhan Yesus, kita dikehendaki mencapai apa yang dicapai Tuhan Yesus
Maka inti dari kekristenan itu seperti Kristus.
Beriman itu menjadi seperti Yesus.
Beriman itu melakukan
Kehendak Bapa.
Kehendak Bapa tidak mewakili hukum, tetapi diwakili pikiran dan perasaannya yaitu Roh Kudus yang menjadi alatnya ditaruh dalam diri kita.
Beriman itu berarti hidup tidak bercacat dan tidak bercela.
Dan akhirnya sampai pada konklusi bahwa beriman artinya : dikembalikan ke rancangan semula.
Jadi kalau orang Kristen tidak semakin serupa Yesus, tidak dikembalikan ke rancangan semula, itu sesat...
Setan dengan kecerdasannya pasti memberikan input - input.
Adam kehilangan kemuliaan Allah, kurang kemuliaan Allah itu tidak membuat Adam bejat seperti binatang.
Memang dalam perkembangan ada manusia bejat dan jahat yang keji seperti hewan.
Tetapi kejatuhan manusia, dalam dosa tidak mencapai standar kesucian Allah.
Tidak mencapai goal yang dikehendaki Allah ♥
Manusia tidak mencapai
tidak mencapai tselem dan demuth, segambar dan serupa dengan Allah.
Ajaran injil yang sebenarnya bukan injil itu tidak membuat orang jadi bejat seperti hewan.
Tetapi menggagalkan rencana Allah untuk menciptakan manusia segambar dan serupa dengan gairah Injil yang sejati itu sangat kuat mendesak, intinya mendesak umat untuk mengikut jejak Tuhan Yesus ♥
- Serigala punya liang, burung punya sarang, anak manusia tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepalanya.
-Juallah segala milikmu, bagikan kepada orang miskin, datanglah kemari dan ikutlah Aku.
- Kumpulkan harta di Surga bukan di bumi.
- Lepaskan milikmu dari dirimu dan seterusnya.
Kalau Paulus menulis sebagai user di Injil
Dia berkata :
- Pikirkan perkara yang di atas bukan di bumi.
- Asal ada makanan dan pakaian cukup.
Itu menarik manusia untuk berbeda dengan dunia.
Di dunia π modern ini sudah sulit banget kebenaran Injil yang murni.
Bukan berarti tidak bisa dikenakan.
Masalahnya injil yang benar bukan injil, Yesus yang lain.
Kalau Yesus yang benar menarik kita untuk
tidak boleh hidup wajar.
Harus hidup seperti Dia hidup.
Maka Tuhan mengatakan makan dagingKu, minum darahKu, kenakan gairahKu, jalani jalan hidupKu.
Kalu jadi Kristen tetapi tidak sejati, tetap ke gereja, kasih perpuluhan.
Tetapi itu tidak sejati
Yang sejati kita harus seperti Yesus.
Setia kepada Kristus itu bukan hanya beragama Kristen, tidak pindah agama.
Setia kepada Kristus ♥ berarti : mengikut jejakNya.
Kita sudah mendengar firman, Tetapi tidak menggerus jiwa duniawi kita.
Kalau doa kita bisa sampai pada takhta Tuhan Yesus itu luar biasa, membahagiakan.
Kalau doa kita bisa sampai pads takhta dan bisa bersinambungan kita bisa menjadi sahabat Tuhan Yesus.
Jadi Anak Allah.
Tentu Kita akan sangat terhormat bukan di mata manusia tetapi di mata Tuhan.
Jangan mencari nilai diri manusia, dengan hormat, kedudukan, pangkat, dengan semua perhiasan yang kita kenakan.
Tetapi ketika penyembahan kita sampai di takhta Bapa ♥ di Surga, luar biasa.
- Mulut kita harus bersih.
- Pikiran kita harus bersih
- Tidak menyimpan sakit hati, dendam kepada siapapun.
Kita percepat pertumbuhan rohani kita di tengah - tengah kesibukan di dalam mencari nafkah yang makin sulit dan berat, kita melekat dengan Tuhan.
Dengan sikap yang hormat, yang patut, dan pantas kepada Bapa di Surga.
Jadi kesetiaan sejati itu standarnya ukurannya seperti Tuhan Yesus ♥ yang taat sampai mati bahkan mati di kayu salib.
Tidak meragukan Bapa sama sekali, walaupun Dia merasa dan fakta memang Bapa meninggalkan Dia.
Sebab Dia menggantikan kita.
Kita yang mestinya ditinggalkan Bapa, tetapi
Yesus menggantikan kita ditinggalkan Bapa ♥ untuk sementara waktu.
Kemudian Dia dibangkitkan ketika Dia harus mati.
Dua kali Yesus dimatikan.
- Yang pertama waktu dia di Surga, sebagai Allah Anak, dilucuti kesadarannya, dia menjadi bayi starting from zero.
Benar - benar luar biasa, itu dibunuh.
Kesadarannya dihabisi.
Yang kedua di kayu salib.
Kita kagum pribadi Ini.
Layak Dia diberi kuasa di Surga dan di bumi π
Pantas tua - tua di Surga berkata Anak Domba Allah yang layak menerima pujian.
Teladan kita Dia, kesetiaan kita, kepada Bapa seperti Dia.
Apapun keadaan kita, kita percaya.
Dia tidak berlaku tidak seria dan curang terhadap kita.
Jangan sampai kita meragukan Tuhan, sehingga merasa tidak cukup tidak lengkap hidup ini tanpa memiliki rumah, mobil, tidak bahagia kalau belum jalan - jalan ke tempat anu.
Kita harus berani berkata : "Yesus cukup bagiku"
Kalau seseorang tidak merasa
Yesus cukup bagiku, dia akan mencari hal - hal lain agar hidupnya cukup dan utuh.
Akhirnya dia berkhianat.
Kalau seseorang tidak menjadikan Tuhan ♥ segalanya dalam hidup, dia tidak mungkin setia.
Yesus yang benar yang membawa kita kepada salib.
Yesus yang benar Yesus yang menyalibkan daging kita.
Berkat umat Perjanjian Lama kemakmuran.
Berkat umat Perjanjian Baru penderitaan.
Injil berita baik menurut Tuhan bukan untuk manusia.
Galatia 1 : 6 - 10
Orang Kristen tidak bertumbuh karena pengaruh dunia π
Di zaman kita dibutuhkan kebenaran - kebenaran yang tidak menyalahi Alkitab
untuk mengantisipasi dunia kita hari ini.
Jangan menyamai doktrin itu dengan kekuatan Alkitab π
Dokma doktrin ajaran tidak boleh di atas Alkitab
Alkitab yang harus memverifikasi doktrin.
Injil yang benar ditandai satu hal :
- Menjadi seperti Yesua
- Tidak mencintai dunia
- Hidup suci walaupun itu berjuang terseok - seok
Trak dari hidup orang itu akan nampak.
Kalau masa lalunya kelam, sekarang mulai berubah.
Diubahkan untuk mencintai Tuhan.
Injil yang benar itu injil yang tidak menyenangkan, tidak diperkenan manusia.
Kalau Tuhan Yesus ♥ berkata dagingku adalah benar - benar makanan, darahku benar - benar minuman.
Lalu orang mengatakan perkataan ini keras, sebenarnya tidak keras.
Maksudnya makan daging Tuhan dan minum darah Tuhan itu berani menyangkal naluriah secara umum atau wajar lalu mengenakan kehidupan Anak Allah yang mengosongkan diri ini.
Kalau kita bersungguh - sungguh kita akan mencium keharuman kebenaran injil yaitu
Jika kita bisa mengenakannya
Sehingga menjadi kesukaan
Oleh sebab itu Betapa berharganya pengenalan akan Tuhan ♥ atau Theologi yang benar itu.
JBU π·
Kalau hidup kita ini benar - benar bersih.
Kalau kita benar - benar mengasihi Bapa dan Tuhan Yesus.
Kita benar - benar menyiapkan diri untuk mengabdi kepada Tuhan dan rela berkorban untuk kepentingan kerajaan Allah.
Dengan kalimat lain jika kita
bisa menempatkan diri kita secara benar dari waktu ke waktu dan kita sungguh - sungguh menyenangkan hatinya, maka penyembahan dan doa kita manis Dia dengar.
Jadi tidak mudah mengucapkan lagu
"Biarlah manis Kau dengar Tuhan".
Kita akan menemukan sukacita yang luar biasa ketika bisa menghayati penyembahan dan doa kita diperkenan dan didengar sampai tahta Bapa ♥
Sebab penyembahan dan doa kita diakui.
Itu menjadi kegembiraan yang luar biasa.
Kita bisa bersekutu dan bersentuhan dengan Dia
Bisa memiliki relasi kongkrit dengan Dia.
Oleh sebab itu memahami siapa dan bagaimana Tuhan
itu penting.
Kalau mau bergaul dengan Allah harus belajar Theologia.
Theos itu Allah.
Logia itu ilmu
Jadi Theologia itu ilmu tentang Tuhan.
Dan Kita harus mengerti serta menerima Theologia itu mutlak untuk kita miliki dan kuasai.
Itu lebih mutlak dari studi dan ilmu apapun.
Theologia itu studi tentang keberadaan Allah ♥
Tentang eksistensinya, menyangkut karya dan rencana - rencanNya untuk dipahami orang percaya sebagai pedoman.
Sebagai kompas kehidupan.
Dan kita memiliki Alkitab πyang adalah satu - satunya sumber kebenaran yang tidak boleh digabung, dicampur dengan sumber yang lain.
Kalau pengajaran didasarkan Alkitab π sebenarnya itu Theologia.
Tetapi satu ajaran yang tidak sesuai Alkitab tidak patut disebut Theologia tetapi disebut Atheologia.
Itu bukan ilmu tentang Tuhan artinya bukan ilmu tentang Tuhan yang benar.
Kalau ajaran di luar gereja π sangat mudah dikenali.
Bersumber dari berbagai kitab - kitab yang kita akui Wahyu Allah.
Tetapi kalau khotbah ajaran diclaim sebagai ajaran yang didasarkan Alkitab yang sama yang diyakini sebagai sumber kebenaran maka hal ini sangat berpotensi menipu.
Orang - orang yang mengajarkan tidak sesuai dengan nafas injil, tidak sesuai nafas injil dan kebenaran,
Itu alat setan yang efektif membinasakan umatnya.
2 Korintus 11 : 3 - 4
Pohon kehidupan dan pohon pengetahuan yang baik dan jahat, mestinya itu tidak boleh kita pahami secara harafiah.
Kalau kita pahami secara harafiah, kisah dalam qkejadian pasal 3 itu menjadi mitos.
Sesuatu yang tidak logis,
bagaimana mungkin makan buah membuat pengertian atau mata terbuka, tidak mungkin.
Yang membuat mata terbuka itu yang di dalamnya mengandung pengertian itu pasti sesuatu yang bersifat falsafi yang didengar.
Jadi pohon kehidupan dan pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat, harus dipahami konsumsi jiwa.
Ada buah - buah yang bisa dimakan, ada buah yang dikonsumsi jiwa.
Jadi di Taman Eden atau di dunia mula - mula Adam dan Hawa harus memilih.
Apakah dia dapat input dari Tuhan ♥ atau sumber lain ?
Namanya buah pengetahuan tentang yang baik dan jahat, kalau dikonsumsi pengetahuan
Namanya juga pengetahuan.
Alkitab π itu sangat cerdas, maka kita harus berpikir cerdas.
Tidak mungkin makan buah lalu sadar akan keterlanjangannya.
Tuhan bukan ingin kita tidak memiliki pengetahuan baik dan jahat.
Tuhan ♥ menghendaki pengetahuan tentang yang baik dan jahat yang sama dengam kehidupan, itu dari Tuhan.
Pengetahuan yang bukan dari Tuhan itu kematian.
Maka buah yang satu disebut kehidupan.
Kalau makan buah yang Tuhan berikan artinya dikonsumsi jiwamu, kamu hidup.
Kalau kamu mengkonsumsi buah yang bukan dari Allah pengetahuan tentang yang baik dan jahat kamu mati.
Kisah Adam dan Hawa diberikan kepada Bangsa Israel yang selama ratusan tahun menjadi budak.
Mereka sudah menjadi budak begitu lama.
Mereka berpikir sangat primitif.
Maka Tuhan ♥ begitu cerdas maha cerdas memberikan kisah Adam dan Hawa yang memiliki fleksibilitas dan dinamisitas yang tinggi.
Ketika kita hidup di zaman ini dengan pengertian lebih lengkap maka kita memahami secara cerdas.
Jadi buah pengetahuan baik
dan jahat itu figuratif.
Ketika Tuhan Yesus datang ke dunia memberikan keselamatan.
Manusia mau dikembalikan ke rancangan semula.
Yang gagal dicapai oleh Adam
Yang berhasil dicapai oleh Tuhan Yesus ♥
Kalau kita ikut Tuhan Yesus, kita dikehendaki mencapai apa yang dicapai Tuhan Yesus
Maka inti dari kekristenan itu seperti Kristus.
Beriman itu menjadi seperti Yesus.
Beriman itu melakukan
Kehendak Bapa.
Kehendak Bapa tidak mewakili hukum, tetapi diwakili pikiran dan perasaannya yaitu Roh Kudus yang menjadi alatnya ditaruh dalam diri kita.
Beriman itu berarti hidup tidak bercacat dan tidak bercela.
Dan akhirnya sampai pada konklusi bahwa beriman artinya : dikembalikan ke rancangan semula.
Jadi kalau orang Kristen tidak semakin serupa Yesus, tidak dikembalikan ke rancangan semula, itu sesat...
Setan dengan kecerdasannya pasti memberikan input - input.
Adam kehilangan kemuliaan Allah, kurang kemuliaan Allah itu tidak membuat Adam bejat seperti binatang.
Memang dalam perkembangan ada manusia bejat dan jahat yang keji seperti hewan.
Tetapi kejatuhan manusia, dalam dosa tidak mencapai standar kesucian Allah.
Tidak mencapai goal yang dikehendaki Allah ♥
Manusia tidak mencapai
tidak mencapai tselem dan demuth, segambar dan serupa dengan Allah.
Ajaran injil yang sebenarnya bukan injil itu tidak membuat orang jadi bejat seperti hewan.
Tetapi menggagalkan rencana Allah untuk menciptakan manusia segambar dan serupa dengan gairah Injil yang sejati itu sangat kuat mendesak, intinya mendesak umat untuk mengikut jejak Tuhan Yesus ♥
- Serigala punya liang, burung punya sarang, anak manusia tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepalanya.
-Juallah segala milikmu, bagikan kepada orang miskin, datanglah kemari dan ikutlah Aku.
- Kumpulkan harta di Surga bukan di bumi.
- Lepaskan milikmu dari dirimu dan seterusnya.
Kalau Paulus menulis sebagai user di Injil
Dia berkata :
- Pikirkan perkara yang di atas bukan di bumi.
- Asal ada makanan dan pakaian cukup.
Itu menarik manusia untuk berbeda dengan dunia.
Di dunia π modern ini sudah sulit banget kebenaran Injil yang murni.
Bukan berarti tidak bisa dikenakan.
Masalahnya injil yang benar bukan injil, Yesus yang lain.
Kalau Yesus yang benar menarik kita untuk
tidak boleh hidup wajar.
Harus hidup seperti Dia hidup.
Maka Tuhan mengatakan makan dagingKu, minum darahKu, kenakan gairahKu, jalani jalan hidupKu.
Kalu jadi Kristen tetapi tidak sejati, tetap ke gereja, kasih perpuluhan.
Tetapi itu tidak sejati
Yang sejati kita harus seperti Yesus.
Setia kepada Kristus itu bukan hanya beragama Kristen, tidak pindah agama.
Setia kepada Kristus ♥ berarti : mengikut jejakNya.
Kita sudah mendengar firman, Tetapi tidak menggerus jiwa duniawi kita.
Kalau doa kita bisa sampai pada takhta Tuhan Yesus itu luar biasa, membahagiakan.
Kalau doa kita bisa sampai pads takhta dan bisa bersinambungan kita bisa menjadi sahabat Tuhan Yesus.
Jadi Anak Allah.
Tentu Kita akan sangat terhormat bukan di mata manusia tetapi di mata Tuhan.
Jangan mencari nilai diri manusia, dengan hormat, kedudukan, pangkat, dengan semua perhiasan yang kita kenakan.
Tetapi ketika penyembahan kita sampai di takhta Bapa ♥ di Surga, luar biasa.
- Mulut kita harus bersih.
- Pikiran kita harus bersih
- Tidak menyimpan sakit hati, dendam kepada siapapun.
Kita percepat pertumbuhan rohani kita di tengah - tengah kesibukan di dalam mencari nafkah yang makin sulit dan berat, kita melekat dengan Tuhan.
Dengan sikap yang hormat, yang patut, dan pantas kepada Bapa di Surga.
Jadi kesetiaan sejati itu standarnya ukurannya seperti Tuhan Yesus ♥ yang taat sampai mati bahkan mati di kayu salib.
Tidak meragukan Bapa sama sekali, walaupun Dia merasa dan fakta memang Bapa meninggalkan Dia.
Sebab Dia menggantikan kita.
Kita yang mestinya ditinggalkan Bapa, tetapi
Yesus menggantikan kita ditinggalkan Bapa ♥ untuk sementara waktu.
Kemudian Dia dibangkitkan ketika Dia harus mati.
Dua kali Yesus dimatikan.
- Yang pertama waktu dia di Surga, sebagai Allah Anak, dilucuti kesadarannya, dia menjadi bayi starting from zero.
Benar - benar luar biasa, itu dibunuh.
Kesadarannya dihabisi.
Yang kedua di kayu salib.
Kita kagum pribadi Ini.
Layak Dia diberi kuasa di Surga dan di bumi π
Pantas tua - tua di Surga berkata Anak Domba Allah yang layak menerima pujian.
Teladan kita Dia, kesetiaan kita, kepada Bapa seperti Dia.
Apapun keadaan kita, kita percaya.
Dia tidak berlaku tidak seria dan curang terhadap kita.
Jangan sampai kita meragukan Tuhan, sehingga merasa tidak cukup tidak lengkap hidup ini tanpa memiliki rumah, mobil, tidak bahagia kalau belum jalan - jalan ke tempat anu.
Kita harus berani berkata : "Yesus cukup bagiku"
Kalau seseorang tidak merasa
Yesus cukup bagiku, dia akan mencari hal - hal lain agar hidupnya cukup dan utuh.
Akhirnya dia berkhianat.
Kalau seseorang tidak menjadikan Tuhan ♥ segalanya dalam hidup, dia tidak mungkin setia.
Yesus yang benar yang membawa kita kepada salib.
Yesus yang benar Yesus yang menyalibkan daging kita.
Berkat umat Perjanjian Lama kemakmuran.
Berkat umat Perjanjian Baru penderitaan.
Injil berita baik menurut Tuhan bukan untuk manusia.
Galatia 1 : 6 - 10
Orang Kristen tidak bertumbuh karena pengaruh dunia π
Di zaman kita dibutuhkan kebenaran - kebenaran yang tidak menyalahi Alkitab
untuk mengantisipasi dunia kita hari ini.
Jangan menyamai doktrin itu dengan kekuatan Alkitab π
Dokma doktrin ajaran tidak boleh di atas Alkitab
Alkitab yang harus memverifikasi doktrin.
Injil yang benar ditandai satu hal :
- Menjadi seperti Yesua
- Tidak mencintai dunia
- Hidup suci walaupun itu berjuang terseok - seok
Trak dari hidup orang itu akan nampak.
Kalau masa lalunya kelam, sekarang mulai berubah.
Diubahkan untuk mencintai Tuhan.
Injil yang benar itu injil yang tidak menyenangkan, tidak diperkenan manusia.
Kalau Tuhan Yesus ♥ berkata dagingku adalah benar - benar makanan, darahku benar - benar minuman.
Lalu orang mengatakan perkataan ini keras, sebenarnya tidak keras.
Maksudnya makan daging Tuhan dan minum darah Tuhan itu berani menyangkal naluriah secara umum atau wajar lalu mengenakan kehidupan Anak Allah yang mengosongkan diri ini.
Kalau kita bersungguh - sungguh kita akan mencium keharuman kebenaran injil yaitu
Jika kita bisa mengenakannya
Sehingga menjadi kesukaan
Oleh sebab itu Betapa berharganya pengenalan akan Tuhan ♥ atau Theologi yang benar itu.
JBU π·
RH Truth Daily Enlightenment “MEMBELA ALKITAB SECARA BERMARTABAT” Pdt. DR. Erastus Sabdono 19 Oktober 2018
Orang percaya tidak perlu merasa kecil hati kalau Kitab Sucinya (Alkitab) dihadirkan dalam kehidupan umat tidak secara mistis dan spektakuler. Seperti misalnya dibawa oleh malaikat secara ajaib dan luar biasa, sudah dalam bentuk buku yang lengkap tanpa koreksi lagi.
Alkitab π tidak terbentuk atau terjadi secara demikian.
Jika Alkitab turun dari langit secara spektakuler, ajaib dan mistis, maka tidak akan ada proses kanonisasi Alkitab, yaitu usaha untuk mengumpulkan dokumen-dokumen yang diakui sebagai kebenaran Firman Tuhan.
Kalau orang Kristen beranggapan bahwa Kitab Sucinya turun dari langit secara mistis dan spektakuler, tetapi kemudian mengadakan proses kanonisasi, berarti mereka tidak konsisten.
Di satu pihak mereka meyakini Alkitab turun dari surga, tapi di pihak lain mengadakan seleksi atas dokumen-dokumen tersebut.
Tetapi orang percaya dalam sejarah gereja π tidak melakukan hal tersebut.
Orang percaya mengakui Alkitab ditulis oleh manusia dalam tuntunan Roh Kudus.
Atas dokumen-dokumen yang tidak diakui sebagai Firman Tuhan, orang percaya tidak melakukan pembinasaan atau pemusnahan seperti pembakaran naskah-naskah yang dianggap tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.
Orang percaya membiarkan naskah-naskah yang tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan, seperti misalnya Injil Tomas, Injil Barnabas dan lain sebagainya masih beredar dan eksis.
Orang percaya tidak melakukan usaha pemusnahan.
Hal ini menunjukkan bahwa sikap orang percaya dari dulu sangat berintegritas, tidak otoriter, memiliki toleransi dan percaya bahwa kebenaran tetap akan tampil sebagai kebenaran.
Memang kemudian menjadi masalah bagi orang percaya, ketika naskah-naskah yang tidak dikanonkan atau diakui sebagai Firman Tuhan tersebut dijadikan senjata menyerang orang Kristen oleh pihak luar. Herannya, mereka mencoba menyerang Kekristenan dengan menggunakan naskah yang tidak diakui oleh orang percaya sebagai Firman Tuhan ♥
Melalui perjalanan waktu dapat dibuktikan bahwa naskah-naskah yang tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan tidak akan dapat secara signifikan mengganggu perjalanan hidup orang percaya.
Naskah-naskah tersebut akhirnya nyaris lenyap ditelan waktu, sementara Alkitab πyang dikanonkan tetap eksis, diterjemahkan ke hampir semua bahasa manusia dan menjadi buku yang paling banyak digandakan. Hal ini membuktikan bahwa Allah yang disembah oleh orang percaya yaitu Bapa, dan Tuhan kita Yesus Kristus adalah Allah yang benar.
Tanpa kekuatan manusia Alkitab yang memuat kebenaran Tuhan tetap eksis, sebab Allah melindungi kebenaran-Nya sendiri.
Ketika orang percaya membiarkan Allah membela kebenaran-Nya sendiri yang termuat dalam Alkitab, justru dapat membuktikan kebenaran-Nya.
Dari hal ini kita dapat belajar, bahwa kita tidak perlu membela Alkitab π dengan cara kasar atau dengan kekerasan. Misalnya kalau suatu hari ada orang yang membakar Alkitab atau mengucapkan kata-kata yang menista Alkitab, kita tidak perlu menjadi marah dan melakukan tindakan pembalasan.
Allah yang benar tentu juga Allah yang kuat.
Allah ♥ yang benar dan kuat tersebut tidak perlu dibela. Allah sanggup membela Diri-Nya sendiri. Kalau kita berusaha untuk membela Alkitab, maka kita akan terjebak dalam kebodohan, tindakan konyol, tidak beradap dan tidak terhormat. Justru pembelaan seperti itu merendahkan martabat Allah yang besar.
Kalau kita berkata “Allah Mahabesar”, berarti kita harus memberi ruangan kepada-Nya untuk membela Diri-Nya sendiri.
Firman Tuhan mengatakan bahwa pembalasan adalah hak Tuhan, bukan hak kita (Ibr. 10:30 Sebab kita mengenal Dia yang berkata: “Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan.” Dan lagi: “Tuhan akan menghakimi umat-Nya”).
Membela Alkitab secara bermartabat adalah mewujudkan kebenaran Alkitab dalam kehidupan secara nyata.
Jika kebenaran Alkitab dikenakan dalam kehidupan secara nyata, yang pasti sebuah kehidupan yang menjadi berkat, keteduhan, ketenangan, kedamaian terhadap sesama.
Tidak melukai siapa pun.
Orang percaya dapat dikatakan membela Alkitab π secara bermartabat
jika orang percaya menjadi sempurna seperti Bapa,
serupa dengan Yesus atau mengenakan kodrat Ilahi.
Kehidupan yang agung akan membuktikan bahwa Kitab Sucinya benar.
JBU
https://overcast.fm/+IqODaUFtI
Alkitab π tidak terbentuk atau terjadi secara demikian.
Jika Alkitab turun dari langit secara spektakuler, ajaib dan mistis, maka tidak akan ada proses kanonisasi Alkitab, yaitu usaha untuk mengumpulkan dokumen-dokumen yang diakui sebagai kebenaran Firman Tuhan.
Kalau orang Kristen beranggapan bahwa Kitab Sucinya turun dari langit secara mistis dan spektakuler, tetapi kemudian mengadakan proses kanonisasi, berarti mereka tidak konsisten.
Di satu pihak mereka meyakini Alkitab turun dari surga, tapi di pihak lain mengadakan seleksi atas dokumen-dokumen tersebut.
Tetapi orang percaya dalam sejarah gereja π tidak melakukan hal tersebut.
Orang percaya mengakui Alkitab ditulis oleh manusia dalam tuntunan Roh Kudus.
Atas dokumen-dokumen yang tidak diakui sebagai Firman Tuhan, orang percaya tidak melakukan pembinasaan atau pemusnahan seperti pembakaran naskah-naskah yang dianggap tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.
Orang percaya membiarkan naskah-naskah yang tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan, seperti misalnya Injil Tomas, Injil Barnabas dan lain sebagainya masih beredar dan eksis.
Orang percaya tidak melakukan usaha pemusnahan.
Hal ini menunjukkan bahwa sikap orang percaya dari dulu sangat berintegritas, tidak otoriter, memiliki toleransi dan percaya bahwa kebenaran tetap akan tampil sebagai kebenaran.
Memang kemudian menjadi masalah bagi orang percaya, ketika naskah-naskah yang tidak dikanonkan atau diakui sebagai Firman Tuhan tersebut dijadikan senjata menyerang orang Kristen oleh pihak luar. Herannya, mereka mencoba menyerang Kekristenan dengan menggunakan naskah yang tidak diakui oleh orang percaya sebagai Firman Tuhan ♥
Melalui perjalanan waktu dapat dibuktikan bahwa naskah-naskah yang tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan tidak akan dapat secara signifikan mengganggu perjalanan hidup orang percaya.
Naskah-naskah tersebut akhirnya nyaris lenyap ditelan waktu, sementara Alkitab πyang dikanonkan tetap eksis, diterjemahkan ke hampir semua bahasa manusia dan menjadi buku yang paling banyak digandakan. Hal ini membuktikan bahwa Allah yang disembah oleh orang percaya yaitu Bapa, dan Tuhan kita Yesus Kristus adalah Allah yang benar.
Tanpa kekuatan manusia Alkitab yang memuat kebenaran Tuhan tetap eksis, sebab Allah melindungi kebenaran-Nya sendiri.
Ketika orang percaya membiarkan Allah membela kebenaran-Nya sendiri yang termuat dalam Alkitab, justru dapat membuktikan kebenaran-Nya.
Dari hal ini kita dapat belajar, bahwa kita tidak perlu membela Alkitab π dengan cara kasar atau dengan kekerasan. Misalnya kalau suatu hari ada orang yang membakar Alkitab atau mengucapkan kata-kata yang menista Alkitab, kita tidak perlu menjadi marah dan melakukan tindakan pembalasan.
Allah yang benar tentu juga Allah yang kuat.
Allah ♥ yang benar dan kuat tersebut tidak perlu dibela. Allah sanggup membela Diri-Nya sendiri. Kalau kita berusaha untuk membela Alkitab, maka kita akan terjebak dalam kebodohan, tindakan konyol, tidak beradap dan tidak terhormat. Justru pembelaan seperti itu merendahkan martabat Allah yang besar.
Kalau kita berkata “Allah Mahabesar”, berarti kita harus memberi ruangan kepada-Nya untuk membela Diri-Nya sendiri.
Firman Tuhan mengatakan bahwa pembalasan adalah hak Tuhan, bukan hak kita (Ibr. 10:30 Sebab kita mengenal Dia yang berkata: “Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan.” Dan lagi: “Tuhan akan menghakimi umat-Nya”).
Membela Alkitab secara bermartabat adalah mewujudkan kebenaran Alkitab dalam kehidupan secara nyata.
Jika kebenaran Alkitab dikenakan dalam kehidupan secara nyata, yang pasti sebuah kehidupan yang menjadi berkat, keteduhan, ketenangan, kedamaian terhadap sesama.
Tidak melukai siapa pun.
Orang percaya dapat dikatakan membela Alkitab π secara bermartabat
jika orang percaya menjadi sempurna seperti Bapa,
serupa dengan Yesus atau mengenakan kodrat Ilahi.
Kehidupan yang agung akan membuktikan bahwa Kitab Sucinya benar.
JBU
https://overcast.fm/+IqODaUFtI
Rabu, 17 Oktober 2018
RH Truth Daily Enlightenment “MEMAHAMI ALKITAB DENGAN BENAR” Pdt. DR. Erastus Sabdono 18 Oktober 2018
Alkitab tidak boleh dipahami secara kontemporer, artinya memasukkan pikiran modern ke dalam ayat-ayat Alkitab.
Kita harus ketat dalam memahami bahwa Alkitab πharus ditafsirkan sesuai dengan pikiran Alkitab.
Pikiran Alkitab maksudnya adalah makna orisinal dari maksud penulisan suatu perikop atau paragraf.
Untuk itu seorang peneliti Alkitab harus benar-benar menguasai latar belakang suatu teks; kapan ditulis, oleh siapa penulisnya, di mana ditulis, dalam rangka atau konteks apa, bagaimana pemikiran manusia pada zaman itu, bahasa asli Alkitab (bahasa Yunani dan Ibrani) dan lain sebagainya.
Banyak orang salah memahami ayat-ayat Alkitab sebab memaksakan pikiran kontemporer atau pikiran modernnya ke dalam Alkitab. Ini berarti bukan mengangkat isi Alkitab π keluar tetapi memasukkan pikirannya sendiri ke dalam Alkitab.
Biasanya praktik di atas tersebut dilakukan oleh mereka yang tidak belajar Alkitab di Sekolah Tinggi Teologi.
Mereka tidak mengerti teks asli Alkitab (bahasa Ibrani dan Yunani).
Mereka tidak belajar latar belakang Alkitab dan kaidah ilmu menafsir (hermenutik dan eksegesis).
Ditambah lagi dengan ambisi pribadi yang tidak kudus, yaitu hanya mencari keuntungan dan kesenangan diri sendiri, maka mereka sesukanya sendiri menafsirkan isi Alkitab.
Alkitab memang diam, bisa seperti tidak berdaya, tetapi suatu hari nanti pemilik Alkitab -yaitu Tuhan Yesus- pasti mengadakan perhitungan dengan orang-orang ini, yaitu mereka hamba-hamba Tuhan gadungan.
Tetapi orang-orang seperti ini justru memiliki “market” dewasa ini.
Mengapa? Sebab mereka berusaha menjawab kebutuhan masyarakat yang orientasinya kepada kemakmuran duniawi. Kemakmuran duniawi inilah yang dibutuhkan dan sangat diminati masyarakat modern yang telah tercandui oleh percintaan dunia π
Memang pada mulanya pelayan-pelayan jemaat tersebut memiliki motif yang baik dalam pelayanan.
Mereka juga bisa memiliki kesaksian hidup yang luar biasa; bisa kesembuhan dari sakit, pemulihan ekonomi dan lain sebagainya.
Semua itu bisa menjadi modal atau bekal membangun gereja. Bila mampu mengelola dengan baik, maka gereja π tersebut bisa maju.
Ketika merasakan “kemakmuran” duniawi, maka motif pelayanan mereka menjadi rusak.
Berhubung mereka harus tetap eksis dalam pelayanan, maka mereka menyusun doktrin atau pengajaran yang tidak sesuai dengan Alkitab demi kelangsungan “hidup” mereka.
Biasanya orang yang menghubung-hubungkan satu ayat dengan ayat yang lain sesukanya sendiri tanpa melihat konteks setiap ayat, dan didorong untuk mendukung pengertian atau pandangannya sendiri, menafsirkan ayat-ayat Alkitab sembarangan.
Mereka melakukan hal tersebut karena mereka tidak mengerti bagaimana membedah isi Alkitab π
Mereka menyatakan bahwa pandangannya benar secara Alkitabiah sebab ada ayatnya. Pandangan mereka memang sekilas ayatiah, tetapi sebenarnya tidak Alkitabiah. Bagi jemaat yang tidak mengerti, dengan tulus jemaat menerima saja apa yang disampaikan.
Sungguh menyedihkan, banyak jemaat disesatkan.
Penyesatan ini tidak membuat jemaat menjadi jahat atau bejat, mereka menjadi orang-orang yang setia di gereja π dan bermoral baik, tetapi mereka tidak sampai kepada maksud keselamatan yaitu dikembalikan ke rancangan Allah semula, yaitu sempurna seperti Bapa dan serupa dengan Yesus.
Ayatiah berarti hanya sesuai dengan suatu ayat dalam Alkitab.
Kemungkinan salah sangat besar, sebab menafsirkan ayat Alkitab harus menghubungkan dengan ayat yang lain di dalam pasal itu (konteks pasal), juga menghubungkannya dengan seluruh konteks kitab.
Tidak boleh melepas ayat dari konteksnya.
Kalau suatu ayat lepas dari kontkesnya, maka ayat tersebut menjadi liar, artinya bisa ditafsirkan sesukanya sendiri si penafsir.
Suatu pandangan teologi atau pengajaran haruslah Alkitabiah. Alkitabiah berarti sesuai dengan pikiran seluruh isi Kitab Suci.
Untuk memperoleh pandangan yang Alkitabiah harus dilakukan suatu eksplorasi Akitab π yang benar-benar berdasakan eksegesis dan hermeneutik.
Tindakan atau praktik seperti tersebut di atas adalah pemerkosaan teks atau sebuah tindakan sewenang-wenang terhadap Alkitab.
Alkitab harus ditafsirkan dan dipahami oleh dan dengan pikiran Alkitab itu sendiri.
Tetapi mereka memasukkan pikiran mereka ke dalam Alkitab dan menjadikan ayat-ayat Alkitab sebagai “dagangan” untuk kepentingan diri sendiri, khususnya untuk mendapatkan keuntungan materi.
JBU
https://overcast.fm/+IqOAW5IYc
Kita harus ketat dalam memahami bahwa Alkitab πharus ditafsirkan sesuai dengan pikiran Alkitab.
Pikiran Alkitab maksudnya adalah makna orisinal dari maksud penulisan suatu perikop atau paragraf.
Untuk itu seorang peneliti Alkitab harus benar-benar menguasai latar belakang suatu teks; kapan ditulis, oleh siapa penulisnya, di mana ditulis, dalam rangka atau konteks apa, bagaimana pemikiran manusia pada zaman itu, bahasa asli Alkitab (bahasa Yunani dan Ibrani) dan lain sebagainya.
Banyak orang salah memahami ayat-ayat Alkitab sebab memaksakan pikiran kontemporer atau pikiran modernnya ke dalam Alkitab. Ini berarti bukan mengangkat isi Alkitab π keluar tetapi memasukkan pikirannya sendiri ke dalam Alkitab.
Biasanya praktik di atas tersebut dilakukan oleh mereka yang tidak belajar Alkitab di Sekolah Tinggi Teologi.
Mereka tidak mengerti teks asli Alkitab (bahasa Ibrani dan Yunani).
Mereka tidak belajar latar belakang Alkitab dan kaidah ilmu menafsir (hermenutik dan eksegesis).
Ditambah lagi dengan ambisi pribadi yang tidak kudus, yaitu hanya mencari keuntungan dan kesenangan diri sendiri, maka mereka sesukanya sendiri menafsirkan isi Alkitab.
Alkitab memang diam, bisa seperti tidak berdaya, tetapi suatu hari nanti pemilik Alkitab -yaitu Tuhan Yesus- pasti mengadakan perhitungan dengan orang-orang ini, yaitu mereka hamba-hamba Tuhan gadungan.
Tetapi orang-orang seperti ini justru memiliki “market” dewasa ini.
Mengapa? Sebab mereka berusaha menjawab kebutuhan masyarakat yang orientasinya kepada kemakmuran duniawi. Kemakmuran duniawi inilah yang dibutuhkan dan sangat diminati masyarakat modern yang telah tercandui oleh percintaan dunia π
Memang pada mulanya pelayan-pelayan jemaat tersebut memiliki motif yang baik dalam pelayanan.
Mereka juga bisa memiliki kesaksian hidup yang luar biasa; bisa kesembuhan dari sakit, pemulihan ekonomi dan lain sebagainya.
Semua itu bisa menjadi modal atau bekal membangun gereja. Bila mampu mengelola dengan baik, maka gereja π tersebut bisa maju.
Ketika merasakan “kemakmuran” duniawi, maka motif pelayanan mereka menjadi rusak.
Berhubung mereka harus tetap eksis dalam pelayanan, maka mereka menyusun doktrin atau pengajaran yang tidak sesuai dengan Alkitab demi kelangsungan “hidup” mereka.
Biasanya orang yang menghubung-hubungkan satu ayat dengan ayat yang lain sesukanya sendiri tanpa melihat konteks setiap ayat, dan didorong untuk mendukung pengertian atau pandangannya sendiri, menafsirkan ayat-ayat Alkitab sembarangan.
Mereka melakukan hal tersebut karena mereka tidak mengerti bagaimana membedah isi Alkitab π
Mereka menyatakan bahwa pandangannya benar secara Alkitabiah sebab ada ayatnya. Pandangan mereka memang sekilas ayatiah, tetapi sebenarnya tidak Alkitabiah. Bagi jemaat yang tidak mengerti, dengan tulus jemaat menerima saja apa yang disampaikan.
Sungguh menyedihkan, banyak jemaat disesatkan.
Penyesatan ini tidak membuat jemaat menjadi jahat atau bejat, mereka menjadi orang-orang yang setia di gereja π dan bermoral baik, tetapi mereka tidak sampai kepada maksud keselamatan yaitu dikembalikan ke rancangan Allah semula, yaitu sempurna seperti Bapa dan serupa dengan Yesus.
Ayatiah berarti hanya sesuai dengan suatu ayat dalam Alkitab.
Kemungkinan salah sangat besar, sebab menafsirkan ayat Alkitab harus menghubungkan dengan ayat yang lain di dalam pasal itu (konteks pasal), juga menghubungkannya dengan seluruh konteks kitab.
Tidak boleh melepas ayat dari konteksnya.
Kalau suatu ayat lepas dari kontkesnya, maka ayat tersebut menjadi liar, artinya bisa ditafsirkan sesukanya sendiri si penafsir.
Suatu pandangan teologi atau pengajaran haruslah Alkitabiah. Alkitabiah berarti sesuai dengan pikiran seluruh isi Kitab Suci.
Untuk memperoleh pandangan yang Alkitabiah harus dilakukan suatu eksplorasi Akitab π yang benar-benar berdasakan eksegesis dan hermeneutik.
Tindakan atau praktik seperti tersebut di atas adalah pemerkosaan teks atau sebuah tindakan sewenang-wenang terhadap Alkitab.
Alkitab harus ditafsirkan dan dipahami oleh dan dengan pikiran Alkitab itu sendiri.
Tetapi mereka memasukkan pikiran mereka ke dalam Alkitab dan menjadikan ayat-ayat Alkitab sebagai “dagangan” untuk kepentingan diri sendiri, khususnya untuk mendapatkan keuntungan materi.
JBU
https://overcast.fm/+IqOAW5IYc
Selasa, 16 Oktober 2018
RH Truth Daily Enlightenment “APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN KEBENARAN ITU?” Pdt. DR. Erastus Sabdono 17 Oktober 2018
Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan kebenaran itu? Bila ditinjau dari pengertian umum, kebenaran adalah keadaan yang sesuai dengan nilai esensialnya atau keadaan yang dianggap sebagai sebenarnya atau yang orisinal.
Kebenaran bisa berarti keadaan tidak bersalah, suatu ketepatan bertalian dengan pandangan, sikap dan filosofi serta perilaku.
Berbicara mengenai kebenaran, hal ini benar-benar bersifat sangat subyektif, artinya tergantung dari sudut pandang masing-masing individu. Setiap orang bisa menyatakan sesuatu itu sebagai kebenaran, sementara yang lain mengatakan bukan.
Jadi apakah kebenaran itu? Tentu tergantung masing-masing individu berfilosofi, dan hal itu sangat ditentukan oleh bangunan berpikir yang dimiliki setiap orang.
Salah satu pernyataan penting Tuhan Yesus dalam Alkitab π yang tertulis di dalam Yohanes 14:6 adalah: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.
Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Kata kebenaran dalam ayat ini, teks aslinya adalah alitheia (αΌΞ»α½΅ΞΈΞ΅ΞΉΞ±), yang berarti pengertian mengenai apa yang sepatutnya atau sebenarnya dipahami manusia untuk dikenakan dalam kehidupan.
Jadi kalau Tuhan Yesus ♥ mengatakan bahwa Diri-Nya adalah kebenaran
artinya bahwa segala sesuatu yang dikatakan atau diajarkan dan cara berpikir
serta seluruh gaya hidup-Nya adalah standar yang harus dikenakan manusia.
Dengan memahami segala sesuatu yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dan mengenakannya dalam kehidupan konkret, maka berarti seseorang hidup di dalam kebenaran.
Kebenaran hidup dalam kehidupan orang percaya bukanlah perilaku hidup berdasarkan hukum, tetapi berdasarkan cara berpikir Tuhan ♥ yang oleh karenanya harus memiliki pikiran dan perasaan Kristus, sehingga memiliki hidup seperti hidup yang dijalani oleh Yesus dua ribu tahun yang lalu.
Dengan demikian orang percaya dapat berkata: … namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.
Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku (Gal. 2:20).
Inilah standar hidup yang harus dikenakan oleh setiap orang percaya.
Orang yang memahami kebenaran dan memiliki integritas untuk mengenakannya, pasti hidupnya dibentuk oleh kebenaran isi Alkitab, sehingga hidupnya menjadi kebenaran Alkitab π yang diperagakan.
Kalau dikatakan bahwa Alkitab mengandung kebenaran, artinya bahwa apa yang tertulis di dalam Alkitab jika dipelajari secara mendalam dengan kaidah-kaidah eksegesis dan hermeneutik yang sehat, maka akan diperoleh kebenaran yang murni.
Kebenaran inilah yang dimaksud oleh Tuhan Yesus ♥ dapat memerdekakan (Yoh. 8:31-32 – “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”). Masalahnya kemudian adalah bagaimana dapat menemukan kebenaran dari Alkitab? Harus dipahami bahwa untuk menemukan kebenaran dari Alkitab tidak mudah.
Alkitab π seperti belantara dimana jalan setapaknya kadang-kadang sulit ditemukan.
Oleh sebab itu perlu belajar bagaimana menyusuri belantara Alkitab tersebut sehingga dapat menemukan tujuannya.
Tujuannya tentu adalah kebenaran itu sendiri.
Alkitab π adalah buku tebal yang memiliki berpotensi yang sangat besar terjadinya multitafsir, artinya orang dapat menafsirkan sesuka sendiri tanpa batas.
Setiap orang yang membedah Alkitab mengaku bahwa yang mereka pahami mengenai Alkitab adalah pemahaman yang paling benar
Tidak heran kalau dari hal ini maka banyak pengajaran yang timbul.
Di antara pengajaran-pengajaran tersebut, banyak yang sebenarnya tidak Alkitabiah.
Memang pengajaran-pengajaran tersebut sekilas benar karena diambil dari ayat-ayat Alkitab, tetapi sebenarnya tidak dilakukan sesuai dengan kaidah eksegesis dan hermeneutik yang benar. Banyak orang Kristen yang tidak mengerti secara mendalam isi Alkitab, menjadi korban; mereka disesatkan oleh pengajaran yang tidak tepat tersebut.
Dengan keadaan ini betapa sulitnya menemukan kebenaran yang murni atau asli dari Alkitab π yang dapat memberi pencerahan dan dapat memerdekakan orang percaya.
Oleh sebab itu kita harus belajar menggunakan logika yang semaksimal mungkin, hidup suci dan tidak mencintai dunia untuk menerima kebenaran Tuhan yang tertulis dalam Alkitab.
JBU
https://overcast.fm/+IqOAAuTm0
Kebenaran bisa berarti keadaan tidak bersalah, suatu ketepatan bertalian dengan pandangan, sikap dan filosofi serta perilaku.
Berbicara mengenai kebenaran, hal ini benar-benar bersifat sangat subyektif, artinya tergantung dari sudut pandang masing-masing individu. Setiap orang bisa menyatakan sesuatu itu sebagai kebenaran, sementara yang lain mengatakan bukan.
Jadi apakah kebenaran itu? Tentu tergantung masing-masing individu berfilosofi, dan hal itu sangat ditentukan oleh bangunan berpikir yang dimiliki setiap orang.
Salah satu pernyataan penting Tuhan Yesus dalam Alkitab π yang tertulis di dalam Yohanes 14:6 adalah: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.
Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Kata kebenaran dalam ayat ini, teks aslinya adalah alitheia (αΌΞ»α½΅ΞΈΞ΅ΞΉΞ±), yang berarti pengertian mengenai apa yang sepatutnya atau sebenarnya dipahami manusia untuk dikenakan dalam kehidupan.
Jadi kalau Tuhan Yesus ♥ mengatakan bahwa Diri-Nya adalah kebenaran
artinya bahwa segala sesuatu yang dikatakan atau diajarkan dan cara berpikir
serta seluruh gaya hidup-Nya adalah standar yang harus dikenakan manusia.
Dengan memahami segala sesuatu yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dan mengenakannya dalam kehidupan konkret, maka berarti seseorang hidup di dalam kebenaran.
Kebenaran hidup dalam kehidupan orang percaya bukanlah perilaku hidup berdasarkan hukum, tetapi berdasarkan cara berpikir Tuhan ♥ yang oleh karenanya harus memiliki pikiran dan perasaan Kristus, sehingga memiliki hidup seperti hidup yang dijalani oleh Yesus dua ribu tahun yang lalu.
Dengan demikian orang percaya dapat berkata: … namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.
Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku (Gal. 2:20).
Inilah standar hidup yang harus dikenakan oleh setiap orang percaya.
Orang yang memahami kebenaran dan memiliki integritas untuk mengenakannya, pasti hidupnya dibentuk oleh kebenaran isi Alkitab, sehingga hidupnya menjadi kebenaran Alkitab π yang diperagakan.
Kalau dikatakan bahwa Alkitab mengandung kebenaran, artinya bahwa apa yang tertulis di dalam Alkitab jika dipelajari secara mendalam dengan kaidah-kaidah eksegesis dan hermeneutik yang sehat, maka akan diperoleh kebenaran yang murni.
Kebenaran inilah yang dimaksud oleh Tuhan Yesus ♥ dapat memerdekakan (Yoh. 8:31-32 – “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”). Masalahnya kemudian adalah bagaimana dapat menemukan kebenaran dari Alkitab? Harus dipahami bahwa untuk menemukan kebenaran dari Alkitab tidak mudah.
Alkitab π seperti belantara dimana jalan setapaknya kadang-kadang sulit ditemukan.
Oleh sebab itu perlu belajar bagaimana menyusuri belantara Alkitab tersebut sehingga dapat menemukan tujuannya.
Tujuannya tentu adalah kebenaran itu sendiri.
Alkitab π adalah buku tebal yang memiliki berpotensi yang sangat besar terjadinya multitafsir, artinya orang dapat menafsirkan sesuka sendiri tanpa batas.
Setiap orang yang membedah Alkitab mengaku bahwa yang mereka pahami mengenai Alkitab adalah pemahaman yang paling benar
Tidak heran kalau dari hal ini maka banyak pengajaran yang timbul.
Di antara pengajaran-pengajaran tersebut, banyak yang sebenarnya tidak Alkitabiah.
Memang pengajaran-pengajaran tersebut sekilas benar karena diambil dari ayat-ayat Alkitab, tetapi sebenarnya tidak dilakukan sesuai dengan kaidah eksegesis dan hermeneutik yang benar. Banyak orang Kristen yang tidak mengerti secara mendalam isi Alkitab, menjadi korban; mereka disesatkan oleh pengajaran yang tidak tepat tersebut.
Dengan keadaan ini betapa sulitnya menemukan kebenaran yang murni atau asli dari Alkitab π yang dapat memberi pencerahan dan dapat memerdekakan orang percaya.
Oleh sebab itu kita harus belajar menggunakan logika yang semaksimal mungkin, hidup suci dan tidak mencintai dunia untuk menerima kebenaran Tuhan yang tertulis dalam Alkitab.
JBU
https://overcast.fm/+IqOAAuTm0
Senin, 15 Oktober 2018
RH Truth Daily Enlightenment “TUHAN MENYISAKAN DOKUMEN-NYA” Pdt. DR. Erastus Sabdono 16 Oktober 2018
Satu hal yang sangat luar biasa, Tuhan ♥ membuktikan bahwa Alkitab adalah ilham atau pewahyuan dari Allah yang masih orisinal.
Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Alkitab dipalsukan.
Hal ini terbukti dengan naskah asli Alkitab atau autograf yang masih dilestarikan oleh Allah.
Salinan-salinan Alkitab baik dalam Bahasa Ibrani, Aram dan Yunani memiliki ketepatan dengan Alkitab yang orang percaya miliki hari ini.
Hal ini sungguh-sungguh sangat luar biasa, sebab semua ini bisa terjadi karena adanya orang-orang yang mendedikasikan hidupnya secara penuh dengan segala pengorbanan menyalin Kitab Suci dan mempertahankan keberadaan atau kelestariannya dengan darah dan nyawa mereka.
Selanjutnya dari naskah asli tersebut diterjemahkan ke banyak bahasa di seluruh
dunia π
Kita bersyukur, banyak sarjana-sarjana arkeologi Alkitab yang berusaha melakukan eksplorasi dan perjalanan berat untuk menemukan naskah asli Alkitab.
Setelah mereka menemukan potongan-potongan dari berbagai naskah asli, maka mereka melakuan konstruksi ulang seperti sebuah puzzle yang sangat rumit.
Tetapi berkat pertolongan Tuhan, mereka bisa mengkrontruksi potongan-potongan tersebut sehingga dapat menjadi bentuk utuh yang membuktikan kebenaran, keaslian atau orisinalitas Alkitab π
Dari perjuangan para arkeolog Alkitab, telah ditemukan banyak manuskrip yang sampai sekarang masih tersimpan di beberapa tempat, khususnya di beberapa museum di negara-negara Barat, Israel, Mesir dan beberapa negara lain.
Manuskrip-manuskrip tersebut sebagian sudah menjadi rusak karena berbagai kausalitas. Manuskrip Perjanjian Lama yang sempat ada -tetapi sudah rusak- adalah Kodeks Aleppo. Manuskrip ini sebenarnya berasal dari abad 9-10.
Kodeks ini tersimpan di salah satu sinagoge orang Yahudi yang bernama Mustaribah dan sudah berusia 1500 tahun lebih.
Sebenarnya Kodeks Aleppo adalah sebuah manuskrip Ibrani lengkap terbaik dari Siria, karena merupakan kodeks Perjanjian Lama yang lengkap yang berasal dari abad ke-10 M, sekitar tahun 930 M.
Lebih dari seribu tahun manuskrip ini bertahan keutuhannya.
Tetapi sayangnya, sekitar seperempatnya hancur pada kerusuhan melawan Yahudi di Arab pada 2 Desember 1947, empat hari setelah Perserikatan Bangsa Bangsa memutuskan untuk membagi Palestina menjadi negara Israel dan negara Arab.
Dalam kerusuhan itu seluruh sinagoga dibakar, termasuk Sinagoga Mustaribah yang berumur 1500 tahun. Kodeks Aleppo ditemukan dalam tumpukan abu dengan seperempat bagiannya sudah terbakar.
Selanjutnya, ada beberapa kodeks yang perlu diketahui untuk membuktikan bahwa Alkitab orang percaya tidak dipalsukan.
Kodeks tersebut antara lain: Kodeks Leningrad yang merupakan manuskrip tertua dan lengkap dari manuskrip Ibrani yang ada saat ini. Kodeks ini ditulis di Kairo sekitar tahun 1010 M.
Kodeks Kairo adalah manuskrip yang berisi tulisan nabi-nabi oleh Moses ben Asher pada tahun 895 M. Kodeks Leningrad yang ditulis pada tahun 916 M, hanya berisi kitab Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, dan Nabi-nabi kecil.
Kodeks Pentateukh yang sekarang tersimpan di British Library berasal dari sekitar abad 9 M dan 10 SM, berisikan sebagian besar Pentateukh. Selain kodeks-kodeks di atas masih banyak kodeks yang lain
Apa yang terjadi dengan manuskrip-manuskrip Perjanjian Lama berbeda dengan manuskrip-manuskrip Perjanjian Baru.
Pada kasus ini, salinan yang ada atau manuskrip yang ada hampir semuanya relatif lebih muda, bahkan jika dibandingkan dengan manuskrip Perjanjian Baru.
Hal ini bisa dimengerti, sebab dari sudut pandang orang Yahudi, setelah suatu salinan tua disalin dengan tepat, maka salinan yang lebih muda justru lebih disukai.
Setiap salinan yang salah atau yang sudah disalin justru akan dikuburkan melalui suatu upacara khusus, tetapi sebelumnya disimpan dahulu di suatu tempat penyimpanan yang disebut dengan genizah. Dengan niat baik ini, yaitu untuk melestarikan suatu salinan, justru mengakibatkan tidak ditemukannya manuskrip Ibrani yang lebih awal atau lebih kuno.
Penemuan yang paling mencengangkan dan yang paling membuktikan
kebenaran Alkitab π Perjanjian Lama adalah ditemukannya
gulungan-gulungan Alkitab Perjanjian Lama di Qumran.
JBU
https://overcast.fm/+IqOAeScO8
Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Alkitab dipalsukan.
Hal ini terbukti dengan naskah asli Alkitab atau autograf yang masih dilestarikan oleh Allah.
Salinan-salinan Alkitab baik dalam Bahasa Ibrani, Aram dan Yunani memiliki ketepatan dengan Alkitab yang orang percaya miliki hari ini.
Hal ini sungguh-sungguh sangat luar biasa, sebab semua ini bisa terjadi karena adanya orang-orang yang mendedikasikan hidupnya secara penuh dengan segala pengorbanan menyalin Kitab Suci dan mempertahankan keberadaan atau kelestariannya dengan darah dan nyawa mereka.
Selanjutnya dari naskah asli tersebut diterjemahkan ke banyak bahasa di seluruh
dunia π
Kita bersyukur, banyak sarjana-sarjana arkeologi Alkitab yang berusaha melakukan eksplorasi dan perjalanan berat untuk menemukan naskah asli Alkitab.
Setelah mereka menemukan potongan-potongan dari berbagai naskah asli, maka mereka melakuan konstruksi ulang seperti sebuah puzzle yang sangat rumit.
Tetapi berkat pertolongan Tuhan, mereka bisa mengkrontruksi potongan-potongan tersebut sehingga dapat menjadi bentuk utuh yang membuktikan kebenaran, keaslian atau orisinalitas Alkitab π
Dari perjuangan para arkeolog Alkitab, telah ditemukan banyak manuskrip yang sampai sekarang masih tersimpan di beberapa tempat, khususnya di beberapa museum di negara-negara Barat, Israel, Mesir dan beberapa negara lain.
Manuskrip-manuskrip tersebut sebagian sudah menjadi rusak karena berbagai kausalitas. Manuskrip Perjanjian Lama yang sempat ada -tetapi sudah rusak- adalah Kodeks Aleppo. Manuskrip ini sebenarnya berasal dari abad 9-10.
Kodeks ini tersimpan di salah satu sinagoge orang Yahudi yang bernama Mustaribah dan sudah berusia 1500 tahun lebih.
Sebenarnya Kodeks Aleppo adalah sebuah manuskrip Ibrani lengkap terbaik dari Siria, karena merupakan kodeks Perjanjian Lama yang lengkap yang berasal dari abad ke-10 M, sekitar tahun 930 M.
Lebih dari seribu tahun manuskrip ini bertahan keutuhannya.
Tetapi sayangnya, sekitar seperempatnya hancur pada kerusuhan melawan Yahudi di Arab pada 2 Desember 1947, empat hari setelah Perserikatan Bangsa Bangsa memutuskan untuk membagi Palestina menjadi negara Israel dan negara Arab.
Dalam kerusuhan itu seluruh sinagoga dibakar, termasuk Sinagoga Mustaribah yang berumur 1500 tahun. Kodeks Aleppo ditemukan dalam tumpukan abu dengan seperempat bagiannya sudah terbakar.
Selanjutnya, ada beberapa kodeks yang perlu diketahui untuk membuktikan bahwa Alkitab orang percaya tidak dipalsukan.
Kodeks tersebut antara lain: Kodeks Leningrad yang merupakan manuskrip tertua dan lengkap dari manuskrip Ibrani yang ada saat ini. Kodeks ini ditulis di Kairo sekitar tahun 1010 M.
Kodeks Kairo adalah manuskrip yang berisi tulisan nabi-nabi oleh Moses ben Asher pada tahun 895 M. Kodeks Leningrad yang ditulis pada tahun 916 M, hanya berisi kitab Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, dan Nabi-nabi kecil.
Kodeks Pentateukh yang sekarang tersimpan di British Library berasal dari sekitar abad 9 M dan 10 SM, berisikan sebagian besar Pentateukh. Selain kodeks-kodeks di atas masih banyak kodeks yang lain
Apa yang terjadi dengan manuskrip-manuskrip Perjanjian Lama berbeda dengan manuskrip-manuskrip Perjanjian Baru.
Pada kasus ini, salinan yang ada atau manuskrip yang ada hampir semuanya relatif lebih muda, bahkan jika dibandingkan dengan manuskrip Perjanjian Baru.
Hal ini bisa dimengerti, sebab dari sudut pandang orang Yahudi, setelah suatu salinan tua disalin dengan tepat, maka salinan yang lebih muda justru lebih disukai.
Setiap salinan yang salah atau yang sudah disalin justru akan dikuburkan melalui suatu upacara khusus, tetapi sebelumnya disimpan dahulu di suatu tempat penyimpanan yang disebut dengan genizah. Dengan niat baik ini, yaitu untuk melestarikan suatu salinan, justru mengakibatkan tidak ditemukannya manuskrip Ibrani yang lebih awal atau lebih kuno.
Penemuan yang paling mencengangkan dan yang paling membuktikan
kebenaran Alkitab π Perjanjian Lama adalah ditemukannya
gulungan-gulungan Alkitab Perjanjian Lama di Qumran.
JBU
https://overcast.fm/+IqOAeScO8
RH Truth Daily Enlightenment “KANONISASI” Pdt.DR. Erastus Sabdono 15 October 2018
Kata kanon berasal dari bahasa Yunani, kanon (ΞΊΞ±Ξ½ΟΞ½); sedangkan dalam Bahasa Ibrani yang maknanya tidak berbeda jauh adalah qanah ( Χ§ָΧ ֶΧ).
Pada dasarnya pengertian kata ini adalah ukuran atau alat untuk mengukur.
Kata itu sendiri sebenarnya berarti ukuran yang biasa dikenakan untuk mengukur kehidupan, asas atau undang-undang kepercayaan.
Mula-mula kata kanon artinya daftar kitab-kitab yang disahkan oleh jemaat yang mula-mula.
Kanonisasi (canonicitas) adalah proses menyusun kitab-kitab dalam Alkitab π untuk diakui sebagai Firman Allah yang dapat menjadi pedoman bagi kehidupan manusia secara universal.
Hal ini terjadi sebab Alkitab bukanlah kitab yang turun dari langit.
Tetapi Alkitab ditulis oleh banyak orang yang oleh karenanya harus digumuli manakah kitab yang sungguh-sungguh merupakan ilham Roh Kudus dan diakui sebagai Firman Allah.
Dalam hal ini kita percaya bahwa Tuhan menuntun gereja-Nya untuk menemukan kitab-kitab yang memang berisi kebenaran Allah yang harus diakui sebagai Firman Allah.
Proses kanonisasi Perjanjian Lama sukar sekali ditemukan waktunya.
Menurut catatan, sebelum Masehi proses kanonisasi sudah berlangsung. Tetapi menurut salah satu sumber, pada tahun 90 guru-guru agama Yahudi di bawah pimpinan Johannan ben Zakkai mengadakan sidang Jamnia. Mereka menimbang tulisan-tulisan itu dan membakukan Kitab Suci Perjanjian Lama sejumlah 39 kitab. Dari sinilah jumlah kitab Perjanjian Lama terbentuk permanen.
Pada mulanya, jemaat Kristen dalam kebaktian atau pertemuan bersama membaca kitab Perjanjian Lama saja. Kemudian ditambahkan beberapa surat rasul-rasul yang dianggap memiliki kewibawaan seperti kitab Perjanjian Lama.
Uskup pertama yang menyusun daftar kitab kanon adalah uskup Athanasius Aleksandria. Dalam proses kanonisasi ini, ditetapkan kitab-kitab manakah yang diakui sebagai orisinal kebenaran Allah dan nara sumber yang dapat dipercaya. Hal kanonisasi, sejarah gereja mencatat bahwa pada konsili di Khartago tahun 397 dinyatakan bahwa selain kitab-kitab yang dikanonisasi tidak boleh ada kitab yang diakui sebagai Firman Tuhan.
Dalam iman Kristen, kita percaya bahwa proses kanonisasi Alkitab π
adalah karya Roh Kudus, bukan karya manusia yang memiliki otoritas untuk
mengesahkan apakah suatu kitab adalah Firman Tuhan atau tidak.
Tetapi Alkitab sendiri yang mengesahkan Diri-Nya sebagai Firman Allah
di hati orang percaya (testimonium spiritussancti internum).
Setelah melalui proses kanonisasi dalam gereja-gereja Protestan ditetapkan 66 kitab dalam Alkitab sebagai kitab yang dapat menjadi dasar pedoman kehidupan orang percaya. Kitab-kitab ini diterima dan diakui sebagai Firman Tuhan ♥
Dalam gereja Roma Katolik -selain 66 kitab yang diakui oleh gereja aliran protestan sebagai Firman Tuhan mereka memiliki 15 kitab lain yang juga diakui sebagai Firman Tuhan.
Kitab-kitab tersebut disebut kitab Apokripha, yang juga disebut sebagai deoterokanonika, dan diterima sebagai Firman Tuhan pada Konsili di Trente tahun 1546.
Dalam proses kanonisasi tersebut ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan (criterium canonicitatis).
Untuk pengakanonan Alkitab π Perjanjian Lama harus memenuhi kriteria antara lain:
Pertama, ditulis seorang nabi Tuhan yang dinyatakan Alkitab sebagai nabi yang benar, seorang nabi yang memiliki karunia khusus.
Kedua, merupakan kitab yang selalu dibaca pada pertemuan-pertemuan ibadah bangsa Yahudi.
Ketiga, sudah terbukti digunakan Tuhan Yesus ♥ sebagai referensi dalam khotbah-Nya atau menerimanya sebagai Firman Tuhan (Mat. 5:18; 8:17; 12:39,40; Luk. 4:17-18; 11:29; 24:27,44 dll).
Untuk pengkanonan Alkitab Perjanjian Baru, kitab-kitab tersebut harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
Pertama, ditulis oleh rasul-rasul Tuhan atau yang menjadi saksi mata langsung.
Kedua, tidak bertentangan dengan wahyu Allah ♥ dalam Perjanjian Lama.
Ketiga, diterima oleh masyarakat Kristen, memiliki sifat-sifat rohaniah, berpusat kepada Kristus dan diilhami oleh Roh Kudus.
Jika tidak memenuhi syarat ini, maka tidak dapat dimasukkan ke dalam Alkitab dan diakui sebagai Firman Tuhan.
Akhirnya ditetapkan bahwa Alkitab berisi 66 kitab, yang terdiri dari dua bagian besar, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Perjanjian Lama terdiri dari 39 kitab dan Perjanjian Baru terdiri dari 27 kitab.
Teks asli Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani; sedangkan Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani Koine atau Yunani klasik. Alkitab ditulis oleh lebih kurang 40 penulis dalam kurun waktu sekitar 1.500 tahun.
JBU
https://overcast.fm/+IqODwwUbg
Pada dasarnya pengertian kata ini adalah ukuran atau alat untuk mengukur.
Kata itu sendiri sebenarnya berarti ukuran yang biasa dikenakan untuk mengukur kehidupan, asas atau undang-undang kepercayaan.
Mula-mula kata kanon artinya daftar kitab-kitab yang disahkan oleh jemaat yang mula-mula.
Kanonisasi (canonicitas) adalah proses menyusun kitab-kitab dalam Alkitab π untuk diakui sebagai Firman Allah yang dapat menjadi pedoman bagi kehidupan manusia secara universal.
Hal ini terjadi sebab Alkitab bukanlah kitab yang turun dari langit.
Tetapi Alkitab ditulis oleh banyak orang yang oleh karenanya harus digumuli manakah kitab yang sungguh-sungguh merupakan ilham Roh Kudus dan diakui sebagai Firman Allah.
Dalam hal ini kita percaya bahwa Tuhan menuntun gereja-Nya untuk menemukan kitab-kitab yang memang berisi kebenaran Allah yang harus diakui sebagai Firman Allah.
Proses kanonisasi Perjanjian Lama sukar sekali ditemukan waktunya.
Menurut catatan, sebelum Masehi proses kanonisasi sudah berlangsung. Tetapi menurut salah satu sumber, pada tahun 90 guru-guru agama Yahudi di bawah pimpinan Johannan ben Zakkai mengadakan sidang Jamnia. Mereka menimbang tulisan-tulisan itu dan membakukan Kitab Suci Perjanjian Lama sejumlah 39 kitab. Dari sinilah jumlah kitab Perjanjian Lama terbentuk permanen.
Pada mulanya, jemaat Kristen dalam kebaktian atau pertemuan bersama membaca kitab Perjanjian Lama saja. Kemudian ditambahkan beberapa surat rasul-rasul yang dianggap memiliki kewibawaan seperti kitab Perjanjian Lama.
Uskup pertama yang menyusun daftar kitab kanon adalah uskup Athanasius Aleksandria. Dalam proses kanonisasi ini, ditetapkan kitab-kitab manakah yang diakui sebagai orisinal kebenaran Allah dan nara sumber yang dapat dipercaya. Hal kanonisasi, sejarah gereja mencatat bahwa pada konsili di Khartago tahun 397 dinyatakan bahwa selain kitab-kitab yang dikanonisasi tidak boleh ada kitab yang diakui sebagai Firman Tuhan.
Dalam iman Kristen, kita percaya bahwa proses kanonisasi Alkitab π
adalah karya Roh Kudus, bukan karya manusia yang memiliki otoritas untuk
mengesahkan apakah suatu kitab adalah Firman Tuhan atau tidak.
Tetapi Alkitab sendiri yang mengesahkan Diri-Nya sebagai Firman Allah
di hati orang percaya (testimonium spiritussancti internum).
Setelah melalui proses kanonisasi dalam gereja-gereja Protestan ditetapkan 66 kitab dalam Alkitab sebagai kitab yang dapat menjadi dasar pedoman kehidupan orang percaya. Kitab-kitab ini diterima dan diakui sebagai Firman Tuhan ♥
Dalam gereja Roma Katolik -selain 66 kitab yang diakui oleh gereja aliran protestan sebagai Firman Tuhan mereka memiliki 15 kitab lain yang juga diakui sebagai Firman Tuhan.
Kitab-kitab tersebut disebut kitab Apokripha, yang juga disebut sebagai deoterokanonika, dan diterima sebagai Firman Tuhan pada Konsili di Trente tahun 1546.
Dalam proses kanonisasi tersebut ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan (criterium canonicitatis).
Untuk pengakanonan Alkitab π Perjanjian Lama harus memenuhi kriteria antara lain:
Pertama, ditulis seorang nabi Tuhan yang dinyatakan Alkitab sebagai nabi yang benar, seorang nabi yang memiliki karunia khusus.
Kedua, merupakan kitab yang selalu dibaca pada pertemuan-pertemuan ibadah bangsa Yahudi.
Ketiga, sudah terbukti digunakan Tuhan Yesus ♥ sebagai referensi dalam khotbah-Nya atau menerimanya sebagai Firman Tuhan (Mat. 5:18; 8:17; 12:39,40; Luk. 4:17-18; 11:29; 24:27,44 dll).
Untuk pengkanonan Alkitab Perjanjian Baru, kitab-kitab tersebut harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
Pertama, ditulis oleh rasul-rasul Tuhan atau yang menjadi saksi mata langsung.
Kedua, tidak bertentangan dengan wahyu Allah ♥ dalam Perjanjian Lama.
Ketiga, diterima oleh masyarakat Kristen, memiliki sifat-sifat rohaniah, berpusat kepada Kristus dan diilhami oleh Roh Kudus.
Jika tidak memenuhi syarat ini, maka tidak dapat dimasukkan ke dalam Alkitab dan diakui sebagai Firman Tuhan.
Akhirnya ditetapkan bahwa Alkitab berisi 66 kitab, yang terdiri dari dua bagian besar, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Perjanjian Lama terdiri dari 39 kitab dan Perjanjian Baru terdiri dari 27 kitab.
Teks asli Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani; sedangkan Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani Koine atau Yunani klasik. Alkitab ditulis oleh lebih kurang 40 penulis dalam kurun waktu sekitar 1.500 tahun.
JBU
https://overcast.fm/+IqODwwUbg
Sabtu, 13 Oktober 2018
( Sunday Bible Teaching ) SBT, 7 Oktober 2018 Pdt. DR. Erastus Sabdono
Kalau Kita tidak fokus 100% maka pendewasaan Iman Kita sangat terhambat.
Kita harus memilih sepenuhnya ikut Tuhan Yesus atau ♥ tidak sama sekali.
Kalau Kekristenan itu sebagian hidup atau sambilan itu penyesatan.
Kita hanya punya satu dunia π yaitu dunia pengiringan kepada Tuhan.
Waktu yang kita miliki
untuk :
1. keluarga bagi yang berkeluarga.
Bertanggung jawab sebagai orang tua, pasangan hidup, sebagai anak - anak anggota dalam
keluarga besar dalam pimpinan Tuhan.
2. Pekerjaan
Di mana kita mencari nafkah untuk menjalankan roda ekonomi mencari nafkah kehidupan kita sehari - hari.
3. Gereja π
Bukan berarti kita tiap hari ke gereja.
Ada hari - hari di mana kita harus ke gereja
Ikut Suara Kebenaran, ikut PA, ikut Doa Malam.
Itu harus kita jadikan acara yang mutlak harus kita hadiri.
Absolut kita hadiri.
Kecuali ada hal - hal yang menyangkut keluarga dan pekerjaan di mana kita tidak bisa hadir.
Tapi kalau hanya untuk kesenangan dan bersosialisasi dengan orang di sekitar kita yang tidak membawa kepada pendewasaan iman kita harus tinggalkan.
Kita harus sangat ekstrim dalam mengikut Tuhan Yesus Nantioalui mendengar firman, duduk diam di kaki Tuhan setiap hari itu menjadi hal yang mutlak.
Melalui buku - buku rohani, renungan harian, youtube, cd khotbah yang kita dengar kita menyerap nutrisi bagi jiwa dan pikiran kita.
Kita harus mengalami brainwash / pikiran yang dicuci, Karena dunia π sudah menkontaminasi kita, meracuni kita dengan pikiran duniawi.
Sehingga kita tidak memiliki logika rohani, logika Anak Allah.
Sekarang kita harus mengimbangi keruhnya pikiran jiwa kita oleh kontaminasi perancunan dari dunka ini dengan kebenaran - kebenaran firman Tuhan.
Jadi proses perubahan pikiran atan transformasi
itu harus berlangsung setiap hari.
Dan Tuhan ♥ menyediakan sarana melalui firman yang kita dengar, jam - jam kebaktian yang kita hadiri dengan suasana hadirat Tuhan yang bisa kita rasakan.
Mendengarkan cd khotbah, duduk diam di kaki Tuhan, itu merupakan proses inti cara merubah cara berpikir kita, sehingga kita memiliki logika rohani.
Nanti dalam perjalanan hidup kita mengenakan logika rohani kita akan menemukan kecerdikan - kecedikan pikiran dosa.
Kita punya kecerdikan - kecerdikan untuk menyenangkan daging, menyenangkan ego dengan banyak alasan yang susun.
Di situ terjadi dialog, kita bicara kepada diri kita sendiri.
Terjadi percakapan dengan diri kita sendiri.
Ketika kita mengadakan pembaharuan pikiran, kita dapat menaklukkan kecerdikan - kecerdikan pikiran kita yang pada dasarnya kecerdikan - kecerdikan pikiran kita tidak membuat hati Tuhan disukakan.
Kecerdikan - kecerdikan kita membawa pada pemuasan daging dan pemuasan ego, itu pasti.
Dan sangat beralasan, sangat cerdik.
Banyak orang tidak bisa mendengar suaranya sendiri.
Tidak bisa membedakan logika rohani dan logika duniawi.
Karena logika duniawi sudah merasuk sudah meracuni pikiran.
Kita akan melihat dan tahu pertimbangan - pertimbangan dan bujukan - bujukan.
Pohon kehidupan dan pohon pengetahuan baik dan jahat itu bisa berbicara hal ini.
Sekarang tinggal sumber mana yang terima kebenaran atau bukan ?
Dan dunia π ini memiliki begitu banyak fasilitas untuk meracuni kita.
Oleh sebab itu kita harus sangat eksrim.
Kalau dunia sangat ekstrim meracuni kita.
Kita harus sangat ekstrim belajar firman untuk mengalami pembaharuan pikiran.
Yohanes 17 : 17
Kuduskanlah mereka dalam kebenaran, firmanKu adalah kebenaran.
Kita harus mencari firman yang benar, firman yang murni.
Kita harus berani melawan diri sendiri.
Orang yang sudah dewasa rohani tidak mempersoalkan kuasa dan mukjizatNya.
Dunia π akan berakhir.
Kalau kita di pihak Tuhan, kita mempersoalkan kehendakNya rencanaNya yang kita penuhi.
JBU π·
Kita harus memilih sepenuhnya ikut Tuhan Yesus atau ♥ tidak sama sekali.
Kalau Kekristenan itu sebagian hidup atau sambilan itu penyesatan.
Kita hanya punya satu dunia π yaitu dunia pengiringan kepada Tuhan.
Waktu yang kita miliki
untuk :
1. keluarga bagi yang berkeluarga.
Bertanggung jawab sebagai orang tua, pasangan hidup, sebagai anak - anak anggota dalam
keluarga besar dalam pimpinan Tuhan.
2. Pekerjaan
Di mana kita mencari nafkah untuk menjalankan roda ekonomi mencari nafkah kehidupan kita sehari - hari.
3. Gereja π
Bukan berarti kita tiap hari ke gereja.
Ada hari - hari di mana kita harus ke gereja
Ikut Suara Kebenaran, ikut PA, ikut Doa Malam.
Itu harus kita jadikan acara yang mutlak harus kita hadiri.
Absolut kita hadiri.
Kecuali ada hal - hal yang menyangkut keluarga dan pekerjaan di mana kita tidak bisa hadir.
Tapi kalau hanya untuk kesenangan dan bersosialisasi dengan orang di sekitar kita yang tidak membawa kepada pendewasaan iman kita harus tinggalkan.
Kita harus sangat ekstrim dalam mengikut Tuhan Yesus Nantioalui mendengar firman, duduk diam di kaki Tuhan setiap hari itu menjadi hal yang mutlak.
Melalui buku - buku rohani, renungan harian, youtube, cd khotbah yang kita dengar kita menyerap nutrisi bagi jiwa dan pikiran kita.
Kita harus mengalami brainwash / pikiran yang dicuci, Karena dunia π sudah menkontaminasi kita, meracuni kita dengan pikiran duniawi.
Sehingga kita tidak memiliki logika rohani, logika Anak Allah.
Sekarang kita harus mengimbangi keruhnya pikiran jiwa kita oleh kontaminasi perancunan dari dunka ini dengan kebenaran - kebenaran firman Tuhan.
Jadi proses perubahan pikiran atan transformasi
itu harus berlangsung setiap hari.
Dan Tuhan ♥ menyediakan sarana melalui firman yang kita dengar, jam - jam kebaktian yang kita hadiri dengan suasana hadirat Tuhan yang bisa kita rasakan.
Mendengarkan cd khotbah, duduk diam di kaki Tuhan, itu merupakan proses inti cara merubah cara berpikir kita, sehingga kita memiliki logika rohani.
Nanti dalam perjalanan hidup kita mengenakan logika rohani kita akan menemukan kecerdikan - kecedikan pikiran dosa.
Kita punya kecerdikan - kecerdikan untuk menyenangkan daging, menyenangkan ego dengan banyak alasan yang susun.
Di situ terjadi dialog, kita bicara kepada diri kita sendiri.
Terjadi percakapan dengan diri kita sendiri.
Ketika kita mengadakan pembaharuan pikiran, kita dapat menaklukkan kecerdikan - kecerdikan pikiran kita yang pada dasarnya kecerdikan - kecerdikan pikiran kita tidak membuat hati Tuhan disukakan.
Kecerdikan - kecerdikan kita membawa pada pemuasan daging dan pemuasan ego, itu pasti.
Dan sangat beralasan, sangat cerdik.
Banyak orang tidak bisa mendengar suaranya sendiri.
Tidak bisa membedakan logika rohani dan logika duniawi.
Karena logika duniawi sudah merasuk sudah meracuni pikiran.
Kita akan melihat dan tahu pertimbangan - pertimbangan dan bujukan - bujukan.
Pohon kehidupan dan pohon pengetahuan baik dan jahat itu bisa berbicara hal ini.
Sekarang tinggal sumber mana yang terima kebenaran atau bukan ?
Dan dunia π ini memiliki begitu banyak fasilitas untuk meracuni kita.
Oleh sebab itu kita harus sangat eksrim.
Kalau dunia sangat ekstrim meracuni kita.
Kita harus sangat ekstrim belajar firman untuk mengalami pembaharuan pikiran.
Yohanes 17 : 17
Kuduskanlah mereka dalam kebenaran, firmanKu adalah kebenaran.
Kita harus mencari firman yang benar, firman yang murni.
Kita harus berani melawan diri sendiri.
Orang yang sudah dewasa rohani tidak mempersoalkan kuasa dan mukjizatNya.
Dunia π akan berakhir.
Kalau kita di pihak Tuhan, kita mempersoalkan kehendakNya rencanaNya yang kita penuhi.
JBU π·
RH Truth Daily Enlightenment “BAHASA ALKITAB” Pdt. DR. Erastus Sabdono 14 Oktober 2018
Keberadaan autograf Alkitab, terutama Perjanjian Baru, sering dipermasalahkan oleh para kritikus Alkitab, seakan-akan tanpa autograf maka Alkitab π tidak berarti lagi, tidak mempunyai otoritas lagi. Mereka merendahkan Alkitab dan menuduhnya sebagai kitab yang sudah diubah-ubah oleh manusia, sehingga tidak dapat dipercaya lagi.
Demikian juga dengan autograf Perjanjian Baru, meskipun lebih muda dari Perjanjian Lama tetapi hanya beda kurang dari 600 tahun dari kitab Maleakhi. Dokumen-dokumen kuno yang ditemukan dan disimpan saat ini adalah manuskrip atau salinan dari salinan, bukan salinan langsung dari autograf.
Sejak pertama kali ditulis dalam bentuk autograf, maka pasti sudah salinan dari autograf ini juga sudah beberapa kali disalin, kemudian salinan lain dibuat berdasarkan salinan ini, demikian seterusnya.
Perlu diketahui bahwa pada zaman Yesus mengenakan tubuh daging seperti kita, Ia juga menggunakan bahasa Aram.
Bahasa Aram menjadi bahasa percakapan dalam kehidupan masyarakat pada zaman Yesus.
Jadi, pernyataan-pernyataan Yesus sangat mungkin menggunakan bahasa Aram, selain bahasa Yunani. Pernyataan-pernyataan tersebut antara lain ucapan Yesus ♥ di kayu salib: Eloi, Eloi, lama sabakhtani? (Mrk. 15:34), talita kum (Mrk. 5:4), sebutan Abba, Maranatha (1Kor. 16:22) dan lain sebagainya.
Meskipun bahasa percakapan Yesus sehari-hari adalah bahasa Aram, tetapi kitab-kitab Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani.
Hal ini disebabkan karena di abad pertama Masehi bahasa Yunani menjadi lingua franca atau bahasa yang universal seperti bahasa Inggris di zaman sekarang.
Tetapi bahasa Yunani waktu itu adalah bahasa Yunani Helenistik atau Koine (common).
Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan papirus kuno yang menggunakan bahasa Yunani Koine ini.
Jadi bahasa yang dipakai para penulis Alkitab π untuk menulis naskah asli atau autograf adalah untuk Perjanjian Lama adalah Ibrani dan Aram, dan untuk Perjanjian Baru adalah Yunani.
Dewasa ini ada kelompok yang menyatakan dan mengklaim bahwa naskah asli Perjanjian Baru adalah bahasa Ibrani.
Itu adalah pandangan yang salah, kalau beberapa bagian Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Ibrani oleh orang-orang Yahudi Kristen, itu bukan berarti Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Ibrani.
Jika orang percaya memahami bahasa Yunani dan menemukan banyak kebenaran dari penggunaan bahasa ini dalam menyimpan rahasia kebenaran Firman Tuhan, maka kita lebih diteguhkan bahwa Perjanajian Baru memang ditulis dalam bahasa Yunani.
Tulisan asli Alkitab (autograf) ditulis dalam tiga bahasa,
yaitu bahasa Ibrani, Aram, dan Yunani.
Ibrani adalah bahasa percakapan di Israel, Aram di Siria dan beberapa wilayah lain, dan Yunani.
Dan bahasa Yunani Alkitab tidak sama dengan bahasa Yunani modern.
Bahasa Yunani yang dipakai untuk menulis Alkitab πdisebut bahasa Yunani Koine, yaitu bahasa Yunani yang menjadi lingua franca di dunia Mediterania atau dialek umum (koinΔ) di zaman kekuasaan Romawi.
Inilah bahasa Yunani yang dipakai untuk menulis autograf Perjanjian Baru.
Mengapa Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani? Sebab itulah bahasa yang digunakan oleh orang-orang Yahudi pada zaman itu sebagai bahasa sehari-hari mereka. Tidak dapat disangkal dalam susunan huruf-huruf Ibrani dan angka-angkanya terdapat banyak misteri yang sangat menakjubkan.
Perjanjian Baru ditulis dalam Bahasa Yunani, sebab bahasa Yunani menjadi bahasa pengantara pada waktu itu (lingua franca) yang mempermudah Injil diberitakan.
Allah Bapa ♥ memilih bahasa Yunani, sebab dengan bahasa ini Allah Bapa bisa mengungkapkan banyak kebenaran dalam Injil. Sangatlah tidak mungkin Alkitab Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Ibrani, sebab bahasa Ibrani pada zaman Yesus tidak digunakan oleh semua orang sebagai bahasa sehari-hari.
Sebagian besar masyarakat menggunakan bahasa Aram. Alkitab Perjanjian Lama yang menggunakan bahasa Ibrani saja diterjemahkan dalam bahasa Yunani (Septuaginta).
Dalam proses penerjemahan sering terjadi kesulitan, sebab banyak kata dalam bahasa Ibrani dan bahasa Yunani Baru yang tidak ditemukan padanannya dalam bahasa yang menerjemahkan.
Hal ini bisa membangkitkan tuduhan bahwa Kitab Suci π orang Kristen telah dipalsukan. Mereka menyampaikan tuduhan tersebut karena memahami Kitab Suci menurut perspektif atau sudut pandang agamanya.
Oleh sebab itu, kita sebagai orang percaya tidak perlu menanggapi tuduhan tersebut sama sekali.
Sebaliknya, kita sebagai orang percaya yang dewasa dalam bermasyarakat, tidak boleh memandang Kitab Suci agama lain dengan perspektif atau sudut pandang kita sendiri.
JBU
https://overcast.fm/+IqOAQ3GAU
Demikian juga dengan autograf Perjanjian Baru, meskipun lebih muda dari Perjanjian Lama tetapi hanya beda kurang dari 600 tahun dari kitab Maleakhi. Dokumen-dokumen kuno yang ditemukan dan disimpan saat ini adalah manuskrip atau salinan dari salinan, bukan salinan langsung dari autograf.
Sejak pertama kali ditulis dalam bentuk autograf, maka pasti sudah salinan dari autograf ini juga sudah beberapa kali disalin, kemudian salinan lain dibuat berdasarkan salinan ini, demikian seterusnya.
Perlu diketahui bahwa pada zaman Yesus mengenakan tubuh daging seperti kita, Ia juga menggunakan bahasa Aram.
Bahasa Aram menjadi bahasa percakapan dalam kehidupan masyarakat pada zaman Yesus.
Jadi, pernyataan-pernyataan Yesus sangat mungkin menggunakan bahasa Aram, selain bahasa Yunani. Pernyataan-pernyataan tersebut antara lain ucapan Yesus ♥ di kayu salib: Eloi, Eloi, lama sabakhtani? (Mrk. 15:34), talita kum (Mrk. 5:4), sebutan Abba, Maranatha (1Kor. 16:22) dan lain sebagainya.
Meskipun bahasa percakapan Yesus sehari-hari adalah bahasa Aram, tetapi kitab-kitab Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani.
Hal ini disebabkan karena di abad pertama Masehi bahasa Yunani menjadi lingua franca atau bahasa yang universal seperti bahasa Inggris di zaman sekarang.
Tetapi bahasa Yunani waktu itu adalah bahasa Yunani Helenistik atau Koine (common).
Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan papirus kuno yang menggunakan bahasa Yunani Koine ini.
Jadi bahasa yang dipakai para penulis Alkitab π untuk menulis naskah asli atau autograf adalah untuk Perjanjian Lama adalah Ibrani dan Aram, dan untuk Perjanjian Baru adalah Yunani.
Dewasa ini ada kelompok yang menyatakan dan mengklaim bahwa naskah asli Perjanjian Baru adalah bahasa Ibrani.
Itu adalah pandangan yang salah, kalau beberapa bagian Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Ibrani oleh orang-orang Yahudi Kristen, itu bukan berarti Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Ibrani.
Jika orang percaya memahami bahasa Yunani dan menemukan banyak kebenaran dari penggunaan bahasa ini dalam menyimpan rahasia kebenaran Firman Tuhan, maka kita lebih diteguhkan bahwa Perjanajian Baru memang ditulis dalam bahasa Yunani.
Tulisan asli Alkitab (autograf) ditulis dalam tiga bahasa,
yaitu bahasa Ibrani, Aram, dan Yunani.
Ibrani adalah bahasa percakapan di Israel, Aram di Siria dan beberapa wilayah lain, dan Yunani.
Dan bahasa Yunani Alkitab tidak sama dengan bahasa Yunani modern.
Bahasa Yunani yang dipakai untuk menulis Alkitab πdisebut bahasa Yunani Koine, yaitu bahasa Yunani yang menjadi lingua franca di dunia Mediterania atau dialek umum (koinΔ) di zaman kekuasaan Romawi.
Inilah bahasa Yunani yang dipakai untuk menulis autograf Perjanjian Baru.
Mengapa Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani? Sebab itulah bahasa yang digunakan oleh orang-orang Yahudi pada zaman itu sebagai bahasa sehari-hari mereka. Tidak dapat disangkal dalam susunan huruf-huruf Ibrani dan angka-angkanya terdapat banyak misteri yang sangat menakjubkan.
Perjanjian Baru ditulis dalam Bahasa Yunani, sebab bahasa Yunani menjadi bahasa pengantara pada waktu itu (lingua franca) yang mempermudah Injil diberitakan.
Allah Bapa ♥ memilih bahasa Yunani, sebab dengan bahasa ini Allah Bapa bisa mengungkapkan banyak kebenaran dalam Injil. Sangatlah tidak mungkin Alkitab Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Ibrani, sebab bahasa Ibrani pada zaman Yesus tidak digunakan oleh semua orang sebagai bahasa sehari-hari.
Sebagian besar masyarakat menggunakan bahasa Aram. Alkitab Perjanjian Lama yang menggunakan bahasa Ibrani saja diterjemahkan dalam bahasa Yunani (Septuaginta).
Dalam proses penerjemahan sering terjadi kesulitan, sebab banyak kata dalam bahasa Ibrani dan bahasa Yunani Baru yang tidak ditemukan padanannya dalam bahasa yang menerjemahkan.
Hal ini bisa membangkitkan tuduhan bahwa Kitab Suci π orang Kristen telah dipalsukan. Mereka menyampaikan tuduhan tersebut karena memahami Kitab Suci menurut perspektif atau sudut pandang agamanya.
Oleh sebab itu, kita sebagai orang percaya tidak perlu menanggapi tuduhan tersebut sama sekali.
Sebaliknya, kita sebagai orang percaya yang dewasa dalam bermasyarakat, tidak boleh memandang Kitab Suci agama lain dengan perspektif atau sudut pandang kita sendiri.
JBU
https://overcast.fm/+IqOAQ3GAU
Langganan:
Postingan (Atom)