Paulus memulai tulisannya dalam Roma 10:2-3 sebagai berikut: Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah π, tetapi tanpa pengertian yang benar.
Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.
Penting untuk memahami kalimat “mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar”. Banyak orang yang memiliki kerinduan untuk giat di dalam hal agama atau Tuhan π, tetapi tidak memiliki pengertian yang benar. Karena mereka tidak mengenal kebenaran Tuhan, dan oleh karena mereka membangun kebenaran sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran-Nya.
Kebenaran Tuhan adalah jalan keselamatan di dalam atau melalui Yesus Kristus.
Tidak takluk kepada kebenaran Tuhan π, berarti menolak jalan keselamatan yang diajarkan oleh Injil. Ini juga berarti mereka menolak Injil.
Secara umum, ada dua kesalahan yang terjadi pada banyak orang di luar orang percaya, sehingga mereka tidak dapat menerima jalan keselamatan yang diajarkan Injil (yang sama dengan tidak takluk kepada kebenaran Tuhan), yaitu: Pertama, mereka tidak mengenal kebenaran. Kedua, mereka membangun kebenarannya sendiri.
Dua hal tersebut berkaitan, kalau seseorang tidak mengenal kebenaran pasti berusaha membangun kebenarannya sendiri. Jika kebenaran yang dibangun sendiri semakin kuat atau kokoh, maka mereka tidak dapat diubah lagi. Inilah yang membuat banyak orang di luar orang percaya π₯ tidak akan pernah bisa menerima Injil.
Ini berarti mereka tidak pernah digarap Roh Kudus untuk dikembalikan ke rancangan semula.
Ini bukan berarti mereka pasti akan menjadi jahat atau tidak beradab seperti hewan, tetapi mereka tidak pernah menjadi sempurna seperti Bapa π atau serupa dengan Yesus.
Kepada orang-orang seperti ini, kita tidak dapat memaksa mereka menjadi orang percaya atau menjadi orang Kristen π₯ Jangankan kita sebagai manusia, Tuhan pun tidak memaksa.
Itulah sebabnya kepada orang-orang atau kota yang menolak Injil, Yesus berpesan agar orang percaya mengebaskan debu dari kaki mereka (Mat. 10:14).
Tindakan mengebaskan debu dari kaki dan meninggalkan komunitas yang menolak Injil dilakukan oleh Paulus dan Barnabas (Kis. 13:51; 18:6).
Hal ini jelas menunjukkan, bahwa ada komunitas di sebuah keluarga atau komunitas sebuah kota yang akan menolak Injil, dan mereka memang tidak pernah diselamatkan.
Mereka menolak Injil bukan karena tidak ditentukan selamat oleh Tuhan π, tetapi karena kehendak bebas mereka dalam meresponi Injil. Sehingga mereka tidak pernah mengenal pengalaman keselamatan, yaitu dikembalikan ke rancangan semula Tuhan.
Namun perlu ditambahkan satu catatan : Tidak dikembalikan ke rancangan semula bukan berarti masuk neraka, tetapi kemungkinan paling baik adalah hanya menjadi anggota masyarakat di langit baru dan bumi π yang baru nanti.
Adapun mereka yang diselamatkan karena meresponi Injil dengan benar, dan mengerjakan keselamatannya dengan takut dan gentar, akan menjadi anak-anak bagi Bapa π, dan terhisap dalam anggota keluarga Kerajaan Surga.
Dari penjelasan di atas, nampak seakan-akan Tuhan tidak berdaya menyelamatkan mereka yang ada di luar orang percaya.
Tetapi inilah faktanya, kuasa kegelapan membangun kekuatan antikris, berusaha untuk menentang kebenaran Injil. Pada intinya, hal tersebut diusahakan agar manusia tidak bisa mengakui Yesus.
Mereka tidak akan pernah bisa menerima Yesus sebagai Tuhan π serta menyambut-Nya sebagai Juruselamat.
Untuk itu mereka harus membangun kebenaran lain.
Kebenaran lain bukan berarti selalu berupa suatu ajaran yang mendorong manusia π₯ melakukan kebejatan. Tetapi mengajarkan sesuatu yang “mengesankan” bahwa ajaran mereka adalah kebenaran, menjanjikan berkat jasmani, pemeliharaan, dan perlindungan-Nya di bumi, bahkan janji masuk surga, tetapi tidak membawa manusia kepada maksud keselamatan, yaitu dikembalikan ke rancangan Allah semula.
Tentu saja ajaran tersebut disambut banyak orang π₯, dan mudah diakui sebagai kebenaran dari Allah.
Hal ini yang menyebabkan mereka tidak bisa menerima Yesus sebagai Juruselamatdengan benar. Padahal tidak memiliki Yesus berarti juga tidak memiliki Bapa (1Yoh. 2:23 Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa).
Dari komunitas mereka, ada yang secara frontal melawan Tuhan Yesus π dan memusuhi orang percaya, sampai pada tingkat berusaha untuk memunahkan, dan memindahkan orang Kristen untuk masuk agamanya secara paksa. Tetapi di antara mereka juga ada orang-orang baik yang bersikap bersahabat terhadap orang Kristen, dan memberi ruang kepada orang Kristen memeluk agamanya.
Kepada komunitas seperti ini, hendaknya kita menghindari perdebatan dan dialog yang akan membawa kepada percideraan dan konflik.
Bagaimanapun, Injil tidak dapat dipadankan dengan agama, ajaran, atau filosofi manapun.
Kebenaran Injil sangat tegas, radikal, dan ekstrem, bahwa tidak ada keselamatan di luar Kristus.
Kita π₯ harus berbesar jiwa memberi ruang kebebasan kepada orang lain dalam meyakini suatu kebenaran.
Ini bukan berarti kita tidak peduli terhadap keselamatan mereka. Kita harus bekerja keras, berusaha agar dapat menjadi saksi bagi mereka, yaitu dengan cara berbuat kebaikan yang menunjukkan bahwa kita adalah anak-anak Bapa yang bermoral agung. Kepada mereka visi kita adalah membuktikan bahwa Yesus π adalah Juruselamat melalui kehidupan Yesus yang dibangkitkan dalam diri kita.
JBU
https://overcast.fm/+IqODCsi8A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar