Selasa, 17 Juli 2018

RH Truth Daily Enlightenment “ERGON” Pdt. Dr. Erastus Sabdono  18 Juli 2018

Tuhan Yesus mengajarkan bahwa percaya adalah suatu tindakan terus menerus atau sebuah pekerjaan.
Tuhan Yesus 💗mengatakan: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” (Yoh 6:29). Kata “bekerja” dalam teks aslinya adalah ergon (ἔργον).

Ergon menunjukkan kegiatan yang dilakukan terus menerus secara rutin untuk mendapatkan suatu hasil.
Itulah sebabnya kata ergon juga berarti usaha untuk mencari nafkah.
Tentu hal ini menyita sebagian besar waktu hidup seseorang.

Demikian pula percaya adalah kegiatan yang dilakukan secara berkesinambungan untuk menghasilkan sesuatu. Sesuatu tersebut bukan hanya berkat jasmani, seperti mukjizat dan segala pemenuhan kebutuhan.
Juga bukan hanya sekadar masuk surga nanti setelah mati, tetapi menghasilkan perubahan hidup sejak ada di bumi.

Justru perubahan inilah yang menandai apakah seseorang layak masuk menjadi anggota keluarga Kerajaan atau tidak.
Percaya kepada Yesus berarti perjuangan untuk mengenakan kehidupan Yesus 💗
Kehidupan Yesus adalah kehidupan melakukan kehendak Bapa.

Hal ini dikatakan oleh Tuhan Yesus 💗 bahwa makanan-Nya adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya (Yoh. 4:34). Orang yang mengaku percaya, tetapi tidak melakukan kehendak Bapa, belum bisa disebut sebagai orang percaya.

Jadi, percaya di sini artinya mengikuti jejak hidup Yesus, yaitu melakukan kehendak Bapa 💗
Kehendak Bapa adalah kehendak Roh-Nya yang dimateraikan di dalam diri kita, dimana kita bisa selalu berinteraksi dengan Allah setiap saat.

Kunci untuk dapat melakukan kehendak Bapa adalah selalu memperkarakan apakah yang kita pikiran, kita ucapkan dan kita lakukan selalu sesuai dengan kehendak Bapa.
Tuhan Yesus juga berkata: Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia. …

Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi (Yoh. 6:33,35). Ini adalah zaman anugerah atau zaman penggenapan.

Fokus hidup umat pilihan tidak lagi kepada pemenuhan kebutuhan jasmani, tetapi roti dari surga, yaitu Diri Yesus 💗 sendiri.
Kehidupan umat pilihan hanya dapat dipuaskan dengan sempurna ketika melakukan kehendak Bapa.

Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata bahwa daging-Nya benar-benar makanan dan darah-Nya benar-benar minuman (Rm. 6:55).
Makan daging Yesus 💗dan minum darah-Nya, artinya kita mengenakan kehidupan Yesus dan spirit atau gairah-Nya dalam hidup kita.

Orang-orang Yahudi meminta roti, tetapi tidak mengerjakan pekerjaan yang Bapa 💗 kehendaki yaitu percaya.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata: Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya (Yoh. 6:36).

Mereka mau makan roti jasmani, tetapi tidak mau mengikuti jejak-Nya. Hal ini seperti banyak orang 👥yang mengaku percaya percaya kepada Yesus, menginginkan berkat-berkat Tuhan dan hidup kekal, tetapi tidak memenuhi syarat untuk memperoleh hidup kekal tersebut.

Keselamatan hanya oleh anugerah bukan berarti manusia tidak perlu memberi respon.
Respon yang harus dimiliki atau dilakukan seseorang tidaklah cukup dengan aktivitas nalar atau pikiran, yaitu percaya, tetapi harus dengan tindakan sesuai dengan kata percaya itu sendiri.

Banyak orang Kristen 👥 seperti pembeli yang mau membeli suatu barang dengan harga yang dibandrol sendiri, atau ditentukan sendiri. Mestinya yang memiliki barang (pemilik barang atau penjual) yang berhak membandrol barang tersebut.

Kalau Tuhan Yesus berkata: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” (Yoh. 6:29).
Tentu percaya yang dimaksud oleh Tuhan Yesus 💗 adalah percaya menurut versi Tuhan, bukan versi siapa pun. Biasanya orang memahami iman dalam ayat ini “keyakinan dalam pikiran”. Keyakinan dalam pikiran tidak akan membawa dampak dalam perilaku kehidupan sama sekali, seperti yang kita saksikan dalam kehidupan banyak orang Kristen hari ini.

Iman dalam kehidupan jemaat Roma adalah iman dalam tindakan yang dapat dilihat dan dirasakan oleh orang lain.
Kalau ada seorang pegawai toko menjual barang yang tidak asli dari toko majikannya, berarti pegawai yang jahat.

Karena barang aslinya mahal, ia menjual barang palsu yang murah.
Kalau barang itu adalah obat, betapa mengerikan akibatnya.
Hal ini tanpa disadari juga terjadi atas gereja-gereja yang tidak mengajarkan percaya dan keselamatan yang benar.

Mereka mungkin tidak menyadari hal tersebut, tetapi oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran, maka mereka melakukan itu.
Orang yang percaya kepada Tuhan adalah orang yang mengikuti jejak Tuhan Yesus 💗, artinya hidup seperti Yesus hidup.
Hidup untuk melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Tentu saja orang-orang seperti ini pasti memiliki perilaku seperti Yesus. Itulah sebabnya orang-orang percaya 👥 di abad pertama disebut Kristen, sebab perilaku mereka seperti Tuhan dan gurunya; Kristus (Kis. 11:26).
Dengan demikian dapat disimpukan, bila orang yang mengaku percaya kepada Yesus tetapi tidak semakin menjadi seperti Diri-Nya, berarti ia menipu. Menipu Tuhan, orang di sekitarnya, dan menipu dirinya sendiri.

JBU

https://overcast.fm/+IqOAhYu28

Tidak ada komentar:

Posting Komentar