Dalam Roma 10:10 tertulis: Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.
Kata sambung dua kalimat tersebut dalam teks aslinya adalah de (δε), selain berarti ‘dan’ tetapi memiliki pengertian ‘juga’, ‘bahkan’, ‘tetapi’.
Maksud kalimat dalam Roma 10:10 adalah bahwa orang percaya tidak cukup hanya percaya dalam hati tetapi juga harus memiliki pengakuan.
Kata ‘mengaku’ dalam teks aslinya adalah homologeoo (ὁμολογέω), yang memiliki pengertian “to declare”, memberi pernyataan secara terbuka di depan umum.
Kalau hari ini, kita menyatakan secara terbuka di depan umum, bahwa kita adalah orang Kristen yang percaya kepada Tuhan Yesus 💗, pernyataan tersebut tidak memiliki risiko dan konsekuensi sama sekali. Khususnya kita yang tinggal di Indonesia, dimana setiap warga negara diberi kebebasan untuk memeluk suatu agama.
Berbeda dengan keadaan zaman pada waktu itu, khususnya di wilayah kekaisaran Romawi. Pernyataan bahwa mereka memercayai Yesus sebagai Tuhan (Yun. Kurios), dianggap sama dengan menyatakan perang atau permusuhan melawan kekaisaran Romawi.
Mengakui seorang ‘Kurios’ adalah bentuk penolakan terhadap kaisar yang diakui sebagai anak atau keturunan dewa, yang harus dihormati bak dewa sendiri.
Itulah sebabnya pada zaman itu ada semacam ritual atau seremonial untuk menyembah kaisar.
Orang-orang Kristen yang setia kepada Tuhan Yesus 💗 menolaknya dengan tegas, sehingga mereka harus mengalami penganiayaan sampai pada hukuman mati.
Sungguh-sungguh satu hal yang sangat menakjubkan, orang-orang Kristen Roma dengan berani menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan (Kurios), walau untuk itu mereka harus kehilangan segala sesuatu; harta, keluarga, bahkan nyawa mereka sendiri. Pengakuan dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan membuat hidup mereka tidak nyaman dan terancam.
Mereka selalu ada dalam ketegangan tinggi, sebab Kaisar Roma bermaksud menghapus nama Yesus dan ajaran-Nya dari muka bumi ini.
Orang percaya 👥 yang setia harus melepaskan atau kehilangan hidup demi percayanya kepada Tuhan Yesus.
Percaya dalam hati kepada Yesus tidak bisa tidak harus dinyatakan.
Hal ini sudah merupakan paket, yaitu percaya dengan hati dan dengan mulut mengaku.
Terkait dengan hal ini Tuhan Yesus menyatakan demikian: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah. (Luk. 12:8-9).
Dari perkataan Tuhan Yesus 💗 tersebut kita menemukan bahwa pengakuan di depan umum mengenai iman kita adalah satu hal yang mutlak.
Bagaimana dengan kehidupan iman orang Kristen hari ini? Karena merasa sudah menyatakan secara terbuka bahwa diri mereka adalah orang Kristen (dengan mulut mengaku), maka sudah merasa memiliki iman yang benar. Benarkah ini?
Ada beberapa catatan penting sehubungan dengan Roma 10:10 Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.
Ada satu hal yang berbeda antara orang percaya pada abad pertama di Roma dengan orang Kristen zaman sekarang, yaitu:pada waktu zaman itu di Roma, tidak mungkin orang berani mengaku Yesus adalah Tuhan tanpa percaya yang benar, tetapi kalau orang Kristen sekarang mudah mengatakan dengan mulut bahwa dirinya percaya kepada Tuhan Yesus, tetapi belum tentu hatinya memiliki percaya yang benar.
Percaya seseorang terhadap Tuhan 💗 harus sampai pada pembenaran. Ini berarti percayanya harus benar.
Percaya yang dimiliki orang Kristen sampai dirinya dibenarkan pastilah percaya yang benar.
Itulah percaya yang mengerjakan (Yun. ergon) perubahan dalam kehidupan seseorang.
Tentu ini bukan sederhana. Kalau pada zaman Roma, percaya mereka tidak bisa main-main, pasti sangat serius.
Percaya yang serius adalah percaya yang produktif, percaya yang menghasilkan kehidupan seperti Yesus.
Tetapi orang Kristen sekarang bisa hanya sebatas mulut, tidak heran percayanya tidak produktif mengubah hidupnya. Dari hal ini, kita bisa tahu jarang ada orang Kristen seperti Yesus.
Berbicara mengenai “hati percaya”, siapa yang bisa tahu? Tentu Tuhan sendiri.
Hal ini sama dengan siapa yang tahu kalau seseorang sudah menjadi semakin seperti Yesus, hasil produktivitas percaya seseorang tersebut? Tentu hanya Tuhan 💗 yang tahu. Itulah sebabnya, berbicara mengenai pembenaran, hanya Tuhan yang tahu jika seseorang layak atau pantas menerima pembenaran.
Pembenaran secara pasif -yaitu hasil pengorbanan Yesus 💗 di kayu salib secara otomatis terjadi atau berlaku bagi orang yang percaya karya salib tersebut.
Tetapi pembenaran secara aktif hasil dari pertumbuhan rohani masing-masing individu menjadi semakin seperti Yesus hanya Tuhan ?yyang tahu.
Oleh sebab itu, hanya Tuhan yang bisa menyatakan apakah seseorang layak dibenarkan atau tidak, artinya hanya Tuhan 💗yang tahu apakah seseorang layak dimuliakan bersama dengan Tuhan Yesus atau tidak.
Dalam proses pembenaran secara aktif, Tuhan menilai (sebab Tuhan yang menguji batin), apakah dalam penilaian-Nya seseorang telah berkeadaan benar sesuai dengan standar kesucian atau kebenaran-Nya atau belum.
JBU
https://overcast.fm/+IqOBoPMeo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar