Sayang sekali, banyak bangsa Israel yang menolak berkat rohani, yaitu keselamatan dalam Yesus Kristus ๐
Oleh karena bangsa itu menolak berkat keselamatan, maka Allah mengalihkan atau memberikannya juga kepada bangsa-bangsa lain.
Itulah sebabnya Paulus menulis: Sebab jika pelanggaran mereka berarti kekayaan bagi dunia ๐, dan kekurangan mereka kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, terlebih-lebih lagi kesempurnaan mereka. Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi.
Justru karena aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi, aku menganggap hal itu kemuliaan pelayananku, yaitu kalau-kalau aku dapat membangkitkan cemburu di dalam hati kaum sebangsaku menurut daging dan dapat menyelamatkan beberapa orang dari mereka.
Sebab jika penolakan mereka berarti perdamaian bagi dunia ๐, dapatkah penerimaan mereka mempunyai arti lain dari pada hidup dari antara orang mati? (Rm. 11:12-15).
Dalam tulisan Paulus di Roma 11:12-15, Paulus menunjukkan betapa hebatnya keadaan bangsa Israel, jika mereka menerima keselamatan dalam Yesus Kristus, karena mereka adalah orang-orang yang sungguh-sungguh mau mencari kebenaran (Rm. 10:2, Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar).
Seandainya semua mereka menerima keselamatan dalam Yesus Kristus, dan memiliki gairah yang sangat kuat dalam mencari Tuhan ๐, maka hal tersebut bisa menjadi model bagi bangsa-bangsa lain dalam mencari Tuhan. Dalam hal ini, secara tidak langsung Paulus hendak menunjukkan betapa pentingnya kita, sebagai orang percaya memiliki kesungguhan untuk mencari Tuhan.
Dengan sungguh-sungguh mencari Tuhan, maka orang percaya ๐ฅ dapat menyerap sebanyak-banyaknya berkat rohani yang telah disediakan oleh Tuhan.
Berkat rohani tersebut diilustrasikan sebagai “akar pohon zaitun yang penuh getah”.
Walaupun orang percaya tercangkok dan memiliki kesempatan untuk meneguk berkat rohani, tetapi kalau tidak sungguh-sungguh mencari Tuhan ๐, maka semua menjadi sia-sia.
Harus disadari dan dipahami dengan benar, bahwa berkat rohani yang diilustrasikan seperti “akar pohon zaitun yang penuh getah”, tidak otomatis dapat mengalir dan diterima orang percaya.
Jadi, berkat rohani yang tersedia yaitu keselamatan dalam Yesus Kristus tidak dapat mengalir secara otomatis atau dengan sendirinya.
Daging dan darah Tuhan Yesus ๐ menunjukkan berkat rohani, tetapi kalau tidak “dimakan” -artinya kalau tidak berjuang untuk meneladani-Nya- maka sia-sialah iman Kristen.
Oleh sebab itu seperti bangsa Israel begitu giat mencari Tuhan, maka kita juga harus giat mencari Tuhan agar keselamatan yang disediakan Allah dalam Yesus Kristus ๐, terwujud dalam hidup kita.
Hal di atas ini harus dikemukakan, karena banyak orang Kristen berpikir, keselamatan dalam Yesus Kristus secara otomatis dapat dimiliki seseorang ketika secara nalar orang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.
Banyak orang Kristen, di antaranya para teolog yang mencibir atau merendahkan orang-orang Yahudi, karena mereka melihat usaha yang sangat giat dari orang-orang Yahudi yang membangun kebenaran dengan melakukan hukum.
Orang-orang Kristen ๐ฅ dan sebagian teolog ini seakan-akan mau menyatakan, bahwa percuma orang-orang Yahudi berusaha berbuat dengan giat membangun kebenaran sendiri, kalau tidak menerima Yesus Kristus sebagai Mesias; sebab keselamatan bukan karena perbuatan baik, tetapi karena iman.
Pernyataan ini benar, tetapi jangan karena hal ini, maka tidak ada usaha untuk mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar (Flp. 2:12-13).
Mereka berpikir bahwa keselamatan dapat diperoleh secara mudah. Ternyata orang-orang Kristen dan sebagian teolog seperti itu, menyimpang dari kebenaran Injil yang murni.
Itulah sebabnya Paulus mengatakan dalam Roma 11:18 … janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu. Orang-orang Kristen ๐ฅ dan sebagian teolog yang sombong di atas, patut membaca dengan teliti nasihat Paulus ini.
Harus ingat, bahwa bukan kita yang menopang akar, tetapi akar yang menopang kita.
Hal ini menunjukkan betapa kita harus memiliki ketergantungan terhadap akar tersebut. Ketergantungan kita harus diwujudkan dalam tindakan yang nyata, yaitu selalu menyerap berkat rohani dari akar tersebut. Harus diingat, bahwa berbicara megenai akar dan cabang, berarti berbicara mengenai organisme hidup.
Jadi, tidak secara otomatis cabang mendapat kehidupan dari akar-akar pohon tersebut.
Sebagai cabang yang dicangkokkan, kita ๐ฅharus tetap di dalam mekanisme organisme tanaman.
Dengan tegas, selanjutnya Paulus juga mengatakan: Mungkin kamu akan berkata: ada cabang-cabang yang dipatahkan, supaya aku dicangkokkan di antaranya sebagai tunas.
Baiklah! Mereka dipatahkan karena ketidakpercayaan mereka, dan kamu tegak tercacak karena iman.
Janganlah kamu sombong, tetapi takutlah! (Rm 11:19-20).
Harus diperhatikan, bahwa kesombongan membuat seseorang tidak mengusahakan keselamatan secara proporsional, karena merasa sudah menjadi umat pilihan dan merasa yakin sudah selamat.
JBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar