Senin, 30 April 2018

( Sunday Bible Teaching ) SBT, 29 April 2018 Pdt. Dr. Erastus Sabdono

Kita harus berusaha untuk benar - benar menemukan injil yang sejati atau injil yang murni yang diajarkan Tuhan Yesus πŸ’—
Kalau kita boleh melihat seakan - akan diputar kembali film yang Tuhan Yesus kerjakan dan Tuhan Yesus ajarkan.
Kita mau mendengar dan melihat.

Dan itu bisa terjadi kalau kita dengan hati yang lapar dan haus kebenaran artinya :
- Kita rindu melakukan kebenaran.
- Kita sungguh - sungguh
menghormati Tuhan Yesus.
- Kita mau serupa dengan Tuhan Yesus πŸ’—
- Sungguh - sungguh mau berkodrat Ilahi.

Maka seperti film yang diputar ulang kita bisa menyaksikan yang Tuhan Yesus πŸ’— lakukan dan ajarkan yang ditulis dalam Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes.

Dan kita bisa merasakan perasaan Paulus, Petrus, Yohanes, Yakobus dan rasul - rasul lain yang menulis.
Bagaimana perasaan mereka waktu menulis, surat - surat itu.
Di situ kita πŸ‘₯ bisa menemukan seakurat seorisinil mungkin kebenaran yang disampaikan umat yang harus diupdaharuslam hidup kita hari ini.

Dengan segala harga yang harus kita bayar.
Dengan segala konsekuensi yang harus kita pikul.
Inilah kebahagiaan kita
kalau kita bisa mengerti ajaran Tuhan Yesus πŸ’— yang nilainya melampaui segala hal.

Dan jika kita bisa mengerti apa yang diajarkan Tuhan Yesus πŸ’— dan mengenakannya itu petualangan terhebat dalam sejarah hidup manusia.
Tidak ada petualangan hebat seperti ini.

Semua petualangan hebat manusia di luar kebenaran Injil hanya terukir di tinta dan hanya menjadi kenangan selama dunia 🌏ini masih ada.
Hanya petualangan hidup seseorang mengenal kebenaran, mengerti kebenaran dan berusaha mengenakan kebenaran akan terukir tinta emas di keabadian.

Semua kitab akan dibuka.
Dan kitab kehidupan semua yang kita lakukan.
Dan hal ini menggetarkan kita karena segala sesuatu yang kita lakukan bisa  bernilai abadi atau kekal.

Betapa indahnya kalau kita bisa mengukir sejarah kehidupan yang dihargai
orang - orang saleh di Surga dan para malaikat.
Seakan - akan Tuhan Yesus πŸ’— berkata :
"Yang ini jangan dihapus ! "

Sejarah yang lain boleh dihapus, harus dihapus.
- Perjalanan hidup orang yang mempermalukan dirinya.
- Menghina Tuhan πŸ’—, tidak memperlakukan Tuhan secara patut harus dihapus.

Tetapi sejarah hidup orang yang menghormati Tuhan, menghargai Tuhan πŸ’—harus diukir di keabadian menjadi cerita kisah abadi yang diingat di kekekalan.
Tentu yang menjadi kisah yang terdepan adalah Anak Allah menjadi manusia.
Baru orang - orang yang mau mengikuti jejakNya, yang mau mengosongkan diri seperti Dia mengosongkan diri.
Seperti Tuhan Yesus πŸ’—yang tidak menyayangkan nyawaNya.

Demikian juga Tuhan mengukir orang - orang yang tidak menyayangkan nyawanya.
Kebenaran ini hebat.
Kita harus melakukannya, karena kita πŸ‘₯ diberi Tuhan potensi, kemampuan dan kesempatan seperti itu.

Apapun yang bisa capai, kita miliki di dalam hidup di bumi 🌏 ini tidak ada artinya jika dibandingkan dengan haus dan lapar akan kebenaran, kerinduan untuk mengerti kehendak Bapa dan melakukan kehendak Bapa.

Kita πŸ‘₯ harus mau berubah, semacam proses muten, dari ulat menjadi kepompong, dari kepompong menjadi kupu - kupu.
Sebuah proses metamorfosa.

Dan Tuhan mau mengubah kita supaya kita menjadi anak, Teknon, gen :
- Anak dalam arti gen
- Anak dalam arti  keturunan.
- Anak dalam arti mewarisi gen kodrat Allah.

Kekristenan bukan agama.
Orang Kristen yang kacau ketika hendak memperagakan mau menerapkan kehidupan.
Melihat agama - agama memiliki ceremonial.
Lalu membangun ceremonial dengan segala variasi dan elaborasi.
Makin dia mengelaborasi liturgi, dia makin blunder.

Kalau ditanya apa maksudnya mereka membuat itu, mereka pasti tidak bisa menjawab.
Karena liturgi kita itu segenap hidup.
Ada yang khusuk, ada yang hingar bingar dengan tamborin, penari, dancer.
Bukan tidak boleh.

Tetapi jangan menggantikan ibadah yang sejati dengar liturgi dan ceremonial dengan upacara agama.

Kekristenan tidak mengajarkan upacara beragama.
Tetapi mengajarkan segenap hidup yang menjadi liturgi kehidupan.

2. Ketika orang Kristen tidak memahami bahwa Kristuslah jalan hidup.
Jadi agama A, agama B akan mengatakan bahwa kitab suci nya itu way of life nya.
Itu benar....

Memang benar bahwa kitab suci yang memuat hukum - hukum itu way of lifenya.
Kitab suci agama - agama umumnya ada hukum - hukum bahkan sangsi - sangsinya.
Tetapi Kekristenan tidak mengenal itu sama sekali.
Kalau ada hukum, hukum kasih, dan Allah itu kasih.
Kekristenan jalan hidup.
HidupNya Tuhan Yesus.
Bukan jalan hukum.

Kita tidak bisa mengatakan kitab suci kita bukan jalan hukum, karena tidak ada hukum - hukum.
Lagi pula bukan huruf - hurufnya, tapi makna pengertian di dalam huruf - huruf itu.

Jadi kalau ada pertanyaan yang benar, Alkitab πŸ“š itu kitab suci atau kitab berisi kitab suci.
Itu pernah diperdebatkan.
Karena tidak semua kalimat perkataan Tuhan, karena ada kalimat setan juga.

Jadi yang kitab sucinya di mana, kitab sucinya apa?
Kitab sucinya bukan di benda.
Jadi kalau sampai suatu hari Alkitab πŸ“š kita dibakar orang, kita tidak usah marah.
Kamu boleh bakar kitab suci kita, yang suci bukan kitabnya.
Yang suci kebenaran di dalam kitab itu.
Jadi orang bisa membuka Alkitab saja berkata, Firman Tuhan berkata begini, begitu.
Tetapi apakah dia benar dalam mengekstrak dalam mengambil inti dari Alkitab itu.

Ibarat penyulingan harus lewat sebuah proses.
Dari kayu - kayu dan daun - daunnya kayu putih disuling menjadi minyak kayu putih.
Dari pewangian bunga disuling menjadi tetes, minyak Wangi.
Itu tidak bisa main direbus lalu airnya dibuka dengan kran, yang keluar air.
Tapi lewat penyulingan itu menjadi minyak.

Kebenaran itu begitu.
Dari penyulingan proses eksplorasi penggalian isi Alkitab πŸ“š hdilahirkan minyak wangi, itulah Firman.
Jadi tidak sederhana.

Jangan kita menganggap setiap orang yang membawa Alkitab πŸ“š lalu khotbah berdasarkan ayat - ayat itu berarti menyampaikan Firman.
Kita harus bisa membedakan Alkitabiah dan ayatiyah.
Bisa ayat yang dibaca tapi maknanya tidak Alkitabiah.

Karena Kalau Alkitabiah harus ekstraksi inti dari seluruh kebenaran isi Alkitab πŸ“š baru Alkitabiah.
Maka kebenaran itu tidak berbenturan satu ide dengan ide yang lain.
Satu penjelasan dengan penjelasan yang lain tidak mungkin berbenturan pasti konvergensi sinergi satu maksud.

Dan kekristenan jelas intinya satu.
Mengenakan kodrat ilahi, serupa dengan Tuhan Yesus
Sempurna seperti Bapa πŸ’—
Segambar dan serupa dengan Allah pasti ke situ.
Kalau tidak, pasti tidak benar.
Inti keselamatan itu tidak membias ke mana - mana.

Bagaimana kita bisa mengenakan Kekristenan yang murni ?
jangan blunder.
Kekristenan itu jalan hidup.
Jalan hidupnya Tuhan Yesus.
Maka orang harus mengenal kebenaran Firman Tuhan untuk merubah cara berpikir.
Ini perlu kerja keras.
Harus menggali kitab kejadian sampai kitab Wahyu.
Kebenaran - kebenaran itu harus cukup, diakumulasi dikumpulkan sampai tajam pikiran kita untuk mengerti kehendak Allah, berkenan dan sempurna.

Harusnya anak - anak kita sejak kecil sudah belajar kebenaran, diajak dan dibawa ke Surga.
Karena kalau sudah tua susah dibentuk.
Maka harus dimulai dari sekolah minggu, remaja, dan pemuda diajarkan kebenaran dan dibawa ke Surga.

Jadi ada jalan hidup yang harus dikenakan.
Makanya harus mengenal. Pribadi Tuhan Yesus πŸ’—
Melakukan kehendak Bapa itu berurusan dengan Bapa setiap saat.
Dan Roh Kudus, Roh Bapa, Roh Allah itu dalam diri kita.
Kesucian seperti orang membuat kristik.

Apa standar hidup orang Kristen atau orang percaya ?
Standar moral saja tidak cukup.

Orang percaya standarnya harus :
- Sempurna seperti Bapa
- Serupa dengan Tuhan Yesus
- Tidak Bercacat Tidak Bercela.
- Kudus seperti Bapa Kudus, jelas, standarnya.
Jangan bolak balik tidak jelas.

Ciri orang yang ajarannya bias :
Mereka tidak berani mengakui orang percaya harus sempurna seperti Bapa.
Sempurna seperti Bapa bukan kita menyamai Allah.
Tetapi apa yang kita ucapkan, kita pikiran, kita lakukan sesuai dengan kehendak Tuhan.

Serupa dengan Tuhan Yesus πŸ’— artinya : gaya hidup yang Yesus kenakan kita kenakan hari ini.
Dia Allah yang hidup.
Dia Tuhan yang beserta kita.
Dia yang berjanji akan menyertai kita sampai kesudahan zaman.

Begitu kita berdoa langsung Dia dengar.
Kita πŸ‘₯ tidak perlu cari - cari wajah Tuhan.
Kalau Dia berjanji Dia memenuhinya.
Kalau kita serius berdoa, Dia mendengar dan pasti menjawab doa yang berkenan, doa yang sesuai kehendakNya.

Kalau orang tidak mau mendengar kebenaran yang murni, tentu dia berkata
- tidak mungkin sempurna.
- Keselamatan bukan perbuatan baik.
Perbuatan baik tidak menyelamatkan.
Karena Salib status kita dipindahkan.
- Kebaikan orang kayak kain kotor dll.

Tetapi dipindahkan status hidup dalam anugrahNya, kita memiliki jalan hidup.
Jalan hidupnya Tuhan Yesus.
Siapa yang menolak ini, dia menolak Allah.
Tuhan πŸ’— berkata, kamu dipanggil bukan untuk melakukan yang cemar.
Kalau ayat seperti itu bagaimana ditafsirkan? jelas.

Ayat mana yang mau ditunjukkan kita boleh hidup suka - suka kita?
Tidak ada....
Semua ayat pasti menunjuk harus seperti Yesus.
Roma 8 : 28 - 29
1 Petrus 1 : 16 - 17
Walaupun kita belum sempurna.
Tetapi dengan belajar kebenaran sama - sama kita bertumbuh.
Jadi blunder...

Coba lihat banyak khotbah yang tidak jauh beda dengan motivator.
Tidak jelas.
Memang tidak mengajarkan mencuri, berzinah, membunuh, dan jahat.

Perbuatan baik memang tidak menyelamatkan tanpa Salib Yesus πŸ’— dan darah Yesus.
Tetapi setelah terima Yesus, kita harus hidup Kudus dan sempurna seperti Bapa.

Sekarang kita harus keluar dari dunia, jangan menoleh ke belakang.
Jangan dituai dunia, tapi dituai Tuhan πŸ’—
Maka belajar kebenaran untuk mengenakan standar Tuhan.
Itu kesucianNya.

Sekarang gereja, dan orang - orang Kristen blunder standar apa yang dikenakan?
Untuk mengantisipasi untuk suasana meneduhkan ia menggunakan keselamatan bukan perbuatan baik, karena anugrah.
Dan kalimat itu diartikan salah.

Tapi kita jelas
Sempurna seperti Bapa πŸ’—
Serupa dengan Tuhan Yesus
Hidup tidak bercacat tidak bercela.
Jelas arahnya.
Kalau kita memiliki target ini mengarahkan hidup kita ke arah ini, maka kebenaran akan mengikuti kita.

Banyak hal - hal ajaib  dibukakan.
Bukan soal benar salah.
Bukan soal haram halal
Bukan soal boleh tidak boleh.
Tetapi mengapa begitu ?
Dan disingkapkan, dah herannya tidak pernah habis.
Minggu ke minggu ada saja hal yang baru.

Dan ini perjalanan yang luar biasa menakjubkan...
Jika arah kita betul - betul. Menuju kesempurnaan,
1. Kebenaran akan mengikutinya.
2. Kalau kita punya target benar - benar ke arah kesempurnaan Tuhan akan dirasakan kehadiranNya.
Karena cocok, Karena setuju, Karena ini kehendakNya.

Tapi kalau kita tidak punya, arah yang jelas, bagaimana Roh Kudus memimpin kita?
3. Ketika kita jadikan Kekudusan tujuan hidup kita.
Keindahan dunia menjadi pudar.
Dulu kita tertarik banyak barang dan hal - hal.
Sekarang tidak lagi, bukan karena dinasehati orang, bukan karena diancam - ancam, juga bukan miskin tidak bisa membeli.
Tetapi selera kita berubah.
Ajaib, kita harus mengalaminya.
Kalau titik yang sempurna seperti Bapa standarnya, ajaib, keindahan dunia 🌏 menjadi pudar di mata kita.

Kita masih bisa menikmati semua, tetapi tidak seperti dulu, jadi kagum.
Kalau tujuan kita sempurna seperti ini, maka kerinduan kita membawa orang mencapai itu.
Yang tidak bisa makan kita kasih makan, yang tidak punya baju kita bantu.
Tapi bukan sekedar bisa pakai baju.

Kita bisa arahkan mereka untuk kehidupan yang berkenan, dan kepada kesempurnaan.
Kita memang tetap harus, menolong semua orang,  tapi final goalnya apa?

Untuk anak - anak kita, kita tidak terlalu bangga mereka sukses.
Yang terpenting, apakah mereka bersama papa mama di surga ?
Anak - anak kita boleh hebat dan sukses.
Tetapi apakah mereka mencontoh kehidupan Yesus ?
Kalau tidak.... kuratapi.

Kita bukan hanya membesarkan anak jadi sarjana, doktor, tetapi kita harus membimbing kesucian mereka ke sempurnaan dan seperti Yesus πŸ’—
Kita tidak bisa mengajak orang sempurna, kalau kita sendiri tidak bertumbuh sempurna seperti Yesus.

Kalau tujuan kita hanya Tuhan dan kesempurnaanNya, kita bisa merasakan damai sejahtera Tuhan.
Belum menginjak Surga, tetapi sudah merasakan suasana Surga.

Tidak mungkin Tuhan tidak memberikan kita reward.
Tuhan πŸ’— mau kasih kita sesuatu yang indah.
Bapa akan memberikan sukacita lebih dari rumah mewah, mobil mewah, atau apapun.
Lebih dari tender besar, damai sejahtera Allah yang luar biasa.
Tuhan juga akan menambahkan hikmat - hitmat untuk menemukan kebenaran.
Ini tidak ada bukunya.
Bukunya di hati Tuhan.
Sumber kebenaranNya tidak pernah habis.

Semua ayat mengarahkan seperti Yesus.
Roma 8 : 28 - 29
1 Petrus 1 : 16 - 17
Walaupun kita belum sempurna.
Tetapi dengan belajar kebenaran sama - sama kita bertumbuh.

Coba lihat banyak khotbah yang tidak jauh beda dengan motivator.
Tidak jelas.
Memang tidak mengajarkan mencuri, berzinah, dan membunuh.
Memang tidak jahat.
Perbuatan baik menang tidak mennyelamatkan tanpa Salib Yesus πŸ’—
Tetapi setelah terima Yesus, harus sempurna  seperti Bapa.

Kita di ujung zaman kita harus orisinil.
Fokuslah kebenaran yang Tuhan titipkan.
Tuhan itu mono.
Satu di luar kebenaran palsu.

Proyeksi Tuhan πŸ’— bukan menjadi anggota masyarakat tetapi anggota keluarga Kerajaan.
Kalau kita tidak fokus, kita
tidak sampai titik yang kita capai.
Disingkatnya umur hidup ini tidak ada sukacita kecuali ini.

JBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar