Pada akhirnya tujuan hidup kita atau goal yang harus kita capai dalam hidup ini adalah “melakukan kehendak Bapa”.
Kunci untuk dapat melakukan kehendak Bapa 💗 adalah selalu memperkarakan apakah yang kita pikiran, kita ucapkan dan kita lakukan selalu sesuai dengan kehendak Bapa atau tidak.
Seharusnya, kita sudah tidak lagi banyak berbicara, tetapi banyak berdiam diri untuk mengoreksi diri dan selalu memperkarakan keberadaan kita 👥 di hadapan Tuhan.
Dengan demikian keyakinan kita terhadap keberadaan Allah akan menyita hidup kita.
Hal ini sama dengan Abraham, percayanya kepada Allah membuat hidup Abraham tersandera. Abraham hidup dalam kehendak Allah 💗
Hidup Abraham pasti tidak dapat dimengerti oleh orang-orang yang hidup sezamannya.
Mereka bertanya-tanya: Apa yang terjadi atas kehidupan orang ini?
Menegaskan kebenaran yang kita pelajari ini, perlu kita memperhatikan Yohanes 6:29-38.
Dalam ayat 30, orang-orang Yahudi meminta jaminan: “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan?” Mereka ingin memperoleh jaminan untuk memercayai Yesus.
Mereka 👥★ membandingkan Yesus dengan Musa yang memberikan roti di padang gurun.
Bangsa Israel percaya kepada Musa dan mengikuti hukum yang diberikan oleh Musa, karena mereka melihat keajaiban yang Musa lakukan, yaitu memberi roti.
Mereka berkata: Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari surga.” (ay. 31). Di balik pernyataan tersebut, mereka mau bertanya: “apa yang dapat diberikan Yesus kepada kami?”
Tuhan Yesus menjawab:
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari surga (Yoh. 6:32).
VDari pernyataan ini, Yesus membuka suatu rahasia kehidupan zaman anugerah, bahwa zaman sekarang bukan lagi zaman di mana fokus dan orientasi orang pada pemenuhan kebutuhan jasmani.
Ini adalah zaman anugerah, di mana manusia 👥 diberi kesempatan untuk dikembalikan ke rancangan Allah semula, menemukan kembali kemuliaan Allah yang hilang, mengenakan kodrat Ilahi atau mengambil bagian dalam kekudusan Allah, yang sama dengan serupa dengan Yesus, di mana Yesus menjadi role model-nya.
Dari pernyataan di atas, Yesus hendak menyatakan bahwa di zaman anugerah ini manusia harus sudah memahami bahwa sesungguhnya Allah Bapa 💗→ yang memberi berkat dan perlindungan, karena Dialah yang mempunyai segala kuasa dan kemuliaan dan Kerajaan.
Bukan Musa yang memberikan roti, tetapi Bapa di surga dan roti yang sesungguhnya yang hendak diberikan kepada manusia adalah Diri Yesus 💗 sendiri.
Dari pernyataan Yesus tersebut, Ia hendak membawa mereka kepada suasana baru kehidupan zaman anugerah.
Di zaman anugerah ini, hidup keberagamaan yang dipandu hukum dan masih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan jasmani, harus digantikan dengan hidup dalam jalan Tuhan yang dipandu oleh Roh Kudus dan orientasi hidup pada kekekalan, yaitu dunia yang akan datang di langit baru dan bumi 🌏 yang baru.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus 💗 mengatakan dengan jelas: Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya; kumpulkan harta di surga, bukan di bumi dan lain sebagainya. Paulus pun mengatakan agar orang percaya memikirkan perkara-perkara yang di atas bukan yang di bumi.
Perjanjian baru mengarahkan umat untuk hidup sempurna seperti Bapa 💗 atau serupa dengan Yesus dan memikirkan perkara-perkara yang di atas.
Hal ini sama dengan pencarian roti yang dapat binasa digantikan dengan roti yang tidak dapat binasa. Jika seseorang makan roti yang tidak dapat binasa yaitu Yesus, yang artinya mengenakan hidup-Nya maka seseorang baru dapat melakukan kehendak Bapa sesuai standar Tuhan Yesus.
Tuhan Yesus berkata: Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia.” (Yoh. 6: 33). Meresponi ucapan Tuhan Yesus 💗 tersebut, orang-orang Yahudi bertanya kepada Tuhan Yesus: “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi (Yoh. 6:34-35).
Sangat jelas sekali Tuhan Yesus menyatakan bahwa pada zaman anugerah ini Allah 💗 menyediakan berkat yang lebih bernilai dari berkat yang nenek moyang bangsa Israel pernah terima.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus menghendaki agar mereka mencari Tuhan karena melihat tanda (Yun. semeion), bukan karena roti fana yang dapat binasa.
JBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar